You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk


mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ
tubuh lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah,
ketersediaan oksigen danvariabel lainnya. Mengingat bahwa organisme
hidup harus mengambil nutrisi danair, satu fungsi homeostatis penting
adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan
cairan, sehingga dapat menjaga keseimbanganinternal.
Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik
penting. Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal
bergantung pada pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain
di lingkungan cairaninternal. Kelangsungan hiduop sel juga bergantung
pada pengeluaran secara terusmenerus zat-zat sisa metabolism toksik dan
dihasilkan oleh sel pada saatmelakukan berbagai reaksi semi kelangsungan
hidupnya.Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-
organ danstruktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar
tubuh.
Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis dengan
mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air
dan dengan mengeliminasi semuazat sisa metabolisme.Sistem urin adalah
bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab
untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu sepertikalium dan
natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk
limbah yang disebut urea dari darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring
darah,sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih,
kandungkemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar

1
melalui tubuh.Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan
orang adalah bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri
dari air tambahandan bahan kimia dari aliran darah. . Aspek penting lain
dari sistem urin adalahkemampuannya untuk membedakan antara senyawa
dalam darah yang bermanfaatuntuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula,
dan senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan Umum


Memahami anatomi dan fisiologi sistem perkemihan

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui anatomi organ-organ sistem perkemihan
2. Mengetahui fisiologi sistem perkemihan
3. Mengetahui proses pembentukan dan komposisi urin
4. Mengetahui proses penyimpanan dan eliminasi urin
5. Mengetahui proses pemekatan urin serta mekanisme counter current

1.3 Manfaat Penulisan


Berdasarkan penjelasan di atas, maka diharapkan makalah ini membawa
manfaat kepada pembaca khususnya mahasiswa keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

2.2 Anatomi Organ-Organ Sistem Perkemihan

1. Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang
kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen.
Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan
kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya
ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan

3
luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan
sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk
kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis
15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang
merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus,
tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal
(tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24
jam dapat menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah
murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid
renal masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan
malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang
membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari
ginjal ke vena kava inferior.
Ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan panjang 10-12 cm
dan tebal 3,5-5 cm, terletak di ruang belakang selaput perut tubuh
(retroperitonium) sebelah atas. Ginjal kanan terletak lebih ke bawah
dibandingkan ginjal kiri.
Ginjal (Gb-2) dibungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis.
Pada sisi medial terdapat cekungan, dikenal sebagai hilus, yang
merupakan tempat keluar masuk pembuluh darah dan keluarnya
ureter. Bagian ureter atas melebar dan mengisi hilus ginjal, dikenal
sebagai piala ginjal (pelvis renalis). Pelvis renalis akan terbagi lagi
menjadi mangkuk besar dan kecil yang disebut kaliks mayor (2 buah)
dan kaliks minor (8-12 buah). Setiap kaliks minor meliputi tonjolan
jaringan ginjal berbentuk kerucut yang disebut papila ginjal. Pada
potongan vertikal ginjal tampak bahwa tiap papila merupakan puncak
daerah piramid yang meluas dari hilus menuju ke kapsula. Pada papila

4
ini bermuara 10-25 buah duktus koligens. Satu piramid dengan bagian
korteks yang melingkupinya dianggap sebagai satu lobus ginjal.
Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul atau simpai
jaringan lemak dan simpai jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri atas
bagian korteks dan medula yang satu sama lain tidak dibatasi oleh
jaringan pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke korteks
dan ada bagian korteks yang masuk ke medula. Bangunan-bangunan
(Gb-3) yang terdapat pada korteks dan medula ginjal adalah

1. Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yaitu


a. Korpus Malphigi terdiri atas kapsula Bowman (bangunan
berbentuk cangkir) dan glomerulus (jumbai /gulungan
kapiler).
b. Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dan
tubulus kontortus distal.
2. Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan bagian
sistim tubulus yaitu pars descendens dan descendens ansa Henle,
bagian tipis ansa Henle, duktus ekskretorius (duktus koligens) dan
duktus papilaris Bellini.

