Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
1
RISK FACTORS OF ACUTE DIARRHEA IN CHILDREN IN THE VILLAGE
TEGALLALANG JANUARY TO JULY IN THE YEAR 2014
ABSTRACT
2
410 kasus dimana 202 kasus pada balita. Puskesmas Tegallalang I meliputi umur,
Desa Tegallalang pada tahun 2013 jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
mendapatkan64 kasus pada balita. Pada riwayat penyakit, ketersediaan dan
Desa Tegallalang dari bulan Januari pemanfaatan sarana air bersih dan jamban
sampai Juli 2014 terdapat 50 kasus diare keluarga, mencuci tangan sebelum makan,
pada balita dari 85 kasus di dareah mencuci tangan sesudah buang air besar
Tegallalang,padahal cakupan air bersih di dan merebus air minum.Data yang
Desa Wilayah Puskesmas Tegallalang I diperoleh dari data pencatatan rawat jalan
tahun 2013 sudah mencapai 93% dan poliklinik desa, puskesmas pembantu,
cakupan jamban keluarga 83%. puskesmas. Observasi dilakukan langsung
Faktor risiko yang berpengaruh dengan cara mendatangi orang tua anak
untuk terjadinya diare pada balita yaitu balita untuk mendapatkan informasi lebih
status kesehatan lingkungan (penggunaan rinci melalui wawancara dengan
sarana air bersih, jamban keluarga, menggunakan kuesioner.
pembuangan sampah, pembuangan air Variabel pemanfaatan saluran
limbah) dan perilaku hidup sehat dalam pembuangan air limbah didefinisikan
keluarga. Secara klinis penyebab diare sebagai keluarga yang memiliki dan
dapat dikelompokkan dalam enam memanfaatkan tempat pembuangan
kelompok besar yaitu infeksi (yang sampah khusus dan limbah yang tidak
meliputi infeksi bakteri, virus dan parasit), terpapar langsung dengan lingkungan,
malabsorpsi, alergi, keracunan (keracunan Variabel mencuci tangan sebelum makan
bahan-bahan kimia, keracunan oleh racun yaitu perilaku mencuci tangan pada air
yang dikandung dan diproduksi baik jazad mengalir dengan sabun sebelum makan
renik, ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, atau memberi makan balita.Variabel
algae dll), imunisasi, defisiensi dan sebab- mencuci tangan setelah buang air besar
sebab lain.1,2 diartikan sebagai mencuci tangan dengan
Berdasarkan hal tersebut, maka sabun dan air bersih setiap buang air besar.
penelitian ini dilakukan untuk mencari Variabel merebus air minum didefinisikan
karakteristik diare pada balita di Desa sebagai merebus air bersih untuk diminum
Tegallalang pada bulan Januari sampai Juli sampai mendidih sebelum diminum.
2014. Variabel pemanfaatan sarana air bersih
merupakan upaya pemenuhan kebutuhan
METODE air untuk keperluan rumah tangga yang
Penelitian ini merupakan studi didapat dari sarana yang memenuhi
analitik dengan pendekatan kasus kontrol persyaratan sarana air bersih. Variabel
dengan cara pengambilan data retrospekttif pemanfaatan jamban keluarga yaitu
untuk mengetahui faktor-faktor risiko memanfaatkan jamban yang memenuhi
terjadinya diare akut pada balita di Desa persyaratan kesehatan untuk pemenuhan
Tegallalang pada bulan Januari sampai Juli kebutuhan membuang tinja/kotoran.
2014. Penelitian ini dilaksanakan pada Variabel pemberian ASI eksklusif
bulan September 2014 di Desa diartikan sebagai pemenuhan ASI selama
Tegallalang. bayi berumur 0 6 bulan, tanpa
Populasi penelitian adalah semua memberikan susu formula.
anak balita (< 5 tahun) yang berada di Data yang telah terkumpul
Desa Tegallalang yang pernah mengalami kemudian diolah dengan menggunakan
diare yang berobat ke puskesmas program SPSS for Windows realease 16.0.
