You are on page 1of 6

Resume Tugas 1 Proses Pembuatan Besi dan Baja

A. Statistik Komoditi Besi dan Baja di Indonesia dan Dunia

12000

10000

8000

6000 Ekspor
Impor
4000

2000

0
2012 2013 2014 2015
Saat ini, diperkirakan total
kebutuhan bahan baku baja nasional mencapai 6 juta-7 juta ton per tahun. Impor
bahan baku baja sekitar 4,2 juta-4,9 juta ton per tahun. Di dalam negeri, konsumsi
baja diserap oleh sektor konstruksi dan manufaktur. Perkembangan Nilai Ekspor
dan Impor Besi dan Baja di Indonesia Periode 2012-2016 (Nilai: Juta US$)
(sumber: http://www.kemendag.go.id)

Badan Pusat Statistik mencatat nilai impor besi dan baja pada Juni 2017 senilai
US$450,39 juta dengan volume sebesar735.528 ton. Nilai impor pada Juni 2017
turun 24,96%yoy dibanding Juni 2016 yaitu sebanyak US$600,17 juta dengan
volume sebesar 1,27 juta ton. Nilai itu juga menurun 44,8% bila dibandingkan Mei
2017 senilai US$816 juta dengan volume sebanyak 1,37 juta ton. Namun, nilai
impor besi dan baja secara akumulatif pada semester pertama 2017 mencapai
US$3,52 miliar dengan volume sebesar 6,16 juta ton. Angka itu melonjak 19,84%
dibanding semester pertama tahun lalu yakni senilai US$2,94 miliar dengan
volume sebanyak 6,65 juta ton. Besi dan baja menjadi salah satu komoditas impor
yang paling tinggi di semester pertama 2017

a) Statistik Komoditi Besi dan baja di Dunia


Menurut BPS, sepanjang Januari-Mei 2013, ekspor besi dan baja mencapai
US$819,1 juta, turun US$25,1 juta (1,9%) dibandingkan dengan ekspor pada
periode yang sama 2012 sebesar US$835,0 juta.
Adapun, impor sepanjang Januari-Mei 2013 mencapai US$4,632 miliar, naik
sekitar US$5,64 juta (7,69%) dibandingkan dengan impor pada periode yang sama
2012 sebesar US$4,38 miliar. (sumber: www.kemenperin.go.id)

Untuk data terbaru terkalit perkembangan besi dan baja dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.

Data Komoditi Besi dan baja di Dunia Periode 2012-2016 (Data dalam million
metrics ton)
(Sumber: minerals.usgs.gov)

(Sumber: http://garudanews.id)

B. Tantangan Industri Baja Nasonal Kedepan

Permasalahan produksi baja di Indonesia adalah :

Naiknya minat baja nasional tidak dibarengi dengan pertumbuhan produksi baja yang
baik
Naiknya angka impor baja
Harga baja anjlok dikarenakan gempuran produksi dari china untuk dunia, ditambah
minat baja di china menurun
Bahan baku yang masih impor sangat bergantung dengan nilai tukar rupiah terhadap
dollar, sedangkan nilai tukar dollar tidak kunjung membaik
Tariff dasar kenaikan listrik naik, serta harga bbm yang naik juga. Menciptakan rapot
merah untuk para pengusaha baja dalam keuangan
Pertumbuhan produksi baja di negara-negara tetangga berkembang pesat

C. Pengolahan Material
1. Crushing (Penghancuran)

Dalam proses metalurgi, tahap pertama setelah pengeboman dalam proses mineral adalah
crushing. Tergantung dari batu mineral tersebut, ada 4 jenis crushing. Tensile, compression,
impact, shearing. Alasan dalam proses crushing ini adalah untuk memperkecil ukuran. Pada
saat proses pengeboman mineral, mineral-mineral tersebut masih berukuran besar. Sehingga
tidak cocok untuk proses. Dengan memperkecil ukuran mineral tersebut kita dapat
menghemat energy untuk memproses mineral tersebut karena luas area mineral yang lebih
kecil akan lebih besar daripada ukuran mineral yang lebih besar.
Setelah diledakan dengan TNT, Crusher merupakan alat yang efektif dan efisiensi untuk
melakukan pengecilan ukuran batu mineral. Semakin banyak crusher yang digunakan
semakin dikit alat grinding yang digunakan. Ada 3 jenis Crusher yang digunakan berdasarkan
langkah dan ukuran batu yang ada, yaitu: primary, secondary dan tertiary.