2. Korpus Malphigi

Korpus Malphigi terdiri atas 2 macam bangunan yaitu kapsul


Bowman dan glomerulus. Kapsul Bowman sebenarnya merupakan
pelebaran ujung proksimal saluran keluar ginjal (nefron) yang dibatasi
epitel. Bagian ini diinvaginasi oleh jumbai kapiler (glomerulus) sampai
mendapatkan bentuk seperti cangkir yang berdinding ganda. Dinding
sebelah luar disebut lapis parietal (pars parietal) sedangkan dinding
dalam disebut lapis viseral (pars viseralis) yang melekat erat pada
jumbai glomerulus. Ruang diantara ke dua lapisan ini sebut ruang
Bowman yang berisi cairan ultrafiltrasi. Dari ruang ini cairan ultra
filtrasi akan masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal.

5
Glomerulus merupakan bangunan yang berbentuk khas, bundar
dengan warna yang lebih tua daripada sekitarnya karena sel-selnya
tersusun lebih padat. Glomerulus merupakan gulungan pembuluh
kapiler. Glomerulus ini akan diliputi oleh epitel pars viseralis kapsul
Bowman. Di sebelah luar terdapat ruang Bowman yang akan
menampung cairan ultra filtrasi dan meneruskannya ke tubulus
kontortus proksimal. Ruang ini dibungkus oleh epitel pars parietal
kapsul Bowman.
Kapsul Bowman lapis parietal pada satu kutub bertautan dengan
tubulus kontortus proksimal yang membentuk kutub tubular, sedangkan
pada kutub yang berlawanan bertautan dengan arteriol yang masuk dan
keluar dari glomerulus. Kutub ini disebut kutub vaskular. Arteriol yang
masuk disebut vasa aferen yang kemudian bercabang-cabang lagi
menjadi sejumlah kapiler yang bergelung-gelung membentuk kapiler.
Pembuluh kapiler ini diliputi oleh sel-sel khusus yang disebut sel
podosit yang merupakan simpai Bowman lapis viseral. Sel podosit ini
dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Kapiler-kapiler ini kemudian
bergabung lagi membentuk arteriol yang selanjutnya keluar dari
glomerulus dan disebut vasa eferen, yang berupa sebuah arteriol.

3. Apartus Yuksta-Glomerular
Sel-sel otot polos dinding vasa aferent di dekat glomerulus berubah
sifatnya menjadi sel epiteloid. Sel-sel ini tampak terang dan di dalam
sitoplasmanya terdapat granula yang mengandung ensim renin, suatu
ensim yang diperlukan dalam mengontrol tekanan darah. Sel-sel ini
dikenal sebagai sel yuksta glomerular. Renin akan mengubah
angiotensinogen (suatu peptida yang dihasilkan oleh hati) menjadi
angiotensin I. Selanjutnya angiotensin I ini akan diubah menjadi
angiotensin II oleh ensim angiotensin converting enzyme (ACE)
(dihasilkan oleh paru). Angiotensin II akan mempengaruhi korteks
adrenal (kelenjar anak ginjal) untuk melepaskan hormon aldosteron.
Hormon ini akan meningkatkan reabsorpsi natrium dan klorida

6
termasuk juga air di tubulus ginjal terutama di tubulus kontortus distal
dan mengakibatkan bertambahnya volume plasma. Angiotensin II juga
dapat bekerja langsung pada sel-sel tubulus ginjal untuk meningkatkan
reabsopsi natrium, klorida dan air. Di samping itu angiotensin II juga
bersifat vasokonstriktor yaitu menyebabkan kontriksinya dinding
pembuluh darah.
Sel-sel yuksta glomerular di sisi luar akan berhimpitan dengan sel-
sel makula densa, yang merupakan epitel dinding tubulus kontortus
distal yang berjalan berhimpitan dengan kutub vaskular. Pada bagian
ini sel dinding tubulus tersusun lebih padat daripada bagian lain. Sel-
sel makula densa ini sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion
natrium dalam cairan di tubulus kontortus distal. Penurunan tekanan
darah sistemik akan menyebabkan menurunnya produksi filtrat
glomerulus yang berakibat menurunnya konsentrasi ion natrium di
dalam cairan tubulus kontortus distal. Menurunnya konsentrasi ion
natrium dalam cairan tubulus kontortus distal akan merangsang sel-sel
makula densa (berfungsi sebagai osmoreseptor) untuk memberikan
sinyal kepada sel-sel yuksta glomerulus agar mengeluarkan renin. Sel
makula densa dan yuksta glomerular bersama-sama membentuk
aparatus yuksta-glomerular.
Di antara aparatus yuksta glomerular dan tempat keluarnya vasa
eferen glomerulus terdapat kelompokan sel kecil-kecil yang terang
disebut sel mesangial ekstraglomerular atau sel polkisen (bantalan)
atau sel lacis. Fungsi sel-sel ini masih belum jelas, tetapi diduga sel-
sel ini berperan dalam mekanisma umpan balik tubuloglomerular.
Perubahan konsentrasi ion natrium pada makula densa akan memberi
sinyal yang secara langsung mengontrol aliran darah glomerular. Sel-
sel mesangial ekstraglomerular di duga berperan dalam penerusan
sinyal di makula densa ke sel-sel yuksta glomerular. Selain itu sel-sel
ini menghasilkan hormon eritropoetin, yaitu suatu hormon yang akan
merangsang sintesa sel-sel darah merah (eritrosit) di sumsum tulang.

