You are on page 1of 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 10 september 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3

C. Tujuan ..................................................................................................................... 3

BAB IIPEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

A. Pengertian Ischemic Heart Disease (Penyakit Jantung Iskemik) ............................ 4

B. Epidemologi ............................................................................................................ 4

C. Etiologi.................................................................................................................... 6

D. Tanda dan Gejala Ischemic Heart Disease .............................................................. 7

E. Patofisiologi ............................................................................................................ 9

F. Penatalaksanaa Fisioterapi pada Ischemic Heart Disease ..................................... 10

BAB IIIPENUTUP ........................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 19

B. Saran ..................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit jantung iskemik (Ischaemic Heart Disease) adalah suatu kondisi


kesehatan yang serius, penyakit jantung tersebut mempengaruhi jutaan orang
di seluruh dunia. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyakit jantung
iskemik mempengaruhi orang-orang dari setiap jenis kelamin dan ras, dan
sering terjadi sebelum seseorang berumur 20 tahun serta disebabkan oleh
sejumlah faktor resiko.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian dan penyebab ischemic heart disease?


2. Jelaskan perubahan patologi, gejala dan komplikasi ischemic heart
disease?
3. Jelaskan pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada ischemic heart
disease?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian, penyebab ischemic heart disease.


2. Mengetahui perubahan patologi, gejala dan komplikasi ischemic heart
disease.
3. Mengetahui pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada ischemic
heart disease.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ischemic Heart Disease (Penyakit Jantung Iskemik)


Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah
suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan
pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Karena sumbatan
ini, terjadi ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan oksigen otot
jantung yang dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah yang terkena
sehingga fungsinya terganggu.
Penyakit jantungiIskemik atau Ischaemic Heart Disease (IHD) adalah
keadaan berkurangnya pasokan darah pada otot jantung , biasanya karena
penyakit arteri koroner ( aterosklerosis dari arteri koroner ).
Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang
menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
miokard. Penyebab paling umum iskemia miokard adalah aterosklerosis.
Keberadaan aterosklerosis menyebabkan penyempitan pada lumen pembuluh
arteri koronaria epikardial sehingga suplai oksigen miokard berkurang.
Iskemia miokard juga dapat terjadi karena kebutuhan oksigen miokard
meningkat secara tidak normal seperti pada hipertrofi ventrikel atau stenosis
aorta. Jika kejadian iskemik bersifat sementara maka berhubungan dengan
angina pektoris, jika berkepanjangan maka dapat menyebabkan nekrosis
miokard dan pembentukan parut dengan atau tanpa gambaran klinis infark
miokard (Isselbacher, 2000).

B. Epidemologi
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Federasi Jantung
Sedunia (World Heart Federation) memprediksi penyakit jantung akan
menjadi penyebab utama kematian di negara-negara Asia pada tahun 2010.
Saat ini, sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit jantung terjadi pada
kalangan masyarakat miskin dan menengah. Berdasarkan kondisi itu, dalam
keadaan ekonomi terpuruk maka upaya pencegahan merupakan hal terpenting
untuk menurunkan penyakit kardiovaskuler pada 2010. Di negara
berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, angka kematian akibat penyakit
jantung koroner akan meningkat 137 % pada laki-laki dan 120% pada wanita,
sedangkan di negara maju peningkatannya lebih rendah yaitu 48% pada laki-
laki dan 29% pada wanita. Di tahun 2020 diperkirakan penyakit
kardiovaskuler menjadi penyebab kematian 25 orang setiap tahunnya. Oleh
karena itu, penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian dan
kecacatan nomer satu di dunia.
Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan
beragam. Tentu saja mulai dari infeksi klasik dan modern, penyakit
degeneratif serta penyakit psikososial yang menjadikan Indonesia saat ini
yang menghadapi " threeple burden diseases". Namun tetap saja penyebab
angka kematian terbesar adalah akibat penyakit jantung koroner "the silence
killer". Tingginya angka kematian di Indonesia akibat penyakit jantung
koroner (PJK) mencapai 26%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga Nasional (SKRTN), dalam 10 tahun terakhir angka tersebut
cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 1991, angka kematian akibat
PJK adalah 16 %. kemudian di tahun 2001 angka tersebut melonjak menjadi
26,4 %. Angka kematian akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000
penduduk di negara kita.
Beberapa hasil penelitian telah dilakukan terkait dengan penyakit
jantung koroner dan factor-faktor yang berpengaruh. Dari hasil penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa faktor risiko terhadap terjadinya penyakit
jantung koroner yang paling mencolok ditunjukan oleh kadar kolesterol tinggi
(70,4%) disusul oleh kegemukan (28,6%); kadar asam urat tinggi (27,7%)
dan EKG tidak normal (21,4%). Data tentang kadar kolesterol darah tinggi,
kegemukan, kadar asam urat darah tinggi dan EKG tidak normal digunakan
sebagai data dasar untuk membuat model menurunkan faktor risiko terhadap
terjadinya. (Ganda Siburian, 2001).

