You are on page 1of 7

A.

Alat

Sterilisasi, adalah suatu proses mematikan segala bentuk kehidupan mikro organisme
yang ada dalam sample/contoh, peralatan-peralatan atau lingkungan tertentu. Dalam bidang
bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar
mencapai tujuan meniadakan atau mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme.

PERSYARATAN MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN


1. Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik dengan
pemanasan pada suhu 121 C selama 30 menit atau pada suhu 134 C selam 13 menit dan
harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat sterilisasi yang digunakan.

2. Sterilisasi harus menggunakan disinfektan yang ramah lingkungan.

3. Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan menguasai prosedur
sterilisasi yang aman.

4. Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus bebas dari
mikroorganisme hidup.

TATA LAKSANA DALAM MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN

1. Kamar/ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan disinfeksi dan disterilisasi sampai
aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.

2. Instrumen dan bahan medis yang dilakukan sterilisasi harus melalui persiapan, meliputi :

a. Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakai. Yaitu: Penataan Pengemasan
Pelabelan Sterilisasi

b. Persiapan sterilisasi instrumen baru : Penataan dilengkapi dengan sarana pengikat (bila
diperlukan) - Pelabelan Sterilisasi

c. Persiapan sterilisasi instrumen dan bahan lama : Disinfeksi Pencucian


(dekontaminasi) Pengeringan (pelipatan bila perlu) - Penataan Pelabelan Sterilisasi.

3. Indikasi kuat untuk tindakan disinfeksi/sterilisasi :

a. Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien yang dimasukkan ke dalam
jaringan tubuh, sistem vaskuler atau melalui saluran darah harus selalu dalam keadaan steril
sebelum digunakan.

b. Semua peralatan yang menyentuh selaput lendir seperti endoskopi, pipa endotracheal
harus disterilkan/ didisinfeksi dahulu sebelum digunakan.

c. Semua peralatan operasi setelah dibersihkan dari jaringan tubuh, darah atau sekresi
harus selalu dalam keadaan steril sebelum dipergunakan.
d. Semua benda atau alat yang akan disterilkan/didisinfeksi harus terlebih dahulu
dibersihkan secara seksama untuk menghilangkan semua bahan organik (darah dan jaringan
tubuh) dan sisa bahan linennya.

e. Sterilisasi (132 C selama 3 menit pada gravity displacement steam sterilizer) tidak
dianjurkan untuk implant.

f. Setiap alat yang berubah kondisi fisiknya karena dibersihkan, disterilkan atau
didisinfeksi tidak boleh dipergunakan lagi. Oleh karena itu, hindari proses ulang yang dapat
mengakibatkan keadan toxin atau mengganggu keamanan dan efektivitas pekerjaan.

g. Jangan menggunakan bahan seperti linen, dan lainnya yang tidak tahan terhadap
sterilisasi, karena akan mengakibatkan kerusakan seperti kemasannya rusak atau berlubang,
bahannya mudah sobek, basah, dan sebagainya.

h. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada tempat (lemari)
khusus setelah dikemas steril pada ruangan : Dengan suhu 18 C 22 C dan kelembaban
35% - 75%, ventilasi menggunakan sistem tekanan positif dengan efisiensi partikular antara
90%-95% (untuk partikular 0,5 mikron), dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus,
kuat, dan mudah dibersihkan. Dan barang yang steril disimpan pada jarak 19 cm 24 cm.
Serta lantai minimum 43 cm dari langit-langit dan 5 cm dari dinding serta diupayakan untuk
menghindari terjadinya penempelan debu kemasan.

i. Pemeliharaan dan cara penggunaan peralatan sterilisasi harus memperhatikan petunjuk


dari pabriknya dan harus dikalibrasi minimal 1 kali satu tahun.

j. Peralatan operasi yang telah steril jalur masuk ke ruangan harus terpisah dengan
peralatan yang telah terpakai.

k. Sterilisasi dan disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis dan peralatan medis
dilakukan sesuai permintaan dari kesatuan kerja pelayanan medis dan penunjang medis.

TEKNIK DALAM MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN YANG BIASA


DILAKUKAN DI RS

1. Cara sterilisasi dengan pemanasan secara kering.

Pemanasan kering tersebut kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk
mencapai efektivitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur antara 160C s/d 180C.
Pada temperatur tersebut akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan; hal
tersebut disebabkan terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri pathogen dapat terbakar. Pada
sistem pemanasan kering terdapat udara; hal mana telah diketahui bahwa udara merupakan
penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering memerlukan
waktu cukup lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada temperatur 160C
memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada temperatur 180C memerlukan waktu 30 menit.
Pada Cara pemanasan kering tersebut secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasikan
peralatan-peralatan pipet, tabung reaksi, stick swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe.
Oleh karena temperatur tinggi sangat mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting maka
hindarilah tindakan sterilisasi dengan cara panas kering terhadap jarum dan gunting.
2. Cara sterilisasi dengan radiasi.