7
4. Tubulus Ginjal (Nefron)
a. Tubulus Konkortus Proksimal

Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan


berakhir sebagai saluran yang lurus di medula ginjal (pars
desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid
dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru
dan biasanya terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya
bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap ke
lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak
di korteks ginjal.
Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat
glomerulus 80-85 persen dengan cara reabsorpsi via transport dan
pompa natrium. Glukosa, asam amino dan protein seperti
bikarbonat, akan diresorpsi.

b. Ansa Henle

Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars
asendens), bagian tipis (segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars
asendens). Segmen tebal turun mempunyai gambaran mirip dengan
tubulus kontortus proksimal, sedangkan segmen tebal naik
mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal. Segmen tipis
ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh kapiler darah,
tetapi epitelnya sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng,
sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain
itu lumennya tampak kosong. Ansa henle terletak di medula ginjal.
Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan atau mengencerkan
urin.

8
c. Tubulus Konkortus Distal

Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya


disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih
jelas dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Inti sel bundar dan
bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma sel
bewarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang mengahadap
lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks
ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.

d. Duktus Koligen
Saluran ini terletak di dalam medula dan mempunyai
gambaran mirip tubulus kontortus distal tetapi dinding sel
epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat.
Duktus koligen tidak termasuk ke dalam nefron. Di bagian
medula yang lebih ke tengah beberapa duktus koligen akan
bersatu membentuk duktus yang lebih besar yang bermuara ke
apeks papila. Saluran ini disebut duktus papilaris (Bellini).
Muara ke permukaan papil sangat besar, banyak dan rapat
sehingga papil tampak seperti sebuah tapisan (area kribrosa).
Fungsi duktus koligen adalah menyalurkan kemih dari nefron ke
pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air yang dipengaruhi oleh
hormon antidiuretik (ADH).

Di samping bagian korteks dan medula, pada ginjal ada juga bagian
korteks yang menjorok masuk ke dalam medula membentuk kolom
mengisi celah di antara piramid ginjal yang disebut sebagai kolumna
renalis Bertini. Sebaliknya ada juga jaringan medula yang menjorok
masuk ke dalam daerah korteks membentuk berkas-berkas yang
disebut prosessus Ferreini.

9
5. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa, masingmasing bersambung dari ginjal


ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen
dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding abdomen terdiri dari :
- Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
- Lapisan tengah lapisan otot polos
- Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik
tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam
kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine
melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam
bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia
muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter
terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh
darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya
mempunyai saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di
belakang peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan
ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna
menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai
kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu
turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon
dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati
oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri
disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan
berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum
pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup

10
olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri hipogastrika
bagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri
hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor,
ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari
vesika urinaria.
a. Ureter pada Pria
Terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter
berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria
pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus
vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan
tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk
katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika
urinaria.
b. Ureter pada Wanita
Terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke
bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian
atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam
perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5
cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas
di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi
serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter yang
mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis
diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada
saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.

6. Kandung Kemih (Vesika Urinaria)


Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di
dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis medius.

