You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata
"blefaritis" berasal dari kata Yunani blepharos, yang berarti "kelopak mata," dan
akhiran itis Yunani, yang biasanya digunakan untuk menunjukkan peradangan
dalam bahasa Inggris. Peradangan adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan proses dimana sel - sel darah putih dan zat kimia yang diproduksi
dalam tubuh melindungi kita dari zat - zat asing, cedera, atau infeksi. Respon tubuh
normal dalam peradangan melibatkan berbagai derajat pembengkakan, kemerahan,
nyeri, panas, dan perubahan dalam fungsi. Blefaritis adalah radang pada kelopak
mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi
kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel
dan kelenjar rambut.

Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam


kelenjar didekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh
bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Blefaritis menyebabkan
mata merah, iritasi, kelopak mata gatal dan pembentukan ketombe seperti sisik pada
bulu mata. Ini adalah gangguan mata yang umum yang disebabkan oleh bakteri atau
kondisi kulit seperti ketombe di kulit kepala atau jerawat rosacea. Dapat terjadi pada
semua orang dari segala usia. Meskipun tidak nyaman, blefaritis tidak menular dan
umumnya tidak menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan.

Blefaritis biasanya dilaporkan sekitar 5% dari keseluruhan penyakit mata


yang ada pada rumah sakit (sekitar 2-5% penyakit blefaritis ini dilaporkan sebagai
penyakit penyerta pada penyakit mata). Blefaritis lebih sering muncul pada usia tua
tapi dapat terjadi pada semua umur.

1 | Blefaritis
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi biasanya berjalan kronis atau
menahun. Blefaritis yang kronis biasanya sulit disembuhkan, meski membuat tidak
nyaman dan menjadikan mata terlihat kotor, namun blefaritis tidak menyebabkan
kerusakan permanen pada organ penglihatan. Blefaritis alergi biasanya berasal dari
debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak mata dapat
disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas.
Bentuk blefaritis yang biasanya dikenal adalah blefaritis skuamosa, blefaritis
ulseratif, dan blefaritis angularis.

Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis. Biasanya


blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan
kemudian diberikan antibiotik yang sesuai. Penyulit blefaritis yang dapat timbul
adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

2 | Blefaritis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea
serta menyebarkan film air mata yang telah di produksi ini ke konjungtiva dan
kornea. Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untuk melindungi

bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan mata, karena kelopak
mata juga berfungsi untuk menyebarkan film air mata ke konjungtiva dan kornea.

Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang di
bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.3

Pada kelopak terdapat bagian-bagian:

1. Satu lapisan permukaan kulit. Tipis dan halus, dihubungkan oleh jaringan ikat
yang halus dengan otot yang ada dibawahnya, sehingga kulit dengan mudah dapat

3 | Blefaritis
digerakkan dari dasarnya. Dengan demikian, maka edema dan perdarahan mudah
terkumpul disini, sehingga menimbulkan pembengkakan palpebra.

2. Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar
zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus dan bermuara pada tepi
kelopak mata.

3. Otot seperti:

a. M. Orbicularis oculi yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah,
dan terletak di bawah kulit kelopak. M. Orbicularis berfungsi menutup bola mata
yang dipersarafi N. facialis.

b. M. Rioland. Merupakan otot orbicularis oculi yang ada di tepi margo palpebra.
Bersamaan dengan M. Orbicularis oculi berfungsi untuk menutup mata.

c. M. Levator palpebrae berjalan kearah kelopak mata atas, berorigo pada annulus
foramen orbita dan berinsersi pada lempeng tarsus atas dengan sebagian menembus
M. Orbicularis Oculi menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit yang tempat
insersi M. Levator palpebrae terlihat sebagai sulcus palpebra. Otot ini dipersarafi
oleh n. III, yang berfungsi mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
Kerusakan pada saraf ini atau perubahan - perubahan pada usia tua menyebabkan
jatuhnya kelopak mata (ptosis).

d. M. Mulleri, terletak di bawah tendon dari M. Levator palpebrae. Inervasinya oleh


saraf simpatis, fungsi M. Levator palbebrae dan M. Mulleri adalah untuk
mengangkat kelopak mata.

4. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar
di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

5. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosus berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

6. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran permukaan orbita. Tarsus terdiri atas jaringan ikat yang merupaka

4 | Blefaritis
jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah dikelopak atas dan
20 buah di kelopak bawah ).

