You are on page 1of 18

EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259

Desember 2015, Vol. 8 No. 2, hal. 235 252

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI


PEMBANGUNAN JALAN TEMBUS LAWANG - BATU

Aryo Yudhanto W
FakultasTeknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
email: sipil@untag-sby.ac.id

Abstraks

Indikasi awal permasalahan jalan di ruas jalan Surabaya-Malang-Batu bermula dari gejala
kepadatan lalu lintas dari Surabaya menuju Malang hingga Kota Batu dan sebaliknya, yang sudah
sangat mengkhawatirkan sebagai akibat pencampuran antara arus lalu lintas lokal dan regional
dalam menggunakan jalan Arteri dengan kecenderungan volume yang semakin bertambah sejalan
dengan perkembangan wilayah dan peningkatan mobilitas penduduk. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, ditempuh langkah pengadaan jaringan jalan baru berupa pembangunan jalan tembus dari
Lawang menuju Kota Batu dan sebaliknya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat
kelayakan ekonomi rencana pembangunan jalan tembus lawang-batu, dengan melakukan analisis
terhadap Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Tundaan dan Kecelakaan pada kondisi pra dan
pasca pembangunan jalan tembus lawang-batu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil
perhitungan perkiraan keuntungan (Benefit) dari Pembangunan Jalan Tembus Lawang Batu dapat
diketahui bahwa total keuntungan yang diperoleh hingga akhir proyek adalah sebesar Rp 7.100,55
Milyar. Jumlah tersebut diperoleh dari penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) sebesar Rp
3.004,11 Milyar, penghematan terhadap tundaan sebesar Rp 2.967,97 Milyar dan penghematan
terhadap kecelakaan sebesar Rp 1.128,47 Milyar, sehingga dari segi keuntungan, rencana
Pembangunan Jalan Tembus Lawang Batu dinyatakan menguntungkan untuk dilaksanakan. Dari
hasil analisa kelayakan ekonomi, Pembangunan Jalan Tembus Lawang Batu ternyata sangat
menunjang perekonomian penduduk yang menghuni kawasan. Dilihat dari sisi finansial yang
ditinjau dari kriteria penilaian kelayakan dengan metode Benefit Cost Ratio (B/C-R) = 7,07 > 1,
Nett Present Value (NPV) = Rp 5.363,88 milyar > 0, Internal Rate of Return (IRR) = 23% > 18%,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa rencana Pembangunan Jalan Tembus Lawang Batu
dinyatakan layak untuk dilaksanakan.

Kata Kunci : jalan tembus lawang - batu, level of service, panjang antrian kendaraan, travel time,
biaya operasional kendaraan, tundaan, kecelakaan, analisis kelayakan ekonomi.

I. PENDAHULUAN sarana dan prasarana transportasi di


Indonesia pada umumnya dan salah satunya
1.1. Latar Belakang pada sarana dan prasarana transportasi antar
Permasalahan transportasi timbul kota besar yang jaraknya berdekatan seperti
disebabkan karena ketidak seimbangan antara Surabaya dan Malang.
antara demand dan supply transportasi, Titik kemacetan yang paling parah
pengaturan ruang dan lahan yang tidak adalah di Pasar Lawang, Pasar Singosari
tepat, meningkatnya jumlah kepemilikan dan Pertigaan Karanglo yang merupakan
angkutan/kendaraan pribadi, menurunnya peralihan dari Jalan Nasional menuju Jalan
tingkat pelayanan jalan, meningkatnya Provinsi. Untuk itu diperlukan serangkaian
jumlah pelaku perjalanan, tumbuhnya langkah dan strategi yang tepat dari
aktivitas/kawasan komersial dan sebagai- pembuat kebijakan agar dapat memper-
nya. Fenomena tersebut saat ini terjadi pada tahankan bahkan bila memungkinkan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 235


meningkatkan kinerja jalan arteri Surabaya 1.2. Rumusan Masalah
- Malang - Batu ini pada level yang baik, a. Bagaimana nilai keuntungan (Benefit)
mengembalikan fungsi utamanya sebagai yang diperoleh dari Pembangunan Jalan
jalan dengan prioritas melayani arus lalu Tembus Lawang Batu ini dari segi
lintas regional. Pada tahap berikutnya, penghematan biaya dan waktu perja-
kebijakan yang menjadi pilihan pertama lanan serta berkurangnya tingkat
pemerintah daerah adalah dengan merenca- kecelakaan lalu lintas.
nakan pembangunan jalan arteri alternatif b. Bagaimana nilai Kelayakan Ekonomi-
yang akan difungsikan sebagai jalan arteri nya dari Pembangunan Jalan Tembus
primer baru, sehingga nantinya ada Lawang Batu ini, apakah proyek ini
pembagian jalan yang terpisah antara jalur secara ekonomi layak atau tidak untuk
lalu lintas regional dan lalu lintas lokal dilaksanakan.
yang pada gilirannya akan berdampak
positif bagi peningkatan kinerja jalan dan 1.3. Tujuan Penelitian
aksesibilitas barang dan jasa dari Lawang a. Mengetahui dan menganalisa Kelayakan
menuju Kota Batu dan sebaliknya. Eknomi Pembangunan Jalan Tembus
Gagasan Pembangunan Jalan Tembus LawangBatu ditinjau dari penghematan
Lawang - Batu mulai direalisasikan sejak Biaya Operasional Kendaraan (BOK).
tahun 2013 melalui penyusunan Studi b. Mengetahui dan menganalisa Kelayakan
Kelayakan Jalan Tembus Lawang - Batu Eknomi Pembangunan Jalan Tembus
oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga LawangBatu ditinjau dari penghematan
Provinsi Jawa Timur. Dalam Studi waktu perjalanan.
Kelayakan tersebut disebutkan bahwa c. Mengetahui dan menganalisa Kelayakan
tujuan utama pembangunan jalan ini adalah Eknomi Pembangunan Jalan Tembus
untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas LawangBatu ditinjau dari berkurangnya
dari Lawang menuju Kota Batu dan tingkat kecelakaan lalu lintas di ruas
sebaliknya sehingga arus lalu lintas dari dan PandaanLawang - Singosari Karanglo
menuju kota Surabaya akan semakin lancar Kota Batu.
dan tertib.
Kelayakan investasi pada proyek
prasarana jalan terutama didasarkan pada II. TINJAUAN PUSTAKA
kelayakan finansial berupa analisis
keuntungan dan biaya (benefit cost ratio), 2.1. Penelitian Terdahulu
nilai sekarang (net present value), dan laju Muhammad Aris Aprianoor, 2008,
pengembalian modal (internal rate of dengan penelitian yang berjudul Analisis
return). Sedangkan kelayakan ekonomi Kebutuhan dan Kelayakan Ekonomi
jalan adalah manfaat langsung dari proyek Pembangunan Jalan Arteri Alternatif di
tersebut yang terutama diperoleh dari Kota Kandangan. Indikasi awal perma-
penghematan biaya pemakai jalan (road salahan jalan di Kota Kandangan bermula
user cost, RUC). Departemen PU (2005) dari gejala kepadatan lalu lintas di dalam
menyatakan bahwa komponen utama biaya kota yang mengkhawatirkan sebagai akibat
pengguna jalan antara lain terdiri dari biaya pencampuran antara arus lalu lintas lokal
operasi kendaraan (BOK) atau vehicle dan regional dalam menggunakan jalan
operating cost (VOC), penghematan nilai utama kota yang juga merupakan jalan
waktu perjalanan (value of travel time arteri dengan kecenderungan volume yang
saving), dan biaya kecelakaan (accident semakin bertambah sejalan dengan perkem-
cost). bangan wilayah dan peningkatan mobilitas
penduduk. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, ditempuh langkah pengadaaan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 236


