You are on page 1of 8

Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 23-83 Vol. 2. No.

1
ISSN 1907-8811

RELEVANSI INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI

Moh. Nasih *
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

ABSTRACT

The financial statements are believed provide information about the company's performance and
prospects. The issue of which accounting performance measure, earnings or cash flows, is a better predictor of
firm performance has been of interest in the accounting literature. This study examines information content of
earnings and cash flows from operation indirectly by looking at the difference in market reaction. There are two
scenarios that are used in this study. First, we examine market reaction to financial statement announcement
when there is a decline in earnings and cash flows from operation. Second, we test market reaction when there is
increasing earnings and decreasing cash flows from operation. This study found that there is positive market
reaction to financial statements announcement, but there is no reaction to the first scenario and react positively
to the second scenario. These results indicate that earnings have more information content than cash flows from
operation, or capital market isnot efficient decisionally.

Keywords: abnormal return, cash flows from operation, earnings, information content, market efficiency

PENDAHULUAN tersedia baik dari analis maupun departemen


perindustrian dan lain-lain, namun angka-angka
Menurut American Institute of Certified yang tercermin dalam laporan keuanga masih
Public Accountant (AICPA), akuntansi dipandang penting oleh investor. Booming atas
(accountancy) is the art of recording, clasiffying, pentingnya the accounting numbers diawali dengan
and summarizing in a significant manner and in hasil penelitian Ball dan Brown (1968) yang
terms of money, transactions and events which are, membawa pengaruh besar pada riset-riset dibidang
in part at least, of financial character, and akuntansi. Hasil penelitian keduanya membuka
interpreting the results ther off. Akuntansi mata bahwa ternyata informasi akuntansi mendapat
merupakan proses mengkomunikasikan informasi respon di pasar modal.
keuangan suatu entitas bisnis kepada para pengguna Investor yang rasional sangat
seperti para memegang saham dan manajer (Elliot berkepentingan dengan kesejahteraan mereka.
& Elliot, 2004: 3). Saat ini, selain sebagai ilmu Dalam konteks investasi, kesejahteraan investor
pengetahuan, akuntansi dikenal sebagai the bersumber dari pembagian dividen dan capital
language of business karena perannya yang sangat gain. Oleh karena itu, harga saham seharusnya
strategis sebagai media komunikasi dan informasi mencerminkan nilai sekarang (present value) dari
atas laporan keuangan suatu entitas bisnis. dividen yang diharapkan akan dibayarkan di masa
Informasi yang dikomunikasikan kepada banyak yang akan datang. Perubahan atas ekspektasi
pihak diringkas dalam bentuk laporan keuangan pembayaran dividen ini akan mengubah harga
yang penyusunannya ditujukan untuk: pertama, saham. Meskipun dividen sangat tergantung pada
menyediakan informasi yang berguna untuk laba (earnings) yang diperoleh perusahaan, namun
pengambilan keputusan ekonomi secara rasional dividen itu sendiri merupakan ekspektasi arus kas
dalam hal investasi, kredit, dan pengambilan (cash flow) yang akan diterima oleh investor.
keputusan sejenis; kedua, membantu pengguna Dengan kata lain, harga saham dipengaruhi oleh
ungtuk melakukan penilaian serta ketidakpastian ekspektasi investor tentang arus kas yang akan
arus kas; ketiga, menyediakan informasi tentang diterimanya di masa mendatang.
sumberdaya ekonomi, dan claims berikut
perubahan yang terjadi. Perdebatan tentang kandungan informasi
(information content) laba dan arus kas telah
Informasi akuntansi pada umumnya banyak mewarnai dunia penelitian di bidang
berbentuk angka-angka keuangan yang dikenal
akuntansi. Board dan Day (1989) menyatakan
sebagai accounting numbers. Accounting numbers
diyakini sebagai angka yang memberikan informasi bahwa laba memiliki peran penting dalam proses
tentang kinerja dan prospek perusahaan. Meskipun penilaian harga saham. Laba akuntansi bisa
dewasa ini informasi mengenai perusahaan banyak digunakan sebagai surogasi dari arus kas mendatan

23
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 24-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811