Tegallalang I dengan besar sampel Analisis univariat dilakukan dengan
sebanyak 38 kasus dan 38 kontrol. menggunakan uji chi-square untuk
Data diperoleh dari data pencatatan mengetahui hubungan signifikan antara
dan pelaporan yang ada di tingkat variabel. Interval kepercayaan 95% dengan
3
hipotesis penelitian tingkat signifikansi HASIL
(nilai P) adalah <0,05. Analisis multivariat Subjek pada penelitian adalah
dipakai untuk menganalisis pengaruh semua anak balita (< 5 tahun) yang
beberapa variabel terhadap variabel- menderita diare dan datang berobat ke
variabel lainnya dalam waktu yang Puskesmas kemudian diklasifikasi oleh
bersamaan. dokter, perawat yang bertugas yang pada
bulan Januari s/d Juli 2014 di Desa
Tegallalang dan berdomisili di Desa
Tegallalang.
Pada kelompok kasus, sebagian dimana yang tertinggi pada tingkat SLTP
besar responden berumur 30-34 tahun (41,6%) dan yang terendah tingkat
(63,8 %), sedangkan kelompok kontrol akademisi/sarjana (8,3 %). Pada kontrol,
sebagian besar pada usia 25-29 tahun proporsi terbesar adalah tingkat SLTA (50
(47,2%). Tingkat pendidikan responden %) dan terendah tingkat SD (5,55 %).
untuk kelompok kasus hampir merata,
4
Tabel 3. Karakteristik Penelitian
No. Karakteristik
Kasus (%) Kontrol (%)
penelitian Kategori
(N=36) (N=36)
1. Ketersedian SPAL Tersedia 10 (27,8) 27 (75)
Tidak tersedia 26 (72,2) 9 (35)
5
setelah buang air besar, dan merebus air memiliki nilai odds ratio paling besar,
sebelum diminum didapatkan bermakna yakni 17,20 (p=0,00). Variabel mencuci
sebagai faktor risiko terjadinya diare akut. tangan sebelum makan tidak bermakna
Variabel pemberian ASI eksklusif secara statistik (p=0,09).
7
berbagai keterbatasan, sehingga akan balita sebelum makan maupun setelah
memengaruhi hasil penelitian. BAB, mencuci perlatan memasak sewaktu
Keterbatasan tersebut antara lain adalah mepersiapkan makanan, balita yang masih
bias informasi, recall bias, bias menyusui atau sudah minum susu formula,
pewawancara, dan sampel penelitian. kebersihan dot yang digunakan balita
Penelitianini adalah studi kasus kontrol ketika minum susu.
yang dalam pengumpulan data
menggunakan kuesioner sangat subyektif, DAFTAR PUSTAKA
sehingga kebenaran data sangat tergantung 1. Adyanastri Festy, 2012. Etiologi dan
pada kejujuran dan daya ingat responden Gambaran klinis Diare di RSUP dr
serta kejujuran dan kepekaan dari Kariadi Semarang. Diakses 20 Juli
pewawancara (observer) pada saat 2013. Diunduh dari: http://ejournals1.
observasi dan pengisian kuesioner yang undip.ac.id/index.php/medico/article/vi
tentunya akan sangat memengaruhi ew/1713.
terhadap data dan informasi yang 2. Kemenkes RI. 2011. Situasi Diare di
dihasilkan. Indonesia. Diakses 19 Juli 2013.
Sampel penelitian yang didapatkan Diunduh dari: http://www.depkes.
masih kurang. Berdasarkan rumus besar go.id/downloads/Buletin%20Diare_Fin
sampel didapatkan sampel minimal 38 al(1).pdf.
kasus dan 38 kontrol, namun dalam 3. Sinthamurniwaty, 2006. Faktor-Faktor
penelitian hanya mendapatkan 36 kasus Risiko Kejadian Diare Akut pada
dan 36 kontrol. Balita. Diakses 14 Maret 2015.
Diunduh dari: http://eprints.undip.