jaringan jalan baru di dalam kota berupa dari penulisan ini adalah untuk menga-
rencana pembangunan jalan arteri alternatif nalisis kelayakan Jalan layang Non Tol
yang telah dimulai sejak tahun 2003 dengan Kampung Melayu Tanah Abang dari segi
penetapan trace jalan, pembebasan lahan, ekonomi. Untuk menyelesaikan studi ini
proposal rencana, detail desain, rencana maka diperlukan data primer dan data
anggaran biaya, studi kelayakan dan analisa sekunder yang dilampirkan adalah data
mengenai dampak lingkungan. Namun volume lalu lintas, lay out, data jumlah
karena kendala dana sampai saat ini dari kendaraan, dan data penunjang lainnya.
tujuh ruas yang direncanakan untuk satu Dalam penelitian ini jika dianalisis dari segi
jalur jalan arteri alternatif baru satu ruas ekonomi diperoleh nilai BCR = 1.31
jalan yang terbangun. Di lain pihak, meski (BCR>1) dan nilai NPV =
ruas jalan arteri eksisting terlihat padat, Rp104,797,025,202,- (NPV>0) proyek
faktanya belum pernah ditemui kemacetan. dikatakan layak dilaksanakan.
Oleh sebab itu perlu untuk diteliti kembali
bagaimanakah permasalahan yang kini 2.2. Biaya Operasional Kendaraan
terjadi di ruas-ruas jalan arteri di dalam (BOK)
Kota Kandangan dan apakah pengadaaan Biaya operasi kendaraan adalah total
jalan arteri alternatif tepat sebagai solusi- biaya yang dikeluarkan oleh pemakai jalan
nya. dengan menggunakan moda tertentu dari
Asniya Theodora, 2012,dengan pene- zona asal ke zona tujuan. Komponen biaya
litian yang berjudul Analisis Kelayakan operasi kendaraan terdiri dari dua
Pembangunan Jalan Layang Non Tol komponen yaitu biaya tetap dan biaya tidak
Kampung Melayu-Tanah Abang (Segmen tetap.
Jalan Casablanca, Dr. Satrio Mas Mansyur) Dalam penetapan nilai operasi
Ditinjau Dari Segi Ekonomi. Jakarta kendaraan, Button (1993) menyatakan
merupakan ibu kota Republik Indonesia, bahwa penetapan harga layanan transportasi
dikenal juga sebagai kota metropolitan. (pricing) bertujuan untuk memaksimasi
Sebagai kota besar Jakarta pasti memiliki kepentingan penyedia jasa transportasi
banyak masalah, salah satunya diantaranya dengan tetap mempertimbangkan kesejah-
adalah masalah kemacetan lalu lintas di teraan masyarakat (maximizing welfare).
jalan raya. Kerawanan pada kemacetan Kondisi ini akan stabil untuk jangka
banyak sekali ditemukan diruas jalan panjang atau Long Run Marginal Cost
khususnya pada jam-jam sibuk, sehingga (LRMC). LRMC merupakan komponen
untuk mengatasi permasalahan tersebut biaya yang mempengaruhi penetapan harga
diusahakan membangun Jalan Layang Non dengan memperhatikan biaya-biaya kapital
Tol Kampung Melayu Tanah Abang atau biaya-biaya tetap lainnya yang
dengan maksud memaksimalkan kapasitas mempengaruhi kelangsungan kendaraan
jalan. Pembangunan Jalan Layang Non Tol pada kondisi yang akan datang.
Kampung Melayu - Tanah Abang adalah Pada Analisis Kelayakan Ekonomi
sebagai upaya untuk mengatasi aksesibilitas Pembangunan Jalan Tembus Lawang -
pergerakan kendaraan dari/ke wilayah- Batu, metode yang digunakan untuk
wilayah di Jakarta dengan harapan sarana menghitung BOK adalah metode PCI tahun
dan prasarana yang tersedia dapat 1988. Penghitungan biaya operasi kenda-
memenuhi kebutuhan masyarakat untuk raan mobil penumpang menggunakan
beraktivitas dengan baik dan lancar. Tujuan Metode PCI 1988 sebagaimana dikutip
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pada Lembaga Afiliasi Penelitian dan
besarnya saving dan kelayakan dari proyek Industri (LAPI) ITB (1996) untuk jenis
pembangunan Jalan Layang Non Tol jalan perkotaan (non toll road).
Kampung Melayu - Tanah Abang. Tujuan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 237


2.3. Analisis Lalu Lintas pada periode waktu tertentu. Volume lalu
1. Melakukan analisis kinerja jalan eksis- lintas dapat dirumuskan sebagai berikut:
ting yang meliputi derajat kejenuhan,
kecepatan tempuh serta waktu tempuh. Dimana :
2. Melakukan analisis peramalan kebu- Q = volume lalu lintas (kend/jam).
tuhan pergerakan lalu lintas berdasar- n = jumlah kendaraan yang melalui titik
tersebut dalam interval waktu T
kan hasil survei yang telah dilakukan. T = interval waktu pengamatan (jam).
Analisis peramalan ini dilakukan
dengan melihat kondisi lalu lintas yang B. Kapasitas Jalan
terjadi akibat dari Normal Traffic, Kapasitas jalan adalah arus lalu lintas
Diverted Traffic, Generated Traffic. maksimum melalui suatu titik di jalan yang
Karakteristik dari volume jam sibuk dapat dipertahankan per satuan jam pada
pada hari sibuk diwakili dengan suatu kondisi tertentu. Kapasitas dinyatakan
faktor k. Nilai k ini tergantung pada dalam satuan mobil penumpang sebagai
karakteristik fluktuasi dalam waktu dari berikut:
arus lalu lintas di wilayah studi dan C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
besarnya resiko yang diambil untuk Dimana :
terlampauinya prakiraan nilai rencana di C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar (ideal)
tahun rencana. Nilai k diperoleh dari FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan
analisis data volume lalu lintas per FCsp = Faktor penyesuaian pemisaharah
jam.Untuk pedoman umum besarnya faktor FCsf = Faktor penyesuaian hambatansamping
k dapat dilihat pada pedoman yang FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
berlaku.Volume jam perencanaan (VJP)
untuk volume lalu lintas dua arah diperoleh C. Kecepatan Arus Bebas
dari hubungan empiris sebagai berikut: Kecepatan arus bebas (FV) dapat
didefinisikan sebagai kecepatan pada
VJP = K x LHR
Dimana: tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan
VJP = volume jam perencanaan dipilih pengemudi jika mengendarai
K = faktor volume lalu lintas pada jam sibuk kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh
(% terhadap LHRT) kendaraan bermotor lainnya dijalan:
LHR = lalu lintas harian rata-rata pada tahun
rencana FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS
Lalu lintas dalam arah sibuk pada jam Dimana:
sibuk turut menentukan geometri dari FV = kecepatan arus bebas sesungguhnya
(km/jam).
penampang jalan. Distribusi dalam jurusan FVo = kecepatan arus bebas dasar kendaraan
sibuk dinyatakan dengan faktor SP yang ringan (km/jam).
diperoleh dari analisis data volume lalu FVw = penyesuaian lebar jalur lalu lintas
lintas.Untuk nilai patokan faktor SP dapat efektif (km/jam).
dilihat pada pedoman yang berlaku. FFVSF = faktor penyesuaian kondisi hambatan
samping.
VJP dalam arah sibuk = FFVRC = faktor penyesuaian untuk ukuran kota.

Dimana: D. Derajat Kejenuhan


VJP = volume jam perencanaan Derajat kejenuhan (DS) adalah rasio
SP = distribusi dalam jurusan sibuk (directional
split)
arusterhadap kapasitas dan digunakan
sebagai faktor utama penentuan tingkat
A. Volume Lalu Lintas kinerja jalan berdasarkan tundaan dan
Volume lalu lintas adalah jumlah segmen jalan. Persamaan derajat kejenuhan
kendaraan yang melalui suatu ruas jalan adalah:

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 238


Dimana : perkembangan guna lahan dan perekono-
DS = Derajat kejenuhan mian wilayah akibat dari adanya pemba-
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam) ngunan jalan tembus Lawang Batu.

E. Kecepatan Tempuh 2.5. Analisis Ekonomi


Kecepatan tempuh didefinisikan Analisis kelayakan ekonomi pada
dalam manual ini sebagai perbandingan dasarnya merupakan bagian terhadap
antara panjangjalan dengan waktu tempuh, manfaat yang ditimbulkan dengan adanya
yang dirumuskan sebagai berikut: peningkatan atau pembangunan ruas jalan
khususnya terhadap aktivitas perekonomian
wilayah terpengaruh. Dan dengan memper-
Dimana: timbangkan biaya yang harus dikeluarkan
V = Kecepatan rata-rata (km/jam) untuk terlaksananya peningkatan jalan
L = Panjang segmen (km)
TT = Waktu tempuh rata-ratasepanjang segmen tersebut.
(jam)
2.5.1. Analisis Benefit Cost Ratio (B/C-R)
F. Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Benefit Cost Ratio adalah perban-
Service) dingan antara Present Value Benefit dibagi
Berdasarkan Permenhub No. 14 dengan Present Value Cost.Hasil B/C-R
Tahun 2006 tentang Manajemen dan dari suatu proyek dikatakan layak secara
Rekayasa Lalu Lintas di Jalan, maka tingkat ekonomi, bila nilai B/C-R adalah lebih dari
pelayanan pada ruas jalan yang akan 1 (satu).
digunakan pada Analisis Kelayakan Metode ini digunakan untuk menge-
Ekonomi Pembangunan Jalan Tembus valuasi kelayakan proyek dengan memban-
Lawang - Batu diklasifikasikan atas tingkat dingkan total manfaat terhadap total biaya
pelayanan jalan pada jalan arteri primer dan yang telah didiskonto ke tahun dasar
jalan kolektor primer. dengan memakai nilai suku bunga diskonto
Jumlah kendaraan yang berada pada (discount rate) selama tahun rencana.
suatu jalur gerak yang mempunyai B/C-R =
pengaruh yang besar terhadap kecepatan
volume kendaraan dengan melihat Nilai B/C-R yang lebih kecil dari 1
hubungan fundamental arus kendaraan. (satu), menunjukkan investasi ekonomi
Oleh karena itu, walaupun terdapat suatu yang tidak menguntungkan.
volume maksimum yang dapat ditampung
oleh suatu fasilitas transportasi, penting 2.5.2. Analisis Net Present Value (NPV)
juga untuk mengetahui hubungan antara Metode ini dikenal sebagai metode
kecepatan dan volume untuk setiap kerja present worth dan digunakan untuk menen-
transportasi yang praktis, karena kecepatan tukan apakah suatu rencana mempunyai
merupakan salah satu karakteristik yang manfaat dalam periode waktu analisis. Hal
penting dalam mutu pelayanan transportasi ini dihitung dari selisih Present Value of
(Morlock, Pengantar Teknik dan Perenca- The Benefit(PVB) dan Present Value of The
naan Transportasi, 1988; 209-210). Cost(PVC).
Dasar dari metode ini adalah bahwa
2.4. Analisis Pengembangan Wilayah semua manfaat (benefit) ataupun biaya
Perkembangan wilayah dan tata guna (cost) mendatang yang berhubungan dengan
lahan merupakan indikator yang dapat suatu proyek di diskonto ke nilai sekarang
menentukan kuantitas dan kualitas dari (present values), dengan menggunakan
suatu tingkat perjalanan pada suatu wilayah. suatu suku bunga diskonto.
Untuk itu dalam studi ini akan dianalisis