7. Pembuluh darah yang memperdarainya adalah a. palpebrae.

8. Persarafan sensorik kelopaka matas atas didapatkan dari ramus frontal n.V,
sedangkan kelopaka bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak dibelakang kelopak hanya dapat dilihat


dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsl melalui forniks menutupi
bulbus okuli. Konjungtiva merupaka membrane mukosa yang mempunyai sel
goblet yang menghasilkan musin.

2.2 Definisi

Infeksi kelopak atau blefaritis adalah radang yang sering terjadi pada
kelopak mata (palpebra) baik itu letaknya tepat di kelopak ataupun pada tepi
kelopak. Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi ataupun alergi yang biasanya
berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap,
bahan kimia iritatif, dan bahkan bahan kosmetik, sedangkan Blefaritis infeksi bisa
disebabkan oleh kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, pseudomonas,
demodex folliculorum dan staphylococcus (melalui demodex folliculorum sebagai
vektor).

Gambar 2. Blefaritis

2.3 Etiologi

5 | Blefaritis
Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, alergi, kondisi
lingkungan, atau mungkin terkait dengan penyakit sistemik :

a. Blefaritis inflamasi terjadi akibat peningkatan sel radang kulit di sekitar kelopak.
Infeksi biasanya disebabkan oleh kuman Blefaritis infeksi bisa disebabkan oleh
kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, pseudomonas, demodex
folliculorum dan staphylococcus (melalui demodex folliculorum sebagai vektor).
b. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahkan
bahan kosmetik, atau dengan banyak obat, baik mata atau sistemik. Pada banyak
orang juga dapat disebabkan oleh karena paparan hewan seperti anjing atau kucing.
c. Bentuk ulseratif (blefaritis menular) sering ditandai dengan adanya sekret kuning
atau kehijauan.

d. Blefaritis dapat disebabkan oleh kondisi medis sistemik atau kanker kulit dari
berbagai jenis.

Blefaritis anterior biasanya disebabkan oleh bakteri (stafilokokus blefaritis)


atau ketombe pada kulit kepala dan alis (blefaritis seboroik). Hal ini juga dapat
terjadi karena kombinasi faktor, atau mungkin akibat alergi atau kutu dari bulu
mata. Blefaritis posterior dapat disebabkan oleh produksi minyak tidak teratur oleh
kelenjar pada kelopak mata (meibomian blefaritis) yang menciptakan lingkungan
yang menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri. Hal ini juga dapat berkembang
sebagai akibat dari kondisi kulit lainnya seperti jerawat rosacea dan ketombe kulit
kepala.

Blefaritis melibatkan tepi kelopak mata, di mana bulu mata tumbuh dan
pintu dari kelenjar minyak kecil dekat pangkal bulu mata berada. Mungkin ada
keterlibatan tepi luar dari tepi kelopak mata yang berdekatan dengan kulit atau dan
tepi bagian dalam kelopak mata yang bersentuhan dengan bola mata. Perubahan
pada kulit kelopak mata atau permukaan mata itu sendiri biasanya bisa menjadi
penyebab sekunder yang mendasari terjadinya kelainan pada kelopak mata.

Penyebab kebanyakan kasus blefaritis adalah kerusakan kelenjar minyak di


kelopak. Ada sekitar 40 kelenjar ini di setiap kelopak mata atas dan bawah. Ketika

6 | Blefaritis
kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak, terlalu sedikit, atau salah jenis
minyak, tepi kelopak mata dapat menjadi meradang, iritasi, dan gatal.

2.4 Patofisiologi

Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena


adanya pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata
yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit. Hal ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung
pada jaringan di sekitar kelopak mata, mengakibatkan kerusakan sistem imun atau
terjadi kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan
enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat diperberat dengan adanya dermatitis
seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.

2.5 Klasifikasi dan Gambaran Klinis

Berdasarkan letaknya, blefaritis dibagi menjadi:

1. Blefaritis Anterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian luar,


tempat dimana bulu mata tertanam. Blefaritis anterior biasanya
disebabkanoleh infeksi bakteri (stafilokokus blefaritis) atau ketombe di
kepala danalis mata (blefaritis sebore). Walaupun jarang, dapat juga
disebabkan karena alergi.
2. Blefaritis Posterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian dalam,
bagian yang kontak langsung dengan bola mata. Blefaritis posterior dapat
disebabkan karena produksi minyak oleh kelenjar di kelopak mata yang
berlebihan (blefaritis meibom) yang akan mengakibatkan terbentuknya
lingkungan yang diperlukan bakteri untuk bertumbuh. Selain itu, dapat pula
terjadi karena kelainan kulit yang lain seperti jerawat atau ketombe.

