You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

TITIK LEBUR

Hari, Jam Praktikum : Rabu, 07.00 10.00 WIB

Tanggal Praktikum : 07 November 2016

Kita Radisa (26011010051)


Ai Masitoh (26011010052)
Khoirina Nur Saidah (26011010054)
Aulia Annisa Putri Heri (26011010055)
Fajra Dinda Crendhuty (26011010056)
Dian Amalia Maharani (26011010057)
Irsarina Rahma W. (26011010057)
Utari Yulia Alfi (26011010058)
Wan Muhammad Aulia Arif (26011010068)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2016
ABSTRAK

Praktikum yang berjudul Penetapan Titik Lebur dan Penetapan Indeks Bias ini
bertujuan untuk menentukan titik lebur zat padat dan menggunakannya sebagai kriteria
dalam identifikasi dan pemeriksaan kemurnian. Prinsip yang mendasari praktikum ini
adalah Metode Rest, Persamaan Snellius, Persamaan Lorent-Torentz, Jarak Lebur dan
Titik Lebur.Titik lebur adalah titik dimana zat padat dan zat cair dalam keadaan
setimbang pada tekanan tertentu. Penetapan titik lebur dapat digunakan sebagai dasar
pada penentuan bobot molekul, cara ini dikenal sebagai Metode Rest. Indeks bias adalah
perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut.
Indeks bias berfungsi untuk identifikasi kemurnian zat. Berdasarkan hasil praktikum
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa titik lebur zat berbeda-beda. Titik lebur zat
padat dapat ditentukan ketika terjadi keseimbangan fasa padat dan fasa cair. Semakin
besar jarak leburnya maka zat tersebut dapat dinyatakan tidak murni, begitupun
sebaliknya