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 239


waktu dimulainya suatu proyek adalah
menganalisis proyek dengan range waktu
Dimana: investasi untuk melihat mana yang
NPV : nilai sekarang bersih menghasilkan NPV tertinggi.
bi : manfaat pada tahun i Bagaimanapun, untuk kebanyakan proyek
ci : biaya pada tahun i
jalan, dimana lalu lintas terus bertambah di
r : suku bunga diskonto (discount rate)
n : umur ekonomi proyek, dimulai dari tahap masa mendatang, kriteria laju pengembalian
perencanaan sampai akhir umur rencana tahun pertama dapat digunakan.
jalan First Year Rate of Return (FYRR)
NPV dari suatu proyek yang dikata- adalah jumlah dari manfaat yang didapat
kan layak secara ekonomi adalah yang pada tahun pertama setelah proyek selesai,
menghasilkan nilai NPV positif. dibagi dengan present value dari modal
yang dinaikkan dengan discount rate pada
2.5.3. Analisis Internal Rate of Return tahun yang sama dan ditunjukkan dalam
(EIRR) persen.
Internal Rate of Return (EIRR) meru-
pakan tingkat pengembalian berdasarkan
pada penentuan nilai tingkat bunga Dengan pengertian:
(discount rate), dimana semua keuntungan FYRR : First Year Rate of Return
j : tahun pertama dari manfaat
masa depan yang dinilai sekarang dengan bj : manfaat pada tahun j
discount rate tertentu adalah sama dengan ci : biaya pada tahun i
biaya kapital present value dari total biaya. r : suku bunga diskonto (discount rate)
Dalam perhitungan nilai EIRR adalah
dengan cara mencoba beberapa tingkat Jika FYRR lebih besar dari discount
bunga. Guna perhitungan EIRR dipilih rate yang direncanakan, maka akan tepat
tingkat bunga yang menghasilkan NPV waktu dan proyek dapat dilanjutkan. Jika
positif yang terkecil dan tingkat bunga yang kurang dari discount rate tetapi memiliki
menghasilkan NPV negatif terkecil. NPV positif, maka proyek sebaiknya
Selanjutnya diadakan interpolasi dengan ditangguhkan dan laju pengembalian harus
perhitungan: dihitung ulang untuk menentukan tanggal
dimulainya proyek yang optimum.

Dengan pengertian:
IRR : Internal Rate of Return III. METODOLOGI PENELITIAN
i1 : tingkat bunga yang menghasilkan NPV
negatif terkecil
i2 : tingkat bunga yang menghasilkan NPV 3.1. Rancangan Penelitian
positif terkecil Metode yang digunakan adalah
NPV1 : nilai sekarang dengan menggunakan i1 metode with and without, sehingga dalam
NPV2 : nilai sekarang dengan menggunakan i2 penelitian Analisis Kelayakan Ekonomi
Pembangunan Jalan Tembus Lawang
2.5.4. Analisis First Year Rate of Return Batu ini menggunakan metode pendekatan
(FYRR) pembandingan kondisi dengan proyek (with
Analisis manfaat biaya digunakan project) dan tanpa proyek (without project)
untuk membantu menentukan waktu terbaik dan atas dasar pendekatan kebijakan publik
untuk memulai proyek.Walaupun dari hasil atau pendekatan economic analysis.
analisis proyek bermanfaat, tetap saja ada Analisis yang dilakukan merupakan
kasus penundaan awal proyek pada saat lalu analisis ekonomi untuk memperoleh/
lintas terus bertambah untuk menaikkan membandingkan kelayakan ekonomi dari
laju pengembalian pada tingkat yang seluruh alternatif solusi. Tinjauan aspek
diinginkan. Cara terbaik untuk menentukan
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 240
ekonomi merupakan analisis terhadap biaya secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
(cost) dan keuntungan (benefit). Biaya ini pengumpulan data primer dengan observasi
meliputi biaya konstruksi, biaya kemacetan, lapangan yaitu survei kondisi volume lalu
biaya kecelakaan, serta biaya inefisiensi lintas, aktivitas samping jalan dan
akibat adanya sistem jaringan jalan yang kecepatan kendaraan dan pengumpulan data
tidak optimum. Selanjutnya, aspek ekonomi sekunder yaitu Peta Jaringan Jalan Nasional
studi kelayakan jalan ini akan digunakan dan Jalan Provinsi, Data LHR, Peta Tata
suatu alat (tools) yang lazim dipakai dalam Guna Lahan, Dokumen Studi Kelayakan
bidang ekonomi, yaitu IRR (Internal Rate dan Amdal Pembangunan Jalan Tembus
of Return), NPV (Nett Present Value), dan Lawang Batu.
BCR (Benefit Cost Ratio).
3.5. Teknik Analisa Data
3.2. Lokasi Penelitian Data-data yang bersifat kuantitatif
Lokasi kegiatan Analisis Kelayakan dan teknis akan diolah sesuai formula yang
EkonomiPembangunan Jalan Tembus telah ditentukan dalam kajian teori,
Lawang Batu adalah wilayah diantara pendekatan penelitian dan teknik analisis.
Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Selanjutnya hasil dari analisis kuantitatif
Pasuruan Kecamatan Lawang, Kabupaten beserta data-data lain akan disajikan dalam
MalangKota Batu. sekumpulan informasi terstruktur yang
dapat memberikan kemungkinan adanya
3.2.1. Lokasi Survey Traffic Counting penarikan kesimpulan dan rekomendasi.
Survei traffic counting dilakukan Interpretasi analisis dan data ini dapat
pada 6 (enam) titik lokasi, yaitu:1. Ruas dilakukan dengan cara (Miles, 1992):
jalan di Purwodadi, 2. Ruas jalan di
Lawang, 3. Simpang Karanglo, 4. Simpang
Karangploso, 5. Simpang Pendem, 6. IV. HASIL ANALISA DAN
Simpang Bumiaji PEMBAHASAN

3.2.2. Lokasi Survey Travel Time 4.1. Gambaran Umum Wilayah Studi
Survei travel time dilakukan dari 4.1.1. Kondisi Fisik Dasar
Purwosari ke arah Kota Batu melalui Kabupaten Pasuruan memiliki
sejumlah rute, yaitu melalui pertigaan karakter fisik yang beragam di antaranya
KarangloKarangplosopertigaan cucian wilayah pegunungan, wilayah pesisir, dan
mobil Bumiajipusat Kota Batu, melalui wilayah dataran rendah. Untuk wilayah
pertigaan KarangloKarangplosopertigaan pesisir yaitu wilayah perairan laut dan
Pendempusat Kota Batu, dan melalui Kota kawasan pantai yang membentang sepan-
Malang (pertigaan Karanglo Jl. A. Yani jang 48 km mulai dari Kecamatan
Jl. Borobudur Jl. Soekarno Hatta Jl. Nguling hingga Kecamatan Bangil dengan
MT. Haryono Jl. Raya Tlogomas Dau wilayah eksploitasi laut mencapai 112,5 mil
pertigaan Pendem pusat Kota Batu). laut persegi dan potensi laut lestari/
Maximum Sustainable Yield (MSY) sebesar
3.3. Jenis Data 27.000 ton per tahun. Kawasan perairan
Data untuk mendukung penelitian ini laut di Kabupaten Pasuruan memiliki garis
dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu data pantai memanjang dari Barat ke Timur
primer dan data sekunder. menghadap ke Laut jawa dengan luas
kawasan pesisir secara administratif (jarak
3.4. Teknik Pengumpulan Data arbiter 2 Km dari garis pantai) sekitar 4.917
Teknik pengumpulan data yang akan ha. Sebagian besar telah dimanfaatkan
dilakukan dalam suatu studi ataupenelitian, secara maksimal, terutama di wilayah

