You are on page 1of 27

BAB III

ANALISA SITUASI

A. Profil Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

1. Profil dan Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda.

RSUD Abdul Wahab Sjahranie terletak di Jalan Palang Merah Indonesia,

kecamatan Samarinda ulu kota Samarinda. RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda adalah rumah sakit kelas A pendidikan milik pemerintah

provinsi Kalimantan Timur sejak tahun 1993 atas dasar SK Menkes no.

161/Menkes/SK/XIII/1993 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15

Desember 1993.

Rumah Sakit Umum dibangun sejak tahun 1993 kepunyaan kerajaan Kutai

(Landschap = kerajaan, sehingga diberinama Landschap Hospital) yang

terletak dijalan Juliana atau Emma (sekarang jalan Gurami). Masyarakat

bertambah maju dan berkembang. Sejalan dengan itu tuntutan masyarakat

pun bertambah banyak kepada rumah sakit umum, untuk meningkatkan

pelayanan rumah sakit umum di jalan Gurami yang jelas sulit

dikembangkan mengingat lokasi yang kecil, karena itu rumah sakit umum

dipindahkan kejalan Palang Merah Indonesia atau jalan Dr. Soetomo.

RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda sebagai unit swadana daerah

dan melaksanakan manajemen revolving funds system untuk obat-obatan


dan bahan/alat kesehatan habis pakai serta bahan makanan sejak tahun

1990 berdasarkan SK Gubernur kepala daerah tingkat 1 Provinsi

Kalimantan Timur no. 528 tahun 1990 yang ditetapkan di Samarinda pada

tanggal 31 Desember 1990. Sejak kepindahan pada tahun 1984, telah

memperoleh beberapa penghargaan.

2. Motto, Visi, Misi, Tujuan dan Peran

Adapun Motto, Visi, Tujuan dan Peran dari RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda yaitu :

a. Motto :

Bersih, Aman, Kualitas, Tertib dan Informatif

b. Visi :

Menjadi rumah sakit dengan pelayanan bertaraf internasional.

c. Misi :

1) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan berstandar

internasional

2) Mengembangkan rumah sakit sebagai pusat penelitian.

d. Tujuan :

1) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya di

rumah sakit

2) Meningkatkan mutu pelayanan medis dan non medis di rumah

sakit
3) Memberikan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat secara

professional

4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan

5) Meningkatkan disiplin dan tata tertib pelaksanaan rumah sakit

e. Fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie

Sebagai rumah sakit yang baik dan demi terciptanya pelayanan yang

optimal, maka rumah sakit umum daerah Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda dilengkapi berbagai fasilitas yaitu fasilitas air bersih,

fasilitas listrik, fasilitas gas, fasilitas telekomunikasi dan fasilitas

pengobatan air limbah.

f. Program Unggulan, Sikap dan Jenis Pelayanan

Program unggulan, sikap dan jenis pelayanan di RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda meliputi :

1) Program unggulan : pelayanan jantung, revolving fund system,

subsidi silang, mother and baby hospital dan bisnis strategi.

2) Sikap : Senyum, Sapa, Salam, dan Ucapan terima kasih

3) Jenis pelayanan meliputi 34 macam pelayanan yaitu : poli

kebidanan dan kandungan, poli penyakit dalam, poli anak, poli

bedah umum, poli bedah tulang, poli bedah syaraf, poli bedah

urologi, poli syaraf, poli penyakit kulit dan kelamin, poli paru, poli

THT, poli mata, poli jantung, poli laktasi, poli khusus karyawan,
rehabilitasi medik, instalasi gawat darurat, radiologi : USG C-T

Scan, hyperthermia, MRI, angiografi, patologi klinik, patologi

anatomo, hemodialisa, instalasi kedokteran, kehakiman, instalasi

farmasi, rujukan spesialis ke rumah sakit tipe C dan D, puskesmas,

layanan pavilion teratai, layanan pavilion sakura, ambulance 118

emergency dan layanan kesehatan diluar rumah sakit.

B. Analisa situasi ruangan

1. Profil Ruangan

Ruang Melati merupakan bagian dari IRNA B yang melayani perawatan

pasien anak dengan klasifikasi infeksi, non infeksi dan bedah.

