You are on page 1of 14

DAUR HIDUP VIRUS, PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK BESERTA FAKTOR

PERTUMBUHAN SEL
Ananda Tri Adhityaxena, 1506675850
Teknologi Bioproses, Universitas Indonesia

I. DAUR HIDUP VIRUS


Virus merupakan organisme yang bersifat parasite obligat Karen virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk
hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA) yang diselubungi oleh
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus akan diekspresikan menjadi protin yang digunakan unutk memuat bahan
genetic maupun protein yang dibutuhkan dalam dur hidupnya.
Virus sering diperdebatkan statusnya sebaai makhluk hidup karena virus tidak dapat
menjalankan fungdi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Virus
umumnya terasosiasi dengan penyakit tertenyu baik pada manusia misalnya virus influenza
dan HIV, hewan (flu burung), ataupun tanaman (virus mozaik tembakau/TMV).

Perkembang biakan virus dengan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

REPLIKASI
Lama siklus replikasi berlangsung selama 15 30 jam pada binatang dan pada faga
kuman berlangsung selama 15 30 menit. Tahap-tahap replikasi virus antara lain :
1. Adsorpsi
Tahap penempelan (attachment) virus pada dinding sel inang. Virus
menempelkan sisi tempel atau reseptor site ke dinding sel inang.
2. Penetrasi Sel Inang
Setelah reseptor site, bagian ini kemudian mengeluarkan enzim untuk membuka
dinding sel inang. Molekul assam nukleat (RNA dan DNA) virus bergerak keluar
melalui pipa ekor dan amsuk kedalam sitoplasma sel melalui dinding sel yang
terbuka tersebut. Pada virus telanjang, proses penyusupan terjadi dengan cara
fagosiosis virion (viropexis). Sedangkan pada virus berselubung dapat terjadi
dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.
3. Eklipase (Pembentukan Bagian-bagian Tubuh Virus)
Asam nukleat virus menggunakan asam nukleat sel inang unutk membentuk
bagian-bagian tubuh virus terbntuk, seperti protein, asam nukleat, dan kapsid.
Nahan yang digunakan berasal dari protein, enzim, dan asam nukleat inang.
4. Pembentukan Virus (Bakteriofage) Baru
Pada fase ini, bagian-bagian tubuh virus yang telah terbentuk akan digabung
menjadi virus yang abru. Dari 1 sel akan dihasilkan 100-300 virus baru.
5. Pemecahan Sel Inang
Pemecahan sel inang merupakan akhir dari siklus replikasi. Di dalam sel inag
terbentuk enzim lisoenzim yang mampu melarutkan ikatan kimia dinding sel
inang. Setelah dinding sel pecah, maka keluarlah virus-virus baru itu dan
selanjutnya mencari inang.

Gbr 1. Siklus Replikasi


Campbell, Biology

PROLIFERASI
Proliferasi merupakan cara reproduksi virus. Terdapat 2 jenis proliferasi yaitu
daur litik dan daur lisogenik.

Gbr 2. Daur Litik dan Lisogenik


www.boundless.com
Daur Litik
Tahap daur litik, antara lain
1. Adsorpsi (Fase Penempelan)
Adsorpsi ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel inag. Setelah menempel,
virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk
lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus.
2. Injeksi (Pemasukkan Asam Inti)
Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti
(DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi, kapsid virus tetap berada di luar sel
bakteri dan berfungsi lagi.
3. Sintesis (Pembentukan)
DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian
virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak
berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam
kendali DNA virus.
4. Asemblin (Perakitan)
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus
sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur
litik.
5. Litik (Pemecahan Sel Inang)
Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri
dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.

Daur Lisogenik
1. Fase Penggabungan
Agar dapat menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri,
kemudian DNA virus menyisip diantara benang DNA bakteri yang terputus
tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik
virus.
2. Fase Pembelahan
Setelah menyisip DNA, virus menjadi tidak aktif dan disebut profag. Kemudian
DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
3. Fase Sintesis
DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian virus.
4. Fase Perakitan
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke
dalam akan membentuk virus baru.
5. Fase Litik
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang
akan mencari inang baru.
Perbedaan Litik dan Lisogenik

Daur Litik Daur Lisogenik


Waktu relatif singkat Waktu relatif lama
Menonaktifkan bakteri Mengkombinasi materi genetic
dengan virus
Bereprodukasi dengan bebas tanpa Terikat pada kromosom bakteri
terikat pada kromosom bakteri

Siklus Pembiakan Abnormal


1. Fenomena non Magnus
Jika virus yang berbiak memiliki titer hemaglutinin tinggi tetapi infektivitasnya
rendah.
2. Infeksi Abortif
Terkadang komponen virus di dalam sel inang disintesis tetapi pematangan atau
"assemblingnya" tidak berlangsung. Mungkin tidak terjadi pelepasan virus atau
berupa progeni yang tidak menular.
3. Virus Tak Lengkap
Virus yang secara genetik tidak lengkap sehingga tidak mampu menghasilkan
turunan yang infektif.