Klasifikasi berdasarkan penyebabnya :

A. Blefaritis bakterial

7 | Blefaritis
Infeksi bakteri pada kelopak dapat ringan sampai dengan berat.
Diduga sebagian besar infeksi kulit superfisial kelopak diakibatkan
streptococcus. Bentuk infeksi kelopak dikenal sebagai folikulitis, impetigo,
dermatitis eksematoid. Pengobatan pada infeksi ringan ialah dengan
memberikan antibiotik lokal dan kompres basah dengan asam borat. Pada
blefaritis sering diperlukan pemakaian kompres hangat. Infeksi yang bert
perlu diberikan antibiotik sistemik.

1. Blefaritis superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus
maka pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti
sulfasetamid dan sulfisoksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta
diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka
dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untukmengeluarkan
nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang biasanya
menyertainya.
Blefaritis stafilokokal ditandai dengan adanya sisik, krusta dan
eritema pada tepi kelopak mata dan collarette formation pada dasar bulu
mata. Infeksi kronis dapat disertai dengan eksasebasi akut yang
mengarah pada terjadinya blefaritis ulseratif. Dapat juga terjadi
hilangnya bulu mata, keterlibatan kornea termasuk erosi epitelial,
neovaskularisai dan infiltrat pada tepi kelopak.

8 | Blefaritis
2. Blefaritis Sebore
Blefaritis sebore merupakan peradangan menahun yang sukar
penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun),
dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah
sekret yang keluar dari kelenjar meibom, air mata berbusa pada kantus
lateral, hiperemia dan hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak
dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan
keropeng.
Pasien dengan blefaritis sebore mempunyai sisik berminyak pada
kelopak mata depan, dan sering di antara mereka juga menderita
dermatitis seboroik pada alis dan kulit kepalanya. The American
Academy of Dermatology mencatat bahwa penyebab kondisi ini belum
dipahami dengan baik. Tapi dermatitis sebore terkadang muncul pada
orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Jamur atau ragi jenis
tertentu yang memakan minyak (lipid) di kulit juga dapat menyebabkan
dermatitis seboroik, dengan blefaritis menyertainya.

Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan


membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan
kapas lidi hangat. Dapat dilakukan pembersihan dengan nitras argenti
1%. Salep sulfonamid berguna pada aksi keratolitiknya.3 Kompres
hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan
dengan shampo bayi.3 Pada blefaritis sebore diberikan antibiotik lokal
dan sistemik seperti tetrasiklin oral 4 kali 250 mg. Penyulit yang dapat

9 | Blefaritis
timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi,
hordeolum dan madarosis.

3. Blefaritis Skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama
atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak
mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi
kelopak terutama yang mengenai kulit didaerah akar bulu mata dan
sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan
bersama dermatitis seboroik.
Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun
oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan merasa panas dan
gatal. Terdapat sisik berwarna halushalus dan penebalan margo
palpebra disertai dengan madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari
dasarnya tanpa mengakibatkan perdarahan.

Pengobatannya ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan


shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan
memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi antara
lain: keratitis, konjungtivitis.

10 | Blefaritis
4. Blefaritis Ulseratif

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak


akibat infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng
berwarna kekunungkuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang
kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif
skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan
luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi
berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga
mengakibatkan rontok (madarosis).

Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan


pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau
basitrasin. Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat
staphylococcus. Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik
sistemik dan diberi roboransia.

Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang


merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata,
hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi
tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat trikiasis.

5. Blefaritis Angularis
Blefaritis angularis merupakan infeksi pada tepi kelopak disudut
kelopak mata atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut

11 | Blefaritis
kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat
mengakibatkan gangguan padafungsi punctum lakrimal. Blefaritis
angularis disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Moraxella
lacunata. Seringkali gejala yang muncul adalah kemerahan pada salah
satu tepi kelopak mata, bersisik, maserasi dan kulit pecah-pecah di
kantus lateral dan medial, juga dapat terjadi konjungtivitis folikuler dan
papil. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren.

angularis diobati dengan sulfa (kloramfenikol, eritromisin),


tetrasiklin dan sengsulfat. Penyulit terjadi pada punctum lakrimal bagian
medial sudutmata yang akan menyumbat duktus lakrimal.

