Professional Documents
Culture Documents
Pencatatan dan Pelaporan salah satu tugas dan fungsi Petugas Haji. Laporan pelaksanaan tugas
digunakan sebagai indikator setiap permasalahan yang terjadi dan bahan evaluasi pelaksanaan pada tahun
mendatang.
MANFAAT LAPORAN
1. Alat pembantu dan pengawasan serta pengendalian kegiatan
2. Dasar dalam mengambil tindakan dan mengatasi permasalahan
3. Bahan laporan kepada pimpinan
4. Bahan informasi kepada pihak- pihak terkait
5. Bahan evaluasi
SEKTOR JEDDAH/MADINAH
Seksi Penerimaan
1. Menyambut dan mengarahkan jamaah menuju tempat istirahat
2. Memantau Petugas yang membawa barang jamaah
Seksi Penempatan
1. Menyiapkan tempat istirahat jamaah
2. Mengantar dan membimbing jamaah beserta barang bawannya ketempat istirahat
Seksi Penerangan
1. Menyampaikan berbagai informasi kepada jamaah
2. Melayani / menjawab pertanyaan jamaah
Seksi Barang Tercecer
1. Mengurus barang bawaan jamaah yang tercecer
2. Menginventarisir/ mengirim barang tercecer sesuai posisi dan alamat jamaah bersangkutan
Seksi Penghubung / Penterjemah
1. Menjadi penghubung / penterjemah antara jamaah dengan instansi di Arab Saudi
2. Mengurus jamaah haji wafat, kehilangan paspor,
3. kehilangan tiket dan lainnya
Seksi Katering
1. Mendata kesesuaian jumlah jamaah dengan
2. distribusi katering
3. Mengawasi pendistribusian makan jamaah
Seksi Dokumen
1. Menerima dan mengumpulkan paspor jamaah
2. Mengkoordinasi jumlah paspor jamaah dengan seksi pemberangkatan
Seksi Pemberangkatan
1. Mengatur pemberangkatan jamaah ke madinah/makkah dan melakukan koordinasi dengan pihak
Naqabah di Arab saudi
2. Mendata dan melaporkan jumlah jamaah setiap kloter yang diberangkatkan baik ke madinah maupun
ke makkah
Seksi Khusus
1. Membimbing jamaah haji wanita
2. Menunjukkan tempat wudhu dan mandi jamaah
3. Membantu menyelesaikanmasalah yang berkaitan dengan jamaah wanita
Laporan Khusus dan Laporan Pelaksanaan Tugas dilampiri dengan data pendukung
A. System Pencatatan Dan Pelaporan Manual
Sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan adalah metoda atau cara-cara perencanaan dan pelaksanaaan
terhadap semua bentuk catatan dan laporan mengenai kesehatan yang di kerjakan dalam rangka pelayanan
kesehatan Jemaah haji mulai dari embarkasi, sampai dengan kembali ke tanah air (debarkasi).
Yang dimaksud dengan catatan dalam sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan adalah semua bentuk
kegiatan tulis menulis yang dipakai dan disimpan oleh instansi atau petugas yang bersangkutan itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan pelaporan adalah semua kegiatan tulis menulis yang kemudian dikirimkan
kepada instansi atau pejabat yang lebih tinggi sebagai bahan pemberitahuan atau informasi untuk instansi
tersebut.
Syarat untuk sistem pencatatan dan pelaporan adalah : sederhana bentuk formulirnya, seragam bagi unit yang
sejenis, dan jelas maksud setiap item yang ada didalamnya
Adapun tujuan dari pencatatan dan pelaporan adalah tersedianya data dan informasi epidemiologi kesehatan
haji sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
pelayanan kesehatan haji mulai dari tanah air, selama di perjanan dan di Arab Saudi sampai kembali ke tanah
air
Selama mendampingi Jemaah dikloter petugas TKHI melakukan pencatatan dan
pelaporan dengan menggunakan form yang sudah desedikan oleh Kementrian
Kesehatan.
Kecepatan dan ketepatan waktu dalam pencatatan dan pelaporan tersebut menjadi
indikator baik tidaknya sistem pencatatan dan pelaporan dalam penyelenggaraan
kesehatan haji pada saat operasional haji tahun itu.
Pada setiap jemaah yang berobat di kloter, dilakukan pencatatan pada buku
kunjungan berobat kloter (buku sudah ada diberikan di tanah air) dan catan
ringkan ringkas di Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH), meliputi : tanggal
kunjungan, anamnesis & pemeriksaan fisik, diagnosis, tindakan/terapi, dan
keterangan lain yang dibutuhkan. Bila jemaah perlu dirujuk, catat indikasi
rujuk, tanggal & jam merujuk, tempat rujukan. Sertakan BKJH pada saat
merujuk dan serahkan kepada petugas kesehatan di tempat rujukan. Saat
jemaah dipulangkan kembali ke kloter, pastikan pada BKJH tercatat
diagnosis di tempat rujukan, terapi, dan rencana tindak lanjut dari dokter di
tempat rujukan. Diagnosis penyakit ditulis sesuai dengan ICD-X. Daftar
diagnosis penyakit yang mungkin muncul (sesuai ICD-X) dapat dilihat di
Buku Saku Kloter. Rekapitulasi kunjungan sakit dituliskan pada form
terlampir
Setiap kloter akan menerima 1 (satu) tas kloter yang berisi obat dan alat
kesehatan. Daftar obat dan alat kesehatan di kloter dapat dilihat di Buku
Saku Kloter. Selanjutnya obat dan alat kesehatan itu harus dikelola oleh
petugas kloter. Setiap penerimaan, pengeluaran, dan permintaan obat dan
alat kesehatan harus tercatat dalam formulir harian yang disediakan untuk
itu, dilaporkan setiap hari ke Sub Daker (kesepakatan jam pelaporan akan
ditetapkan kemudian). Formulir dapat diperoleh di Daker/Sub Daker
Selama masa operasional Petugas Kloter akan mendapat tas yang telah
dilengkapi obat dan dapat mengajukan permintaan obat kektor/BPHI, yang
kesemuanya dicatat dalam buku persediaan.
e. Formulir rujukan
Bila ada jemaah haji yang meninggal dunia di luar tempat pelayanan dokter
kloter yang membuat keterangan kematian dengan menggunakan formulir
COD dan mengisi OV.
Apabila di tempat pelayanan kesehatan maka dokter sektor yang akan
membuatkan COD dan AV. COD yang diisi dengan lengkap dan benar,
lembar pertama diberikan kepada keluarga/karom/karu yang akan
digunakan untuk klaim asuransi.
i. Buku Resep
Seperti buka resep pada umumnya pada saat operasional pelayanan jemaah haji juga
dokter pada saat selesai melakukan pemeriksaan apabila memberikan resep harus
menggunakan buku resep yang sudah disediakan dan menuliskan kode resep. Kode
resep nantinya akan dientry pada menu yang aplikasinya sudah ada di smartphone.
a. -R Penyakit Jemaah pada buku kesehatan haji
2. Alur Pelaporan
Referemsi :
Pusdiklat aparatur dan pusat kesehatan haji kemenkes RI. 2014. Modul pelatihan
tim kesehatan haji indonesia. Jakarta : kemenkes RI