II. DAUR HIDUP PROKARIOTIK


Pada prokariotik, reproduksi dilakukan dengan pembelahan sel. Proses pembelahan
secar alangusng disebut juga pembelahan amitosis atau pembelahan biner. Pembelahan
biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa melalui fase-fase atau
tahap-tahap pembelahan sel.
Pembelahan biner dilakukan pada organisem bersel satu/uniseluler seperti bakteri,
protozoa, dan mikroalga. Mekanisme pembelahan sel adalah sebagai berikut :

Gbr 3. Pembelahan Biner/Amitosis


Campbell, Biology
1. Replikasi dari kromosom prokariotik dimuali dari origin replikasi dan berlanjut pada
kedua sisi sekaigus.
2. Sel mulai berelongasi. Protein FtsZ bermigrasi menuju tengah sel
3. Kromosom duplikasi berpisah dan menjauh satu sama lain. Protein FtsZ dari cincin
mengelilingi peripheral diantara kromosom
4. Protein FtsZ menuntun formasi dari septum yang membagi sel. Membrane plasma dan
material dinding sel terakumulasi
5. Setelah septum lengkap, sel terbelah menjadi dua membentuk 2 sel anakan. FtsZ
terberai di sepanjang sitoplasma dari sel yang baru.

III. DAUR HIDUP EUKARIOTIK


Pada sel eukariotik, pembelahan sel terjadi secara mitosis dan meiosis

Gbr 4. Mitosis dan Meiosis


Campbell, Biology
Perbedaan Mitosis dan Meiosis

Gbr 5. Perbedaan Mitosis dan Meiosis


www.boundless.com

MITOSIS

Interfase
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom dan
merupakan tempat sintesis protein serta materi yang berwarna gelap dikenal sebagai
kromatin atau bentuk benang-benang kromosom sehingga bentuk kromosom tidak
dapat dilihat secara jelas. Pada salah satu ujung sel, terdapat 2 pasang protein yang
disebut sentrioles, tetapi pada tumbuhan, sentriosol tidak muncul.
1. Fase G1 (Growth 1)
Fase di mana sel mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Sel bertambah
ukuran dan volumenya.
2. Fase S (Sintesis)
Terjadi sintesis DNA dan duplikasi kromosom.
3. Fase G2 (Groeth 2)
Terjadi proses sintesis protein. Sel sudah siap untuk mengadakan pembelahan.
Gbr 6. Interfase
Campbell, Biology

Profase
Pada nucleus :
1. Benang kromatin tergulung dan memadat membentuk kromosom.
2. Nukleolus menghilang.
3. Setiap kromosom terduplikasi tampak seperti 2 kromatid identik bersatu.

Pada sitoplasma :
1. Terbentuk gelendong (dari mikrotubula yang dipancarkan oleh dua
sentrosom).
2. Sentrosom ini saling terdorong ke kedua kutub sel oleh mikrotubula yang
memanjang.

Gbr 7. Profase
www.boundless.com

Anafase
Pada tahap ini kromatid berpisah (melepaskan kromatid saudara) dan
bergerak ke arah kutub yang berbeda. Terjadi penarikan Karen pemendekan
benang mikrotubula kinetokor. Kromatid pada fase ini disebut kromosom tunggal,
bukan sebagai kromatid. Sentromer tertarik kea rah kutub dengan kecepatan 1
mikrometer/menit. Kutub tertarik lebih jauh karena mikrotubula non-kinetokor
memanjang. Pada akhir tahap, kedua kutub sel memilii 2 pasang kromosom yang
lengkap.

Gbr 8. Anaphase
www.boundless.com

Telofase
Mikrotubula non kinetokor lebih memperpanjang sel lagi, dan nukleus
anak terbentuk pada kedua kutub sel. Selubung nukleus terbentuk kembali dari
fragmen-fragmen selubung nukleus sel induk . Benang kromatin setiap kromosom
menjadi kurang tergulung rapat.
Sitokinesis, pembelahan sitoplasma, biasanya berlangsung pada saat ini,
sehingga penampakan dua sel anak yang terpisah segera terjadi setelah akhir
mitosis. Pada sel hewan, sitokinesis melibatkan pembentukan alur pembelahan,
yang menjepit sel ini menjadi dua.