6. Meibomianitis.
Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan
mengakibatkan tanda peradangan lokal pada kelenjar tersebut.

Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat,


penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai
antibiotik lokal

12 | Blefaritis
B. Blefaritis virus

1. Herpes zoster

Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri


saraf trigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia
lanjut. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat
gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. Gejala tidak
akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pada
mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa demam.
Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata
terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial
merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.

2. Herpes simplek

Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan


yang sama pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal
bentuk blefaritis simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan
dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang
mengakibatkan kedua kelopak lengket.

C. Blefaritis Jamur
1. Infeksi Superfisia
Biasanya diobati dengan griseofulvin terutama efektif untuk
epidermomikosis, diberikan 0.5-1 gram sehari dengan dosis tunggal atau
dibagi rata diteruskam 1-2 minggu. Kandida dengan nistatin topikal
100.000 unit per gram
2. Infeksi jamur dalam
Pengobatan menggunakan obat sistemik. Actinomyces dan
Nocardia efektif menggunakan sulfonamid, penicillin atau antibiotik
spektrum luas. Spesies lain bisa digunakan Amfoterisin B dimulai
dengan 0.05-0.1mg/kgBB iv lambat 6-8 jam dilarutkan dekstrose 5%
dalam air

13 | Blefaritis
3. Blefaritis Pedikulosis

D. Alergi Kelopak
1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak penyebabnya adalah bahan yang berkontak pada
kelopak, maka dengan berjalannya waktu gejala akan berkurang.
Pengobatan dengan melakukan pembersihan kelopak dari bahan
penyebab, cuci dengan larutan garam fisiologik, beri salep mengandung
steroid sampai gejala berkurang
2. Blefaritis Urtikaria
Urtikaria pada kelopak terjadi akibat masuknya obat atau makanan
pada pasien yang rentan. Untuk mengurangi keluhan umum diberikan
steroid topical ataupun sistemik, dan dicegah pemakaian steroid lama.
Obat antihistamin dapat mengurangi gejala alergi.

2.6 Gambaran klinik


Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga
terbentuk sisik dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada
kelopak mata. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada
sesuatu di matanya. Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan
menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa
helai bulu mata rontok. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap
cahaya terang. Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi
kelopak mata, jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama
tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata
sukar dibuka.

2.7 Diagonosis
Blefaritis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang
komprehensif. Pengujian, dengan penekanan khusus pada evaluasi
kelopak mata dan permukaan depan bola mata, termasuk:

14 | Blefaritis
- Riwayat pasien untuk menentukan apakah gejala yang dialami pasien
dan adanya masalah kesehatan umum yang mungkin berkontribusi
terhadap masalah mata.
- Pemeriksaan mata luar, termasuk struktur kelopak mata, tekstur kulit
dan penampilan bulu mata.
- Evaluasi tepi kelopak mata, dasar bulu mata dan pembukaan kelenjar
meibomian menggunakan cahaya terang dan pembesaran.
- Evaluasi kuantitas dan kualitas air mata untuk setiap kelainan.

2.8 Penatalaksanaan
Bersihkan dengan garam fisiologis hangat kemudian diberikan
antibiotik yang sesuai. Pada blefaritis sering dilakukan kompres hangat.
Pada infeksi ringan, diberi antibiotik lokal sekali sehari pada kelopak
dan kompres basah dengan asam borat. Bila terjsdi blefaritis menahun,
maka dilakukan penekanan manual kelenjar meibum untuk
mengeluarkan nanah. Pada blefaritis seborik, kelopak harus dibersihkan
dengan kapas lidi hangat, soda bikarbonat, atau nitras argenti 1%. Dapat
digunakan salep sulfonamid untuk aksi keratolitiknya. Kompres hangat
selama 5-10 menit, tekan kelenjar meibom dan bersihkan dengan sampo
bayi. Diberikan juga antibiotik sistemik, tetrasiklin 2x250 mg atau
eritromisin 3x250 mg atau sesuai dengan hasil kultur. Pengobatan pada
infeksi virus bersifat simtomatik, antibiotik diberikan bila etrdapat
infeksi sekunder. Bila disebabkan jamur, infeksi superfisial diobati
dengan griseofulvin 0,5-1mg gram sehari dengan dosis tunggal atau
dibagi dan diteruskan sampai 1-2 minggu setelah gejala menurun.
Bila disebabkan kandida diberikan nistatin topikal 100.000 unit per
gram. Pada infeksi jamur sistemik, bila duisebabkan aktinomises atau
nokarida diobati dengan sulfonamid, penisilin, atau antibiotikspektrum
luas. Amfoterisin B diberikan untuk histoplasmosis, sporotrikosis,
aspergilosis dan lainnya. Dimulai dengan 0,05-0,1 mg/kg BB secara
intravena lmbat selama 6-8 jam dalam dekstrosa 5%. Dosis dinaikan