Simpulan ac.id/15323/1/SINTAMURNIWATYE
Faktor-faktor risiko yang terbukti 4D002073.pdf.
berpengaruh terhadap kejadian diare akut 4. Pradirga dkk, 2014. Faktor Risiko
pada balita adalah ketersediaan saluran Kejadian Diare pada Bayi di Kelurahan
pembuangan air limbah, pemanfaatan Pannampu Kecamatan Tallo Kota
sarana air bersih, ASI eksklusif, cuci Makassar. Diakses 14 Maret 2015.
tangan setelah buang air besar, dan Diunduh dari: http://repository.unhas.
merebus air minum. Berdasarkan hasil ac.id/bitstream/handle/123456789/106
tersebut didapatkan bahwa tidak merebus 45/RIZKY%20PANJI%20PRADIRG
air sebelum diminum merupakan faktor A%20K11110130.pdf?sequence=1.
risiko yang paling berpengaruh. 5. B Hamzah, Arsin Arsunan, Ansar
Jumriani. 2012. Hubungan Perilaku
Saran Hidup Bersih dan Sehat dengan
Berdasarkan hasil penelitian Kejadian Diare pada Balita Di
tersebut, disarankan pada Puskesmas Kecamtan Belawa Kabupaten Wajo
Tegallalang I untuk memberikan tahun 2012. Diakses 19 Juli 2013.
penyuluhan faktor-faktor risiko yang Diunduh dari: http://repository.unhas.
berpengaruh terhadap terjadinya diare ac.id/bitstream/handle/123456789/434
akut. Selain itu diharapkan kepada peneliti 0/HAMZAH_K11109015.pdf?sequenc
selanjutnya untuk lebih lanjut melakukan e=1.
penelitian dengan permasalahan yang 6. Adisasmito Wiku. 2007. Faktor risiko
sama, dapat dengan variabel yang sama Diare pada Bayi dan Balita di
maupun dengan variabel yang berbeda Indonesia: Systematic Review
dalam hubungan dengan kejadian diare Penelitian Akademik Bidang
pada balita seperti perilaku mencuci Kesehatan Masyarakat. Diakses 20 Juli
tangan pengasuh sebelum menyajikan 2013. Diunduh dari: http://journal.
makan bagi balita, perilaku cuci tangan
8
ui.ac.id/health/article/download/212/20 Diakses 19 Juli 2013. Diunduh dari:
8. http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol
7. Kusumawati Oktania, Nugroho A _2no_2/62-66.pdf.
Heryanto, dkk. 2011. Hubungan 10. Wulandari P Anjaar, 2010. Hubungan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Antara Faktor Lingkungan dan Faktor
dengan Kejadian Diare Pada Balita Sosiodemografi dengan kejadian diare
Usia 1-3 Tahun Studi Kasus di Desa pada balita di Desa Blimbing
Tegowanu Wetan Kecamatan Kecamatan Sambirejo Kabupaten
Tegowanu Grobogan. Diakses 20 Juli Sragen tahun 2009. Diakses 19 Juli
2013. Diunduh dari: http://ejournal. 2013. Diunduh dari: http://female.
stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmuke store.co.id/images/media/kesehatan%2
perawatan/article/download/69/108. 0masyarakat%20-%20full%20jg.pdf.
8. Wulandari P Anjar. 2009. Hubungan 11. Kusumaningrum Arie, Hepriyani,
Antara Faktor Lingkungan dan Faktor Nurhalinah, 2011. Pengaruh PHBS
Sosiodemografi Dengan Kejadian Tatanan Rumah Tangga terhadap diare
Diare pada Balita di Desa Blimbing di Kelurahan Gandus Palembang.
Kecamatan Sambirejo Kabupaten Diakses 19 Juli 2013. Diunduh dari:
Sragen Tahun 2009. Diakses 20 Juli http://eprints.unsri.ac.id/889/1/makalah
2013. Diunduh dari: http://female. _PHBS_keluarga_diare.pdf.
store.co.id/images/media/kesehatan%2 12. Amaliah Siti, 2010. Hubungan sanitasi
0masyarakat%20-%20full%20jg.pdf. lingkungan dan faktor budaya dengan
9. Rahmadhani eka Putri, Lubis Gustinia, kejadian diare pada anak balita di Desa
Edison. 2013. Hubungan Pemberian Toriyo Kecamatan Bendosari
ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Kabupaten Sukoharjo.
Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 tahun
di Puskesmas Kuranji Kota Padang.