You are on page 1of 21

PUTRI

SKN 2016 R AYUNINGTYAS


rationale
Denisi
Latar belakang
Bentuk-bentuk interaksi
sosial

3
Dalam sehari, dapatkah anda samasekali
tidak mengadakan komunikasi dengan
orang lain dengan cara apapun?
Homo volens (mahluk yang digerakkan
oleh keinginan2 yang terpendam)
H o m o m e c h a n i c u s (m a h l u k y a n g
digerakkan oleh lingkungan)
Homo Sapiens (mahluk yang aktif
mengorganisasi stimuli yang diterimanya
Homo ludens (mahluk yang berperan
aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya)
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua
kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak
akan mungkin ada kehidupan bersama.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok


manusia terjadi pula di dalam masyarakat.
Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi
benturan antara kepentingan perorangan dengan
kepentingan kelompok
Kumpulan individu yang saling berinteraksi
Satuan unit sosial yang terdiri dari 2 orang/
lebih yang melihat diri mereka sendiri
sebagai bagian dari kelompok
Sekumpulan individu yang saling tergantung
Kumpulan individu yang bersama-sama
bergabung untuk mencapai satu tujuan
Kumpulan individu yang mencoba untuk
memenuhi beberapa kebutuhan melalui
penggabungan diri mereka
Kumpulan individu yang interaksinya diatur oleh
atau dengan seperangkat peran dan norma
Kumpulan individu yang saling mempengaruhi

Kelompok adalah dua individu atau lebih yang
berinteraksi tatap muka yang semuanya
menyadari keanggotaannya dalam kelompok
tersebut dan keberadaan orang lain serta saling
ketergantungan untuk mencapai tujuan
bersama
Kelompok formal: Kelompok tidak
organisasi kohesif: jamaah sholat
Kelompok kecil: geng Kelompok agresif
Kelompok besar: suku Kelompok identitas
bangsa bersama
Kelompok jangka Kelompok kebudayaan
pendek: panitia tunggal
Kelompok jangka Kelompok konsumen
panjang: bangsa, Kelompok
angkatan persahabatan dll
Kelompok kohesif:
keluarga, panitia,
Bennis & Sheppard
1. Tahap Otoritas
1. Adanya ketergantungan terhadap otoritas
2. Pemberontakan
3. Pencairan
2. Tahap Pribadi
1. Harmonisasi
2. Identitas Pribadi
3. Pencairan Masalah
. Perilaku Individu
Perilaku Masyarakat
Keadaan dan struktur poli@k
Tingkat pengetahuan
Keadaan ekonomi
Sikap mental
Tingkat kebutuhan individu Aspek sosial budaya
Tingkat keterikatan
kelompok Aspek pendidikan

Aspek agama
Imitasi

Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku

Sugesti

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang
berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

Identikasi

Identikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain. Identikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi,
karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

Proses simpati

Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam
proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama
pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama
dengannya.
Adanya kontak sosial (social ,
contact)
Adanya Komunikasi
antarindividu, antarindividu memberi ar@ pada perilaku
dengan kelompok, orang lain, perasaan-
antarkelompok. perassaan apa yang ingin
disampaikan orang tersebut.
kontak dapat pula bersifat Orang yang bersangkutan
langsung maupun @dak kemudian memberi reaksi
langsung. terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang
tersebut.
Young (1948) membedakan interaksi sosial sebagai
berikut:
1. Oposisi, mencakup persingan dan
pertentangan.
2. Kerja sama, menghasilkan akomodasi
3. Diferensi, menyebabkan adanya perbedaan
kerja antara orang orang atau kelompok
dalam masyarakat
Gillin (1951) menggolongkan proses sosial menjadi dua
macam:
1. Proses Asosiatif, yang mencakup akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi
2. Proses Disosiatif, yang mencakup persaingan,
pertentangan, atau pertikaian yang berupa
kontravensi dan konik.

Tamotsu Shibutani (1986), interaksi sosial terdiri dari:
1. Akomodasi
2. Ekspresi
3. Interaksi Strategis
4. Pengembangan Perilaku Manusia

Soekanto, (2003,) mengembangkan pendapat Gilin
dengan menyajikan jenis jenis proses sosial yang
meliputi proses asosiatif dan proses diasosiatif.
Proses asosiatif adalah prose yang merupakan
penggabungan antara dua objek atau tanggapan indriawi.
Proses penggabungan dapat diuraikan menjadi dua bentuk
yakni:

1. Kerja sama (cooperation),


2. Akomodasi (acomodation),
3. Asimilasi (assimilation),
4. Akulturasi (acculturation).
oppositional proccesses, yang persis halnya dengan
kerjasama, dapat ditemukan pada setiap
masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya
ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial
masyarakat bersangkutan.
Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang
melawan seseorang atau sekelompok manusia
untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi
tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan
untuk tetap hidup (struggle for existence)
Persaingan (Competition)

Kontraversi (contraversion)

Pertentangan (conict)

Pembinaan Harapan untuk membawa
perubahan yang positif
Universalitas membantu menyadarkan
bahwa setiap orang di dunia pasti memiliki
suatu masalah
Penerangan: menimbulkan kepercayaan diri,
memotivasi
Altruisme: org dengan masalah akan mampu
membantu masalah orang lain yang memiliki
masalah serupa
Pengulangan korektif dari keluarga
Pengembangan teknik sosialisasi yang lebih
adekuat
Modelling/ peniruan tingkah laku
Belajar berhubungan dengan pribadi lain
Cohesiveness : rasa mau saling menerima
Katarsis
Eksistensi
Self reection

You might also like