Gbr 9. Telofase
www.boundless.com
MEIOSIS
Pembelahan meiosis terbagi menjadi dua tahap yaitu meiosis I dan meiosis
II.

Meiosis I

Gbr 10. Meiosis 1


Campbell, Biology

1. Interfase
Mulai terbentuk 2 kromatid saudara yang identik dan melekat pada
sentromernya. Sentrosom bereplikasi menjadi 2.
2. Profase 1
Tahap ini merupakan tahap terpanjang pada meiosis 1 dibanding tahap
lainnya. Profase 1 terdiri atas :
Leptoten
Benang kromatin menembal dan memendek berubah menjadi kromosom
Zigoten
Kromosom homolog saling berdekatan berpasangan membentuk sinapsi
atau bivalen
Pakiten
Penggandaan atau replikasi kromosom, menjadi dua kromatid dengan
sentromer yang masih tetap menyatu atau berlekatan dan belum
membelah, sehingga disebut tetrad. (2n - 4n).
Diploten
Terdapat kiasma antar lengan kromosom. Kiasma merupakan tempat
terjadinya pindah silang.
Diakinesis
Seluruh membran inti dan nukleoli menghilang, sehingga gelendong
mikrotubula menagkap kinetokor pada kromosom dan mulai bergerak ke
arah ekuator.
3. Metaphase 1
Kromosom sekarang tersusun pada pelat metafase, masih dalam pasangan
homolog, mikrotubula kinetokor dari satu kutub selmelekat pada satu
kromosom masin-masing pasangan, sementara itu mikrotubula dari kutub lain
menempel pada homolognya.
4. Anaphase 1
Alat gelendong menggerakkan kromosom kea rah kutub. Kromatid
saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak ke arah satu kutub.
5. Telophase 1
Gelendong terus memendek dan memisahkan kromosom haploid pada
masing-masing kutub. Sitokinesis terjadi secara stimultan, membentuk 2 sel
anak. Pada sel tumbuhan terbentuk pelat sel dan pada hewan terbentuk alur
pembelahan. Sel anak memulai persiapan memasukin profase II, pada
beberapa spesies, kromosom akan menyebar dan terbentuk membran nukleus
dan nukleolus , sehingga sel perlu masuk kembali ke tahap interfase II.

Meiosis II

Gbr 11. Meiosis II


Campbell, Biology

1. Profase II
Aparatus gelendong terbentuk dan kromosom berkembang kearah pelat
metafase II.
2. Metaphase II
Kromosom ditempatkan pada pelat metafase dengan cara seperti mitosis,
dengan kinetokor kromatid saudara dari masing-masing kromosom menuju
kearah kutub-kutub yang berlawanan.
3. Anaphase II
Sentromer kromatid saudara akhirnya berpisah, dan kromatid saudara dari
masing-masing pasangan,kini merupakan kromosom individual, bergerak ke
arah kutub sel yang berlawanan.
4. Telophase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi kromatin
kembali. Bersamaan dengan itu membran inti dan anak inti terbentuk kembali,
dan sekat pemisah semakin jelas sehingga akhirnya terjadilah dua sel anakan.

Pola Pertumbuhan Sel Eukariotik

Pola pertumbuhan eksponensial

Jumlah sel dihasilkan = Jumlah sel awal {2^(waktu yang tersedia/waktu


yang diperlukan)}

Ini terjadi pada awal pertumbuhan sel eukariotik

Pada sel reproduksi

Jumlah sel yang dihasilkan = Jumlah sel awal x 4

IV. FAKTOR PERTUMBUHAN SEL


Pertumbuhan sel dapat didefinisikan sebagai peningkatan komponen-komponen seluler.
Terdapat dua macam pertumbuhan sel:
1. Ukuran sel meningkat, tapi jumlah sel tetap.
2. Pertumbuhan yang diikuti dengan pertambahan jumlah sel
Pada suatu sistem tertutup. Pertumbuhan sel akan mengikuti pola eksponensial

