Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tulang yang menyusun tubuh manusia memiliki fungsi penting yang
lebih dari sekedar jaringan pembentuk tubuh manusia. Secara garis besar
tulang memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi mekanik, fungsi sintetik, dan
fungsi metabolic.1
Fungsi mekanik yaitu fungsi tulang sebagai protektor bagi organ di
bersama dengan ligamen, tendon, dan otot yang memungkinkan tubuh untuk
dapat bergerak, dan juga berfungsi sebagai konduksi getaran suara sehingga
yaitu fungsi tulang sebagai pusat produksi sel darah dalam hal ini adalah
berfungsi penting menghasilkan sel darah merah dan sel darah putih. Fungsi
penyimpanan mineral kalsium dan fosfor serta lemak (asam lemak) yang
dan energi ketika dibutuhkan, selain itu tulang berperan penting dalam
1
jaringan tulang dan otot terkadang tampak dramatis dan seringkali ditemukan
besar yang mengenai tubuh. Trauma jaringan tulang dan otot harus diperiksa
dan ditangani secara tepat dan memadai agar tidak membahayakan nyawa dan
anggota gerak.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI
2
Medial, itu artikulasi dengan manubrium sternum (tulang dada) pada sendi
sternoklavikularis. Pada akhirnya lateral artikulasi dengan akromion skapula
(tulang belikat) di acromioclavicular bersama. Bulat ini memiliki ujung medial
dan lateral rata akhir. Dari piramida sternalis sekitar akhir, masing-masing kurva
lateral klavikula dan anterior untuk kira-kira setengah panjangnya. Ini kemudian
membentuk kurva yang halus posterior untuk mengartikulasikan dengan proses
skapula (akromion). Flat, akhir acromial klavikula adalah lebih luas daripada
sternalis akhir. Pada akhir acromial memiliki permukaan kasar yang lebih rendah
terkemuka beruang garis dan tuberkel. Fitur permukaan ini situs pelekatan otot-
otot dan ligamen dari bahu.
Para tulang selangka, juga disebut klavikula, adalah tulang dari atas dada,
antara tulang dada (sternum) dan tulang belikat (tulang belikat). Mudah untuk
merasa klavikula, karena tidak seperti tulang lain yang dibungkus dengan otot,
hanya kulit yang mencakup sebagian besar tulang. Fraktur klavikula sangat
umum. Patah tulang terjadi pada bayi (biasanya selama kelahiran), anak-anak dan
remaja (karena tidak klavikula sepenuhnya mengeras, atau mengembangkan,
sampai akhir remaja), atlet (karena risiko dipukul atau jatuh), atau selama banyak
jenis kecelakaan dan jatuh.
2.2 DEFINISI
3
Juall C (1999) Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan
tekanan eksternal yang dating lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
Fraktur humerus adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang
humerus (Mansjoer, Arif, 2000). Sedangkan menurut Sjamsuhidayat (2004)
Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh
benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung.
Fraktur humerus adalah Kelainan yang terjadi pada kesalahan teknik dalam
melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan
lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak
dapat digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang.
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang
dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit
merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran
presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan
keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya
berupa greenstick atau fraktur total.
Clavicula merupakan salah satu tulang yang sering mengalami fraktur
apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial. Pada tulang ini
bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu
bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan
metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh
benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan
tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.
masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu
medial dan lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa
berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu
2.3 ETIOLOGI
4
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu
akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor,
namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut
beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh
simphisis pubis selama proses melahirkan. Fraktur tulang humerus
umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit
ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan
penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran
presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada
tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis
frakturnya berupa greenstick atau fraktur total. Fraktur menurut Strek,1999
terjadi paling sering sekunder akibat kesulitan pelahiran (misalnya
makrosemia dan disproporsi sefalopelvik, serta malpresentasi).
Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.
Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama,
misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
5
Pada bagian distal klavikula bergabung dengan acromion dari skapula
membentuk sambungan acromioclavicular (AC). Patah tulang klavikula pada
umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang
terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. Karena
posisinya yang teletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk
patah.
Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman
yang keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung
pada tulang akan menyebabkan fraktur.
6
Intra-artikuler
Fraktur dengan dislokasi
7
*Dikutip dari kepustakaan 2
Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling
jarang terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar
5%.
Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua mengalami
fraktur setelah midclavicula.