ABSTRACT

Practicum entitled "Determination of Melting Point and Determination Index of


Refraction" have goal to determine melting point of the solids and use as criteria in the
identification and check purity. Base principle of this practicum is a method of Rest,
Snell's Equation, Equation Lorent-Torentz, Melting Distance and Melting Point. . Melting
point is point when solids and liquid in equilibrium at a certain pressure. Determination of
melting point can be used as the basis for the determination of molecular weight, this way
is known as a method of Rest. Index refraction was the ratio speed of light in air with
light speed in the substance. Index refraction is used to identify the purity of the
substance. Based on the results obtained from practicum, showed the melting point of
each substance was different. Melting point of solids can be determined when solid phase
and liquid phase have balance. The greater melting distance can be expressed that
substance not pure, and vice versa
I. Pendahuluan adsorbat dengan adsorben pada
permukaan adsorben. tarik-
Praktikum kali ini bertujuan untuk
menarik dari suatu padatan
mengenal prinsip yang melandasi
dibedakan menjadi dua jenis
fenomena adsorpsi, selain itu
yaitu: gaya fisika dan gaya
praktikum kali ini dilakukan untuk
kimia yang masing-masing
menetapkan data dan membuktikan
menghasilkan adsorpsi fisika
isoterm adsorpsi suatu senyawa oleh
dan adsorpsi kimia. Peristiwa
adsorben. Adsorpsi sendiri adalah
adsorpsi merupakan suatu
pengambilan komponen dari gas atau
fenomena permukaan, yaitu
cairan dengan penyerapan oleh suatu
terjadinya penambahan
padatan. Pada penyerapan zat yang
konsentrasi komponen tertentu
diserap menempel pada permukaan
pada permukaan antara dua fasa.
padatan tidak sampai dalam
Adsorpsi dapat dibedakan
padatan1. Dalam proses adsorbsi ada
menjadi 2, yaitu: adsorpsi fisis
beberapa prinsip yang melandasi
(physical adsorption) dan
terjadinya proses adsorbsi
adsorpsi kimia (chemical
diantaranya persamaan langmuir, dan
adsorption) 4 (Sukardjo,
persamaan frendlich. Persamaan
1990). Adsorben adalah zat
langmuir adalah adsorpsi gas pada
yang mengadsorpsi zat lain,
padatan dengan suhu konstanta
sedangkan adsorbat adalah zat
dipengaruhi oleh koefisien adsorpsi
yang teradsorpsi zat lain,
dan tekanan gas2. Persamaan
adsorben dapat dibagi dalam
Frendlich adalah konsentrasi tidak
jenis polar dan non polar.
terlalu tinggi dengan asumsi bahwa
Penyerap polar lebih lanjut
adsorpsi terjadi secara fisika dalam
dapat dibagi dalam adsorben
persamaan empirik3. Adsorpsi
bersifat asam dan adsorben
merupakan fenomena yang Gaya
bersifat basa, adsorben asam
melibatkan interaksi fisik, kimia
meliputi silika dan klorosil,
dan gaya elektrostatik antara
sedangkan adsorben basa adalah
amina dan magnesia ( kecuali adalah berupa sifat keras lemahnya
telah diperlakukan asam ). adsorben dan adsorbatnya,
Adsorben basa lebih menahan kemampuan suatu katian untuk
asam, misalnya turunan fenol, mempolarisasi anion dalam suatu
perol, trofenol dan asam ikatan dan jari-jari atom. Proses
karboksilat 5 (Daintith, adsorpsi dalam larutan , jumlah zat
1994). Model adsorpsi isoterm yang teradsorpsi bergantung pada
pada umumnya adalah kurva tak beberapa faktor yaitu jenis adsorben,
bernilai yang menggambarkan jenis adsorbat, luas permukaan
fenomena yang mengatur adsorben, konsentrasi zat terlarut dan
penyimpanan suatu zat dari temperatur8 (Alberty dan Daniel,
media berair berpori atau 1992).
lingkungan perairan solid pada
Adsorpsi isoterm menunjukan
suhu konstan dan pH 32,33 6
banyaknya zat teradsorpsi per
(K.Y. Foo , 2009).
gramadsorpben yang dialirkan pada
Faktor yang mempengaruhi kekuatan suhu tetap9 (Marilyn.L.E, 2012).
intraksi antara adsorbat dengan Adsorpsi isoterm adalah hubungan
adsorben adalah sifat dari adsorben yang menunjukkan distribusi
dan adsorbatnya itu sendiri. adsorben antara fase
Umumnya, faktor yang teradsorbsi pada permukaan adsorbe
mempengaruhi adsorpsi kekuatan n dengan fase ruah kesetimbangan pa
intraksi antara adsorbat dengan da temperaturtertentu. Ada tiga jenis
adsorben hanya tergantung pada hubungan matematik yang umumnya
kepolaran adsorben dan adsorbatnya. digunakan untukmenjelaskan
Semaki kuat tingkat kepolaran isoterm. Isoterm ini berdasarkan
adsorbennya, makan semakin kuat asumsi bahwa adsorben
untuk terikat7 (Atkins, 1990). mempunyai permukaan yang
Faktor-faktor lain juga yang dapat heterogen dan tiap molekul
mempengaruhi kekuatan intraksi mempunyai potensi penyerapan
antara adsoben dan adsorbatnya yang berbeda-beda10.
mesetting suhu. Suhu di setting
minimal -10 derajat dari titik leleh
II. Metode
zat yang ada di literature agar zat
Alat yang di gunakan dalam tidak shock dan titik awal zat
praktikum kali ini adalah kaca arloji, meleleh terlihat setelah di setting
mortar dan alu, melting point masukkan pipa kapiler yang berisi
apparatus dan pipa kapiler. Bahan zat uji kedalam melting point
yang digunakan dalam praktikum ini apparatus yang sudah di setting
yaitu. Asam benzoate, dan asam suhunya sesuai dengan jenis zatnya.
salisilat. Hal pertama yang disiapkan Amati titik awal zat meleleh dan titik
adalah membuat variasi zat yang zat meleleh sempurna.
akan gunakan. Zat uji yang pertama
yaitu asam salisilat, yang kedua asam
benzoate dan yang ketiga campuran
antara asam benzoate dan asam
salisilat. Sebelum itu, haluskan
terlebih dahulu bahan bahan yang
akan digunakan dengan
menggunakan mortar dan alu setelah
halus masing masing bahan di
letakkan di atas kaca arloji.
Kemudian disiapkan pipet kapiler.
Setelah itu masukkan zat uji ke
dalam pipet kapiler dengan cara
mengetuk ujung pipa kapiler ke
dalam zat uji hingga zat uji 1 cm di
dalam kolom pipa kapiler tesebut.
Setelah itu disiapkan alat melting
point apparatus alat ini meruapakan
alat yag di gunakan khusus untuk
menghitung titik lebur. Pertama
III. Data Pengamatan
3.1 Tabel Data Pengamatan