(future cash flows). Justifikasi yang disampaikan KERANGKA TEORITIS


oleh Board dan Day (1989) adalah karena laba
merupakan hasil pencatatan menggunakan Kandungan Informasi Laba
historical cost accounting dan merupakan sebuah Ada banyak alasan mengapa seseorang
ukuran standar yang digunakan oleh semua melakukan investasi. Dari sekian banyak alasan,
alasan terpenting adalah untuk memperoleh
perusahaan dan seringkali digunakan sebagai
pengembalian (return) baik dalam bentuk
variabel yang dianalisis baik oleh media maupun keuntungan atau laba (return on investment)
literatur akuntansi. Lebih jauh lagi, laba saat ini maupun pengembalian atas investasi yang telah
dipandang mampu memberikan informasi ditanamkan (return of investment). Karena tujuan
mengenai laba mendatang (future earnings) dan berinvestasi adalah mencari keuntungan, maka
dividen. Board dan Day (1989) juga menemukan informasi tentang keuntungan perusahaan (laba)
bahwa laba lebih direspon oleh pasar dibandingkan tempat beinvestasi merupakan bahan utama dan
arus kas. dasar pertimbangan pertama pengambilan
keputusan investasi. Secara sederhana, proses
Namun, kewajiban untuk menyampaikan pengambilan keputusan keputusan yang rasional
laporan arus kas sebagai bagian yang tidak mengikuti 5 tahapan yakni:
terpisahkan dari laporan keuangan menyisakan
pertanyaan apakah laporan arus kas membawa 1. Mengumpulkan informasi baik
informasi yang relevan bagi pengambil keputusan informasi/data historis maupun yang
dan investor. Para analis berargumentasi bahwa lainnya.
informasi arus kas lebih penting karena tidak 2. Membuat prediksi secara spesifik
mengandung komponen akrual. Sebaliknya, laba
mengandung komponen akrual yang setiap 3. Memilih satu dari sekian alternatif yang
perusahaan bisa memilih metode akuntansi yang tersedia
diminatinya sehingga manajer bisa memanipulasi 4. Mengimplementasikan keputusan yang
akrual untuk mengubah labanya (Wilson, 1986). diambil
Meskipun argumentasi tentang pentingnya 5. Mengevaluasi hasil dari keputusan yang
informasi arus kas sedemikian kuat, namun hasil diambil dan diimplementasikan.
penelitian tentang kandungan informasi arus kas
tidak konsisten (lihat Rayburn, 1986; Wilson, 1986, Setiap investor, analis dan juga pengamat
Bernard dan Strober, 1989; Penman dan Yehuda, senantiasa memandang dan menganalisis laba yang
2009). Sebaliknya, Bernard dan Thomas (1990) dilaporkan oleh perusahaan. Laba dipandang
menyatakan bahwa bottom line historical cost sebagai salah satu variabel penting yang digunakan
earnings tidak hanya sulit untuk dikalahkan untuk valuasi saham. Laba yang bagus diyakini
tetapi juga sulit untuk membuktikan secara nyata akan mendorong peningkatan harga saham.
bahwa data akuntansi lainnya membawa informasi Pengguna laporan keuangan seringkali
melebihi informasi yang disajikan oleh laba. menggunakan istilah bottom line yang merujuk
Perdebatan yang terjadi di dunia akademisi dan pada laba (profitabilitas) perusahaan. Profitabilitas
peneliti ini bisa jadi karena hasil penelitian yang perusahaan sangat penting bagi investor dan
tidak konsisten. Ketidakkonsistensian ini bisa jadi kreditor karena profitabilitas dipandang sebagai
timbul karena faktor efisiensi pasar yang berbeda- kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
beda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji reaksi kesejahteraan. Secara teori, laba bersih memberikan
pasar terhadap pengumuman laporan keuangan. indikasi kemampuan perusahaan untuk
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian menghasilkan laba dan arus kas di masa
ini meneliti bagaimana reaksi pasar jika laba dan mendatang.
arus kas operasi perusahaan sama-sama mengalami Laba juga mencerminkan tingkat
penurunan dan bagaimana reaksi pasar jika laba kesehatan keuangan sebuah perusahaan serta
perusahaan meningkat namun arus kas operasinya kinerja profitabilitas yang berhasil diraih
mengalami penurunan. Tujuan dari penelitian ini perusahaan selama kurun waktu tertentu. Angka
adalah untuk melihat secara tidak langsung apakah laba perusahaan merupakan ukuran akuntansi
informasi arus kas operasi menjadi salah satu tentang laba atau rugi perusahaan yang diperoleh
variabel yang dipertimbangkan oleh investor dalam dari aktivitas dan peristiwa bisnis selama satu
pengambilan keputusan investasi. Dengan kata lain, triwulan atau satu tahun. Angka laba ini disajikan
penelitian ini menguji apakah informasi arus kas dengan memasukkan unsur akrual dalam
operasi memiliki information content tentang pengakuannya. Laba sebuah perusahaan juga
prospek perusahaan dimasa mendatang. merepresentasikan perubahan nilai perusahaan