15 | Blefaritis
sampai 1mg/kg BB, namun total tidak lebih dari 2 gram. Pengobatan
diberikan setiap hari selama 2-3 minggu atau sampai gejala berkurang.
Hati-hati karena toksik terhadap ginjal. Pada blefaritis akibat alergi
dapat diberikan steroid lokal atau sistemik, namun harus dengan
pemakaian lama. Untuk mengurangi gatal, berikan antihistamin.

2.9 Komplikasi
Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi
yang paling sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak.
Mungkin sebaiknya disarankan untuk sementara waktu menggunakan
alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis benar-benar
sudah hilang.
1. Mata merah : blefaritis dapat menyebabkan serangan berulang mata
merah (konjungtivitis).
2. Keratokonjungtivissica adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa
memproduksi air matayang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat.
Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang.
Syndrome mata kering dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis,
dermatitis seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan
karena kualitas air mata yang kurang baik
3. Ulserasi kornea: iritasi yang terus menerus dari kelopak mata yang
meradang atau salah arah bulu mata dapat menyebabkan goresan (ulkus)
di kornea.

Blefaritis tidak mempengaruhi penglihatan pada umumnya,


meskipun defisiensi tear film kadang dapat mengaburkan penglihatan,
menyebabkan berbagai derajatpenglihatan berfluktuasi sepanjang hari

2.10 Prognosis
Kebersihan yang baik (pembersihan secara teratur daerah mata)
dapat mengontrol tanda-tanda dan gejala blefaritis dan mencegah

16 | Blefaritis
komplikasi. Perawatan kelopak mata yang baik biasanya cukup untuk
pengobatan. Harus cukup nyaman untuk menghindari kekambuhan,
karena blefaritis sering merupakan kondisi kronis. Jika blefaritis
berhubungan dengan penyebab yang mendasari seperti ketombe atau
rosacea, mengobati kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi
blefaritis.

17 | Blefaritis
BAB III

KESIMPULAN

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada
kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak
pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis
ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar didekat kelopak
mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan
normal ditemukan di kulit. Blefaritis menyebabkan mata merah, iritasi, kelopak
mata gatal dan pembentukan ketombe seperti sisik pada bulu mata. Ini adalah
gangguan mata yang umum yang disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti
ketombe di kulit kepala atau jerawat rosacea. Dapat terjadi pada semua orang dari
segala usia. Meskipun tidak nyaman, blefaritis tidak menular dan umumnya tidak
menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan. Blefaritis biasanya
dilaporkan sekitar 5% dari keseluruhan penyakit mata yang ada pada rumah sakit
(sekitar 2-5% penyakit blefaritis ini dilaporkan sebagai penyakit penyerta pada
penyakit mata). Blefaritis lebih sering muncul pada usia tua tapi dapat terjadi pada
semua umur. Kebersihan yang baik (pembersihan secara teratur daerah mata) dapat
mengontrol tandatanda dan gejala blefaritis dan mencegah komplikasi. Perawatan
kelopak mata yang baik biasanya cukup untuk pengobatan. Harus cukup nyaman
untuk menghindari kekambuhan, karena blefaritis sering merupakan kondisi kronis.
Jika blefaritis berhubungan dengan penyebab yang mendasari seperti ketombe atau
rosacea, mengobati kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi blefaritis.

18 | Blefaritis
DAFTAR PUSTAKA

1. Riordan-Eva P, Whitcher JP, eds. Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum.


17th ed. Jakarta: EGC; 2009.
2. Johnson, Stephen, M, MD. Blepharitis. Midwest Eye Institute. Available at
: http://smjohnsonmd.com/Blepharitis.html. Accessed September 30, 2014.
3. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 5th ed. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2014.
4. Vaughan, Asbury. 2008. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta : EGC
5. Olver, Jane, dan Lorraine Cassidy. 2011. At a Glance Oftalmologi. EMS :
Jakarta.

19 | Blefaritis

You might also like