C. Etiologi
Penyebab terbanyak iskamik jantung adalah berkurangnya pemasukan
darah pada otot jantung yang disebabkan karena penyumbatan oleh thrombus
pada arteria koronaria yang berpenyakit didaerah dekat plak aterosklerotik.
Faktor risiko penyakit jantung terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi :
1. Riwayat Keluarga : PJK bisa diturunkan dari keluarga, jika salah satu
anggota keluarga mempunyai riwayat penyakit PJK. Artinya ada
kecenderungan dalam keluarga.
2. Umur : Untuk laki-laki akan semakin meningkat setelah usia mereka 45
tahun. Sedangkan untuk wanita mengalami peningkatan setelah usia
mereka 55 tahun.
3. Jenis kelamin : dalam penelitian disebutkan bahwa perempuan 10 tahun
lebih lambat terkena serangan jantung dibanding pria. Tetapi, setelah
menopause, risiko wanita terkena serangan jantung sama dengan laki-
laki.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :


1. Merokok : Merokok membuat darah menjadi 'lengket' dan menyebabkan
sel-sel darah menggumpal. Ini akan memperlambat aliran darah arteri
dan akan lebih sering terjadi penyumbatan dan meluas. Sumbatan ini
dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
2. Kolesterol total tinggi : Kolesterol total yang tinggi menyebabkan zat
lemak terbentuk di arteri koroner secara bertahap, sehingga membuat
darah sulit mengalir. Hal ini utamanya disebabkan oleh makanan tinggi
lemak jenuh dan lemak trans
3. Hipertensi (darah tinggi) : Tekan darah yang tinggi akan membebani
kerja jantung dan arteri koroner, dan mempercepat proses penyumbatan
di arteri.
4. Diabetes (kencing manis)
5. Kurang berolahraga
6. Obesitas atau kelebihan berat badan : Obesitas dapat menyebabkan
penyakit jantung karena terlalu banyak makan.

D. Tanda dan Gejala Ischemic Heart Disease


1. Nyeri Dada(Angina)

Stres secara fisik maupun secara emosional dapat memicu sesak


dan rasa tidak nyaman di dada seperti ada tekanan pada dada. Rasa nyeri
ini disebut angina, ini merupakan tanda atau gejala dari penyakit jantung
koroner. Nyeri dada yang terjadi saat Anda melakukan aktivitas fisik yang
berat dan hilang setelah beristirahat juga merupakan ciri khas dari angina.