Dalam mikro biologi radiasi gelombang cahaya yang banyak digunakan adalah
pancaran cahaya ultraviolet, gamma atau sinar X dan cahaya matahari. cahaya matahari
banyak mengandung cahaya ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses
sterilisasi; hal tersebut telah lama diketahui orang. cahaya ultraviolet bisa diperoleh dengan
menggunakan katoda panas (emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda bertekanan rendah
diisi dengan uap air raksa; panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses tersebut
biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom. Lampu merkuri yang banyak terpasang di
jalan-jalan sesungguhnya banyak mengandung cahaya ultraviolet. Namun cahaya ultraviolet
yang dihasilkan itu banyak diserap oleh tabung gelas yang dilaluinya, sehingga dalam proses
sterilisasi hendaknya memperhatikan dosis ultraviolet. Cahaya ultraviolet yang diserap oleh
sel organisme yang hidup, khususnya oleh nukleotida maka elektron-elektron dan molekul sel
hidup akan mendapat tambahan energi. Tambahan energi tersebut kadang-kadang cukup kuat
untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, seperti ikatan atom hidrogen
dalam DNA. Perubahan intramolekuler tersebut menyebabkan kematian pada sel-sel tersebut.
Beberapa plasma sangat peka terhadap cahaya ultraviolet sehingga mudah menjadi
rusak. Cahaya gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dan pada cahaya ultraviolet dan
merupakan pancaran pengion. Interaksi antara cahaya gamaa dengan materi biologis sangat
tinggi sehingga mampu memukul elektron pada kulit atom sehingga menghasilkan pasangan
ion (pair production). Cairan sel baik intraselluler maupun ekstraselluler akan terionisasi
sehingga menyebabkan kerusakan dan kematian pada mikro organisme tersebut. Sterilisasi
dengan penyinaran cahaya gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang
tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak
boleh menggunakan cahaya gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan
struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut.

3. Cara sterilisasi dengan pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (autoclave)

Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak
langsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan
pada suhu 100C), pada tekanan 15 lb temperatur mencapai 121C. Organisme yang tidak
berspora dapat dimatikan dalam tempo 10 menit saja. Banyak jenis spora hanya dapat mati
dengan pemanasan 100C selama 30 menit tetapi ada beberapa jenis spora dapat bertahan
pada temperatur tersebut selama beberapa jam. Spora-spora yang dapat bertahan selama 10
jam pada temperatur 100C dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air yang
mendidih tersebut ditambah dengan natrium carbonat (Na2 CO3).

4. Cara sterilisasi dengan pemanasan secara intermittent/terputus-putus.

John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa pada temperatur didih
(100C) selama 1 jam tidak dapat mematikan semua mikroorganisme tetapi apabila air
dididihkan berulang-ulang sampai lima kali dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1
menit akan sangat berhasil untuk mematikan kuman. Hal tersebut dapat dimengerti oleh
karena dengan pemanasan intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan.
5. Cara-cara sterilisasi dengan incineration (pembakaran langsung).

Cara ini dilakukan pada peralatan-peralatan platina, khrome yang akan disteril dapat
dilakukan melalui pembakaran secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai
inerah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung tersebut peralatan-peralatan
tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Keuntungannya: mikroorganisme akan hancur
semuanya.

6. Cara-cara sterilisasi dengan filtrasi (filtration).

Cara filtrasi berbeda dengan cara pemanasan. Sterilisasi dengan Cara pemanasan dapat
mematikan mikroorganisme tetapi mikroorganisme yang mati tetap berada pada material
tersebut, sedangkan sterilisasi dengan Cara filtrasi mikroorganisme tetap hidur hanya
dipisahkan dari material. Bahan filter/filtrasi adalah scjenis porselin yang berpori yang dibuat
khusus dari masing-masing pabrik. Beberapa jenis filter yang biasa digunakan adalah : Filter
Berkefeld V., Filter Coarse N, M dan W, Filter Fine, Filter Chamberland, Filter Seitz, Filter
Sintered glass. Cara filtrasi tersebut hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan
lainnya seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzym dan
exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus dan bakteria dan organisme lainnya.
B. Ruangan

Teknik sterilisasi ruangan ada beberapa metode diantaranya adalah penyinaran,


penyaringan dan sterilisasi dengan bahan kimia atau gas (Muzakar, 2005). Sterilisasi radiasi
menurut Ratna (1985) dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Ultraviolet

Merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100-400 mm dengan


efek optimal pada 254 nm. Sumbernya adalah lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya
0,01-0,2 mm. Ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan pada penggunaan aseptic

2. Ion

Mekanisme mengikuti teori tumbukan yaitu sinar langsung menghantam pusat kehidupan
mikroba (kromosom) atau secara tidak langsung dengan sinar terlebih dahulu membentuk
molekul dan mengubahnya menjadi bentuk radikatnya yang menyebabkan terjadinya reaksi
sekunder pada bagian molekul DNA mikroba.