24
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 25-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811

terhadap ekuitas selama satu periode. Disisi lain, digunakan untuk melakukan analisis atas kinerja
return saham perusahaan merepresentasikan ukuran perusahaan dan prospek perusahaan. Ball dan
pasar terhadap kinerja bottom line perusahaan Brown (1968) membuat sebuah karya fenomenal
selama satu periode waktu. yang mencoba untuk menunjukkan manfaat dari
laba akuntansi. Ball dan Brown (1968)
Terdapat 3 kerangka teori yang
menunjukkan bahwa ternyata laba akuntansi
mengaitkan antara laba dan harga saham
memiliki information content. Keduanya
sebagaimana yang dijelaskan dalam Nichols dan
menunjukkan bahwa harga saham merespon
Wahlen (2004), yaitu:
terhadap perubahan laba. Ball (1978) menemukan
1. Laba saat ini memberikan informasi untuk
adanya abnormal return yang sistematis di sekitar
memprediksi laba periode yang akan
pengumuman laba. Namun Ball (1978) juga
datang, yang
memberikan catatan atas temuannya bahwa hasil
2. Memberikan informasi untuk
sistematis atas abnormal return tersebut bisa jadi
mengembangkan ekspektasi tentang
disebabkan oleh kelemahan dalam model penetapan
dividen dimasa mendatang, yang
harga aset (asset pricing model) dalam menentukan
3. Memberikan informasi untuk menentukan
abnormal return dan portofolio pasar. Alasannya
nilai saham yang merepresentasikan nilai
karena model penetapan harga aset tersebut tidak
sekarang dari ekspektasi dividen yang
memasukkan unsur laba dalam perhitungannya.
akan diterima di masa mendatang.
Namun catatan ini dibantah oleh Watts (1978) yang
Ketiga keterkaitan tersebut melakukan pengukuran terhadap abnormal return
mengimplikasikan bahwa informasi laba akuntansi dengan beberapa metode. Watts (1978) menemukan
akan mendorong investor untuk mengubah bahwa terdapat return yang signifikan setelah
ekspektasi mereka tentang dividen di masa pengumuman laba dan signifikansi return ini bukan
mendatang, dan perubahan ekspektasi ini disebabkan oleh kelemahan dari model penetapan
seharusnya direspon oleh pasar melalui perubahan harga aset.
nilai pasar perusahaan. Berikut ini digambarkan
Penelitian Dechow (1994) menemukan
keterkaitan antara harga saham dan laba akuntansi.
bahwa dalam jangka pendek, laba memiliki asosiasi
yang lebih kuat terhadap return saham
Gambar 1.
dibandingkan dengan arus kas bersih atau arus kas
Tiga Keterkaitan Laba dan Return Saham
operasi. Nichols dan Wahlen (2004) menemukan
bahwa besarnya perubahan laba membawa
informasi yang penting yang tercermin pada
perubahan return. Disisi lain, perubahan arus kas
operasi kurang memberikan informasi
dibandingkan dengan perubahan laba akuntansi.
Lebih lanjut Nichols dan Wahlen (2004)
menunjukkan bahwa harga saham bereaksi dengan
cepat terhadap informasi baru yang terdapat dalam
laba kuartalan. Dalam skala internasional, Bartov,
Goldberg dan Kim (2001) menunjukkan bahwa
angka laba memiliki kekuatan penjelas yang lebih
besar terhadap return saham dibandingkan dengan
arus kas berdasarkan penelitian di negara Amerika
Keterkaitan teoretis antara laba Serikat, Inggris, Kanada, Jerman dan Jepang.
dividennilai saham sebagaimana gambar 1 H1: Terdapat reaksi pasar di sekitar pengumuman
menggarisbawahi alasan investor seringkali laba
menggunakan rasio penilaian berdasarkan laba,
seperti price-earnings ratio. Keterkaitan ini Manfaat Informasi Arus Kas Operasi
membantu menjelaskan mengapa banyak partisipan Cash is a king merupakan jargon yang
pasar modal memberikan banyak perhatian yang sering didengar di bidang keuangan. Sebelum
pada angka laba. Disamping itu, kompensasi dan laporan arus kas diwajibkan oleh Standar Akuntansi
remunerasi dewan direksi dan manajer seringkali Keuangan, informasi laba akuntansi menjadi satu-
juga menggunakan laba sebagai variabel utama satunya angka yang diharapkan dapat memberikan
disamping sebagai salah satu penentuan reward dan ilustrasi tentang prospek perusahaan di masa
punishment. mendatang. Namun, kebutuhan akan informasi
tentang arus kas perusahaan semakin mengemuka
Beberapa studi menunjukkan bahwa laba
hingga akhirnya setiap laporan keuangan harus
akuntansi tetap menjadi variabel yang banyak