2. Dyspnea
Sesak napas saat aktivitas berat dan sesudahnya dan saat Rest bila
ada Udema Paru. Myocardial Iskemia berat tidak bisa Lying kerena
adanya gaya gravitasi yg menyebabkan darah kembali ke jantung lebih
banyak sehingga akan menyebabkan sesak nafas (menamba beban pada
Jantung yg mengalami gangguan), akibat organ abdomen menekan
diaphragma meningkatnya udema dan congestion paru. Dyspnoe bisa
juga akibat anoksia jaringan = kekurangan darah pada jaringan akibat
kurangnya suplay darah dari jantung.
3. Perubahan warna kulit
Kulit : keabu-abuan , pucat , biru khususnya muka
Kebiruan indikasi syanosis perifer akibat meningkatnya CO2
darah oleh menurunnya Cardiac Output
Pucat / keabu-abuan kerena suplay darah arteri jelek /kurang .
4. Berkeringat
Jika berkeringat lebih tanpa adanya alasan yang masuk akal dan jelas,
terlebih keluarnya air keringat begitu banyak dan berlebihan.
5. POLS (denyut nadi) DN normal = 70-80 denyutan/ menit
Pemeriksaannya diraba pada arteri radialis , carotis, dan dorsum pedis.
Bradycardia = (DN di bawah normal) danTachycardia = (DN di atas
normal ) Palpasi lemah, irregular, hilang atau tidak teraba akibat
berkurangnya Cardiac output adalah Jumlah darah yang dipompa keluar
jantung dalam satu menit .Pols kurang 40 X /menit bisa terjadi pada
Heart Block
6. Pyrexia
Suhu meningkat satu atau dua hari post oklusi yang menyebabkan infark
akibat proses nekrosis pada Myocardium
7. Pericardial Rub
Terjadi Jika infark pada Pericardium ( stetoskop ) akibat inflamasi pada
permukaan pericardium saling bergesek.
8. Radiograph
Jantung melebar dan nampak Hyperthropy pada Myocardium (normal
jantung lebar chest keatas).
9. Oedema
Jika jantung gagal/lemah terjadi retensi sodium dan cairan di Ginjal
dimana cairan berlebihan di jaringan yg bergerak ke bagian rendah tubuh
seperti : ankle, Feet atau area sacral.
10. Haemoptysis
Batuk darah terjadi bila pembuluh darah rupture akibat congestion
sirkulasi pulmonalis yang menyebabkan ketegangan pembuluh darah.
11. Cerebral Symptoms
Anoxia Cerebral : menimbulkan pusing / pingsan kadang suka
marah dan depressi
Cardiac Syncope : hilangnya kesadaran tiba-tiba akibat
menurunnya suplay darah ke cerebral
12. Abdominal Symptoms
Congestion vena , anoxia dan kurangnya suplay darah arteri ke organ
abdomen dapat enimbulkan nausia (mual) muntah(emesis), indegestion
(ggn. Pencernaan) dan Constipation adalah susah BAB.
13. Perubahan Gas Darah
Menurunnya O2 dan meningkatnya CO2 dalam darah mengakibat
menurunnya pergantian udara di sirkulasi pulmonalis dan meningkatnya
pergantian udara di sirkulasi sistemik akibat aliran darah lambat .
14. Gangguan Kecepatan dan Irama Jantung
Diketahui dengan ECG/EKG terjadi gangguan IHD oleh ; Heart Block ,
Ventricular Tachycardia , Extrasystole atau Ventricular Fibbrillation.
15. Asma Cardiac
LVF menimbulkan Congestion pulmonal sehingga meningkatkan tekanan
dalam kapiler pulmonary maka cairan masuk alveoli mengakibatkan
pulmonary Oedema . Terjadi pernafasan jelek (sesak nafas) pada malam
hari , pasien bangun karena sesak nafas dan merasa lemas dan dengan
sputum berbusa atau kemerahan

E. Patofisiologi
1. Perubahan awal
terjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis
2. Perubahan intermediate
Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner
epikardium. Hal ini menyebabkan peningkatan sirkulasi darah sebanyak 2-
3 kali lipat akibat olahraga tidak dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut
Iskemia dan manifestasinya dapat berupa Angina atau nyeri pada dada
akibat kerja jantung yang meningkat.
3. Perubahan akhir
Terjadi ruptur pada cap atau bagian superficial dari plak sehingga akan
terjadi suatu situasi yang tidak stabil dan bebagai macam manifestasi
klinik seperti Angina at rest atau Infark Miokard. Dengan terpaparnya isi
plak dengan darah, akan memicu serangkaian proses platetel agregasi yang
pada akhirnya akan menambah obstruksi dari lumen pembuluh darah
tersebut
4. Iskemia miokard
Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi
diastolik, lalu kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan
impuls listrik (gelombang ST-T) dan akhirnya timbullah keadaan Infark
Miokard.
a. Angina stabil : Bila obstruksi pada arteri koroner 75%
b. Unstable angina : Bila terjadi ruptur dari plak ateromatosa
c. Angina Prinzmetal : Bila terjadi vasospasme dari arteri koroner
utama

