Professional Documents
Culture Documents
GENETIKA MANUSIA
Oleh:
2015/2016
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...... i
DAFTAR ISI. ii
BAB I PENDAHULUAN...... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA... 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Setiap sel organisme mempunyai substansi genetik yang terletak di dalam nukleus, yaitu
pada kromosom. Kromosom tiap individu mengandung gen yang merupakan subtansihereditas
yang nantinya di turunkan kepada keturunannya. Fungsi gen adalah membawa informasi genetik
yang berperan dalam mengatur pertumbuhan dan sifat-sifat keturunan. Perubahan genetik pada
invidu karena perubahan gen disebut mutasi, sedangkanperubahan susunan kromosom disebut
aberrasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Karyotipe berasal dari kata karyon yang berarti inti dan typos yang berarti bentuk.
Karyotipe adalah struktur susunan kromosom berdasarkan bentuk, panjang, dan jumlah
kromosom dari sel somatis. Kariotipe bisa digunakan untuk mengidentifikasi berbagai
kelainan kromosom.
Perbedaan karyotype pria dan wanita terletak pada bentuk kromosomnya. Bentuk
karyotype pada pria normal kromosom Y lebih kecil dibandingkan dengan bentuk
karyotype kromosom X wanita. Seorang perempuan memiliki 22 pasang autosom dan
sepasang kromosom X sehingga rumus kromosomnya 22AAXX. Seorang laki-laki
memiliki 22 pasang autosom dan 1 kromosom X serta 1 kromosom Y sehingga rumus
kromosomya 22AAXY.
5
C. Abnormalitas Kromosom
Poliploidi
Individu yang memiliki tiga atau lebih banyak set kromosom yang lengkap dinamakan
poliploid misalnya triploid (3n kromosom), tetraploid (4n kromosom), dan heksaploid (6n
kromosom). Poliploidi umumnya terdapat pada kingdom tumbuhan. Contohnya, pada
pisang bersifat triploid dan gandum bersifat heksaploid. Pada kingdom hewan sangat
jarang bersifat poliploid. Contoh pada hewan, yaitu Daphnia, katak Rana esculenta,
cacing Ascaris. Terjadinya embrio manusia yang poliloid pada saat ini masih sulit
diterangkan. Namun yang dapat dipastikan ialah bahwa poliploidi pada manusia, entah
lengkap atau sebagai mosaik, selalu menimbukan anomali berat dan kematian.
Aneuploidi
6
Nomenklatur Formula Sindroma Perkiraan
kromosom kromosom klinik frekuensi
pada waktu
lahir
Monosomi
45, X 2n-1 Turner 1/3000
Trisomi Autosom
47, +21 2n +1 Down 1/700
47, +13 2n+1 Patau 1/20000
47, +18 2n+1 Edwards 1/8000
Trisomi Genosom
47,XXY48, 2n+1 Klinefelter 1/500
XXXY48, XXYY 2n+22n+2
49, XXXXY 2n+3
50, XXXXXX 2n+4
47, XXX 2n+1 Tripel X 1/700
47, XYY 2n+1 Pria XYY 1/800
Delesi
Delesi atau defisiensi ialah peristiwa hilangnya sebagian dari sebuah kromosom karena
kromosom itu patah. Potongan kromosom yang tidak memiliki sentromer itu akan
tertinggal dalam anafase dan hancur dalam plasma. Biasanya kromosom patah di satu
tempat dekat ujung kromosom. Defisiensi yang demikian dinamakan defisiensi terminal.