Ruang Melati terbagi menjadi dua tim yaitu tim 1 dan tim 2. Ruang

Melati memiliki kapasitas 13 kamar perawatan dengan pembagian Tim

1 kamar 1, kamar 2, kamar 13, kamar 14, kamar 15, kamar 16 dan Tim

2 kamar 4, kamar 5, kamar 6, kamar 7, kamar 8, kamar 9, kamar 10.

Dan semenjak ditetapkan kejadian luar biasa pada bulan Oktober

diruang melati menambah satu kamar perawatan yang berkapasitas 11

tempat tidur. Ruangan ini masuk dalam tim 1.

Ruang Melati belum memiliki visi dan misi ruangan.


2. Pengumpulan Data

a. Sumber Daya Manusia ( M1- Man )

1) Struktur Organisasi

Ruang Melati dipimpin oleh kepala ruang serta didampingi oleh

1 orang CCM (Clinical Cast Manager), 2 orang Primery

Nurse/ketua Tim dan 26 orang perawat pelaksana.

Bagan 3.1
Struktur Organisasi Ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2015

Ketua IRNA-B
Dr. Josephine MP

Kepala Ruang
Sri Rohana S.Kep

Clinical Cast Manager


Ninawati Amd.Kep

Administrasi Administrasi
Rostina Primameti, SE

Ketua Tim I Ketua Tim II


Henny Pratiwi, S.ST S. Immawaty, Amd.Kep

Perawat Pelaksana
1. Rusdianti Amd.Kep 14. Norma Yunita Amd.Kep
2. Yenni Nurhayani S.ST 15. Siti Fatimah S.Kep
3. Nani Agus Rini Amd.Kep 16. Tri Meirita Amd.Kep
4. Hellen Dzianovalia S.Kep 17. Marlia Hentika Amd.Kep
5. Nurmahayati Amd.Kep 18. Lina Ayuningtyas Amd.Kep
6. Dzulfiqriyati Amd.Kep 19. Tiwi Oktavia Amd.Kep
7. Setiani Ningsih S.Kep 20. Tira Surmayanti Amd.Kep
8. Maria Stephani Amd.Kep 21. Danice Natalia Amd.Kep
9. Rinda Arianti Amd.Kep 22. Ratna Amd.Kep
10. Norlelawati Amd.Kep 23. Nurul Istiqomah Amd.Kep
11. Aulia Fahida S.Kep 24. Ayu Suryani, Amd.Kep
12. Fitria Ariyani Amd.Kep 25. Dyah Ajeng , Amd.Kep
13. Elly Fadli S.Kep.,Ns 26. Noviar, Amd. Kep
2) Jumlah tenaga berdasarkan tingkat pendidikan

Table. 3.1
Jumlah Tenaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Ruang Melati
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Ners 1 3,3 %

2 Sarjana Keperawatan 5 16,6 %

3 D-IV Keperawatan 2 6,6 %

4 D-III Keperawatan 22 73,3 %

Total 30 100 %

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah tenaga keperawatan


diruang melati adalah berjumlah 30 orang dengan pendidikan
masing-masing, Ners berjumlah 1 orang (3,3%) , Sarjana
Keperawatan 5 orang (16,6%), D IV berjumlah 2 orang (6,6%) dan
D III keperawatan berjumlah 22 orang (73,3%). Jumlah tersebut
tentu sudah memenuhi jumlah perawat professional yang harus ada
disetiap ruangan menurut syarat PPNI, yaitu berjumlah 85%.
Sedangkan menurut PPNI sendiri pengertian perawat professional
adalah perawat yang minimal setaraf dengan pendidikan D III
keperawatan.
3) Jumlah tenaga non-keperawatan

Table. 3.2
Jumlah Tenaga Non Keperawatan Di Ruang Melati RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015
No Jabatan Jumlah Persentase ( % )
1 Dokter spesialis anak 6 31,3 %
Dokter spesialis bedah
2 1 6,3 %
anak
3 Dokter CM 2 12,5 %
4 Administrasi 2 12,5 %
5 POS 2 25,0 %
6 Cleaning Service 4 12,5 %
Total 17 100 %

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah tenaga non

keperawatan diruang melati adalah berjumlah 17 orang dengan

jabatan masing-masing, Dokter Spesialis anak berjumlah 6 orang

(31,3%), dokter spesialis bedah anak berjumlah 1 orang ( 6,3%),

dokter CM berjumlah 2 orang (12,5%), Administrasi berjumlah 2

orang ( 12,5 % ), POS berjumlah 2 orang ( 12,5%), dan cleaning

service berjumlah 4 orang (25,0 %).