F. Penatalaksanaa Fisioterapi pada Ischemic Heart Disease


I. Anamnesis
a. Anamnesis Umum
Nama : Ahmar Santoso
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Paccerakang
Hoby : Main futsal
b. Anamnesis khusus
Keluhan utama : Nyeri dada
Lokasi keluhan : Dada kiri
Faktor yang memperberat: Saat aktivitas berat dan lama
Faktor memperingan : Saat beristirahat
RPP : 1 bulan yang lalu, ketika pasien
sedang bekerja
II. Inspeksi
Statis :
Pasien mengalami sesak nafas terutama saat berbaring
Wajah pasien terlihat pucat
Belum terjadi gangguan postur
Pasien tampak berkeringat

Dinamis :

Kesadaran pasien menurun dan pasien merasa mual


Pola nafas pasien tidak teratur
Nyeri pada saat menggerakkan jari-jari tangan dan kaki

III. Pemeriksaan Khusus


a. Vital sign
TD : 110/80 mmHg
DN : 50 kali/menit
P : 24 kali/menit
Suhu : 36,5oC

b. Pola Nafas
Pola nafas tidak teratur

IV. Pemeriksaan Spesifik


1. Mobilitas thorax (chest)
Upper lobus : 92cm-94cm (2cm)
Middle lobus : 89cm-90cm (1cm)
Lower lobus : 85cm-86cm (1cm)
(hasil : Terjadi gangguan mobilitas Thorax)
Gerakan simestris chest dilakukan dengan kedua tangan diatas
chest pasien dan periksa pengembangan tiap bagian chest selama
inspirasi dan expirasi. Dilakukan dengan cara :
a. Dengan palpasi
Expansi upper lobus. Pasien lying, kedua thumb di mid
sternal line sternal notch, ari-jari extensi di atas kedua
clavicula, pasien full expirasi lalu deep inspirasi.
Expansi middle lobus. Pasien lying, kedua ujung thumb di
processus xyphoideus dan jari-jari di extensikan ke lateral
costa, pasien full expirasi lalu deep inspirasi.
Expansi lower lobus. Pasien sitting, kedua ujung thumb du
medulla spinalis (sejajar lower costa) dan jari-jari
diekstensikan sejajar costa, pasien ekspirasi full lalu deep
inspirasi. (Selama pasien full expirasi dan inspirasi, cek
apakah gerakan chest simetris atau tidak)
b. Dengan meteran
Pengembangan chest dapat juga di ukur dengan meteran
pada 3 tempat yaitu Upper lobus : axilla, Middle lobus :
processus xipoid dan Lower lobus : subcostal. Dilakukan
dengan meletakkan meteran secara melingkar antara axilla,
processus xipoid dan subcosta, dengan ujung berada pada
pertengahan dada. Dimulai saat pasien full expirasi lalu
deep inspirasi, catat hasil penambahan pengembangan
chest.
2. Pemeriksaan nyeri dinding dada
(Hasil : Rasa nyeri terdapat pada dada sebelah kiri)
Nyeri dinding dapat dipalpasi diarea dinding anterior, posterior
dan lateral.
Dilakukan dengan menekan lembut tiap area dinding dada lalu
anjurkan pasien untuk inspirasi dalam kemudian tanyakan pada
pasien dimana terasa paling nyeri.
Nyeri dinding dada akan meningkat sering terjadi saat ditekan
langsung atau dipalpasi selama pasien inspirasi dalam. Nyeri
dinding dada akibat angina tidak berubah bila di palpasi.
3. Perkusi
(Hasil : Terdengar bunyi dull pada segmen apical anterior upper
lobus kiri)