Jika patah terjadi di dua tempat maka kromosom akan kehilangan suatu segmen dibagian
tengah kromosom dan disebut defisiensi interkalar. Delesi yang paling dikenal pada
manusia adalah sindroma Cri-Du-Chat (Cat Cry)
Translokasi
Translokasi ialah perpindahan segmen atau ruas DNA dari satu kromosom ke kromosom
lain yang bukan pasangan homolognya. Translokasi antara dua kromosom dapat bersifat
pertukaran resiprok atau bersifat searah. Proses translokasi kemugkinan sama dengan
rekombinasi antara dua kromosom homolog. Antara dua kromosom yang bukan pasangan
homolog mungkin saja masih terdapat ruas tertentu yang basanya homolog, misal karena
adanya ruas belakang yang sama, sehingga dimungkinkan terjadinya rekombinasi yang
dikendalikan oleh enzim-enzim rekombinasi homolog. Russel, 1992 dan Cummings,
1994 dalam Corebima, 2011, menyebutkan Robetsonian translocation merupakan suatu
tipe translokasi nonresiprok yang berakibat bergabungnya lengan-lengan panjang dari dua
7
kromosom akrosentrik (pada penggabungan tersebut hanya satu sentromer yang
disertakan). Pada manusia, translokasi fusi sentrik antara kromosom 4 dengan kromosom
21 telah menyebabkan munculnya cacat bawaan yang disebut Familial Down Syndrome,
yang berupa keterlambatan mental. Familial down Syndrome ini tidak persis sama
dengan kelainan down syndrome yang lebih umum dikenal. Down syndrome timbul
akibat trisomi 21 yang terkait dengan gagal berpisah kromosom 21 di saat meiosis
sebelumnya; sedangkan familial down syndrome ini timbul karena trisomi kromosom 21
khususnya lengan panjang (memang ada 3 buah lengan panjang kromosom 21) dan
kejadiannya tidak terkait dengan peristiwa gagal berpisah.
Duplikasi
Duplikasi ialah peristiwa bahwa suatu bagian dari sebuah kromosom memiliki gen-gen
yang berulang. Kromosom yang mengalami duplikasi berakibat letal pada manusia,
meskipun dalam keadaan heterozogotik. Namun adakalanya dapat dijumpai pasien kanak-
kanak yang memiliki kromosom duolikasi sehingga menderita kelainan. Duplikasi
biasanya selalu disertai dengan terbentuknya kromosom defisiensi.
Inversi
Inversi adalah peristiwa bahwa suatu bagian dari sebuah kromosom memiliki urutan gen
yang terbalik. Inversi parasentris ialah apabila sentromer terletak disebelah luar dari
bagian yang mengalami inversi. Inversi perisentris ialah apabila sentromer terletak di
dalam bagian yang mengalami inversi. Untuk terjadinya inversi, kromosom harus patah
di dua tempat, yang kemudian dilanjutkan dengan menempelnya kembali bagian yang
patah itu tetapi dalam keadaan terbalik.
Isokromosom
Isokromosom merupakan kromosom yang memiliki dua lengan identik. Hal ini
terjadi saat pembelahan sel, bagian sentromer terpisah dalam bidang yang salah yang
diawali dengan proses duplikasi dan delesi. Isokromosom biasa terjadi pada kromosom
12 dan 21 dan untuk lengan panjang genosom X dan Y. Beberapa wanita dengan sindrom
Turner tidak hanya mengalami genosom XO, tetapi juga sebuah isokromosom pada
lengan panjang X yang terduplikasi namun lengan pendeknya hilang.
Kromosom cincin
Kromosom cincin ialah sebuah kromosom yang mengalami patah di dua tempat secara
perisentris. Setelah bagian yang patah itu lepas, bagian kromosom yang melekuk
membulat dan ujung-ujungnya yang luka itu saling melekat. Walaupun kromosom cincin
jarang dijumpai pada manusia, akan tetapi jika ada selalu mengakibatkan orang cacat
mental dan fisik.