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 241


Kecamatan Nguling, Lekok dan Kraton. harus dihutankan karena mempunyai
Sedangkan untuk kawasan pegunungan fungsi sebagai perlindungan terhadap
Kabuapaten Pasuruan memilik Kawasan tanah dan air dan menjaga ekosistem
TNBS (Taman Nasional Bromo Tengger lingkungan hidup.
Semeru) yang memiliki keanekaragaman Ditinjau dari ketinggian wilayah,
hayati dan potensi yang berlimpah. Kabupaten Malang terletak antara 0 sampai
Sedangkan dataran rendahnya banyak 2000 meter di atas permukaan laut dan
dimanfaatkan untuk kawasan pertanian, menunjukan keadaan yang bervariasi yaitu
perkebunan, permukiman dan kawasan kondisi landai sampai kondisi pegunungan.
peruntukan industri diantaranya kawasan Wilayah yang datar sebagian besar terletak
industri PIER. di Kecamatan Bululawang, Gondanglegi,
Tajinan,Turen, Kepanjen, Pagelaran, dan
4.1.2. Kondisi Topografi Pakisaji, serta sebagian Kecamatan Singo-
Kabupaten Malang sari, Lawang, Karangploso, Dau, Pakis,
Kondisi topografi Kabupaten Malang Dampit, Sumberpucung, Kromengan,
dapat digambarkan melalui kelerengan Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur,
wilayahnya, yaitu: Ngajum dan Gedangan.
1. Kelerengan 0 - 2% meliputi Kecamatan
Bululawang, Gondanglegi, Tajinan, Kota Batu
Turen, Kepanjen, Pagelaran dan Secara umum wilayah Kota Batu
Pakisaji dengan luas 52.607,78 Ha atau merupakan daerah perbukitan dan pegu-
15,71% dari luas seluruh Kabupaten nungan. Diantara gunung-gunung yang ada
Malang. di Kota Batu, ada tiga gunung yang telah
2. Kecamatan Singosari, Lawang, Karang- diakui secara nasional, yaitu Gunung
ploso, Dau, Pakis, Dampit, Sumber- Panderman (2.010 meter), Gunung
pucung, Kromengan, Pagak, Kalipare, Welirang (3.156 meter), dan Gunung
Donomulyo, Bantur, Ngajum dan Arjuno (3.339 meter). Berdasarkan
Gedangan merupakan wilayah dengan ketinggiannya, Kota Batu diklasifikasikan
kemiringan 2 - 15% dan luasannya ke dalam 6 (enam) kelas, yaitu:
adalah 119.030,80 Ha atau 35,56% dari 600 1.000 DPL dengan luas 6.019,21 Ha
seluruh luas Kabupaten Malang. 1.000 1.500 DPL dengan luas 6.493,64 Ha
3. Kelerengan antara 15 - 40% meliputi 1.500 2.000 DPL dengan luas 4.820,40 Ha
2.000 2.500 DPL dengan luas 1.789,81 Ha
daerah seluas 73.110,72 Ha atau
2.500 3.000 DPL dengan luas 707,32 Ha
21,84% dari seluruh luas Kabupaten > 3.000 DPL dengan luas 78,29 Ha
Malang. Kecamatan-kecamatan yang
wilayahnya sebagian besar berada pada Kemiringan lahan (slope) di Kota
kelerengan 15 - 40% adalah Kecamatan Batu berdasarkan data dari peta kontur
Sumbermanjing Wetan, Wagir, dan Bakosurtanal 2001 diketahui bahwa,
Wonosari. sebagian besar wilayah perencanaan Kota
4. Daerah dengan kelerengan diatas 40% Batu mempunyai kemiringan lahan sebesar
di Kabupaten Malang meliputi areal 25 40% dan kemiringan > 40. Rincian
seluas 90.037,70 Ha atau 26,89% dari mengenai kemiringan ini adalah:
seluruh luas Kabupaten Malang. 0 8 % seluas 2.207,21 Ha.
8 15 % seluas 2.223,73 Ha.
Kecamatan-kecamatan yang berada
15-25 % seluas 1.799,37 Ha.
pada kelerengan >40% meliputi keca- 25 40 % seluas 4.529,85 Ha.
matan Pujon, Ngantang, Kasembon, > 40 % seluas 4.493, 33 Ha.
Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampel-
gading, dan Tirtoyudo. Daerah dengan
kelerengan ini merupakan daerah yang

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 242


Kabupaten Pasuruan Raya Karanglo. Pencatatan data volume
Kondisi topografi merupakan salah jumlah kendaraan dengan menggunakan
satu kondisi fisik yang dapat mengetahui tenaga manusia, masing-masing mengamati
potensi dan perkembangan suatu wilayah. dan menghitung dari jenis jumlah
Kondisi topografi erat kaitannya dengan kendaraan yang lewat. Dalam menghitung
tingkat ketinggian tanah dan kemiringan. jumlah kendaraan yang lewat digunakan
Secara keseluruhan Kabupaten Pasuruan interval waktu 15 menit, sehingga jika
memiliki kemiringan yang beragam 0 8% sampai pada interval waktu itu, jumlah
memiliki luas 85.257,65 Ha (57,84%), 8 kendaraan dihitung dari nol lagi. Survei
15% memiliki luas 31.473,76 Ha (21,35%). traffic counting di jalan Raya Karanglo ini
dilakukan selama dua hari yaitu pada hari
4.1.3. Komposisi Penggunaan Lahan Sabtu dan Senin.
Jenis penggunaan lahan yang ada di Dari hasil survei lalu lintas di Jalan
Kabupaten Malang, Kota Batu, dan Raya Karanglo pada hari Sabtu (02 Mei
Kabupaten Pasuruan terdiri atas permu- 2015) dengan kondisi cerah pada arah lalu
kiman, sawah, tegal/kebun, perkebunan, lintas dari Surabaya ke Malang didapatkan
hutan negara, tambak, dan lain-lain. volume maksimum sebesar 2.696,40
Penggunaan lahan berupa sawah hanya smp/jam, volume minimum 1.113,60
terdapat pada wilayah yang memiliki air smp/jam, dan volume rata-rata sebesar
cukup dan terdapat di seluruh wilayah tetapi 2.001,37 smp/jam pada pukul 17.00
dalam prosentase luasan yang berbeda. 18.00. Sebaliknya untuk arah pergerakan
Menurut analisa penggunaan lahan di dari Malang ke Surabaya volume lalu lintas
kabupaten Malang, Kota Batu, dan maksimum sebesar 2.650,60 smp/jam,
kabupaten dapat ditarik kesimpulan bahwa volume minimum sebesar 875,20 smp/jam
penggunaan lahan utama di Kabupaten dan volume rata-ratanya sebesar 1.763,06
Malang didominasi oleh tegal/kebun, yaitu smp/jam pada pukul 07.00 08.00. Kondisi
seluas 98.641 Ha. Penggunaan lahan di ini menunjukkan banyak kendaraan yang
Kota Batu dan di Kabupaten Pasuruan melakukan pergerakan dari Surabaya ke
didominasi oleh penggunaan lahan lainnya. Malang.
Penggunaan lahan yang paling kecil adalah Untuk arah pergerakan Surabaya ke
untuk tambak. Batu volume lalu lintas maksimumnya
sebesar 827,40 smp/jam, volume minimum-
4.2. Pengumpulan Data (Traffic nya sebesar 283,20 smp/jam dan volume
Counting) Volume Lalu Lintas rata-rata sebesar 546,09 smp/jam. Sedang-
Volume lalu lintas yang juga sering kan untuk arah yang sebaliknya yaitu dari
disebut sebagai arus lalu lintas merupakan Batu ke Surabaya volume lalu lintasnya
jumlah kendaraan bermotor yang melalui meningkat, untuk volume maksimumnya
titik pada jalan per satuan waktu yang sebesar 1514,20 smp/jam, volume mini-
dinyatakan dalam kendaraan/jam. Dengan mum sebesar 270,60 smp/jam dan volume
bermacamnya jenis, ukuran dan berat rata-rata sebesar 680,20 smp/jam.
kendaraan bermotor maka untuk kesera- Arah pergerakan Malang Batu
gaman volume lalu lintas dinyatakan dalam cenderung lebih sedikit dibandingkan
satuan mobil penumpang per jam dengan arah pergerakan yang sebelumnya
(smp/jam). yaitu arah Malang Surabaya, arah Batu
Dalam melakukan pengambilan data Surabaya, dan sebaliknya. Volume lalu
lapangan dilakukan dengan cara penga- lintas maksimum untuk arah Malang Batu
matan langsung di lapangan. Melakukan sebesar 810 smp/jam, volume minimum
pengambilan data-data volume jumlah 155,20 smp/jam dan volume rata-rata
kendaraan sesuai dengan jenis kendaraan- sebesar 320,09 smp/jam. Untuk arah
nya masing-masing yang melintasi Jalan
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 243
sebaliknya volume lalu lintas maksimum- Surabaya. Jumlah pergerakan menuju Kota
nya 574,40 smp/jam, volume minimumnya Malang sebesar 79% dari total seluruh
sebesar 132,80 smp/jam dan volume rata- pergerakan dari arah Surabaya dan sisanya
rata sebesar 345,37 smp/jam. sebesar 21% menuju ke Kota Batu.
Dari hasil survei lalu lintas di Jalan Berdasarkan hasil pengamatan
Raya Karanglo pada Hari Senin (04Mei volume lalu lintas harian/Lalu Lintas
2015) dengan kondisi cerah pada arah lalu Harian (LHR) yang telah dilakukan, maka
lintas dari Surabaya ke Malang didapatkan dapat diketahui bahwa peak hour/jam
volume maksimum sebesar 2.930,60 puncak pada arah Surabaya Batu terjadi
smp/jam, volume minimum 649,60 pada pukul 08.00 08.15 dan pada arah
smp/jam, dan volume rata-rata sebesar Batu Surabaya terjadi pada pukul 09.15
1.839,60 smp/jam. Sebaliknya untuk arah 09.30. Dari hasil perhitungan LHR pada
pergerakan dari Malang ke Surabaya jam puncak tersebut, maka akan dihitung
volume lalu lintas maksimum sebesar 2.725 LHR pada waktu satu jam. Untuk
smp/jam, volume minimum sebesar memperoleh LHR per jam, maka LHR per
1083,40 smp/jam dan volume rata-ratanya 15 menit pada jam puncak dikalikan 4.
sebesar 2.038,30 smp/jam. Kondisi ini Kemudian untuk menjadikan LHR selama
menunjukkan banyak yang melakukan satu hari, maka hasil LHR per jam dikalikan
pergerakan dari Surabaya ke Malang. 16. Hasil LHR per hari dikalikan 360 untuk
Untuk arah pergerakan Surabaya ke mendapatkan LHRT (Lalu Lintas Harian
Batu volume lalu lintas maksimumnya Rata-Rata per Tahun).
sebesar 746,80 smp/jam, volume minimum- Proyeksi dimulai pada Tahun 2017
nya sebesar 158,40 smp/jam dan volume karena pengoperasian jalan tembus Lawang
rata-rata sebesar 493,58 smp/jam. Batu dimulai pada tahun tersebut.
Sedangkan untuk arah yang sebaliknya Proyeksi LHRT dilakukan selama 20
yaitu dari Batu ke Surabaya volume lalu Tahun, yaitu hingga tahun 2037. Volume
lintasnya meningkat, untuk volume maksi- lalu lintas diasumsikan mengalami pertum-
mumnya sebesar 780 smp/jam, volume buhan 7% per tahun.
minimum sebesar 171 smp/jam dan volume Berdasarkan perhitungan didapat di-
rata-rata sebesar 478,05 smp/jam. ketahui bahwa LHRT hingga 20 tahun ke
Arah pergerakan Malang Batu depan akan mengalami peningkatan yang
cenderung lebih sedikit dibandingkan cukup signifikan. LHRT yang lebih besar
dengan arah Batu - Malang. Volume lalu adalah dari arah Batu ke Surabaya.
lintas maksimum untuk arah Malang-Batu
sebesar 646 smp/jam, volume minimum 4.3. Analisis Kinerja Ruas Jalan
187,80 smp/jam dan volume rata-rata Eksisting
sebesar 389,52 smp/jam. Untuk arah 4.3.1. Derajat Kejenuhan (DS) dan Level
sebaliknya volume lalu lintas maksimum- of Service (LOS)
nya 1.108,60 smp/jam, volume mini- Nilai DS atau LOS menunjukkan
mumnya sebesar 269,20 smp/jam dan apakah segmen jalan tersebut mempunyai
volume rata-rata sebesar 570,83 smp/jam. masalah kapasitas atau tidak, nilai tersebut
Berdasarkan data traffic counting juga digunakan sebagai ukuran dalam
yang telah diperoleh dari hasil survei penanganan masalah jalan dan lalu lintas.
lapangan, maka dilakukan penghitungan Pada dasarnya semakin besar hasil
jumlah pergerakan dari arah Kota Surabaya perbandingan antara keduanya,maka kinerja
yang menuju ke arah Kota Malang dan jalan semakin rendah. Sebaliknya semakin
Kota Batu.Persentase jumlah pergerakan kecil hasil perbandingan tersebut, maka
menuju Kota Malang dan Kota Batu tingkat kinerja jalan akan semakin baik.
diperoleh dari jumlah pergerakan dari arah