Yaitu suatu teknik pemeriksaan ketukan atau pukulan dengan jari-


jari tangan yang dilakukan untuk memeriksa atau evaluasi penekanan
paru-paru khususnya ratio udara dalam paru-paru.
Prosedur
Tempatkan jari tengah lurud di antara space intercosta dan ujung
jari tengah tangan yang lain mengetuk pelan jari yang di
intercosta tersebut. Prosedur atau ketukan diulang beberapa kali
pada beberapa tempat dibagian area kiri dan kanan pada anterior
dan posterior dinding dada.
Bunyi resonant(normal): bervariasi bergantung ketbalan jaringan
di bawahnya
Bunyi dull(datar) apabila terjadi peningkatan ketebalan jaringan
yang berlebihan dalam paru-paru dibandingkan dengan udara,
misalnya tumor, atau konsolidasi cairan
Bunyi hiperesonanse atau tymfani jika jumlah udara melebihi
normal dalam paru-paru , misalnya pasien emfisiema
Jika ditemukan bunyi yang tidak simetris kanan dan kiri dicatat
kemudian pasien harus konsultasi ke dokter untuk melakakuakn
tes objektif misalnya X-Ray.
4. Aulkultasi
(Hasil : Terdengar bunyi wheezing paa segmen apical anterior
upper lobus kiri)
Adalah suatu tekhnik pemeriksaaan dengan mendengar bunyi nafas
menggunakan stateskop untuk evaluasi paru-paru.
a. Bunyi nafas normal dan abnormal terjadi akibat gerakan
udara pada dinding airway (jalan nafas) selama inspirasi
dan ekspirasi(sistem respirasi)
b. Bunyi nafas diidentifikasikan untuk mengetahui :
Area paru-paru yang mengalami hambatan berat dan
area letak sputum untuk menentukan posisi postural
darainase akan dilakukan.
Untuk menentukan apakah postural drainase efektif
atau tidak
Untuk menentukan apakah paru-paru telah bersih
atau belum dan apakaah postural drainase
dilanjutkan atau dihentikan.
c. Prosedur
Posisi pasien duduk comfortable dan rileksasi lalu
memakai stateskop, dan tempatkan stateskop
langsung diatas kulit anterior dan posterior dinding
dada pasien.
Stetoskop digerakkan dengan pola simetris (S) pada
dinding dada anterior dan posterior lalu posisi
lateral dinding dada setinggi T2,T6,T10
Anjurkan pasien inspirasi dalam melalui hidung lalu
ekspirasi melalui mulut beberapa kali dan
bersamaan dengan itu terapis menggerakkan
statskop pada tiap titik pada dinding dada anterior
dan posterior
Evealuasi: catat kualitas dan intensitas bunyi akhir
pernafasab apakah normal atau abnormal.
d. Bunyi nafas normal diklasifikasikan bergantung pada
Tracheal, bising dan keras yang terdengar hanya diatas
trakea dengan kualitas bunyi saat inspirasi dan ekspirasi.

V. Diagnosis Fisioterapi
Nyeri dinding dada sinistra akibat jantung iskemik

VI. Problematik fisioterapi


Adanya nyeri dinding dada sebelah kiri
Adanya sesak nafas dan pola nafas abnormal
Adanya penurunan mobilitas thorax
Adanya akumulasi sekresi paru-paru

VII. Tujuan fisioterapi


Mengurangu nyeri dinding dada
Mengurangi sesak nafas
Meningkatkan mobilitas thorax
Mengeluarkan sekresi paru-paru

VIII. Intervensi fisioterapi


Rileksasi
Posisi pasien : lying atau half lying
Tujuan : agar pasien mendapatkan posisi ternyaman pada saat
melakukan terapi
Teknik :
Instruksikan pasien menekan shoulder lalu stop
Menekan otot shoulder girdle kembali dengan rileks jari-jari
luruskan, menekan bed lalu stop dan tangan lalu diangkat perlahan
Rileksasi secara sadar sekitar 10 menit
Jika rileksasi berhasil maka Heart Rate berkurang membantu
Recovery dan meringankan beban kerja jantung.