3. Gamma

Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo curie serta
memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya adalah 2,5 Mrad. Gamma digunakan
untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, karet, serta bahan sintesis seperti
polietilen.

Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di


udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh
mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara
eksklusif pada 253,7 nm. Sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi
suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabkan
penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi
dihindarkan dan setiap tindakan membunuh mikroorgaisme dibatasi pada permukaan yang
dipaparkan. Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai
DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan
atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Kerugian penggunaan germisida radiasi
sinar UV adalah penetrasinya terbatas, pada panjang gelombang 253,7 nm, diserap oleh
banyak bahan dan membuat penggumpalan organisme dan hal tersebut dilindungi oleh debu
dan puing-puing (Lachman, 1998). Menurut Nedrosuwito (2002), ukuran ruang 6 m x 6 m x 3
m dan lampu sinar UV 120 watt yang dihidupkan selama 4,5 jam akan lebih efektif
membunuh kuman di udara ruangan operasi. Apabila jumlah pasien operasi banyak maka
dibuat jadwal operasi dan cukup alat-alat keperluan operasi yang disterilkan.
C. Bahan medis

1. Sterilisasi terhadap bahan baku karet (Hand Schoen)


Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan
otoklaf. Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan
mencuci dengan air dan sabun. Sarung tangan yang terkena nanah, setelah dicuci
bersih,dibersihkan lagi dengan lison 0,5% atau larutan betadin ( 1 gelas air ditambah 1
sendok teh betadin ). Setelah dibilas dengan air bersih, keringkan dan periksa apakah ada
yang bocor atau tidak. Yang bocor dipisahkan. Sarung tangan yang telah bersih itu
dikiringkan dengan kain bersih, baik luar maupun dalamnya. Setelah kering, bagian luar dan
dalam diberi talk, dilipat, dan dimasukkan sepasang (kiri dan kanan) kedalam kantong sarung
tangan, dengan terlebih dahlu diberi ukuran dan dimasukkan pula tambahan talk yang
dibungkus dengan kasa kecil.
Bila hendak memakai uap formalin, sarung tangan yang telah siap, dimasukkan kedalam
tromol atau stoples, lalu dimasukkan beebrapa tablet formalin. Sarung tangan baru suci hama
(steril) setelah terkena uap formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya disediakan beberapa
buah stoples atau tromol agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung tangan dapat pula
dimasukkan ke dalam otoklaf untuk disterilkan.

2. Sterilisasi terhadap bahan baku logam


Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan segera
mencuci alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket mudah
dibersihkan.
Alat-alat logam peperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel blede maupun
tabung reaksi mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas.
Setelah itu menggunakan metode pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160 oC, jarak
waktu mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan agar suhu turun perlahan-lahan.

3. Sterilisasi terhadap bahan baku kaca


Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan menggunakan
pemanasan kering, selain itu bahan baku kaca juga sering disterilisasi dengan menggunakan
metode radiasi karena bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi
dengan radiasi sangat efektif, pelaksanaanya yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran yang melekat kemudian keringkan dengan udara setelah kering alat
bahan baku kaca dimasukan ketempat elektronik yaitu dengan katoda panas (emisi termis)
yang mengeluarkan sinar ultraviolet kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet
dengan kekuatan kurang lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang
melekat pada alat tersebut dapat terbakar.

4. Sterilisasi terhadap bahan baku kain atau media kultur (kain doek)
Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, kemudian kain
resebut dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak
terkontaminasi dengan kuman maupun bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut
dibersihkan terlebih dahulu, setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu
sebelum sterilisasi, metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode pemanasan
dengan uap air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave). Metode sterilisasi denga
menggunakan autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran anatara oksigen dan karbon
dioksida.

5. Sterilisasi terhadap bahan baku plastik


Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan menggunakan
metode pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk dari plastik tersebut. Untuk
mensucikan alat dari bahan baku plastik sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan detergen, kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam larutan
alkohol setelah itu cuci denga aquades lalu rendam dalam larutan antiseptik.

You might also like