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 244


Tingkat pelayanan jalan atau Level of bebas dengan kecepatan kendaraan >100
Service (LoS) adalah ukuran kecepatan laju km / jam.
kendaraan yang dikaitkan dengan kondisi
dan kapasitas jalan. Hubungan antara 4.3.2. Panjang Antrian Kendaraan
tingkat pelayanan dengan kecepatan laju Data panjang antrian kendaraan yang
kendaraan sifatnya tidak universal. Dalam dilakukan pada simpang Karanglo akan
kondisi normal, laju kendaraan cukup tinggi digunakan untuk mengetahui kinerja
sedangkan arus kendaraan relatif sedikit. simpang Karanglo. Panjang antrian
Dalam kondisi sebaliknya, arus kendaraan kendaraan diukur setiap 15 menit pada tiga
relatif banyak dan laju kendaraan rendah arah yang berbeda, yaitu arah Malang
atau macet. Makin besar arus kendaraan, Surabaya, Batu Malang, dan Surabaya
laju kendaraan makin tidak leluasa sehingga Batu. Survei panjang antrian kendaraan
kecepatan makin rendah (Warpani, tersebut dilakukan selama dua hari berturut-
Suwardjoko P., Pengelolaan Lalu Lintas turut pada lokasi yang sama..
dan Angkutan Jalan, 2002; 103). Survei panjang antrian dilakukan di
Berdasarkan perhitungan tingkat pela- pertigaan Karanglo dan pertigaan Bentoel
yanan jalan pada ruas jalan Surabaya dengan arah pergerakan dari Malang
Malang, dapat diketahui bahwa jalan arteri Surabaya, Batu Malang, Batu Surabaya
primer di daerah Purwosari sampai dengan dan arah sebaliknya. Survei dilakukan
Singosari memiliki tingkat pelayanan E selama 2 hari, yaitu pada Hari Sabtu
yang artinya bahwa ruas jalan tersebut (02/5/2015) dan Hari Senin (04/5/2015).
dalam arus yang tidak stabil dengan Panjang antrian maksimum di
kecepatan lalu lintas berkisar 50 km / jam. pertigaan Karanglo di akhir pecan untuk
Berdasarkan perhitungan tingkat pela- arah Malang Surabaya ada di siang hari
yanan jalan pada simpang jalan bersinyal di pukul 12.45 dengan panjang maksimum
simpang Karanglo dan simpang Karang- 320 m, minimum 170 m dan panjang rata-
ploso, dapat diketahui bahwa simpang jalan rata 225,5 m. Untuk arah Surabaya Batu
Karanglo untuk arah Surabaya menuju panjang antrian maksimum mencapai 1000
Batu, Malang menuju Surabaya dan Batu m, minimumnya 40 m dan panjang antrian
menuju Malang memiliki tingkat pelayanan rata-rata 608,25 m pada pukul 17.55.
E. Dengan demikian, karakteristik simpang Sedang di simpang bentoel dari karanglo
Karanglo kondisi arusnya tertahan dengan menuju Malang panjang antrian maksi-
kecepatan kendaraan 50 km / jam. mumnya hanya sepanjang 200 m, untuk
Pada simpang jalan Karangploso panjang antrian minimumnya 18 m dan
untuk arah Bumiaji menuju Pendem panjang antrian rata-rata 43,65 m jika
memiliki tingkat pelayanan B, sedangkan dibandingkan dengan pertigaan Karanglo.
untuk arah Karanglo menuju Bumiaji dan Panjang antrian maksimum di
Pendem menuju Karanglo memiliki tingkat pertigaan Karanglo di hari kerja untuk arah
pelayanan C. Dengan demikian, karakteris- Malang Surabaya ada di siang hari pukul
tik simpang Karangploso arus kendaraan- 16.00 dengan panjang maksimum >500 m,
nya masih stabil dengan kecepatan minimumnya 145 m dan panjang rata-rata
kendaraan >65 km / jam dan volume lalu 416,25 m. Untuk arah Surabaya Batu
lintas dapat mencapai 70% dari kapasitas. panjang antrian maksimum mencapai 175
Berdasarkan perhitungan tingkat m, minimumnya 5 m dan panjang antrian
pelayanan jalan pada simpang jalan tak rata-rata 77,5 m pada pukul 14.00. Sedang
bersinyal di simpang Bumiaji dan simpang di simpang Bentoel dari Karanglo menuju
Pendem, dapat diketahui bahwa kedua Malang panjang antrian maksimumnnya
simpang jalan tersebut memiliki tingkat mencapai >100 m, untuk panjang antrian
pelayanan A yang artinya arus lalu lintas