NO ZAT TL Reff JT
1. Asam Salisilat 158.6 oC 160oC 167oC
2. Asam Benzoat 122,4 oC 129oC 131oC
3. Campuran 140,0 oC 132oC 137 oC

3.2 Perhitungan
TL = T +
= (273 + 167) ( 273 + 160 ) = 7
= ( 273 + 131 ) ( 273 + 129 ) = 2
= ( 273 + 137 ) ( 273 + 132 ) = 5
Percobaan 1 : TL = 158,6 + 7 = 165,6
Percobaan 2 : TL = 122,4 + 2 = 124,4
Percobaan 3: TL = 140 + 5 = 145

IV. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan sempurna yang ditunjukkan pada saat
pengujian titik lebur zat padat yang zat padat tepat menghilang atau saat
digunakan sebagai kriteria dalam zat padat mengalami perubahan
identifikasi dan pemeriksaan manjadi zat cair. Suatu zat dikatakan
kemurnian suatu zat. Titik lebur adalah murni jika memiliki titik leleh yang
suhu saat zat padat tepat melebur tinggi sehingga tidak mudah
dihancurkan. Namun pada praktikum berbentuk padatan, kristal tak
3
kali ini, indikator kemunian suatu zat berwarna. Densitasnya 1,32 g/cm dan
titik leburnya 122,40C sedangkan titik
adalah perbedaan suhu lebur suatu zat
didihnya 2490C. Dan titik lebur
yang diuji dengan suhu lebur zat yang campuran keduanya adalah 140oC.
sudah diketahui. Semakin kecil
(Asam o-hidroksibenzoat) yang
perbedaan suhu lebur semakin turunanya dinamakan asam asetil
mendekati murni suatu senyawa salisilat dengan nama dagang aspirin ,
yaitu suatu analgesik (penyembuh rasa
tersebut. Rentang perbedaan suhu
sakit) dan antiperetik (penurun
antara 1-10 maka dikatakan bahwa demam)) asam benzoat C7H6O2 (atau
senyawa tersebut mendekati C6H5COOH), adalah padatan kristal
berwarna putih dan merupakan asam
kemurnian zat yang ada.
karboksilat aromatik yang paling
Dengan metode titik lebur dapat sederhana, termasuk asam lemah yang
diidentifikasi kemurnian suatu zat atau berfungsi sebagai pengawet makanan
suatu sampel. Kemurnian suatu zat dan sintesis bahan kimia lainnya ,
atau sampel tersebut dilihat dari jarak selain itu bahan ketika merupakan
suhu awal mulai melebur hingga suhu campuran dari asm salsilat dan asam
pada saat semua sampel melebur benzoat .
secara sempurna dengan ditandai tidak Pengaruh ikatan hidrogen terhadap
terdapatnya bahan dalam bentuk
titik leleh tidak begitu besar karena
serbuk (semuanya mencair).
pada wujud padat jarak antarmolekul
Sampel yang digunakan pada
cukup berdekatan dan yang paling
percobaan kali ini yaitu asam salisilat.
Asam Salisilat (C6H7O3) merupakan berperan terhadap titik leleh adalah
salah satu contoh dari asam berat molekul zat dan bentuk simetris
karboksilat. Asam Salisilat ini tidak
molekul. Titik leleh senyawa organik
larut dalam air biasa ataupun air panas
karena ia memiliki 6 rantai C. Titik mudah untuk diamati sebab temperatur
leleh dari asam salisilat memiliki batas dimana pelelehan mulai terjadi hampir
antara 153-1550C dan 125,5
sama dengan temperatur dimana zat
154,50C. Asam benzoat dengan
rumus molekul C6H5COOH telah habis meleleh semuanya. Maka
mempunyai massa molar 122,12 g/mol
dari itu bahan yang digunakan adalah dalam rangka mengurangi kesalahan
asam salisilat dan asam benzoat pengamatan peleburan sampel karena
3 mm tidak terlihat dengan jelas .
Dalam percobaan penentuan titik lebur
ini , hal yang pertama dilakukan yaitu Perbedaan titik leleh senyawa-senyawa
menimbang seluruh sampel yang akan dipengaruhi oleh beberapa hal, di
digunakan menggunakan neraca
analitik, penggunaan neraca analitik antaranya adalah perbedaan kuatnya
dalam penimbangan didasarkan pada ikatan yang dibentuk antar unsur
ketelitian dengan 3 angka dibelakang dalam senyawa tersebut. Semakin kuat
koma , sehingga kesalahan akibat
ikatan yang dibentuk, semakin besar
ketelitian dapat dikurangi . setelah itu
semua bahan digerus dalam mortar energi yang diperlukan untuk