4) Jumlah tingkat ketergantungan

Table 3.3
Jumlah tingkat ketergantungan (tgl 13 Oktober 2015 ) Di ruang
Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015

Klasifikasi tingkat ketergantungan Jumlah Klien

Minimal Parsial Total


59
55 4 0
93,2 % 6.8 % 0% 100%

Table.3.4
Jumlah tingkat ketergantungan (tgl 14 Oktober ) Di ruang Melati
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015

Klasifikasi tingkat ketergantungan Jumlah Klien


S Minimal Parsial Total
65
e 61 4 0
93,8 % 6, 2 % 0% 100%
t
Tiap unit bangsal harus mempunyai perencanaan sistem ketenagaan
keperawatan untuk melaksanakan kebutuhan pelayanan setiap shift
kebutuhan staff keperawatan dasar adalah jumlah minimal dari
tenaga keperawatan setiap unit/bangsal, sesuai dengan kebijakan
rumah sakit yang menentukan :

a) Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari

b) Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun :

- Jumlah hari minggu : 52 hari

- Jumlah hari libur nasional : 17 hari

- Jumlah cuti pertahun : 14 hari

Total hari kerja non efektif adalah : 83

c) Perhitungan jumlah jam kerja pertahun

- Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun jumlah hari kerja


non efektif dalam 1 tahun = 365 83 = 282 hari

- Jumlah minggu = 282 : 7 = 40,2 = 40

- Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun = 40 minggu x 40

jam = 1.600 jam

5) Jumlah kebutuhan tenaga perawat

- Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Douglas

Tabel 3.5
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan Di ruang Melati RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tanggal 13 Oktober 2015
No Kategori Pagi Sore Malam
1 Minimal 55 x 0,17 = 55 x 0,14 = 55 x 0,07 =
9,35 7,7 3,85
2 Parsial 4 x 0,27 = 4 x 0,15 = 4 x 0,10 =
1,08 0,6 0,4
3 Total 0 0 0
Total 10,43 8,3 4,25

Total tenaga perawat/hari pada tanggal 13 Oktober 2015

Pagi : 10,43 = 10 orang


Sore : 8,3 = 8 orang
Malam : 4,25 = 4 orang +
Total : = 22 Orang
Tabel 3.6
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan Di ruang Melati RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tanggal 14 Oktober 2015
No Kategori Pagi Sore Malam
1 Minimal 61 x 0,17 = 61 x 0,14 = 61 x 0,07 =
10,37 8,54 4,27
2 Parsial 4 x 0,27 = 4 x 0,15 = 4 x 0,10 =
1,08 0,6 0,4
3 Total 0 0 0
Total 11,45 9,14 4,67

Total tenaga perawat/hari pada tanggal 14 Oktober 2015

Pagi : 11,45 = 11 orang


Sore : 9,14 = 9 orang
Malam : 4,67 = 5 orang +
Total : = 25 Orang

Dari hasil wawancara dan observasi selama 2 hari, didapatkan


jumlah perawat yang dinas pada tanggal 13/102015 sebanyak 21
orang dan tanggal 14/10/2015 sebanyak 16 orang. Hal ini tidak
sesuai dengan kebutuhan tenaga perawat dibanding jumlah pasien.
Untuk perhitungan jumlah tenaga perlu ditambah (faktor
koreksi) yaitu hari libur/cuti/hari besar (Loss day)

Rumus :

1 + +

52 + 14 + 17
30 = 8,8 = 9
282

Jadi, tenaga yang diperlukan adalah :