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 245


minimumnya 30 m dan panjang antrian Pilihan rute ketiga untuk jalan tembus
rata-rata 44,4 m pada pukul 16.00. Lawang Batu yaitu dari Pertigaan
Kondisi ini menunjukkan Purwosari sampai Pendem. Untuk rute ini
banyaknya pergerakan dari Surabaya dibagi menjadi 2 segmen, yang pertama
menuju Batu di hari-hari libur atau di dari pertigaan Purwosari sampai pertigaan
akhir pekan, sedangkan untuk hari kerja Karanglo dengan jarak tempuh 20,1 km dan
banyak yang melakukan pergerakan dari kecepatan rata-rata 41,25 km/jam maka
Malang ke Surabaya. Seperti yang telah dibutuhkan waktu 29 menit untuk mencapai
terlihat pada data hasil survei di atas berikut tempat tujuan. Segmen kedua untuk rute ini
adalah garis panjang antrian rata-rata sesuai dimulai dari Karanglo sampai Pendem
dengan hasil perhitungan dan survei memiliki jarak 14,5 km dan waktu tempuh
lapangan yang dilakukan pada tanggal 02 28 menit dengan kecepatan rata-rata 31,36
Mei 2015 dan 04 Mei 2015. Pemilihan hari km/jam. Sehingga jarak total untuk rute
ditetapkan pada Hari Sabtu dan Hari Senin ketiga ini sepanjang 34,6 km/jam dan waktu
dikarenakan volume lalu lintas yang terjadi tempuh kira-kira 57 menit.
terlihat lebih banyak di bandingkan dengan
hari-hari yang lainnya, sehingga memung- 4.4. Analisis Biaya
kinkan terjadi antrian yang lebih pajang dari Dalam pembangunan jalan dan
hari-hari biasanya. jembatan terdapat sejumlah biaya yang
harus diperkirakan, mulai dari awal pemba-
4.3.3. Travel Time ngunan, awal pengoperasian jalan dan
Survei travel time dilakukan dari jembatan, hingga 20 tahun mendatang.
Purwosari ke arah Kota Batu melalui Sejumlah biaya tersebut, antara lain biaya
sejumlah rute, yaitu melalui pertigaan pembebasan lahan, biaya pembangunan
Karanglo Karangploso pertigaan cucian atau biaya konstruksi jalan dan jembatan,
mobil Bumiaji pusat Kota Batu, melalui biaya pemeliharaan rutin, dan biaya
pertigaan Karanglo Karangploso pemeliharaan berkala.
pertigaan Pendem pusat Kota Batu, dan Biaya pembebasan lahan merupakan
melalui Kota Malang (pertigaan Karanglo biaya yang dibutuhkan mtuk pembebasan
Jl. A. Yani Jl. Borobudur Jl. Soekarno lahan yang akan dilalui oleh jalan tembus
Hatta Jl. MT. Haryono Jl. Raya Lawang Batu. Lahan-lahan yang akan
Tlogomas Dau pertigaan Pendem dibebaskan tersebut berupa tegalan, rumah,
pusat Kota Batu). sawah/ hutan, fasilitas sosial, dan lain-lain.
Berdasarkan survei travel time yang Biaya pembangunan terdiri atas biaya
telah dilakukan, untuk rute pertama dengan pembangunan jaian, jembatan,fly over
arah pergerakan dari pertigaan Pendem untuk jalan yang crossing dengan jalan tol,
sampai kuburan cina mempunyai jarak 14,7 dan sejenisnya.
km dapat ditempuh dalam waktu 31 menit Biaya pemeliharaan rutin merupakan
dengan kecepatan rata-rata 20,15 km/jam. biaya pemeliharaan jalandan jembatan yang
Kecepatan maksimum untuk rute pertama sudah selesai dibangun dan pemeliharaan
mencapai 48 km/jam. rutin tersebut dilakukan setiap tahun dengan
Rute kedua dari pertigaan purwosari perkiraan biaya sekitar Rp 80 juta/km/
sampai pertigaan Purwodadi (Nongko jajar) tahun. Biaya pemeliharaan berkala dilaku-
mempunyai jarak 22,4 km dapat ditempuh kan setiap lima tahun dengan perkiraan
dalam waktu 42 menit dengan kecepatan biaya sekitar Rp 950 Juta/km untuk lebar
rata-rata 35,12 km/jam. Sedang kecepatan jalan 7 meter.
maksimum mencapai 47,40 km/jam dan Proses pembebasan lahan dan pemba-
kecepatan minimumnya hanya 10,62 ngunan jalan tembus Lawang Batu berlang-
km/jam. sung secara bertahap selama tiga tahun

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 246


yang dimulai dari tahun 2016 hingga tahun zona asal ke zona tujuan. Biaya operasi
2018, sedangkan pengoperasian penuh jalan kendaraan terdiri dari dua komponen yaitu
tembus Lawang Batu dimulai pada tahun biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya
2019. Pembebasan lahan dan proses tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak
pembangunan pada tahun awal dimulai berubah (tetap walaupun terjadi perubahan
pada ruas 4, tahun berikutnya dilanjutkan pada volume produksi jasa sampai ke
ruas 1, ruas 2, dan ruas 3, dan tahun tingkat tertentu), sedangkan biaya tidak
berikutnya adalah ruas 5. Oleh karena itu, tetap (variable cost) adalah biaya yang
pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berubah apabila terjadi perubahan pada
berkala mengikuti tahapan pembebasan volume produksi jasa.
lahan dan pembangunannya. Berdasarkan Pada Studi Kelayakan Jalan Tembus
perhitungan biaya pembebasan lahan, biaya Lawang Batu metode yang digunakan
konstruksi, biaya pemeliharaan rutin, dan untuk menghitung BOK adalah metode PCI
biaya pemeliharaan berkala, maka dapat tahun 1988 Penghitungan biaya operasi
diketahui bahwa total biaya yang dibutuh- kendaraan mobil penumpang menggunakan
kan hingga akhir masa proyek adalah Metode PCI 1988 sebagaiman dikutip pada
sebesar Rp 2.505,32 milyar. Total biaya itu Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri
terdiri atas biaya pembebasan lahan sebesar (LAPI) ITB (1996) untuk jenis jalan
Rp 365,39 milyar, biaya pembangunan/ perkotaan (non toll road).
konstruksi sebesar Rp 1.144,09 milyar, Jalan eksisting antara Sukorejo,
biaya pemeliharaan rutin sebesar Rp.101,89 Kabupaten Pasuruan dengan Giripurno,
milyar, serta biaya pemeliharaan berkala Kota Batu adalah sekitar 37,34 km.
sebesar Rp.893,95 milyar. Sebelum adanya jalan tembus Lawang Batu
kecepatan kendaraan yang melalui jalan
4.5. Analisis keuntungan (Benefit) tersebut adalah sekitar 35 km / jam.
Keuntungan dari pembangunan jalan Skenario do something memper-
tembus Lawang Batu diperoleh dari hitungkan kondisi jalan eksisting setelah
penghematan sejumlah komponen, antara adanya jalan tembus Lawang Batu dan juga
lain penghematan sejumlah komponen, jalan tembus itu sendiri. Setelah adanya
antara lain penghemat Biaya Operasi jalan tembus Lawang Batu, kecepatan
Kendaraan (BOK), penghematan terhadap kendaraan pada jalan eksisting menjadi 60
tundaan, dan penghematan terhadap biaya km / jam, sedangkan kecepatan kendaraan
kecelakaan. pada jalan tembus adalah 56 km / jam.
Penghitungan keuntungan (benefit) Setelah menghitung saving BOK pada
pada Studi Kelayakan Jalan Tembus masing-masing skenario, selanjutnya adalah
Lawang Batu terbagi menjadi dua skenario, menghitung saving BOK total yang
yaitu benefit pada saat do nothing dan pada diperoleh dari jumlah saving BOK do
saat do something. Do nothing adalah nothing dikurangi dengan jumlah saving
kondisi eksisting dimana belum adanya BOK do something.
jalan tembus Lawang Batu, sedangkan do
something adalah kondisi pada saat jalan 4.5.2. Tundaan
tembus Lawang Batu telah dibangun dan Benefit lain yang dapat diperoleh dari
beroperasi. adanya jalan tembus Lawang Batu berasal
dari saving terhadap biaya tundaan.
4.5.1. Biaya Operasional Kendaraan Tundaan yang terjadi pada jalan eksisting
(BOK) sebelum adanya jalan tembus Lawang Batu
Biaya operasi kendaraan adalah total adalah selama 21 menit dengan asumsi
biaya yang dikeluarkan oleh pemakai jalan biaya tundaan sebesar Rp 1000/menit/smp.
dengan menggunakan moda tertentu dari Setelah adanya jalan tembus Lawang Batu,

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 247


tundaan pada jalan eksisting menurun Setelah dilakukan perhitungan saving
menjadi 18 menit dan tundaan pada jalan terhadap tundaan pada dua arah seperti
tembus Lawang Batu adalah 16 menit. yang dilakukan pada tabel-tabel di atas,
Perhitungan saving tundaan total pada maka untuk mendapatkan total saving
arah Surabaya-Batu diperoleh dari total terhadap tundaan adalah dengan cara
saving tundaan do nothing pada semua jenis menjumlahkan saving tundaan pada kedua
kendaraan dikurangi dengan total saving arah tersebut untuk nantinya dimasukkan
tundaan do something untuk semua jenis pada tabel benefit dari saving tundaan pada
kendaraan baik pada jalan eksisting dan analisis selanjutnya.
juga pada jalan tembus Lawang Batu.
Hasilnya didapatkan saving terhadap 4.5.3. Kecelakaan
tundaan dalam milyar rupiah. Dengan adanya jalan tembus Lawang
Batu, diharapkan juga akan mengurangi
Tabel 4.57 Perhitungan Saving Terhadap angka kecelakaan yang terjadi pada jalan
Tundaan Total Arah Sukorejo Batu
Do Nothing Do Something Saving Tundaan Saving Tundaan
arteri (jalan eksisting). Oleh karena itu,
Tahun