berukuran besar dengan pestel sebagai memutuskannya. Dengan kata lain,
penggerusnya , pada dasarnya bahan
semakin tinggi juga titik lebur unsur
hasil penimbangan berbentuk serbuk
yang tidak halus , sehingga harus tersebut. Perbedaan titik leleh antara
dihaluskan terlebih dahulu guna senyawa-senyawa pada golongan yang
memudahkan dalam proses sama dapat dijelaskan dengan
memasukkan sampel ke pip kapiler
yang sangat kecil dan mempengaruhi perbedaan elektronegativitas unsur-
proses peleburan karena molekul besar unsur pembentuk senyawa tersebut.
dan kecil membutuhkan waktu yang Dalam pengukuran jarak lebur
berbeda untuk melebur . Sampel digunakan alat melting point apparatus
dimasukkan ke dalam pipa kapiler , yaitu alat yang digunakan untuk
dengan cara diketuk-ketuk.Untuk mengukur titik lebur suatu zat dengan
mempermudah memasukkannya dapat cara memasukkan pipa kapiler ke
digunakan teknik dengan rongga yang ada dipinggirnya dan
menggunakan pipa panjang dan diamati dari atas lubang , setelah
menjatuhkan pipa kapiler tadi dari atas sebelumnya distandarisasi suhunya .
hingga ke dasar maka pipa akan benar Jarak Lebur merupakan jarak suhu
benar mampat , pipa harus mampat pada awal peleburan dan suhu pada
karena rongga udara juga bisa saat melebur sempurna atau semua
mempengaruhi waktu meleburnya bahan mencair .Tabung kapiler
suatu sampel . Sampel dimasukkan digunakan karena sifatnya yang tidak
sekitar 1 cm walaupun petunjuk mudah meleleh. Sehingga saat suatu
prosedur 3 mm, hal ini dilakukan sampel dimasukkan ke dalam pipa
kapiler, pipa tersebut tidak akan ikut Standarisasi suhu pada penggunaan
meleleh. Selain itu, bentuk pipa kapiler melting point apparatus disesuaikan
ini sangat sesuai dengan melting point dengan zat apa yang ingin diketahui
apparatus. titik leburnya . untuk asam salisilat
mulai melebur pada suhu 152C hal ini
Pertama-tama, suhu pada melting pint ditandai dengan mulai terlihatnya
apparatus diset 10 C lebih tinggi dari cairan bening pada pipa kapiler yang
titik leleh zat sebenarnya agar dapat ditaruh di dalam melting point
apparatus. Asam salisilat melebur
diketahui rentang suhu peleburan zat.
secara keseluruhan yang ditunjukkan
Kemudian, saat suhu pada melting dengan fase padat tepat hilang yaitu
point mencapai 10o dibawah suhu pada suhu.
lebur zat, pipa kapiler dimasukkan ke Hasil pengamatan ini tidak jauh
dalam dan dimulai pengamatan berbeda dengan teori/referensi. Namun
terhadap lelehan zat. perbedaan ini dapat terjadi karena
beberapa factor. Diantaranya ketelitian
Hal yang harus diperhatikan dalam
dalam melihat awal saat zat mulai
pengamatan titik lebur zat dalam
melebur dan akhir saat zat tersebut
melting point apparatus adalah
telah melebur dengan sempurna dan
mencatat suhu pada awal zat tampak
terlalu melelehnya asam salisilat.
melebur. Dalam pengamatan harus
diperlukan ketelitian dan kecermatan Dalam praktikum ini, harus dilakukan
agar suhu awal pada saat zat mulai secara hati-hati saat pengetukkan pipa
kapiler ke kaca arloji agar pipa kapiler
melebur tidak salah dan tidak terlewat.
tidak patah karena pengetukkan terlalu
Begitu pula saat mengamati zat yang kuat. Pipa kapiler yang digunakan
telah melebur sempurna. yaitu berdiameter0,8 mm -1,2 mm
dengan ketebalan dinding sekitar 0,2-
Jika zat padat yang diamati tidak 0,3 mm dan tinggi sekitar 10 cm.
murni, maka akan terjadi
penyimpangan dari titik leleh senyawa IV. KESIMPULAN
murninya. Penyimpangan itu berupa
Dari hasil praktikum dapat
penurunan titik leleh dan perluasan
range titik leleh. disimpulkan bahwa titik lebur asam
salisilat sebesar 165.6C, titik lebur titik lebur campuran sebesar 145C.
asam benzoat sebesar 124.4C, dan