Tenaga yang ada + faktor koreksi = 30 + 9 = 39 orang perawat

Metode Ilyas

Metode ini dikembangkan oleh Yaslis Ilyas sejak tahun 1995,


rumus dasar dari formula ini adalah sebagai berikut :

365
=
(285 )

Keterangan :

A : Jam perawatan / 24 jam (waktu perawatan yang


dibutuhkan pasien)
B : Sensus harian ( BOR x jumlah tempat tidur)
365 : Jumlah hari kerja dalam setahun
285 : Hari kerja efektif perawat dalam setahun

Indeks merupakan indeks yang berasal dari karakteristik


jadwal kerja perawat dirumah sakit yang dihitung dari setiap
empat hari kerja efektif. Dimana perawat mendapatkan libur
satu hari setelah jadwal jaga malam. Uraiannya sebagai berikut
hari pertama perawat masuk pagi, hari kedua siang, hari ketiga
malam dan hari keempat mendapat libur satu hari.

365 8 (0,75 67) 365


=
(285 ) (285 8 )

8 (50.25) 365 146.730


= =
2280 2280

= 64,35 = 64

Dari hasil perhitungan ilyas seharusnya perawat yang ada di


Ruang melati dengan kapasitas tempat tidur adalah 64 orang.

Metode Gillies

Perhitungan tenaga perawat berdasarkan rumus Gillies

365
=
(365 ) /

Keterangan :

A : Jam perawatan/24 jam, yaitu waktu perawatan yang


dibutuhkan pasien

B : sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)

C : Jumlah hari libur

Jumlah tenaga perawat di ruang Melati :


5 50,25 365 91706,25
= = 36,39 = 36
(365 50) 8 2520

Dari hasil wawancara dan observasi selama 3 hari, didapatkan


jumlah tenaga yang ada di ruangan adalah 29 orang sudah termasuk
dengan kepala ruangan. Kebutuhan perhitungan tenaga perawat dan
penambahan tenaga perawat dilakukan oleh bidang keperawatan,
tenaga perawat masih kurang ditambah lagi cuti 2 orang, sehingga
tenaga keperawatan yang efektif saat ini berjumlah 27 orang.

Dari hasil perhitungan berdasarkan nama Ilyas, didapatkan jumlah


tenaga perawat yang ideal adalah 64 orang kemudian ditambah
dengan faktor koreksi 8 orang sehingga jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan adalah 72 orang perawat. Sedangkan jumlah perawat
yang terdapat sekarang di ruang melati hanya berjumlah 29 orang.
Berdasarkan hasil wawancara bahwa perhitungan jumlah tenaa
diruangan dilakukan oleh bidang keperawatan dan hasil perhitungan
menurut Gillies didapatkan hasil 36 orang ditambah dengan faktor
koreksi menjadi 45 orang perawat yang dibutuhkan, sedangkan
jumlah perawat yang ada di ruang melati hanya berjumlah 29 orang.

BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat


tidur)

BOR menurut Huffman (1994) adalah the ratio of patient


service days to inpatient bed count days in a period under
consideration. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR
adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI,2005)
Rumus :


100%
( )

3
100% = 73 %
67365

Dari hasil perhitungan data 1 tahun didapatkan nilai BOR


sebanyak 73% sehingga dapat dilihat bahwa persentase
pemakaian tempat tidur tahun 2015 adalah ideal.

ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien


dirawat)

ALOS menurut Huffman (1994) adalah the average


hospitalization stay of impatient discharged during the period
under consideration. ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah
rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini di samping
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9
hari (Depkes,2005)

Rumus ALOS :

( )
( ( + ))

TOI ( Turn Over Interval = Tenggang Perputaran )

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana


tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak
terisi pada kisaran 1 3 hari.

Rumus TOI :

( )
( ( + ))

BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur )

BTO menurut Huffman (1994) adalah the net effect of changed


in occupancy rate and length of stay. BTO menurut Depkes RI
(2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun satu tempat tidur rata-
rata dipakai 40-50 kali.

