Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 3
B. Epidemologi ............................................................................................................ 4
C. Etiologi.................................................................................................................... 6
E. Patofisiologi ............................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 19
B. Saran ..................................................................................................................... 19
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
B. Epidemologi
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Federasi Jantung
Sedunia (World Heart Federation) memprediksi penyakit jantung akan
menjadi penyebab utama kematian di negara-negara Asia pada tahun 2010.
Saat ini, sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit jantung terjadi pada
kalangan masyarakat miskin dan menengah. Berdasarkan kondisi itu, dalam
keadaan ekonomi terpuruk maka upaya pencegahan merupakan hal terpenting
untuk menurunkan penyakit kardiovaskuler pada 2010. Di negara
berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, angka kematian akibat penyakit
jantung koroner akan meningkat 137 % pada laki-laki dan 120% pada wanita,
sedangkan di negara maju peningkatannya lebih rendah yaitu 48% pada laki-
laki dan 29% pada wanita. Di tahun 2020 diperkirakan penyakit
kardiovaskuler menjadi penyebab kematian 25 orang setiap tahunnya. Oleh
karena itu, penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian dan
kecacatan nomer satu di dunia.
Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan
beragam. Tentu saja mulai dari infeksi klasik dan modern, penyakit
degeneratif serta penyakit psikososial yang menjadikan Indonesia saat ini
yang menghadapi " threeple burden diseases". Namun tetap saja penyebab
angka kematian terbesar adalah akibat penyakit jantung koroner "the silence
killer". Tingginya angka kematian di Indonesia akibat penyakit jantung
koroner (PJK) mencapai 26%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga Nasional (SKRTN), dalam 10 tahun terakhir angka tersebut
cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 1991, angka kematian akibat
PJK adalah 16 %. kemudian di tahun 2001 angka tersebut melonjak menjadi
26,4 %. Angka kematian akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000
penduduk di negara kita.
Beberapa hasil penelitian telah dilakukan terkait dengan penyakit
jantung koroner dan factor-faktor yang berpengaruh. Dari hasil penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa faktor risiko terhadap terjadinya penyakit
jantung koroner yang paling mencolok ditunjukan oleh kadar kolesterol tinggi
(70,4%) disusul oleh kegemukan (28,6%); kadar asam urat tinggi (27,7%)
dan EKG tidak normal (21,4%). Data tentang kadar kolesterol darah tinggi,
kegemukan, kadar asam urat darah tinggi dan EKG tidak normal digunakan
sebagai data dasar untuk membuat model menurunkan faktor risiko terhadap
terjadinya. (Ganda Siburian, 2001).
C. Etiologi
Penyebab terbanyak iskamik jantung adalah berkurangnya pemasukan
darah pada otot jantung yang disebabkan karena penyumbatan oleh thrombus
pada arteria koronaria yang berpenyakit didaerah dekat plak aterosklerotik.
Faktor risiko penyakit jantung terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi :
1. Riwayat Keluarga : PJK bisa diturunkan dari keluarga, jika salah satu
anggota keluarga mempunyai riwayat penyakit PJK. Artinya ada
kecenderungan dalam keluarga.
2. Umur : Untuk laki-laki akan semakin meningkat setelah usia mereka 45
tahun. Sedangkan untuk wanita mengalami peningkatan setelah usia
mereka 55 tahun.
3. Jenis kelamin : dalam penelitian disebutkan bahwa perempuan 10 tahun
lebih lambat terkena serangan jantung dibanding pria. Tetapi, setelah
menopause, risiko wanita terkena serangan jantung sama dengan laki-
laki.
2. Dyspnea
Sesak napas saat aktivitas berat dan sesudahnya dan saat Rest bila
ada Udema Paru. Myocardial Iskemia berat tidak bisa Lying kerena
adanya gaya gravitasi yg menyebabkan darah kembali ke jantung lebih
banyak sehingga akan menyebabkan sesak nafas (menamba beban pada
Jantung yg mengalami gangguan), akibat organ abdomen menekan
diaphragma meningkatnya udema dan congestion paru. Dyspnoe bisa
juga akibat anoksia jaringan = kekurangan darah pada jaringan akibat
kurangnya suplay darah dari jantung.
3. Perubahan warna kulit
Kulit : keabu-abuan , pucat , biru khususnya muka
Kebiruan indikasi syanosis perifer akibat meningkatnya CO2
darah oleh menurunnya Cardiac Output
Pucat / keabu-abuan kerena suplay darah arteri jelek /kurang .
4. Berkeringat
Jika berkeringat lebih tanpa adanya alasan yang masuk akal dan jelas,
terlebih keluarnya air keringat begitu banyak dan berlebihan.
