Professional Documents
Culture Documents
1
ISSN 1907-8811
Moh. Nasih *
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
ABSTRACT
The financial statements are believed provide information about the company's performance and
prospects. The issue of which accounting performance measure, earnings or cash flows, is a better predictor of
firm performance has been of interest in the accounting literature. This study examines information content of
earnings and cash flows from operation indirectly by looking at the difference in market reaction. There are two
scenarios that are used in this study. First, we examine market reaction to financial statement announcement
when there is a decline in earnings and cash flows from operation. Second, we test market reaction when there is
increasing earnings and decreasing cash flows from operation. This study found that there is positive market
reaction to financial statements announcement, but there is no reaction to the first scenario and react positively
to the second scenario. These results indicate that earnings have more information content than cash flows from
operation, or capital market isnot efficient decisionally.
Keywords: abnormal return, cash flows from operation, earnings, information content, market efficiency
23
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 24-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811
24
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 25-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811
terhadap ekuitas selama satu periode. Disisi lain, digunakan untuk melakukan analisis atas kinerja
return saham perusahaan merepresentasikan ukuran perusahaan dan prospek perusahaan. Ball dan
pasar terhadap kinerja bottom line perusahaan Brown (1968) membuat sebuah karya fenomenal
selama satu periode waktu. yang mencoba untuk menunjukkan manfaat dari
laba akuntansi. Ball dan Brown (1968)
Terdapat 3 kerangka teori yang
menunjukkan bahwa ternyata laba akuntansi
mengaitkan antara laba dan harga saham
memiliki information content. Keduanya
sebagaimana yang dijelaskan dalam Nichols dan
menunjukkan bahwa harga saham merespon
Wahlen (2004), yaitu:
terhadap perubahan laba. Ball (1978) menemukan
1. Laba saat ini memberikan informasi untuk
adanya abnormal return yang sistematis di sekitar
memprediksi laba periode yang akan
pengumuman laba. Namun Ball (1978) juga
datang, yang
memberikan catatan atas temuannya bahwa hasil
2. Memberikan informasi untuk
sistematis atas abnormal return tersebut bisa jadi
mengembangkan ekspektasi tentang
disebabkan oleh kelemahan dalam model penetapan
dividen dimasa mendatang, yang
harga aset (asset pricing model) dalam menentukan
3. Memberikan informasi untuk menentukan
abnormal return dan portofolio pasar. Alasannya
nilai saham yang merepresentasikan nilai
karena model penetapan harga aset tersebut tidak
sekarang dari ekspektasi dividen yang
memasukkan unsur laba dalam perhitungannya.
akan diterima di masa mendatang.
Namun catatan ini dibantah oleh Watts (1978) yang
Ketiga keterkaitan tersebut melakukan pengukuran terhadap abnormal return
mengimplikasikan bahwa informasi laba akuntansi dengan beberapa metode. Watts (1978) menemukan
akan mendorong investor untuk mengubah bahwa terdapat return yang signifikan setelah
ekspektasi mereka tentang dividen di masa pengumuman laba dan signifikansi return ini bukan
mendatang, dan perubahan ekspektasi ini disebabkan oleh kelemahan dari model penetapan
seharusnya direspon oleh pasar melalui perubahan harga aset.
nilai pasar perusahaan. Berikut ini digambarkan
Penelitian Dechow (1994) menemukan
keterkaitan antara harga saham dan laba akuntansi.
bahwa dalam jangka pendek, laba memiliki asosiasi
yang lebih kuat terhadap return saham
Gambar 1.
dibandingkan dengan arus kas bersih atau arus kas
Tiga Keterkaitan Laba dan Return Saham
operasi. Nichols dan Wahlen (2004) menemukan
bahwa besarnya perubahan laba membawa
informasi yang penting yang tercermin pada
perubahan return. Disisi lain, perubahan arus kas
operasi kurang memberikan informasi
dibandingkan dengan perubahan laba akuntansi.