Rumus :

( + )
( )

NDR ( Net Death Rate )

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam


setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator
ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Rumus :

> 48
100 %
( ( + ))

Kami tidak melakukan perhitungan NDR dikarenakan data


tentang jumlah pasien meninggal > 48 jam selama 1 tahun
terakhir tidak ada dalam dokumentasi ruangan.
GDR (Gross Death Rate)

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum


untuk setiap 1000 penderita keluar. Nilai GDR sebaiknya tidak >
dari 45 per 1000 penderita.

Rumus :


1000%
( ( + ))

6) Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat

Pelaksanaan evaluasi, kami lakukan dengan mempersiapkan


kuisioner yang berisi 21 soal pertanyaan berbentuk pilihan

b. Sarana dan Prasarana ( M2 Material )

1) Lokasi dan denah ruangan

Proses penerapan praktikan Manajemen keperawatan mahasiswa


Program Profesi Ners STIKES Wiyata Husada Samarinda,
mengambil tempat di ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie
samarinda.

2) Peralatan dan Fasilitas

a) Data Tempat Tidur Pasien

Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan gambaran tempat

tidur di Ruang Melati dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.8

Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur Di Ruang Melati RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015


TIM 1 TIM 2

Kamar Jumlah Bed Kamar Jumlah Bed

1 6 Bed 4 7 Bed

2 12 Bed 5 11 Bed

13 2 Bed 6 3 Bed

14 4 Bed 7 3 Bed

15 2 Bed 8 3 Bed

16 2 Bed 9 3 Bed

10 9 Bed

Jumlah total bed tim 1 + tim 2 = 28 + 39 = 67 bed

Berdasarkan tabel di atas total jumlah bed di ruang melati = 67

bed dan setiap kamar mendapatkan fasilitas yang sama.

b) Sarana dan prasarana petugas kesehatan

Ruang kepala ruangan berada di depan tepatnya disebelah

kanan pintu masuk ruangan.

Masing-masing tim memiliki Nurse Station yang terpisah,

berada di bagian tengah ruangan.

Kamar mandi dan WC jadi satu dengan Nurse station dan

terpisah dari rungan perawatan.

Ruang konsultasi dokter bergabung dengan nurse station

Ruang pertemuan perawat berada didepan nurse station


Ruang administrasi bergabung dengan nurse station

Ruang dokter muda bergabung dengan nurse station

c) Sarana dan Prasarana untuk pasien

Tabel.3.9

Daftar Fasilitas Untuk Pasien Di ruang Melati RSUD Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015

No Nama Alat Jumlah Kondisi Keterangan

1 Tempat tidur/bed 67 Cukup Baik

2 Lemari 67 Cukup Baik

3 KM dan WC 15 Cukup Baik

4 Kipas Angin/AC 12/20 Baik

5 Jam Dinding 4 Baik

6 Tempat Sampah 11 Baik

7 Timbangan 4 Baik Infant 1, dewasa 3

8 Wastafel 3 Baik

9 Alat Pemadam 2 Cukup baik Berada di tim I dan tim II

d) Peralatan dan sarana kesehatan

Table.3.10

Daftar Peralatan dan Sarana Kesehatan Di Ruang Melati RSUD

Abdl Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Stetoskop 5 Baik 3 Rusak 2
2 Tensi meter 1 Jarang terlihat
3 Thermometer 5 Baik
4 Senter 1 Baik
5 Gluko Test 3 Baik
6 Set Perawatan Luka 9 Baik dan Lengkap
7 Set Lumbal Fungtien 1 Baik dan lengkap
8 Tromol - Tidak ada
9 Korentang dan tempat - -
10 Bengkok 2 Baik
11 Gunting Perban 2 Tidak Layak
12 Kom 5 Baik
13 Standar Kom - -
14 Skerem 3 2 Baik dan 1 rusak
15 Telepon 2 Baik
16 Almari alat tenun 2 Baik
17 Almari obat 4 Baik
18 Lemari es untuk obat 1 Baik
19 Regulator O2 Dinding 22 Baik
20 Regulator O2 Tabung 10 Baik
21 O2 Dinding 22 Baik
22 Tabung O2 10 Baik
23 ECG 1 Baik
24 Suction 2 Baik
25 Nebulizer 2 Baik
26 Urinal - -
27 Syering Pump 1 Baik
28 Infusion Pump 1 Baik
29 Lampu bacaan foto 2 Baik
30 Autoclave - -
31 Standart infuse 59 30 baik 29 rusak
32 Ambu bag 2 1 infant, 1 dws
33 Resusisator - -
34 Laryagoscope - -
35 Mayo - -
36 Monitor 1 Baik
37 Lemari Dokumen 2 Baik
38 Branchard 2 Baik
39 Kursi roda 4 2 Baik dan 2 Rusak
40 Lampu darurat - -

e) Administrasi Penunjang

Tabel 3.11

Daftar Administrasi Penunjang di Ruang Melati RSUD Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015