25
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 26-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811

disajikan pula informasi arus kas. Informasi arus Alasan ketiga, laba akuntansi tidak
kas ini seringkali diklaim sebagai informasi yang memberikan informasi secara tepat waktu karena
sesungguhnya dibutuhkan sebagai dasar pelaporan laba akuntansi mengikuti regulasi yang
pengambilan keputusan investasi dan kredit. ditetapkan baik oleh peraturan perundang-undangan
Investor menggunakan laporan keuangan dan Bapepam, yaitu tiap triwulan dan tahunan,
untuk memprediksi profitabilitas dimasa sedangkan arus informasi yang masuk ke pasar
mendatang. Investor berkepentingan untuk menilai modal datang terus-menerus. Ketiga alasan tersebut
pertumbuhan harga saham perusahaan dan yang menyebabkan pengumuman laba dipandang
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. tidak tepat waktu (Ball dan Shivakumar, 2008).
Kreditor menggunakan laporan keuangan untuk Bernstein (1993) menyatakan bahwa laba
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bersih (net income), sebagai salah satu ukuran
kewajibannya. Baik investor dan kreditor, keduanya kinerja, lebih rentan terhadap distorsi dibandingkan
membutuhkan informasi arus kas untuk menilai dengan arus kas operasi (cash flow from
prospek dan kemampuan perusahaan. operations). Hal ini disebabkan oleh sistem akrual
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi yang menghasilkan angka laba berisikan akrual,
Keuangan (PSAK) dinyatakan bahwa informasi penangguhan (deferral), alokasi dan valuasi yang
tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi semuanya mengandung tingkat subyektivitas yang
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk lebih tinggi dibandingkan arus kas operasi. Itulah
menilai kemampuan perusahaan dalam sebabnya para analis lebih sering menghubungkan
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai arus kas operasi dengan laba bersih sebagai salah
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas satu pertimbangan untuk menguji kualitas laba.
tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan Dengan kata lain, suatu perusahaan dengan laba
ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi bersih yang tinggi dan arus kas yang rendah diduga
terhadap kemampuan perusahaan dalam menggunakan pengakuan laba atau biaya akrual
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian dalam pelaporannya.
perolehannya. Beberapa penelitian telah menunjukkan
Perdebatan tentang pentingnya angka bahwa laba akuntansi memiliki kandungan
akuntansi (dalam hal ini laba) telah berlangsung informasi yang lebih besar dibandingkan arus kas.
cukup lama. Beberapa pendekatan analitis Graham et al. (1962) sebagaimana dikutip oleh
meragukan manfaat angka laba akuntansi dengan Sloan (1996) menyatakan bahwa informasi yang
alasan bahwa angka laba tidak dapat didefinisikan terkandung dalam laba saat ini dan komponen-
secara substantif sehingga laba menjadi kehilangan komponennya sangat penting dalam mengestimasi
makna. earnings power perusahaan dimasa mendatang.
Terdapat banyak alasan yang mendorong Namun, beberapa penelitian mengemukakan bahwa
munculnya argumentasi bahwa angka laba para pelaku pasar baik yang profesional maupun
akuntansi kurang memberikan makna dalam yang tidak profesional mungkin tidak sepenuhnya
pengambilan keputusan. Alasan pertama karena dapat memahami informasi yang terkandung dalam
laba akuntansi tidak memberikan informasi yang akrual (Sloan, 1996). Sloan (1996) juga
tepat waktu. Banyak sumber informasi lain yang menemukan bahwa koefisien regresi yang
bisa memberikan informasi lebih cepat menghubungkan laba saat ini dengan laba periode
dibandingkan laba akuntansi, seperti informasi berikutnya secara signifikan lebih kecil
tentang kinerja makro ekonomi, informasi tentang dibandingkan dengan koefisien regresi yang
industri, informasi yang diterbitkan oleh asosiasi, menghubungkan laba periode berikutnya dengan
analis, harga saham, nilai tukar dan sebagainya. arus kas saat ini. Hasil yang sama juga ditemukan
Partisipan pasar menggunakan seluruh informasi oleh Xie (2001).
yang dimilikinya untuk membentuk ekspektasi Hasil penelitian Consler, Lepak dan
tentang kinerja perusahaan. Havranek (2011) menyimpulkan bahwa cash flow
Kedua, laba akuntansi merupakan hasil per share merupakan prediktor yang lebih baik
dari penerapan prinsip dan praktik akuntansi berupa untuk dividends per share jika dibandingkan
pengakuan yang menampilkan hasil aktual yang dengan earnings per share. Meskipun Consler,
telah diperoleh tanpa memasukkan unsur ekspektasi Lepak dan Havranek (2011) tidak bisa
tentang hasil mendatang. Meskipun konsep akrual menunjukkan seberapa baik cash flow per share
memperkenalkan ekspektasi masa depan, namun mengungguli earnings per share, namun hal ini
angka-angka pembentuk akrual masih merupakan menunjukkan bahwa seharusnya investor
variabel yang menggunaan angka historis. memberikan perhatian lebih pada informasi arus
Sebaliknya, harga saham menunjukkan angka yang kas dibandingkan laba dalam melakukan valuasi.
terbentuk berdasarkan ekspektasi investor. Oleh karena itu, investor seharusnya tetap