8
Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer ada 3 yaitu :
2.7 DIAGNOSIS
A. PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:
1. Syok, anemia atau pendarahan
2. Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang
abdomen
3. Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis.7
B. PEMERIKSAAN LOKAL
1. Inspeksi (Look)
Bandingkan dengan bagian yang sehat
Perhatikan posisi anggota gerak
Keadaan umum penderita secara keseluruhan
Ekspresi wajah karena nyeri
Lidah kering atau basah
Adanya tanda-tanda anemia karena pendarahan
Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk
beberapa hari
Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan
kependekan
Lakukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada
organ-organ lain
Perhatikan kondisi mental penderita
Keadaan vaskularisasi.2
2. Palpasi (Feel)
9
Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita
secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah
10
menimbulkan masalah asuransi dan tuntutan (klaim) penderita
artikuler
Untuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang
Untuk melihat adanya benda asing, misalnya peluru
11
kalkaneus atau femur, maka perlu dilakukan foto pada
kemudian.
2.8 PENATALAKSANAAN
Prinsip Umum
Pengobatan bedah ortopedi secara umum mengikuti prinsip dasar
prognosisnya.7
Secara umum prinsip pengobatan bedah ortopedi adalah :
Jangan mebuat keadaan lebih buruk bagi penderita (Iatrogenik)
Pengobatan berdasarkan pada diagnosis dan prognosis yang
tepat
Pilih jenis pengobatan yang sesuai dengan keadaan penyakit
penderita
Ciptakan kerja sama yang baik tanpa melupakan hukum
penyembuhan alami
Pengobatan yang praktis dan logis
Pilih pengobatan secara individu
Jangan melakukan pengobatan yang tidak perlu.8
12
1. Tanpa pengobatan
Sekurang-kurangnya 50% penderita (tidak termasuk fraktur) tidak
belum merasa puas bila hanya diberikan nasihat (terutama oleh dokter
berupa bidai, gips korset, korset badan, ortosis (brace), tongkat atau
menggunakan bidai, gips pada badan (gips korset), bisa juga untuk
13
e. Obat-obat sitostatika
f. Vitamin
g. Injeksi lokal.5
3. Pengobatan operatif8
a. Amputasi
Indikasi pelaksanaan amputasi adalah:
Mengancam kelangsungan hidup penderita misalnya pada luka
dingin.
Anggota gerak tidak berfungsi sama sekali (merupakan gangguan
pada tibia (akibat angulasi atau akibat rotasi) atau pada kubitus varus
14
plate, screw, nail plate, wire/k-wire. Teknik osteosintesis yang
graft yaitu :
Autograft
Disebut autograft bila sumber tulang berasal dari penderita senidri
disebut resipien.
Allograft (homograft)
Disebut allograft bila sumber tulang berasal dari orang lain yang
1) Tahap Inflamasi.
15
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih
osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan
patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid).
tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang.
Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang
16
tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk
kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu
agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus.
menjauhi batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil
17
proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses
2.10 PROGNOSIS
Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang
fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang
yang hidup dan periosteum pada penyembuhan fraktur mulai terjadi segera
BAB V
KESIMPULAN
18
2. Penyebab fraktur femur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana
berupa trauma kulit seperti kontusio, abrasi, laserasi, luka tembus akibat
benda asing maupun penetrasi kulit oleh fragmen tulang, avulsi dan skin
loss, perdarahan lokal, ruptur arteri atau vena, kontusio arteri atau vena
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Apley GA, Solomon L. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem Apley. Edisi
ke-7. Jakarta, 1995. Widya Medika;
4. Putz, R., Pabst. R. Atlas Anotomi Manusia Sobotta Jilid 2. Edisi 21.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. 2000. Hal. 276,278.
20
6. Holmes, Erskin J., Misra, Rakesh R. A-Z of Emergency Radiology.
Cambridge University, 2004. Page 140-143
7. Sjamsuhidat. R., De Jong. Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah.. Edisi 2. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta. 2003. Hal. 880.
9. Black MM, Jacob ME. 1997. Medical surgical nursing. Ed.3 Philadelphia:
W.B.
Sounders
10. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid II.
FKUI. Media Aesculapius.
11. Price, Slyvia A Dan Laraine M. Wilson.1995. Patofisiologi. Buku I.
Edisi 4. Jakarta : EGC.
12. Engram B. 1998. Medical Surgical Nursing Care Plans. Volume 2. Editor :
Ester Monica. Alih Bahasa : Suharyati Samba. Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
21