2. Screening (Penyaringan)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan


perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan
penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium. Produk dari proses
pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang
ayakan (oversize). Dan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan (undersize).

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada
proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak.
Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus
melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut
(tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengayakan, yaitu: jenis, cara, kecepatan, ukuran, waktu dan sifat bahan
yang akan diayak.

Tujuan dari proses pengayakan ini adalah Pertama, Mempersiapkan produk umpan (feed)
yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses berikutnya. Kedua, Mencegah masuknya
mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary crushing) atau oversize ke dalam
proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses peremukan tahap
berikutnya (secondary crushing). Ketiga,Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material
sebagai produk akhir.Keempat,Mencegah masuknya undersize ke permukaan.

Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal
sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah
biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.
3. Konsentrasi (Pemisahan)

Setelah dilakukan proses penyaringan mineral dalam batuan ataupun bijih. Selanjutnya
mineral dapat dipisahkan satu per satu. Yang tujuannya untuk meningkatkan konsentrasi
mineral Terdapat 4 macam cara untuk memisahkan material, yaitu :
a) Gravimetric (Pemisahan oleh gravitasi) menggunakan perbedaan densitas antara dua
mineral atau pecahan batu.sehingga jika terdapat perbedaan densitas dapat
menggunakan metode gravimetric.. Pemisahan dengan gravitasi mencakup dua
metode yang berbeda. Yaitu Pemisahan oleh air (Konsentrasi Gravitasi) dan
Pemisahan dalam media yang berat (DMS). Misalnya jigging, rake classifier, vibrating
table dll
b) Flotasi, Metode ini memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral-mineral.
Dengan menambahkan reagen kimia yang bisa membuat permukaan salah satu
mineral menjadi hidrofil sementara bagian reagen itu sendiri memiliki sifat hidrofob
(takut pada air), maka mineral bersangkutan dapat diangkat oleh gelembung yang
ditiupkan ke permukaan untuk dipisahkan. Biasnya mineral-mineral sulfida dipisahkan
dengan cara ini.
c) Magnetic Separation, Cara ini memanfaatkan sifat magnet dari mineral-mineral.
Mineral yang bersifat feromagnetik dipisahkan dari mineral yang bersifat diamagnetik.
Sehingga mineral2 yang magnetik menjadi konsentrat dan mineral yang diamagnetik
sebagai ampas/tailing
d) Leaching separation, cara ini menggunakan pencucian tumbukan untuk fraksi kasar
yang digunakan untuk menghancurkan bijih kelas rendah dan pencucian agitasi untuk
fraksi biji yang lebih tinggi.Dalam proses pencucian, tumbukan tanah dilindungi oleh
permukaan yang tertutup rapat, mengumpulkan bahan kimia yang ingin di cuci, lalu
diedarkan kembali dengan memompa. Bila masih ada yang menumpul dapat dibawa
ke metal recovery dengan electrowinning. Contoh dari proses ini adalah pencucian
emas
Sumber :

- http://suarajakarta.co/ekstra/jurnalis-warga/tantangan-kemandirian-industri-baja/
- http://industri.kontan.co.id/news/simak-sejumlah-tantangan-industri-baja-tahun-depan
- http://www.kemenperin.go.id/artikel/13471/Kemenperin-Pacu-Kinerja-Industri-Baja-
Nasional-Hadapi-Tiga-Negara-ASEAN
- https://www.911metallurgist.com/blog/crushing
- Peavy, Howard S. 1985. Environmental Engineering (International edition). McGraw
Hill Book Company. Singapore.
- Tarumingkeng, Stephanie. 2016. Termodinamika Dalam Memahami Proses
Pengolahan Mineral. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016.
Bandung.
- Handbook Basics in Minerals Processing : https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwj_hOya1ZnWAhWDro8
KHdZpAUQQFggnMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.metso.com
%2Fminingandconstruction%2FMaTobox7.nsf%2FDocsByID
%2FEAE6CA3B8E216295C2257E4B003FBBA6%2F%24File%2FBasics-in-
minerals-processing.pdf&usg=AFQjCNHWxh8BUL75q03kmLd768AGljqAhg

Anggota Kelompok 2 :

1. Naufal Afif Prahastho (2715100002)


2. Brian Hariman (2715100010)
3. Holly Indi (2715100044)
4. Zaid Sulaiman (2715100070)
5. Salma Halimah (2715100110)

You might also like