26
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 27-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811

merespon positif terhadap penurunan laba yang menjadi sampel perusahaan ini sebanyak 115
diikuti dengan peningkatan arus kas. perusahaan untuk menguji hipotesis ke-1. Untuk
H2: terdapat reaksi pasar negatif terhadap menguji hipotesis ke-2, yaitu menguji reaksi pasar
pengumuman laporan keuangan yang perusahaan yang mengalami penurunan laba dan
mengalami penurunan laba dan penurunan penurunan arus kas operasi, jumlah perusahaan
arus kas operasi yang digunakan sebanyak 25 perusahaan.
H3: terdapat reaksi pasar negatif terhadap Sedangkan hipotesis ke-3 yang menguji reaksi
pengumuman laporan keuangan yang pasar terhadap perusahaan-perusahaan yang
mengalami peningkatan laba dan penurunan mengalami peningkatan laba dan penurunan arus
arus kas operasi kas operasi sebanyak 32 perusahaan.

METODE PENELITIAN ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Hipotesis pertama menguji reaksi pasar
Penelitian ini menggunakan pendekatan
terhadap pengumuman laporan keuangan. Dengan
kuantitatif dengan menggunakan event study untuk
menggunakan event windows selama 11 hari, hasil
menguji hipotesis. Event study digunakan untuk
perhitungan AAR disajikan pada tabel 1 dibawah
menguji reaksi pasar terhadap pengumuman
ini:
laporan keuangan dengan asumsi pasar modal di
Tabel 1
Indonesia merupakan pasar efisien bentuk setengah
Pengujian Reaksi Pasar Terhadap
kuat. Event windows yang digunakan dalam
Pengumuman Laporan Keuangan Tahunan
penelitian ini adalah sebanyak 11 hari, yaitu 5 hari
sebelum sampai 5 hari setelah pengumuman Sig (2-
Waktu AAR Keterangan
laporan keuangan. Variabel yang digunakan untuk tailed)
t+5 0.00928163 0.233 Tidak Signifikan
mengukur reaksi pasar adalah average abnormal
t+4 -0.00505268 0.271 Tidak Signifikan
return (AAR). AAR dihitung dengan menggunakan
t+3 0.02255932 0.007 Signifikan
formula:
t+2 -0.00712960 0.148 Tidak Signifikan
t+1 -0.00239253 0.699 Tidak Signifikan
t-0 0.01601424 0.035 Signifikan
t-1 -0.00199441 0.800 Tidak Signifikan
t-2 0.00364270 0.668 Tidak Signifikan
dimana: t-3 0.00523249 0.572 Tidak Signifikan
AARt = Average Abnormal Return pada periode t t-4 0.00749315 0.230 Tidak Signifikan
n = Jumlah Sampel t-5 0.00230209 0.780 Tidak Signifikan
ARi,t = Abnormal Return saham i pada periode t
Berdasarkan tabel 1, hasil perhitungan
Sedangkan ARi,t dihitung dengan persamaan: AAR dan pengujian signifikansi untuk seluruh
perusahaan sampel menunjukkan bahwa terdapat
ARit = R it - E (R i,t) reaksi pasar positif yang signifikan pada t-0 dan
dimana : t+3. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat reaksi
ARit = Abnormal Return saham i pada hari ke t pasar pada saat pengumuman laporan keuangan dan
R it = Return realisasi saham i pada hari ke t pada hari ke-3 setelah mengumuman laporan
E (R i,t) = Expected Return saham i pada hari ket t keuangan. Nilai AAR yang positif menunjukkan
bahwa investor memandang bahwa pengumuman
Expected return diukur menggunakan model pasar laporan keuangan tahunan perusahaan memiliki
dengan periode estimasi 60 hari sebelum event nilai positif bagi mereka karena mengurangi
windows. asimetri informasi yang terjadi tentang kinerja
Sampel yang digunakan dalam penelitian keuangan perusahaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa
hipotesis pertama yang diterima. Hasil pengujian
ini adalah perusahaan manufaktur yang
mempublikasikan laporan keuangannya selama hipotesis pertama ini juga mengindikasikan bahwa
tahun 2009 dan 2010. Periode waktu penelitian ini pasar modal di Indonesia adalah pasar yang efisien
mengambil tahun 2010 dengan catatan perusahaan bentuk setengah kuat.
yang dijadikan sampel tidak mengalami delisting Pengujian hipotesis ke-2 dilakukan atas
pengumuman laporan keuangan bagi perusahaan
pada tahun 2011. Untuk menguji hipotesis kedua
dan ketiga, penelitian ini memilih perusahaan yang mengalami penurunan laba sekaligus
manufaktur yang mengalami penurunan atau penurunan arus kas operasi. Hasil perhitungan AAR
peningkatan laba dan penurunan arus kas operasi disajikan pada tabel 2 dibawah ini:
minimal sebesar 10%. Jumlah perusahaan yang