2017
(Rp/mnt/smp)
118.408.041.594
(menit)
67.774.507.617
(Rp/menit/smp)
50.633.533.977
(Rp/menit/smp)
50,63
perlu juga dihitung saving terhadap
2018 126.696.604.506 72.518.723.150 54.177.881.355 54,18 kecelakaan dengan metode yang hampir
2019 135.565.366.821 77.595.033.771 57.970.333.050 57,97
2020 145.054.942.498 83.026.686.135 62.028.256.364 62,03 sama dengan saving terhadap BOK dan
2021
2022
155.208.788.473
166.073.403.666
88.838.554.164
95.057.252.956
66.370.234.309
71.016.150.711
66,37
71,02
tundaan, yaitu do nothing (sebelum adanya
2023 177.698.541.923 101.711.260.663 75.987.281.260 75,99 jalan tembus Lawang Batu) dan do
2024 190.137.439.858 108.831.048.909 81.306.390.949 81,31
2025 203.447.060.648 116.449.222.333 86.997.838.315 87,00 something (setelah adanya jalan tembus
2026
2027
217.688.354.893
232.926.539.736
124.600.667.896
133.322.714.649
93.087.686.997
99.603.825.087
93,09
99,60
Lawang Batu).
2028 249.231.397.517 142.655.304.674 106.567.092.843 106,58 Perhitungan saving terhadap kece-
2029 266.677.595.343 152.641.176.001 114.036.419.342 114,04
2030 285.345.027.017 163.326.058.321 122.018.968.696 122,02 lakaan menggunakan asumsi bahwa
2031 305.319.178.909 174.758.882.404 130.560.296.505 130,56
2032 326.691.521.432 186.992.004.172 139.699.517.260 139,70
kecelakaan yang terjadi adalah sebanyak 36
2033
2034
349.559.927.932
374.029.122.888
200.081.444.464
214.087.145.577
149.478.483.468
159.941.977.311
149,48
159,94
kejadian/tahun dengan biaya kecelakaan
2035 400.211.161.490 229.073.245.767 171.137.915.723 171,14 yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 1
2036 428.225.924.794 245.108.372.971 183.117.569.823 183,12
milyar / kejadian, sedangkan asumsi
Perhitungan saving tundaan juga peningkatan kejadian adalah 7% /tahun.
dilakukan pada arah Batu Surabaya
Tabel 4.64 Perhitungan Saving Total Terhadap
dengan menggunakan metode perhitungan Kecelakaan
yang sama yang juga telah dilakukan pada Saving pada Do Saving pada Do Total Saving
Tahun Nothing (Rp Something (Rp Kecelakaan (Rp
arah Surabaya-Batu. Milyar/Kejadian) Milyar/Kejadian Milyar/Kejadian)
2017 47,19 19,66 27,53
2018 50,49 21,04 29,45
Tabel 4.61 Perhitungan Saving Terhadap 2019 54,03 22,51 31,52
2020 57,81 24,09 33,72
Tundaan Total Arah BatuSukorejo 2021 61,85 25,77 36,08
Do Nothing Do Something Saving Tundaan Saving Tundaan
Tahun 2022 66,18 27,58 38,61
(Rp/mnt/smp) (menit) (Rp/menit/smp) (Rp/menit/smp)
2023 70,82 29,51 41,31
2017 91.897.831.960 70.134.091.439 21.763.740.621 21,76
2024 75,77 31,57 44,20
2018 98.330.680.197 75.043.477.840 23.287.202.358 23,29
2025 81,08 33,78 47,30
2019 105.213.827.811 80.296.521.288 24.917.306.523 24,92
2026 86,75 36,15 50,61
2020 112.578.795.758 85.917.277.779 26.661.517.980 26,66
2027 92,83 38,68 54,15
2021 120.459.311.461 91.931.487.223 28.527.824.238 28,53
2028 99,33 41,39 57,94
2022 128.891.463.263 98.366.691.329 30.524.771.935 30,52
2023 137.913.865.692 105.252.359.722 32.661.505.970 32,66
2029 106,28 44,28 62,00

2024 147.567.836.290 112.620.024.902 34.947.811.388 34,95 2030 113,72 47,38 66,34

2025 157.897.584.831 120.503.426.645 37.394.158.185 37,39 2031 121,68 50,70 70,98


2026 168.950.415.769 128.938.666.510 40.011.749.258 40,02 2032 130,19 54,25 75,95
2027 180.776.944.873 137.964.373.166 42.812.571.706 42,81 2033 139,31 58,05 81,26
2028 193.431.331.014 147.621.879.288 45.809.451.726 45,81 2034 149,06 62,11 86,95
2029 206.971.524.185 157.955.410.838 49.016.113.347 49,02 2035 159,49 66,46 93,04
2030 221.459.530.877 169.012.289.597 52.447.241.281 52,45 2036 170,66 71,11 99,55
2031 236.961.698.039 180.843.149.868 56.118.548.170 56,12
2032 253.549.016.902 193.502.170.359 60.046.846.542 60,05
2033
2034
271.297.448.085
290.288.269.451
207.047.322.284
221.540.634.844
64.250.125.800
68.747.634.606
64,25
68,75
Selain membutuhkan beberapa
2035
2036
310.608.448.312
332.351.039.649
237.048.479.283
253.641.872.833
73.559.969.029
78.709.166.861
73,56
78,71
macam biaya, pembangunan jalan tembus
Lawang Batu juga akan menghasilkan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 248


keuntungan yang akan diperoleh pada pembangunan jalan tembus Lawang Batu
periode proyek tahun pertama, yaitu tahun adalah layak dari segi ekonomi, karena
2017. Keuntungan atau penghematan nilainya lebih dari 1.
tersebut diperoleh dari sejumlah variabel,
yaitu dari biaya operasional kendaraan 4.6.2. Analisis Nett Present Value (NPV)
(BOK), tundaan, dan kecelakaan. Metode ini dikenal sebagai metode
Berdasarkan hasil perhitungan present worth dan digunakan untuk
perkiraan keuntungan atau penghematan menentukan apakah suatu rencana mempu-
dari pembangunan jalan tembus Lawang nyai manfaat dalam periode waktu analisis.
Batu dapat diketahui bahwa totsl Hal ini dihitung dari selisih Present Value
keuntungan yang diperoleh hingga akhir of The Benefit (PVB) dan Present Value of
proyek adalah sebesar Rp 7.100,55 milyar. Cost (PVC).
Jumlah total keuntungan tersebut diperoleh Dasar dari metode ini adalah bahwa
dari penghematan BOK sebesar Rp semua manfaat (benefit) ataupun biaya
3.004,11 milyar, penghematan tundaan (cost) mendatang yang berhubungan dengan
sebesar Rp 2.967,77 milyar, dan suatu proyek di diskonto ke nilai sekarang
penghematan kecelakaan sebesar Rp (present values), dengan menggunakan
1.128,47 milyar. suatu suku bunga diskonto. Nilai dari PV
Dalam analisis diperhitungkan besar- dari Proceeds dan PV of Outlays dapat
nya suku bangsa pasar sebesar 12%, pajak dilihat pada Tabel di bawah ini.
sebesar 25%, maka nilai penyusutan per
tahunnya adalah 45,76 milyar dan discount Tabel 4.66 PV dari Proceeds Pembangunan Jalan
factor (DF) sebesar 9%. Tembus Lawang Batu
PV dari
Tahun Proce e ds DF (9%)
Proce e ds
2017 -1334,56 0,92 -1.224,36
4.6. Analisis Kelayakan Ekonomi 2018 -1105,19 0,84 -930,21

4.6.1. Analisis Benefit Cost Ratio (B/C-R) 2019 -859,41 0,77 -663,62
2020 -655,93 0,71 -464,68
Benefit Cost Ratio adalah 2021 -495,83 0,65 -322,26

perbandingan antara Present Worth Benefit 2022


2023
-249,04
74,71
0,60
0,55
-148,50
40,87
dibagi dengan Present Worth Cost. Hasil 2024 421,48 0,50 211,52
2025 733,01 0,46 337,50
B/C-R dari suatu proyek dikatakan layak 2026 1008,72 0,42 426,10

secara ekonomi, bila nilai B/C-R adalah 2027 1379,23 0,39 534,50
2028 1835,35 0,36 652,53
lebih dari 1 (satu). 2029 2323,76 0,33 757,96

Metode ini digunakan untuk menge- 2030


2031
2786,85
3224,73
0,30
0,27
833,96
885,31
valuasi kelayakan proyek jalan tembus 2032 3768,75 0,25 949,23

Lawang Batu dengan membandingkan total 2033


2034
4410,53
5097,60
0,23
0,21
1.019,16
1.080,66
manfaat terhadap total biaya yang telah 2035 5773,25 0,19 1.122,84
2036 6438,57 0,18 1.148,84
didiskonto ke tahun dasar dengan memakai Jumlah 6.247,34

nilai suku bunga diskonto (discount rate)


selama tahun rencana. Tabel 4.67 PV dari Biaya Pembangunan Jalan
Dari analisa Benefit Cost Ratio (BCR) Tembus Lawang Batu (PV Outlays)
Biaya Pembangunan DF
metode Present Worth (PW) dengan tingkat Tahun
(Outlays) (9%)
PV Outlays

suku bunga bank yang berlaku saat ini yaitu 2014 0 0,92 0,00

sebesar 12% dan pajak diasumsikan sebesar 2015 222,352 0,84 187,15
2016 679,552 0,77 524,74
25% didapatkan hasil : 2017 242,186 0,71 171,57
Present Worth Benefit =Rp. 6.247,34 Jumlah PV of Outlays 883,46

Present Worth Cost = Rp. 883,46 Nilai NPV akan menentukan layak
Dari hasil perhitungan di atas dapat atau tidak suatu proyek untuk dikerjakan.
diketahui bahwa nilai benefit cost ratio Suatu proyek dapat dikatakan layak secara
adalah sebesar 7,07 yang artinya bahwa ekonomi bila nilai NPV > 0. Dari analisa