No Nama Barang Keterangan


1 Buku timbang terima Ada
2 SOP dan SAK Ada
3 Buku obat dan alat Ada
4 Format Pemberian obat Ada
5 Format discharge planning Ada
6 Format persetujuan tindakan pasien Ada
7 Format persetujuan pulang atas permintaan Ada
sendiri
8 Format pengirian laboratorium Ada
9 Format konsul dokter Ada
10 Format cek list operasi Ada
11 Format visite harian Ada
12 Format surat kematian Ada
13 Format surat kematian Ada
14 Format keterangan pengambilan jenazah Ada
15 Jadwal dokter jaga Tidak ada
16 Format rehabilitasi medik Ada
17 Format penolakan tindakan ada Ada
18 Format permintaan pemeriksaan radiologi Ada
19 Format perminaan darah untuk transfusi Ada
20 Format gravik vital sign Ada
21 Daftar dinas pegawai keperawatan Ada
22 Papan jadwal operasi Tidak ada

Dari data pengkajian diatas, sebagaian besar peralatan di ruang

Melati sudah memenuhi standart jumlah yang ditetapkan, alat-alat

tersebut telah dimanfaatkan oleh ruangan secara optimal sesuai

dengan kebutuhan pasien. Alat-alat yang rusak sudah diusulkan dan

dalam proses pengadaan. Untuk pemiliharan alat-alat kesehatan

belum dilaksanakan sesuai dengan program, hal tersebut terlihat


banyaknya alat-alat kesehatan yang hilang dan rusak. Perawatan

alat hanya dilakukan pada saat kondisi ada kerusakan.

c. Metode asuhan keperawatan ( M3-Method)

1) Penerapan MAKP

Penerapan MAKP di ruang melati menggunakan metode TIM,


dimana pasien yang dirawat inap di kelola oleh dua TIM, TIM 1
mengelola pasien di kamar 1, 2, 13, 14, 15, dan 16 sedangkan TIM
II mengelola pasien di kamar 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Dalam
pelaksanaannya perawat pelaksana dalam kedua TIM dipilih setiap
harinya. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan ruangan mengacu
pada visi dan misi yang ada. Tindakan dan asuhan keperawatan
yang diberikan diruangan berdasarkaan SOP dan SAK.

Berdasarkan perhitungan jumlah tenaga menurut Ilyas dan Gillies,


tenaga yang membantu optimalisasi penerapan MAKP masih
kurang. Berdasarkan hasil wawancara pembagian tugas dan
tanggung jawab anggota tim belum sesuai jobdis.

2) Timbang Terima

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama 3 hari yaitu dari


tanggal 01 september 03 september 2015, didapatkan kegiatan
timbang terima dilakukan setiap pergantian shift, yaitu pagi jam
07.30, sore 14.30, dan malam 21.30. timbang terima dilakukan oleh
perawat yang selesai jam kerja dan perawat yang masuk shift kerja
selanjutnya di ruang pertemuan perawat. Timbang terima dilakukan
di ruang pertemuan perawat untuk membahas kondisi klien.
Timbang terima mencakup nama pasien, kondisi pasien, rencana
tindakan, dan observasi pada pasien. Selanjutnya perawat yang akan
dinas melakukan validasi data dengan membawa buku laporan
perawat tanpa diikuti perawat dinas shift sebelumnya. Tidak ada
SOP yang baku tentang timbang terima dari Rumah Sakit. Timbang
terima terkadang tidak diikuti oleh semua perawat yang telah dan
akan berdinas dikarenakan masih ada tindakan yang harus
dilakukan oleh pasien.