27
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 28-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811

Tabel 2 inflasi yang terkendali bahkan cenderung menurun


Reaksi Pasar Pada Pengumuman Laporan Keuangan pada semester pertama tahun 2011 sehingga
Klasifikasi Operating Cash Flow Menurun Dan ekspektasi tentang pertumbuhan di sektor riil dan
Laba Menurun pasar finansial meningkat.
Pengujian terhadap hipotesis ke-3 yaitu
Sig menguji reaksi pasar disekitar pengumuman
Waktu AAR (2- Keterangan laporan keuangan yang mengalami peningkatan
tailed)
t+5 0,03355734 0,174 Tidak Signifikan laba dan penurunan arus kas operasi. Hasil
t+4 -0,01297519 0,231 Tidak Signifikan perhitungan AAR disajikan sebagai berikut:
t+3 0,01225380 0,443 Tidak Signifikan Tabel 3
t+2 -0,01291753 0,406 Tidak Signifikan Reaksi Pasar Pada Pengumuman Laporan Keuangan
t+1 -0,01853945 0,341 Tidak Signifikan Klasifikasi Operating Cash Flow Menurun Dan
t-0 0,03625024 0,153 Tidak Signifikan
t-1 0,00188871 0,919 Tidak Signifikan
Laba Meningkat
t-2 -0,01001817 0,450 Tidak Signifikan
t-3 -0,00996115 0,556 Tidak Signifikan Sig (2-
Waktu AAR
tailed)
Keterangan
t-4 0,01203355 0,476 Tidak Signifikan
t-5 -0,01815205 0,324 Tidak Signifikan t+5 0,01525166 0,131 Tidak Signifikan
t+4 -0,01444362 0,072 Tidak Signifikan
Hasil perhitungan AAR dan pengujian t+3 0,02500038 0,148 Tidak Signifikan
signifikansi untuk perusahaan yang termasuk t+2 0,00325989 0,747 Tidak Signifikan
klasifikasi operating cash flow menurun dan laba t+1 -0,00090069 0,931 Tidak Signifikan
menurun menunjukkan bahwa tidak terdapat reaksi t-0 0,01875616 0,049 Signifikan
pasar yang signifikan selama 11 hari periode t-1 0,00731313 0,718 Tidak Signifikan
pengujian. Jadi, hipotesis ke-2 dinyatakan ditolak. t-2 0,00477090 0,716 Tidak Signifikan
Hasil pengujian hipotesis ke-2 ini t-3 0,00632825 0,701 Tidak Signifikan
mengimplikasikan bahwa pasar tidak efisien secara
t-4 0,01555104 0,260 Tidak Signifikan
keputusan karena informasi penurunan laba dan
t-5 0,02865497 0,170 Tidak Signifikan
penurunan arus kas operasi tidak direspon oleh
pasar. Hal ini tidak sesuai corroborative hypothesis
Hasil perhitungan AAR pada tabel 3
yang menyatakan bahwa reaksi pasar pada sinyal
menunjukkan bahwa terdapat reaksi pasar positif
laba dan arus kas operasi lebih kuat ketika kedua
yang signifikan pada saat tanggal pengumuman
sinyal tersebut memiliki tanda yang sama.
laporan keuangan (t-0). Nilai AAR yang positif