5. POLS (denyut nadi) DN normal = 70-80 denyutan/ menit
Pemeriksaannya diraba pada arteri radialis , carotis, dan dorsum pedis.
Bradycardia = (DN di bawah normal) danTachycardia = (DN di atas
normal ) Palpasi lemah, irregular, hilang atau tidak teraba akibat
berkurangnya Cardiac output adalah Jumlah darah yang dipompa keluar
jantung dalam satu menit .Pols kurang 40 X /menit bisa terjadi pada
Heart Block
6. Pyrexia
Suhu meningkat satu atau dua hari post oklusi yang menyebabkan infark
akibat proses nekrosis pada Myocardium
7. Pericardial Rub
Terjadi Jika infark pada Pericardium ( stetoskop ) akibat inflamasi pada
permukaan pericardium saling bergesek.
8. Radiograph
Jantung melebar dan nampak Hyperthropy pada Myocardium (normal
jantung lebar chest keatas).
9. Oedema
Jika jantung gagal/lemah terjadi retensi sodium dan cairan di Ginjal
dimana cairan berlebihan di jaringan yg bergerak ke bagian rendah tubuh
seperti : ankle, Feet atau area sacral.
10. Haemoptysis
Batuk darah terjadi bila pembuluh darah rupture akibat congestion
sirkulasi pulmonalis yang menyebabkan ketegangan pembuluh darah.
11. Cerebral Symptoms
Anoxia Cerebral : menimbulkan pusing / pingsan kadang suka
marah dan depressi
Cardiac Syncope : hilangnya kesadaran tiba-tiba akibat
menurunnya suplay darah ke cerebral
12. Abdominal Symptoms
Congestion vena , anoxia dan kurangnya suplay darah arteri ke organ
abdomen dapat enimbulkan nausia (mual) muntah(emesis), indegestion
(ggn. Pencernaan) dan Constipation adalah susah BAB.
13. Perubahan Gas Darah
Menurunnya O2 dan meningkatnya CO2 dalam darah mengakibat
menurunnya pergantian udara di sirkulasi pulmonalis dan meningkatnya
pergantian udara di sirkulasi sistemik akibat aliran darah lambat .
14. Gangguan Kecepatan dan Irama Jantung
Diketahui dengan ECG/EKG terjadi gangguan IHD oleh ; Heart Block ,
Ventricular Tachycardia , Extrasystole atau Ventricular Fibbrillation.
15. Asma Cardiac
LVF menimbulkan Congestion pulmonal sehingga meningkatkan tekanan
dalam kapiler pulmonary maka cairan masuk alveoli mengakibatkan
pulmonary Oedema . Terjadi pernafasan jelek (sesak nafas) pada malam
hari , pasien bangun karena sesak nafas dan merasa lemas dan dengan
sputum berbusa atau kemerahan
E. Patofisiologi
1. Perubahan awal
terjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis
2. Perubahan intermediate
Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner
epikardium. Hal ini menyebabkan peningkatan sirkulasi darah sebanyak 2-
3 kali lipat akibat olahraga tidak dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut
Iskemia dan manifestasinya dapat berupa Angina atau nyeri pada dada
akibat kerja jantung yang meningkat.
3. Perubahan akhir
Terjadi ruptur pada cap atau bagian superficial dari plak sehingga akan
terjadi suatu situasi yang tidak stabil dan bebagai macam manifestasi
klinik seperti Angina at rest atau Infark Miokard. Dengan terpaparnya isi
plak dengan darah, akan memicu serangkaian proses platetel agregasi yang
pada akhirnya akan menambah obstruksi dari lumen pembuluh darah
tersebut
4. Iskemia miokard
Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi
diastolik, lalu kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan
impuls listrik (gelombang ST-T) dan akhirnya timbullah keadaan Infark
Miokard.
a. Angina stabil : Bila obstruksi pada arteri koroner 75%
b. Unstable angina : Bila terjadi ruptur dari plak ateromatosa
c. Angina Prinzmetal : Bila terjadi vasospasme dari arteri koroner
utama
Dinamis :
b. Pola Nafas
Pola nafas tidak teratur
V. Diagnosis Fisioterapi
Nyeri dinding dada sinistra akibat jantung iskemik
Tujuan :
Passive movement
Teknik :
Rileksasi
Postural drainage
IX. Evaluasi
a. Vital sign
b. Pola nafas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran dari penulis yaitu mahasiswa diharapkan dapat mencari referensi lain
tentang penatalaksanaan fisioterapi pada Ischemic Heart Diseaset untuk
menyempurnakan isi makalah ini agar dapat menambah pengetahuan sehingga
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://restyjulandhamskep.blogspot.co.id/2012/01/epidemiologi-penyakit-jantung-
koroner.html