Professional Documents
Culture Documents
Beranda
facebook
twitter
Keroppi
"Tidak ada satupun di dunia ini, yang bisa di dapat dengan mudah. Kerja keras dan
doa adalah cara untuk mempermudahnya."
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecepatan informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini begitu
tinggi sehingga terjadi hubungan social dan budaya. Hubungan social antar manusia
dirasakan menurun akhir akhir ini, bahkan kadang- kadang hanya sebatas imitasi saja.
Padahal bangsa Indonesia yang mempunyai / menjunjung tinggi adat ketimuran sangat
memperhatikan hubungan social ini. Dengan demikian kita patut waspada dari
kehilangan identitas diri tersebut. Perubahan yang terjadi tadi dapat membuat rasa
bingung karena muncul rasa tidak pasti antara moral, norma,nilai nilai dan etika
bahkan juga hokum. Menurut Dadang Hawari ( 1996 ) hal hal tersebut dapat
menyebabkan perubahan psikososial, antara lain : pola hidup social religious menjadi
materialistis dan sekuler. Nilai agama dan tradisional diera modern menjadi serba boleh
dan seterusnya.
Perubahan perubahan yang dirasakan dapat mempengaruhi tidak hanya fisik
tapi juga mental, seperti yang menjadi standar WHO ( 1984 ) yang dikatakan sehat
tidak hanya fisik tetapi juga mental,social dan spiritual. Standar sehat yang disampaikan
oleh WHO tersebut dapat menjadi peluang besar bagi perawat untuk berbuat banyak,
karena perawat mempunyai kesempatan kontak dengan klien selama 24 jam sehari.
Olehnya itu dalam tulisan ini kami bermaksud mebahas tentang dimensi spiritual,
dimensi spiritual dalam kesehatan, konsep dalam memberikan asuhan keperawatan
spiritual dan proses keperawatan dalam dimensi spiritual.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik
dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya
maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari
adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis
penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi
akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan
asuhan keperawatan.
B. Tujuan
1. Mengetahui ruang lingkup keperawatan jiwa, keluarga dan komunitas
2. Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan jiwa, keluarga dan komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keperawatan Jiwa
1. Definisi
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada
ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial,
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik
dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses
keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas).
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
B. Keperawatan Keluarga
1. Definisi
Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh
supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya sebagai
subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat
(supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam
membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial
spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan
keperawatan . Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang
sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan
dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas
perawatan kesehatan keluarga.
Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek
keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Pelayanan :
a) SDM belum dapat menjawab tantangan global belum ada perawat keluarga
b) Penghargaan / reward rendah
c) Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal
d) Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah
e) Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang
f) Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang (DEPKES sudah
mneyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan
keluarga di rumah & perlu disosialisasikan)
g) Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang
h) Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas
i) Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai
j) Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi
Pendidikan :
a) Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung mudah
b) Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas
c) Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas
d) Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang
e) Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang
Profesi :
a) Standar kompetensi belum disosialisasikan
b) Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan
c) Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas
d) Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik
e) Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak
f) Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan
C. Keperawatan Komunitas
1. Definisi
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana
hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and
Dawkin, 1987).
1) Upaya promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat
b) Peningkatan gizi
c) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e) Olahraga secara teratur
f) Rekreasi
g) Pendidikan seks
2) Upaya preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui
kegiatan :
a) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
c) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah
d) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3) Upaya kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan :
a) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit
c) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas
d) Perawatan payudara
e) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4) Upaya rahabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat
fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan :
a) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
b) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
5) Upaya resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti
c. Puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan
bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi
pelayanan yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan
kesehatan. Puskesmas Idaman sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha
untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah
paradigma dari Puskesmas yang mengatur Masyarakat menjadi Puskesmas
yang memenuhi harapan Masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan.
Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam
keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan
yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori,
pelayanan, otonomi, dan kode etik.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia..
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta
American Nurses Association, Council of Community Health Nurses, 1986. Standards of
Community Health Nursing Practice. Kansas city: ANA.
American Nurses Association.1986. Standards of Community Health Nursing Practice.
Washington DC: Author
Departemen RI.1993. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI
Departemen RI.1998. Proyek Peningkatan Pelayanan Puskesmas, Modul A-E,
pengembangan Program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar.
AbOut Me
yesi kartika
Lihat profil lengkapku
My Profesi
ners
My InsPiraTion..
Sweet Frog
Yesi's Time
My CaLenDeR
music
2013 (18)
o April (18)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KECE...
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO KOMPLIKASI
DENGAN AN...
PERBEDAAN RASA NYERI SEBELUM DAN SESUDAH
RELAKSASI...
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KARAKTERISTIK
LANSI...
PENGALAMAN PASIEN SINDROM GUILLAIN-BARRE (SGB)
PAD...
PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN
METODE SIM...
Diabetes Melitus dan WOC
Perawatan Keluarga dengan KB
Askep Post Partum Blues
Askep Melanoma Maligna
Askep ISPA
Askep Endokarditis
Konsep Belajar Sepanjang Hayat serta Antropologi d...
Teori Konsep Keperawatan Menurut Calista Roy
Perspektif dan Falsafah Keperawatan Jiwa, Keluarga...
Tren dan Isu Keperawatan Jiwa, Keluarga dan Komuni...
Sejarah Proses Keperawatan Dalam dan Luar Negeri
Konsep Berfikir Kritis dalam Keperawatan
cursor
burb...
Butterfly
iiyhaa...
yuhuu....
Ns. Yesi Kartika Sari. Diberdayakan oleh Blogger.