Pentingnya corroborative hypothesis ini
menunjukkan bahwa investor memandang
didasarkan pada argumentasi kualitas laba (Quirin,
pengumuman kenaikan laba memiliki nilai yang
OBryan dan Wilcox, 1999). Keberadaan
positif bagi mereka. Sedangkan penurunan
komponen discretionary dari laba akrual membuat
operating cash flow tidak dianggap sebagai bad
sulit bagi investor untuk menginterpretasikan angka
news oleh investor. Jadi, hipotesis bahwa terdapat
laba. Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan
reaksi pasar yang negatif di sekitar tanggal
berupaya mencari informasi lain seperti arus kas
pengumuman laporan keuangan yang mengalami
operasi untuk mengkonfirmasi informasi laba yang
peningkatan laba dan penurunan arus kas operasi
mereka interpretasikan. Jika discretionary accrual
dinyatakan ditolak.
digunakan untuk melakukan manajemen laba maka
Reaksi positif ini menunjukkan bahwa
reaksi investor terhadap pengumuman laba
investor lebih merespon bottom line dibandingkan
tergantung pada sinyal yang dibawa oleh arus kas
informasi arus kas dalam pengambilan keputusan.
operasi.
Hal ini mengindikasikan bahwa pasar modal di
Tidak adanya respon pasar terhadap
Indonesia tidak efisien secara keputusan karena
kondisi perusahaan yang mengalami penurunan
kandungan informasi yang terdapat dalam arus kas
laba sekaligus penurunan arus kas operasi
operasi tidak dijadikan bahan pertimbangan dalam
mengindikasikan bahwa pasar tidak menggunakan
menilai kinerja perusahaan dan dalam pengambilan
informasi laporan keuangan untuk mengambil
keputusan investasi. Sebagaimana dikemukakan
keputusan investasi. Bisa jadi hal ini disebabkan
oleh Hartono (2005), disamping secara informasi,
karena sentimen pasar secara umum bersifat
efisiensi pasar juga bisa didefinisikan dari sudut
optimis atas kondisi ekonomi makro secara
pandang kecanggihan (kepintaran) pelaku pasar
keseluruhan pada periode pengujian yaitu tahun
dalam mengambil keputusan. Secara umum, di
2011. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata return
pasar finansial terdapat investor yang cukup
pasar yang hampir mencapai 10% selama awal
canggih (sophisticated) dalam mengolah informasi
tahun 2011 hingga bulan April 2011. Sentimen
dalam rangka pengambilan keputusan informasi
positif pasar juga dikontribusi dengan tingkat
dan ada pula investor yang tidak terlalu pandai

28
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 29-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811