Lebih lanjut Nichols dan Wahlen (2004)
menunjukkan bahwa harga saham bereaksi dengan
cepat terhadap informasi baru yang terdapat dalam
laba kuartalan. Dalam skala internasional, Bartov,
Goldberg dan Kim (2001) menunjukkan bahwa
angka laba memiliki kekuatan penjelas yang lebih
besar terhadap return saham dibandingkan dengan
arus kas berdasarkan penelitian di negara Amerika
Keterkaitan teoretis antara laba Serikat, Inggris, Kanada, Jerman dan Jepang.
dividennilai saham sebagaimana gambar 1 H1: Terdapat reaksi pasar di sekitar pengumuman
menggarisbawahi alasan investor seringkali laba
menggunakan rasio penilaian berdasarkan laba,
seperti price-earnings ratio. Keterkaitan ini Manfaat Informasi Arus Kas Operasi
membantu menjelaskan mengapa banyak partisipan Cash is a king merupakan jargon yang
pasar modal memberikan banyak perhatian yang sering didengar di bidang keuangan. Sebelum
pada angka laba. Disamping itu, kompensasi dan laporan arus kas diwajibkan oleh Standar Akuntansi
remunerasi dewan direksi dan manajer seringkali Keuangan, informasi laba akuntansi menjadi satu-
juga menggunakan laba sebagai variabel utama satunya angka yang diharapkan dapat memberikan
disamping sebagai salah satu penentuan reward dan ilustrasi tentang prospek perusahaan di masa
punishment. mendatang. Namun, kebutuhan akan informasi
tentang arus kas perusahaan semakin mengemuka
Beberapa studi menunjukkan bahwa laba
hingga akhirnya setiap laporan keuangan harus
akuntansi tetap menjadi variabel yang banyak
25
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 26-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811
disajikan pula informasi arus kas. Informasi arus Alasan ketiga, laba akuntansi tidak
kas ini seringkali diklaim sebagai informasi yang memberikan informasi secara tepat waktu karena
sesungguhnya dibutuhkan sebagai dasar pelaporan laba akuntansi mengikuti regulasi yang
pengambilan keputusan investasi dan kredit. ditetapkan baik oleh peraturan perundang-undangan
Investor menggunakan laporan keuangan dan Bapepam, yaitu tiap triwulan dan tahunan,
untuk memprediksi profitabilitas dimasa sedangkan arus informasi yang masuk ke pasar
mendatang. Investor berkepentingan untuk menilai modal datang terus-menerus. Ketiga alasan tersebut
pertumbuhan harga saham perusahaan dan yang menyebabkan pengumuman laba dipandang
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. tidak tepat waktu (Ball dan Shivakumar, 2008).
Kreditor menggunakan laporan keuangan untuk Bernstein (1993) menyatakan bahwa laba
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bersih (net income), sebagai salah satu ukuran
kewajibannya. Baik investor dan kreditor, keduanya kinerja, lebih rentan terhadap distorsi dibandingkan
membutuhkan informasi arus kas untuk menilai dengan arus kas operasi (cash flow from
prospek dan kemampuan perusahaan. operations). Hal ini disebabkan oleh sistem akrual
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi yang menghasilkan angka laba berisikan akrual,
Keuangan (PSAK) dinyatakan bahwa informasi penangguhan (deferral), alokasi dan valuasi yang
tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi semuanya mengandung tingkat subyektivitas yang
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk lebih tinggi dibandingkan arus kas operasi. Itulah
menilai kemampuan perusahaan dalam sebabnya para analis lebih sering menghubungkan
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai arus kas operasi dengan laba bersih sebagai salah
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas satu pertimbangan untuk menguji kualitas laba.
tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan Dengan kata lain, suatu perusahaan dengan laba
ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi bersih yang tinggi dan arus kas yang rendah diduga
terhadap kemampuan perusahaan dalam menggunakan pengakuan laba atau biaya akrual
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian dalam pelaporannya.
perolehannya. Beberapa penelitian telah menunjukkan
Perdebatan tentang pentingnya angka bahwa laba akuntansi memiliki kandungan
akuntansi (dalam hal ini laba) telah berlangsung informasi yang lebih besar dibandingkan arus kas.
cukup lama. Beberapa pendekatan analitis Graham et al. (1962) sebagaimana dikutip oleh
meragukan manfaat angka laba akuntansi dengan Sloan (1996) menyatakan bahwa informasi yang
alasan bahwa angka laba tidak dapat didefinisikan terkandung dalam laba saat ini dan komponen-
secara substantif sehingga laba menjadi kehilangan komponennya sangat penting dalam mengestimasi
makna. earnings power perusahaan dimasa mendatang.