Gbr. 12 Grafik Pertumbuhan Sel


http://www.acutelabware.com/blog/exponential-yeast-
growth-stir-plate
Lag Phase
Saat sel pertama kali ditumbuhkan pada media kultur, biasanya tidak segera
didapati peningkatan jumlah atau masa sel karena sel masih harus beradaptasi.
Keadaan ini disebut dengan lag phase. Lag phase juga dapat terjadi apabila sel
mengalami kerusakan sehingga membutuhkan waktu untuk perbaikan kembali.
Lamanya lag phase bervariasi tergantung pada sel dan sifat dari medium.
Log Phase
Setelah beradaptasi dengan lingkungan, sel tumbuh dan membelah pada
kecepatan maksimum. Fase ini disebut log phase. Pada fase ini, sel membelah dan
meningkat jumlahnya (doubling) dalam interval yang teratur. Faktor yang
mempengaruhi log phase yaitu sifat genetik, medium, dan kondisi pertumbuhan.
Stationary Phase
Pada fase ini, death rate seimbang dengan rate of reproduction.

Kematian Sel = Pertumbuhan Sel

Terjadi environmental stress karena nutrisi, air, dan space berkurang akibat
banyaknya sel yang ada di dalam medium. Selain itu, sudah mulai banyak metabolic
wastes yang terakumulasi di dalam medium. Faktor yang mempengaruhi statoinaery
phase yatu kurangnya nutrisi dan akumulasi sisa metabolism sel seperti asam organic
yang banyak di dalam medium pertumbuhan.

Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Pertumbuhan

1. Temperature
Sel dapat tumbuh pada temperatur di antara titik beku air dan temperatur dimana
protein dan protoplasma di dalam sel tersebut menggumpal. Di antara titik
maksimum dan minimum tersebut, terdapat temperatur optimum di mana sel
tumbuh dengan baik.
Jika temperatur lingkungan di bawah temperatur minnimum, maka pertumbuhan
sel akan terhenti, tapi sel tidak mati. Namun, jika temperatur lingkungan di atas
temperatur maksimum, kemungkinan sel akan mati karena proteinnya akan
mengalami denaturasi.
Terdapat klasifikasi makhluk hidup, contohnya bakteri, berdasarkan temperatur
optimumnya:
- Psycrophilic (< 16oC)
- Mesophilic (16-40oC)
- Thermophilic (>40oC)

2. Nutrien
Nutrien adalah zat atau senyawa kimia yang digunakan oleh sel untuk tumbuh.
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan, nutrien terbagi menjadi 2 bagian:
- Makronutrien
- Mikronutrien

3. Air
Komposisi air di ruang intraseluler harus seimbang dengan komposisi di ruang
ekstraseluler.

Gbr 13. Kondisi Air dalam Sel


Campbell, Biology

4. Oksigen
Sel-sel tubuh akan rusak atau mati bila tidak mendapatkan oksigen dalam jangka
waktu tertentu. Contohnya, sel otak akan mati atau rusak bila tidak mendapatkan
asupan oksigen selama 3-4 menit. Namun, tidak semua makhluk hidup memerlukan
oksigen untuk tumbuh. Bakteri anaerob merupakan jenis bakteri yang tidak
memerlukan oksigen untuk tumbuh dan berkembang. Bakteri anaerob fakultatif
bisa hidup di lingkungan beroksigen maupun tidak.

5. pH (Keasaman)
Sensitivitas terhadap pH bergantung pada masing-masing spesies. Kebanyakan
bakteri tumbuh pada lingkungan yang memiliki pH sekitar 7 (kondisi netral).
Bakteri yang bisa bertahan pada tingkat pH rendah disebut aciduric.
REFERENSI

Anonymous. 2014. Cell Cycle and Cell Division. [ONLINE] Available at


http://www.nature.com/scitable/topic/cell-cycle-and-cell-division-14122649. (Accessed 24
November 2016)
Anonymous. 2014. Exponential Cell Growth. [ONLINE] Available at
http://montessorimuddle.org/2012/07/24/exponential-cell-growth/. (Accessed 24 November 2016)
Anonymous. 2014. Biology. [ONLINE] Available at
http://ccnmtl.columbia.edu/projects/biology/lecture1/expogrow.html (Accessed 24 November
2016)
Anonymous. 2014. Bios Lectures. [ONLINE] Available at
http://www.uic.edu/classes/bios/bios100/lecturesf04am/lect16.htm (Accessed 24 November 2016)
Cambell, Niel A., Jan B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Hermiyanti, Emmy. (2010) Biologi Molekuler Virus. Program Pasca Sarjana. Universitas
Padjajaran: Bandung

You might also like