Breathing Exercise (Anterior Basal Expansion dengan Pola


Normal: 3x)
Posisi pasien : sitting atau supine lying
Tujuan : agar fisioterapis dapat merasakan arah pernafasan pasien
apakah simetris atau tidak. Dan untuk meningkatkan sirkulasi
pernafasan
Teknik :
Letakkan kedua telapak tangan terapis di sisi lateral kanan dan kiri
di area lower thorax (costa) agar pasien focus pada area gerakan
yang terjadi selama inspirasi
Anjurkan pasien untuk ekspirasi. Saat pasien ekspirasi kedua
telapak tangan memberi penekanan ringan mengikuti gerakan
dinding dada kedalam dan kebawah
Sebelum inspirasi atau pada akhir ekspirasi lakukan penekanan
kuat cepat kemudian lepaskan. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan kontraksi otot intercostalis external bergerak keluar
dan keatas dari dinding dada atau lower costa selama inspirasi
Anjurkan pasien untuk mengembangkan lower costa dinding dada
melawan kedua telapak tangan terapis saat melakukan inspirasi
Berikan tahanan ringan dengan manual pada lower costa saat
pasien inspirasi untuk meningkatkan rasa sensasi dan menyadari
gerakan yang terjadi ketika inspirasi, ekspirasi dinding dada dan
penguluran costa

Free active Exercise


Posisi pasien : lying atau half lying
Teknik : instruksikan pasien untuk
Bengkok dan luruskan jari-jari dan ankle 5x
Bergantian kaki inversi dan eversi 5x
Jari-jari menggenggam lalu luruskan 5x
Fleksi dan ekstensi wrist 5x

Tujuan :

Untuk melancarkan sirkulasi darah pada bagian ankle dan wrist


Mengurangi nyeri
Membangun rasa kepercayaan diri pasien

Breathing exercise (Posterior Basal exercise dengan pola normal ,


3 X)
Posisi pasien : duduk sedikit condong kedepan dengan kedua lengan
diatas bantal dan hip bengkok.
Teknik :

Letakkan kedua telapak tangan di area posterior dinding dada lower


costa
Prosedur berikutnya sama dengan anterior basal expansi.

Passive movement

Posisi pasien : Lying or Half Lying

Tujuan : memelihara sirkulasi dan membantu mencegah deep vein


thrombosis dan memelihara ROM dilakukan perlahan dengan Full
ROM.

Teknik :

Fleksi dan Ekstensi Hip dan Knee, 1 x


Eksorotasi dan endorotasi pada inferior, 1x
Abduksi dan adduksi pada inferior, 1 x
Elbow Fleksi dan Ekstensi, 1x
Abduksi dan adduksi pada superior, 1x
Kedua tungkai fleksi lalu Ekstensikan Hip dan Knee, 5 x

Rileksasi

Rileksasi diulangi seperti awal program . Terapi hari ke dua dimulai


dengan passive Movement , 1x , lalu ditingkatkan setiap hari dengan
1x pengulangan.

Postural drainage

Dilakukan pada daerah yang terdengar adanya sputum yaitu pada


segmen apical anterior upper lobus kiri. Perkusi di bawah clavicula

IX. Evaluasi
a. Vital sign
b. Pola nafas
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu


kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri
yang mengalirkan darah ke otot jantung. Penyebab terbanyak iskemik jantung
adalah berkurangnya pemasukan darah pada otot jantung yang disebabkan kareana
penyumbatan oleh thrombus pada arteri koronaria yang berpenyakit di daerah
dekat aterosklerotik.

B. Saran
Saran dari penulis yaitu mahasiswa diharapkan dapat mencari referensi lain
tentang penatalaksanaan fisioterapi pada Ischemic Heart Diseaset untuk
menyempurnakan isi makalah ini agar dapat menambah pengetahuan sehingga
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Porter, Stuart.2013.Tidys Physiotherapy.Fifteen Editon.Elsevier.New


York.Chapter 15.

Porter, Stuart.2013.Tidys Physiotherapy.Fifteen Editon.Elsevier.New


York.Chapter 6, 8 and 9.

Valerie C. Scanlon,et.al.2007.Essentials of Anatomy and Physiologi.Fifth


edition.F.A. Davis Company.Philadelphia.

Kisner, Carolyn et.al.2007.Therapeutic Exercise Foundation and Technique.Fifth


Edition.F.A. Davis Company.Philadelphia. Hal 870-874.

Rusli M, dll.2013.Fisioterapi Respirasi.Politeknik Kesehatan Makassar.


Makassar.

http://restyjulandhamskep.blogspot.co.id/2012/01/epidemiologi-penyakit-jantung-
koroner.html

You might also like