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 249


Net Present Value (NPV) dengan tingkat Tahun Proceeds DF (9%)
PV dari
Proceeds
Kumulatif PV Initial
dari Proceeds Investment
Sisa
Jumlah
Tahun
suku bunga bank yang berlaku saat ini yaitu 2017 -1334,56 0,92 -1.224,36 -1.224,36 1.144,09 2.368 1

sebesar 12% didapatkan hasil sebagai 2018 -1105,19 0,84 -930,21 -2.154,58 1.144,09 3.299 2
2019 -859,41 0,77 -663,62 -2.818,20 1.144,09 3.962 3
berikut : 2020 -655,93 0,71 -464,68 -3.282,87 1.144,09 4.427 4

PV dari Proceeds = Rp. 6.247,34 2021 -495,83 0,65 -322,26 -3.605,13 1.144,09 4.749 5
2022 -249,04 0,60 -148,50 -3.753,63 1.144,09 4.898 6
PV of Outlays = Rp. 883,46 2023 74,71 0,55 40,87 -3.712,76 1.144,09 4.857 7
NPV (Net Present Value)= Rp. 6.247,34 Rp. 2024 421,48 0,50 211,52 -3.501,24 1.144,09 4.645 8

883,46 2025 733,01 0,46 337,50 -3.163,74 1.144,09 4.308 9


2026 1008,72 0,42 426,10 -2.737,64 1.144,09 3.882 10
= Rp. 5.363,88 milyar 2027 1379,23 0,39 534,50 -2.203,15 1.144,09 3.347 11
Berdasarkan hasil perhitungan yang 2028 1835,35 0,36 652,53 -1.550,61 1.144,09 2.695 12
2029 2323,76 0,33 757,96 -792,65 1.144,09 1.937 13
telah dilakukan, maka diperoleh nilai NPV 2030 2786,85 0,30 833,96 41,30 1.144,09 1.103 14

sebesar Rp 5.363,88 milyar sehingga 2031


2032
3224,73
3768,75
0,27
0,25
885,31
949,23
926,61
1.875,85
1.144,09
1.144,09
217
-732
15
16
rencana Pembangunan Jalan Tembus 2033 4410,53 0,23 1.019,16 2.895,00 1.144,09 -1.751 17
2034 5097,60 0,21 1.080,66 3.975,66 1.144,09 -2.832 18
Lawang Batu dinyatakan LAYAK DARI 2035 5773,25 0,19 1.122,84 5.098,50 1.144,09 -3.954 19

SEGI EKONOMI. 2036 6438,57 0,18 1.148,84 6.247,34 1.144,09 -5.103


Jumlah 6.247,34

4.6.3. Analisis Pay Back Period (PBP) Berdasarkan hasil perhitungan


Pay Back Period (PBP) adalah suatu
didapatkan nilai Discount PBP pada tahun
periode yang diperlukan untuk menutup
ke-13 bulan ke-7, yaitu pada tahun 2030.
kembali pengeluaran investasi (initial cash
Pada tahun 2017 hingga periode proyek
investment) atau dengan kata lain rasio
tahun ke-14, yaitu tahun 2030 BEP belum
antara initial cash investment dengan cash
dicapai, sehingga keuntungan yang
flow-nya yang hasilnya merupakan satuan
diperoleh belum ada.
waktu. Analisis ini diperoleh dengan cara
mengurangi keuntungan yang didapat
4.6.4. Analisis Internal Rate of Return
dengan biaya yang dibutuhkan selama
(EIRR)
pelaksanaan proyek, sehingga nantinya
Internal Rate of Return (EIRR)
dapat diketahui pada periode proyek tahun
merupakan tingkat pengembalian berdasar-
ke berapa keuntungan mulai didapatkan.
kan pada penentuan nilai tingkat bunga
Untuk lebih jelas mengenai analisis arus kas
(discount rate), dimana semua keuntungan
dan kelayakan ekonomi jalan tembus
masa depan yang dinilai sekarang dengan
Lawang Batu dapat dilihat pada tabel di
discount rate tertentu adalah sama dengan
bawah ini.
biaya kapital present value dari total biaya.
Dalam perhitungan nilai EIRR adalah
Tabel 4.68 Analisis Arus Kas (Cash Flow) dan
Kelayakan Ekonomi Jalan Tembus dengan cara mencoba beberapa tingkat
Lawang Batu bunga. Guna perhitungan EIRR dipilih
tingkat bunga yang menghasilkan NPV
positif yang terkecil dan tingkat bunga yang
menghasilkan NPV negatif terkecil.
Dengan menggunakan metode
Present Worth (PW) dicoba suku bunga
i1.=.9% dengan nilai NPV1 = -2.571,54
milyar.
Berdasarkan hasil perhitungan yang
telah dilakukan, maka diperoleh nilai EIRR
sebesar 23% dimana nilai EIRR lebih besar
dari tingkat suku bunga pengembalian di
pasaran yaitu antara 18 %, maka secara
finansial pembangunan jalan tembus

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 250


Lawang Batu LAYAK UNTUK dari banyak pemangku kepentingan
DILAKSANAKAN. seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.
Misalnya Pembebasan lahan oleh Peme-
V. KESIMPULAN DAN SARAN rintah Kabupaten, pembukaan lahan dan
pembentukan trase jalan oleh Peme-
5.1. Kesimpulan rintah Provinsi sedangkan perkerasan
1. Berdasarkan hasil perhitungan perkiraan jalan dan saluran drainase oleh Peme-
keuntungan (Benefit)dari Pembangunan rintah Pusat.
Jalan Tembus Lawang Batu dapat 3. Bagi peneliti selanjutnya, agar nantinya
diketahui bahwa total keuntungan yang dapat melakukan kajian dan penelitian
diperoleh hingga akhir proyek adalah terhadap pengaruh pembukaan ruas jalan
sebesar Rp.7.100,55 Milyar. Jumlah Tol Gempol Pandaan Malang apabila
tersebut diperoleh dari penghematan telah beroperasi sepenuhnya terhadap
Biaya Operasi Kendaraan (BOK) sebesar Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalan
Rp 3.004,11 Milyar, penghematan Tembus Lawang Batu.
terhadap tundaan sebesar Rp 2.967,97
Milyar dan penghematan terhadap
kecelakaan sebesar Rp 1.128,47 Milyar, VI. DAFTAR PUSTAKA
sehingga dari segi keuntungan, rencana
Pembangunan Jalan Tembus Lawang Black, J.A. (1981), Urban Transport
Batu dinyatakan menguntungkan untuk Planning: Theory and Practice,
dilaksanakan. London, Cromm Helm
2. Dari hasil analisa kelayakan ekonomi, Button, J.K., (1993), Transport
Pembangunan Jalan Tembus Lawang Economics,2nd Edition, Cambridge
Batu ternyata sangat menunjang University Press, United Kingdom
perekonomian penduduk yang menghuni Button, J.K., (1993), Transport
kawasan. Dilihat dari sisi finansial yang Economics, 2nd Edition, Cambridge
ditinjau dari kriteria penilaian kelayakan University Press, United Kingdom
dengan metode Benefit Cost Ratio (B/C-
R) = 7,07 > 1, Nett Present Value (NPV) Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen Bina
= Rp 5.363,88 milyar > 0, Internal Rate Marga, 1988, Standar Perencanaan
of Return (IRR) = 23% > 18, maka dapat Geometrik Untuk Jalan Perkotaan,
diambil kesimpulan bahwa rencana Jakarta.
Pembangunan Jalan Tembus Lawang Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Batu dinyatakan layak untuk Provinsi Jawa Timur, 2013, Laporan
dilaksanakan. Teknik Studi Kelayakan Jalan Tembus
Lawang Batu, Surabaya
5.2. Saran
1. Dilihat dari hasil Analisa Keuntungan Kabupaten Pasuruan,2012, KDA
dan Analisa Kelayakan Ekonomi, (Kecamatan Dalam Angka),Pasuruan
Pembangunan Jalan Tembus Lawang Kodoatie, R.J, dan Roestam Sjarief, Ph.D,
Batu dinyatakan layak untuk dilaksana- 2008, Pengelolaan Sumber Daya Air
kan sehingga rencana pelaksanaan pem- Terpadu, Edisi Revisi, Yogyakarta :
bangunan ke depan dapat dilanjutkan. Penerbit Andi.
2. Keterbatasan dana merupakan masalah
klasik dalam pembangunan, sehingga di Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri
dalam pelaksanaan Pembangunan Jalan (LAPI) ITB, (1996), Laporan Akhir
Tembus Lawang Batu, perlu dukungan Studi Perhitungan Biaya Operasi
KendaraanPT. Jasa Marga, ITB.
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 251
LPKM-ITB, 1997, Modul Pelatihan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
Perencanaan Sistem Angkutan 14 Tahun 2006 Tentang Manajemen
Umum(Public Transport System dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan
Planning), Bandung: LPKM-ITB Provinsi Jawa Timur, 2012, Provinsi Jawa
Miles, B.B., dan A.M. Huberman, Timur Dalam Angka,Surabaya
1992, Analisa Data Kualitatif, UI Warpani, Suwardjoko P., 2002,
Press Jakarta Pengelolaan Lalu Lintas dan
Morlock, Edward K. (1988), Pengantar Angkutan Jalan, Jakarta
Teknik dan Perencanaan
Transportasi, Jakarta : Erlangga
Oglesby, C.H., Hicks, R.G., 1982. Highway
Engineering, Fourth Edition, Edisi
Indonesia, 1993, Terjemahan Purwo
Setianto, Teknik Jalan Raya edisi ke
empat, jilid I, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 252

You might also like