11
Bagian vesika urinaria terdiri dari:
- Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan
bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium
rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen,
vesika seminalis dan prostat.
- Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
- Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar
(peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan
lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe vesika
urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka interna
dan eksterna.

7. Uretra
Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
a. Uretra Pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-
tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang
menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya 20 cm.
uretra pada laki-laki terdiri dari:
- Uretra prostatia
- Uretra membranosa
- Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan
paling dalam), dan lapisan submukosa.Uretra mulai dari orifisium
uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium eksterna.
Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-
bagian berikut:
- Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3
cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat ,

12
mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke
permukaan anterior.
- Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling
pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan
ke depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra.
Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis,
panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis
diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan
saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis
di antara ligamentum transversal pelvis dan ligamentum
arquarta pubis.
- Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari
uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra,
panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea
sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars
kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju
bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis
berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan
ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus
penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan
berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk fossa
navikularis uretra.
- Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang
paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh
kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula
uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam
dua bagian, yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di
bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra
(glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium.
Lakuna yang lebih besar dipermukaan atas di sebut lakuna
magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga

13
dengan mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui
sepanjang saluran.

b. Uretra Wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis
berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya 3-4 cm. lapisan
uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapisan
spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan
mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan
uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak
berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia
diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula
uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah
glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium
uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di
depan permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris.
Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan
otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada
muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa
longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip
jaringan kavernosus.

2.3 Fisiologi Sistem Perkemihan


1. Ginjal
- Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam
tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang
encer dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat)
menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan

14
konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan
tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
- Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan
keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan
elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal
ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit
perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi
ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
- Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada
apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang
bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir
metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine
akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal
menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
- Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-
zat toksik, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan
kimia asing (pestisida).
- Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon
renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah
(sistem renin angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis
mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel
darah merah (eritropoiesis).
Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi
kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorsi ion
kalsium di usus.

2.4 Proses Pembentukan dan Komposisi Urin


a. Proses Pembentukan Urin
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman,
berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada
tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah
disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal

15
terus berlanjut ke ureter.Urine berasal dari darah yang di bawa arteri
renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat
yaitu sel darah dan bagian plasma darah.
Ada tiga tahap pembentukan urine:

1) Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen
lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah.
Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang
terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-
lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2) Proses reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa,
natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara
pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap
kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara
aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada
papilla renalis.
3) Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke
vesika urinaria.

b. Komposisi Urin
- Kandungan/Komposisi Urine Primer
Urine primer atau filtrat glomerulus adalah hasil dari proses
filtrasi darah yang terjadi di glomerulus. Urine primer
mengandung zat yang hampir sama dengan cairan yang
menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Kandungan

16
elektrolit dan kristaloid dalam urin primer juga hampir sama
dengan cairan jaringan. Berikut adalah komposisi atau kandungan
urine primer dalam keadaan normal:

1. Air (900 gram)


2. Bikarbonat
3. Natrium
4. Klorida
5. Protein (kurang dari 0,03%)
6. Kalium
7. Glukosa
8. Garam
9. Asam amino (0,5 gram)
10. Ion Cl-
11. Urea (0,3 gram)
12. Ion anorganik (7,2 gram)
13. Ion HCO3-

Glukosa, garam, dan asam amino masih bermanfaat bagi tubuh


sehingga akan diserap kembali pada tahap selanjutnya.

- Kandungan/Komposisi Urine Sekunder


Urine sekunder adalah hasil dari proses reabsorpsi (penyerapan
kembali) yang terjadi di tubulus kontortus proksimal dengan cara
difusi. 60% urine primer mengalami augmentasi. Zat yang diserap
kembali adalah zat yang masih berguna bagi tubuh seperti
glukosa, asam amino, dan berbagai ion. Sebagian air akan diserap
kembali dengan cara osmosis. Berikut adalah komposisi atau
kandungan urine sekunder dalam keadaan normal:
1. Air
2. Penisilin (jika sehabis minum obat penisilin)

17
3. Garam
4. Urea
5. Empedu (memberi warna pada urine)