dalam mengolah informasi yang diterimanya (naive DAFTAR PUSTAKA


investor).
Pasar yang efisien secara keputusan Ball, R. and P. Brown, 1968, An empirical
seharusnya dapat bereaksi secara tepat terhadap evaluation of accounting income numbers,
suatu informasi yang muncul. Investor yang Journal of Accounting Research, 6, 159-
canggih (pintar) tidak akan mudah dibodohi oleh 178.
pengumuman-pengumuman perusahaan yang
sebenarnya tidak bernilai ekonomis dan merupakan Ball, R., 1978, Anomalies in Relationship between
informasi yang dapat menyesatkan bagi investor Securitiess Yield and Yield Surrogates,
sehingga bisa menimbulkan pengambilan Journal of Financial Economics, 6, 103
keputusan yang tidak tepat dalam menjual atau 126.
membeli saham suatu perusahaan.
Bartov, E., Goldberg, S. R., & Kim, M. S., 2001,
KESIMPULAN The valuation-relevance of earnings and
cash flows: An international perspective,
Penelitian ini menguji reaksi investor Journal of International Financial
terhadap pengumuman laporan keuangan. Secara Management and Accounting, 12, 103
spesifik, penelitian ini menguji kandungan 132.
informasi pada laporan arus kas khususnya arus kas
operasi. Pengujian dilakukan dengan menguji Bernard, V. L., & Thomas, J. K., 1990, Evidence
reaksi pasar ketika laporan keuangan menunjukkan that stock prices do not fully reflect the
adanya penurunan laba dan penurunan arus kas implications of current earnings for future
operasi dan menguji reaksi pasar ketika laporan earnings, Journal of Accounting and
keuangan menunjukkan peningkatan laba dan Economics, 13(4), 305-340.
penurunan arus kas operasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar Bernard, V., and T. Stober., 1989, The nature and
merespon positif terhadap pengumuman laporan amount of information reflected in cash
keuangan. Respon positif ini mengindikasikan flows and accruals, The Accounting
bahwa informasi laporan keuangan mampu Review 64 (October): 624-652.
mengurangi asimetri informasi tentang kinerja
keuangan perusahaan. Bernstein, L., 1993, Financial Statement Analysis,
Namun, ketika diuji berdasarkan 5th ed. Homewood, IL: Irwin
kandungan informasi dalam komponen laporan
keuangan, yaitu laba dan arus kas operasi, terdapat Board, J. L. G dan J. F. S. Day., 1989, The
berbedaan respon pasar. ketika disajikan kinerja Information Content of Cash Flow Figures,
keuangan yang memburuk dengan turunnya laba Accounting and Business Research, 19, 77,
dan arus kas operasi, pasar tidak menunjukkan 311.
adanya respon yang signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa pasar mengandalkan informasi Consler, John., Lepak, G.M., Havranek, SF., 2011,
non fundamental ketika kinerja perusahaan Earnings per share versus cash flow per
mengalami penurunan. Hasil ini juga bertentangan share as predictor of dividends per share,
dengan corroborative hypothesis. Managerial Finance, 37, 5, 482488.
Ketika investor disajikan dengan informasi
peningkatan laba namun arus kas operasi Dechow, P., 1994, Accounting earnings and cash
perusahaan mengalami penurunan, mereka flows as measures of firm performance:
merespon positif terhadap informasi ini. Hal ini The role of accounting accruals, Journal of
mengindikasikan bahwa investor tidak Accounting and Economics, 18, 342.
mempertimbangkan informasi arus kas operasi
dalam pengambilan keputusan investasinya. Elliot, Barry & Elliot, Jamie, 2004, Financial
Argumentasi yang bisa dikemukakan atas hasil ini accounting and reporting, Prentice Hall,
adalah bisa jadi disebabkan karena memang arus London, p. 3.
kas tidak memiliki kandungan informasi yang
signifikan dibandingkan laba dan bisa jadi Graham, B., D. Dodd, and S. Cottle., 1962. Security
disebabkan oleh kondisi pasar yang tidak efisien Analysis: Principles and Techniques, New
secara keputusan. York, NY: McGraw-Hill.

29
Al-Anwar, Maret 2014, hlm. 30-83 Vol. 2. No. 1
ISSN 1907-8811

Hartono, Jogiyanto., 2005, Pasar Efisien secara


Keputusan, Gramedia Pustaka Utama,
cetakan 1.

Nichols, D. C., dan J. M., Wahlen., 2004, How Do


Earnings Numbers Relate to Stock
Returns? A Review of Classic Accounting
Research with Updated Evidence,
Accounting Horizons, Vol. 16, No. 4,
263286.

Penman, S. H., dan Yehuda, N., 2009, The Pricing


of Earnings and Cash Flows and an
Affirmation of Accrual Accounting,
Review Accounting Studies, 14, 453479.

Quirin, J. J., D. OBryan dan W. E. Wilcox., 1999,


The Corroborative Relation Between
Earnings and Cash Flows, Quarterly
Journal of Business and Economics,Vol
38, No. 2, 316.

Rayburn, J., 1986, The Association of Operating


Cash Flow and Accrual with Security
Returns, Journal of Accounting Research
(Supplement), 112137.

Sloan, R. G. (1996). Do stock prices fully reflect


information in accruals and cash flows
about future earnings? The Accounting
Review, 71, 289315.

Watts, Ross L., 1978, Systematic Abnormal


Returns After Quarterly Eanings
Announcements, Journal of financial
Economics, 6, 127150.

Wilson, G Peter., 1986, The Relative Information


Content of Accruals and Cash Flows:
Combined Evidence at the Earnings
Announcement and Annual Report Release
Date, Journal of Accounting Research, Vol
24, 165200.

Xie, H. (2001). The mispricing of abnormal


accruals. The Accounting Review, 76, 357
373

30

You might also like