Saran dan Usulan :

Diharapkan perawat yang sedang melaksanakan timbang terima


untuk disiplin dan tepat waktu untuk melakukan timbang terima.

Hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima (Nursalam,


2013)

a) Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift

b) Dipimpin oleh kepala ruangan atau ketua tim

c) Dilaksanakn oleh semua perawat yang telah dan yang akan


dinas

d) Informasi yang disampaikna harus akurat, singkat, sistematis


dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga
kerahasiaan pasien

e) Overan harus berorientasi pada permasalahan pasie

f) Pada saat operan di kamar pasien, menggunakan volume suara


yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar
sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia
sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien.

g) Sesuatu yaang mungkin membuat klien terkejut dan syok


sebaiknya di bicarakan di nurse station.
Bagan 3.2

Alur operan / timbang terima/hand over (Nursalam , 2013)

Pasien

Diagnosis Medis Diagnosa Keperawatan


Masalah Kolaboratif (didukung data)

Tindakan

Telah dilakukan Belum dilakukan

Perkembangan/keadaan
pasien

Masalah :
1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru

3) Ronde keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan serta CCM di

Ruang Melati diperoleh informasi bahwa sebagian dari mereka


mengerti tentang ronde keperawatan tapi tidak pernah dilakukan.

Berdasarkan hasil observasi kemungkinan yang menjadi kendala

dalam kegiatan ronde keperawatan karena kesibukan dokter dan

kurangnya pemahaman tentang pentingnya kegiatan ronde

keperawatan.

Saran :

Diadakan sosialisasi tentang ronde keperawatan kepada seluruh

staff dan dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan.

4) Supervisi Keperawatan

Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dari

tanggal 01-03 september 2015, didapatkan bahwa data supervisi

diruangan dilakukan oleh kepala ruangan untuk pagi hari dan piket

keperawatan pada sore dan malam hari, sedangkan supervisi Askep,

kondisi pasien dan kinerja staff, sedangkan piket keperawatan hanya

melakukan supervisi absen kehadiran perawat dinas ruangan. Belum

ada format supervisi yang baku yang digunakan oleh kepala

ruangan.

Saran :

a) Supervisi keperawatan sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh

kepala ruangan, tapi ketua tim dapat melakukan supervisi

terhadap anggota lain.


b) Kegiatan supervise sebaiknya dilakukan pada saat sebelum

pertukaran shift, pada waktu mulai shift, sepanjang hari dinas,

sekali dalam sehari dan sebelum pulang.

c) Disediakannya format kegiatan supervisi yang meliputi :

Instrumen supervisi Asuhan Keperawatan Pasien Secara

Langsung

Instrumen Supervisi Pada Kepala Ruangan

Instrumen Supervisi Pada Perawatan Primer / Ketua Tim

Instrumen Supervisi Pada Supervisor Keperawatan

5) Discharge Planning

Discharge Planning di ruang melati dilakukan pada pasien yang

sudah diperbolehkan pulang. Dischaarge planning dilakukan oleh

perawat. Berasarkan hasil wawancara, proses dari discharge

planning yang dilakukan dengan cara perawat yang bertugas pada

shift tersebut melakukan, serta yang merencanakan discharge

planning dan kemudian dilaporkan kepada ketua tim, format

discharge planning tidak pernah di isi karena dengan alasan sibuk.

Format Pengkajian Discharge Planning Ruang Melati

Discharge Planning Nama :


Tanggal MRS :
Tanggal KRS : Umur :
No. Register :
Ruang :
( i ) Pulang dari rumah sakit dengan keadaan :
o Sembuh
o Meneruskan dengan obat jalan
o Dirujuk
o Pindah rumah sakit lain
o Pulang paksa
o Melarikan diri
o Meninggal
( ii ) Kontrol
o Waktu :
o Tempat :
( iii ) Lanjutan perawatan di rumah
..........................................................................................................
........
..........................................................................................................
........
( iv) Aturan Diet / Nutrisi
..........................................................................................................
........
..........................................................................................................
........
(v) Obat-obatan yag masih diminum dan dosisnya
............................................................................................................
........
............................................................................................................
.........

You might also like