- Kandungan/Komposisi Urine Sesungguhnya


Urine sebenarnya, urine sesungguhnya, atau urine tersier adalah
hasil dari proses augmentasi (penambahan zat) yang terjadi di
tubulus kontortus distal. Tujuannya adalah untuk menjaga pH
darah dan menjaga konsentrasi cairan dan elektrolit di dalam
tubuh. Urine inilah yang akan keluar dari tubuh. Volume urine
sesungguhnya hanya 1% dari urine primer. Berikut adalah
komposisi atau kandungan urine sesungguhnya dalam keadaan
normal:
1. Air (95%-96%)
2. SO24- (0,18%)
3. Na+
4. NH4+
5. Urea
6. NH3
7. H+
8. Urea (2%-2,5%)
9. Kalsium (0,015%)
10. Cl- (0,6%)
11. Potasium (0,6%)
12. Kreatin (0,1%)
13. Vitamin
14. Asam urat (0,03%)
15. Fospat (0,12%)
16. Magnesium (0,01%)

18
17. Amonia (memberi aroma khas urine, 0,05%)
18. Obat-obatan
19. K+
20. Empedu
21. Hormon
22. PO24-

2.5 Penyimpanan dan Eliminasi Urin


a. Penyimpanan & Eliminasi (Mikturisi)
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi
dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
- Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada
dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini
terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan
mencetuskan tahap ke 2.
- Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan
mengosongkan kandung kemih.
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang
belakang) Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi
pengontrolan dapat di pelajari latih. Sistem saraf simpatis : impuls
menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga
otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf
parasimpatis: impuls.

2.6 Pemekatan Urin serta Mekanisme Counter Current


a. Pemekatan Urin
Apabila permeabilizas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak
ke bawah melalui interstisium yang pekat, air akan berdifusi keluar
duktus pengumpul dan kembali ke dalam kapiler peritubulus. Hasilnya
adalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin. Sebaliknya apabila
permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi

19
keluar duktus pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui urin,
urin akan encer.
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh
kadar hormone hipofisis Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang
terdapat di dalam darah. Pelepasan ADH dari hipofisis posterior
meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau
peningkatan osmolalitas ekstrasel (penurunan konsentrasi air). ADH
bekerja pada tubulus pengumpul untuk meningkatkan permeabilizas
air. Apabila tekanan darah rendah, atau osmolalitas plasma tinggi,
maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi ke
dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik
dan osmolalitas ekstrasel berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan
darah terlalu tinggi atau cairan ekstrasel terlalu encer, maka
pengeluaran ADH akan dihambat dan akan lebih banyak air yang
diekskresikan melalui urin sehingga volume dan tekanan darah
menurun dan osmolalitas ekstrasel meningkat. (Corwin, 2000).

b. Mekanisme Counter Current


Sistem counter current terjadi di lengkung Henle. Sistem counter
current ada yang multiplication dan exchange. Langkah langkah pada
countercurrent multiplication system :

- Na+ ditransportasikan keluar pars ascendens. Cairan interstisium


di lengkung Henle menjadi pekat.

- Air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat


yang tersisa secara progresif menjadi encer.

- Lengkung pars ascendens bersifat permeable terhadap air. Air


meninggalkan bagian ini dan mengalir mengikuti gradien
konsentrasi ke dalam ruang interstisium. Hal ini menyebabkan
pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu mengalir ke pars
ascendens, cairan mengalami pengenceran progresif karena
natrium dipompa keluar.

20
- Hasil akhir adalah pemekatan cairan interstisium di sekitar
lengkung henle. Konsentrasi tertinggi terdapat di daerah yang
mengelilingi bagian bawah lengkung dan menjadi semakin encer
mengikuri pars ascendens.

- Di bagian puncak lengkung pars ascendens, cairan tubulus


bersifat isotonik atau hipotonik.

Permeabilitas duktus pengumpul terhadap air bervariasi. Apabila


permeabilitas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah
melalui interstisium yang pekat, air akan berdifusi keluar duktus
pengumpul dan kembali ke kapiler peritubulus. Hasilnya adalah
penurunan eksreksi air dan pemekatan urin.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem perkemihan adalah sistem organ yang memproduksi,
menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari
dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses
penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:
- Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
- Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung
kencing.
- Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
- Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

22
DAFTAR PUSTAKA

23

You might also like