Terdapat banyak alasan yang mendorong Namun, beberapa penelitian mengemukakan bahwa
munculnya argumentasi bahwa angka laba para pelaku pasar baik yang profesional maupun
akuntansi kurang memberikan makna dalam yang tidak profesional mungkin tidak sepenuhnya
pengambilan keputusan. Alasan pertama karena dapat memahami informasi yang terkandung dalam
laba akuntansi tidak memberikan informasi yang akrual (Sloan, 1996). Sloan (1996) juga
tepat waktu. Banyak sumber informasi lain yang menemukan bahwa koefisien regresi yang
bisa memberikan informasi lebih cepat menghubungkan laba saat ini dengan laba periode
dibandingkan laba akuntansi, seperti informasi berikutnya secara signifikan lebih kecil
tentang kinerja makro ekonomi, informasi tentang dibandingkan dengan koefisien regresi yang
industri, informasi yang diterbitkan oleh asosiasi, menghubungkan laba periode berikutnya dengan
analis, harga saham, nilai tukar dan sebagainya. arus kas saat ini. Hasil yang sama juga ditemukan
Partisipan pasar menggunakan seluruh informasi oleh Xie (2001).
yang dimilikinya untuk membentuk ekspektasi Hasil penelitian Consler, Lepak dan
tentang kinerja perusahaan. Havranek (2011) menyimpulkan bahwa cash flow
Kedua, laba akuntansi merupakan hasil per share merupakan prediktor yang lebih baik
dari penerapan prinsip dan praktik akuntansi berupa untuk dividends per share jika dibandingkan
pengakuan yang menampilkan hasil aktual yang dengan earnings per share. Meskipun Consler,
telah diperoleh tanpa memasukkan unsur ekspektasi Lepak dan Havranek (2011) tidak bisa
tentang hasil mendatang. Meskipun konsep akrual menunjukkan seberapa baik cash flow per share
memperkenalkan ekspektasi masa depan, namun mengungguli earnings per share, namun hal ini
angka-angka pembentuk akrual masih merupakan menunjukkan bahwa seharusnya investor
variabel yang menggunaan angka historis. memberikan perhatian lebih pada informasi arus
Sebaliknya, harga saham menunjukkan angka yang kas dibandingkan laba dalam melakukan valuasi.
terbentuk berdasarkan ekspektasi investor. Oleh karena itu, investor seharusnya tetap
26
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 27-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811
merespon positif terhadap penurunan laba yang menjadi sampel perusahaan ini sebanyak 115
diikuti dengan peningkatan arus kas. perusahaan untuk menguji hipotesis ke-1. Untuk
H2: terdapat reaksi pasar negatif terhadap menguji hipotesis ke-2, yaitu menguji reaksi pasar
pengumuman laporan keuangan yang perusahaan yang mengalami penurunan laba dan
mengalami penurunan laba dan penurunan penurunan arus kas operasi, jumlah perusahaan
arus kas operasi yang digunakan sebanyak 25 perusahaan.
H3: terdapat reaksi pasar negatif terhadap Sedangkan hipotesis ke-3 yang menguji reaksi
pengumuman laporan keuangan yang pasar terhadap perusahaan-perusahaan yang
mengalami peningkatan laba dan penurunan mengalami peningkatan laba dan penurunan arus
arus kas operasi kas operasi sebanyak 32 perusahaan.
27
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 28-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811
28
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 29-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811
29
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 30-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811
30