8
DAFTAR PUSTAKA Alberty, R.A dan Daniel, F. 1992.

1
Kimia Fisika. Jilid 1, Edisi5.Sudja.
Sediawan,W.B.2000.,Berbagai
Erlangga. Jakarta.
Teknologi Proses Pemisahaan.
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur 9
Marilyn. L.E, 2012, Kesetimbangan
Bahan Bakar Nuklir V . Jakarta dan Kinetika Adsorpsi Ion Cu+ Pada
Zeolit-H, Riset Geologi dan
2
Pudjaatmaka,A.Hadyana.2002. Pertambangan, voll. 22 no. 2 (2012)
115-129
Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka
10
Castellan,1982, Physical
3
Sembodo,Bregas.2005.Isotherm Chemestry, Edisi ketiga, Addison-
Kesetimbangan Adsorpsi Timbal pada Wesley PublishingCompany.
Abu Sekam Padi. Jurnal Ekuilibrun
Vol.4 No.2. Semarang

4
Sukardjo.1990. Kimia
Anorganik. Rineka Cipta. Jakarta

5
Daintith,J, 1994. Kamus Lengkap
Kimia. Alih bahasa : Suminar
Achmadi. Erlangga. Jakarta
6
Foo, K.Y, B.H Hameed.
2009. Insights in to The Modeling
of Adsorption Isotherm Systems.
School of Chemical Engineering
Campus. Universiti Sains
Malaysia. Malaysia
7
Atkins, P.W. 1990. Kamus Lengkap
Kimia. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

You might also like