8
D. Nondisjunction
Nondisjunction adalah kegagalan kromosom homolog untuk pemisahan selama
meosis I atau meosis II. Oleh karena itu, satu anak sel menurunkan tiga kromosom pada
kromosom yang terkena dan menjadi trisomi, sedangkan anak sel lainnya menurunkan
satu kromosom yang menyebabkan monosomi. Kesalahan dalam meosis yang
menyebabkan nondisjunction sebagian besar diturunkan dari ibu; hanya sekitar 5% terjadi
selama spermatogenesis. Kesalahan pada meosis meningkat seiring dengan pertambahan
usia ibu. Kesalahan yang diturunkan dari ibu paling sering terjadi pada meosis I dan
terjadi pada pada kasus trisomi 21. Kesalahan yang diturunkan dari ibu lainnya terjadi
pada meosis II dan mungkin diakibatkan oleh kegagalan pemisahan pasangan kromatid.
Mereka terjadi pada kasus trisomi 21.
Nondisjunction yang diturunkan dari ayah biasanya terjadi pada meosis II.
Mekanisme nondisjunction masih belum jelas. Hal itu mungkin berhubungan dengan
kegagalan pada rekombinasi, di mana proses alami pemecahan dan penggabungan
kembali susunan DNA selama meosis untuk membentuk kombinasi baru pada gen agar
menghasilkan variasi genetik. Pada beberapa studi, peningkatan risiko pada
nondisjunction meosis telah dihubungkan dengan polimorfik maternal pada gen yang
mengkode enzim yang memetabolisme folat, methylenetetrahydrofolate reductase
(MTHFR) dan methionine synthase (MTRR).
Selain itu, penderita sindrom down rentan terkena leukemia dan penyakit
Alzhaimer. Penyebab sindrom ini adalah terjadi nondisjunction meiosis
autosom nomor 21, sering terjadi selama perkembangan ovum.
9
b. Sindrom Edward
Disebut trisomi 18. Sindrom ini terjadi karena nondisjunction pada autosom
nomor 18 pada saat ovulasi. Sering terjadi pada autosom kromosom nomor
16,17,atau 18. Ciri-ciri:
10
c. Sindrom Patau
d. Sindrom Cri-Du-Chat
11
Kelainan pada gonosom
a. Sindrom Turner
b. Sindrom Klinefelter
12
c. Sindrom Jacobs
13
Spermatogenesis Oogenesis
- Spermatogonium (2n) membelah diri secara - Oogonium (2n) membelah diri
mitosis secara mitosis
- Berkembang menjadi spermatosit primer - Berkembang menjadi oosit primer
- Membelah diri secara meiosis menjadi - Membelah diri secara meiosis
spermatosit sekunder menjadi oosit sekunder dan badan
kutub 1
- Membelah diri kembali secara meiosis - Membelah diri kembali secara
menjadi spermatid meiosis menjadi ootid dan badan
kutub 2
- Terdiferensiasi menjadi sperma (n) (4) - Berkembang menjadi ovum (n) (1)
Spermatogenesis Oogenesis
1 Hal ini terjadi pada testis Hal ini terjadi pada ovarium
Ini adalah proses terus menerus dan lengkap Ini adalah proses terputus dan selesai
9.
sekitar dalam 74 hari. dalam beberapa hari sampai tahun.
(a) sperma terbentuk dari empat bagian: (a) Ovum adalah alecithal (memiliki
Kepala, leher, bagian tengah dan ekor. sedikit atau tidak ada kuning telur dalam
10.
sitoplasma telur) dan memiliki eksentrik
(b) sejumlah kecil sitoplasma hadir inti.
14
(c) Inti kental tanpa nukleoplasma. (b) sejumlah besar sitoplasma hadir.
(g) Dikelilingi oleh hanya membran plasma. e) Mitokondria tersebar pada sitoplasma.
15
BAB III
KESIMPULAN
Proses pembentukan sperma disebut Spermatogenesis. Hal ini terjadi pada tubulus
seminiferus testis. Spermatogenesis mencakup pembentukan spermatid dan pembentukan
spermatozoa. Proses pembentukan ovum disebut Oogenesis. Hal ini terjadi pada ovarium.
Oogenesis mencakup pembentukan ootid dan pembentukan ovum.
16
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Sri. 2012. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Suryo. 2003. Genetika manusia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta: xvi + 540 hlm.
17