You are on page 1of 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULIAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pedoman
D. Batasan Oprasional
E. Landasan Hukum

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumberdaya Manusia


B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kerja

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PENUTUP

BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mendapatkan bangsa yang memiliki kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup
sehat dibutuhkan kesjasama masyarakat dalam menciptakan pembangunan kesehatan
.kemauan,dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga setiap orang dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu berbenah yang terkonsentrasi guna
mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
tingkat kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayan kesehatan yang berbasis masyarakat
yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan kesehatan milik pemerintah.
Puskesmas juga merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKP maupu UKM di strata
pertama pelayanan kesehatan dan merupakan Unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagai tugas
pembangunan kesehatan di Kabupaten atau kota.
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular merupakan program pelayanan
kesehatan puskesmas untuk mencegah danmengendalikan penularan penyakit
menular/infeksi(misalnya TB,DBD,Kusta dll).
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum
Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan pengendalian dan
pemberantasan penyakit serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Tujuan Khusus
Menurunkan angka kesakitan,kematian,dan kecacatan akibat penyakit menular.
Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Malaria,Demam berdarah
dengue,diare,polio,filarial,kusta,tuberkolosiparu,HIV/AIDS,pneumoni,dan penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Uraian tugas umum untuk Koordinator pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
yaitu menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di Unit P2,mengkoordinir dan
berperan aktif terhadap kegiatan diunitnya,dan ikut serta aktif mencegah dan mengawasi
terjadinya peningkatan kasus penyakit menular serta menindaklanjuti terjadinya KLB.
Banyak upaya yang dilakukan oleh puskesmas untuk memberantas penyakit
menular,setelah puskesmas bekerja ,kinerja P2 dilaporkan kepada kepala Dinas
kesehatan kabupaten/tingkat II.
C. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit :

a.Surveilens epidemiologi

2
b.Imunisasi

c.TBC

d. Malaria

e. Kusta

f. DBD

g. Penanggulangan KLB

h. ISPA,Pneumoni

i. Filariasis

j. AFP

k.Diare

l.Rabies Gigitan Hewan Penular Rabies

m. HIV/AIDS

n.Penyakit tidak menular.

Terdapat banyak sekali macam penyakit menular,berikut ini jenis penyakit menular
yang bersumber dari data puskesmas berdasarkan KEMENKES RI NOMOR
1479/KEMENKES/SK/X/2003 tentang pedoman penyelenggaraan system surveilans
epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular terpadu :

No Penyakit No Penyakit

1 Kolera 14 Malaria klinis

2 Diare 15 Malaria vivaks

3 Diare berdarah 16 Malaria Falsifarum

4 Tifus perut klinis 17 Malaria mix

5 TBC paru BTA ( + ) 18 Demam Berdarah Dengue

3
6 Tersangka TBC paru 19 Demam Dengue

7 Kusta PB 20 Pneumoni

8 Kusta MB 21 Sifilis

9 Campak 22 Gonorrhea

10 Difteri 23 Franbusia

11 Batuk rejan 24 Filariasis

12 Tetanus 25 Influenza

13 Hepatitis

Kegiatan pokok pemberantasan penyakit menular oleh puskesmas terdiri dari :


- Pencegahan dan penanggulangan factor resiko
- Peningkatan imunisasi-penemuan dan tatalaksana penderita-peningkatan surveilans
epidemiologi dan penanggulangan wabah.
- Peningkatan komunikasi informasi dan edukasi pencegahan dan pengendalian
penyakit

D. Batasan Oprasional
1. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyaki,sehingga bila suatu saat terpajam
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
Pelayanan imunisasi meliputi imunisasi rutin ( dasar dan lanjutan . imunisasi
tambahan dan imunisasi khusus
2. Surveilans penyakit
Surveilans penyakit meliputi surveilans campak,AFP,tetanus
neonaorum,DBD,malaria,TBC,Difteri,hepatitis,Pneumonia,hipertensi dan DM
3. Kunjungan rumah pasien
Kunjungan rumah pasien meliputi kunjungan pasien TB BTA+,pasien mangkir
4. Penelitian epidemiologi
Penelitian epidemiologi meliputi KLB diare,DB,campak,tetanus,malaria,flu burung
dan HIV/AIDS
5. Penyuluhan
Penyuluhan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan
prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,dimana individu,kolompok

4
atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,secara perorangan maupun
secara kolompok dan meminta pertolongan bila perlu.
6. Posbindu
Posbindu adalah bentuk peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi
dini pemantauan factor resiko penyakit tidak menular yang dilaksanakan secara
terpadu rutin dan periodik
7. P2 kusta
P2 kusta adalah pengendalian dan pemberantasan penyakit menular menahun yang
disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae yang terutama menyerang syaraf
tepi,kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan syaraf pusat.
8. Pengendalian HIV/AIDS
Pengendalian HIV/AIDS adalah upaya jangka panjang untuk memberikan tata
laksana penyakit yang disebabkan oleh virus human immunodeficiency virus yang
penularannya dimulai saat teinfeksi sampai dengan saat kematian dengan cara
melalui hubungan seksual,cairan darah dan dari ibu terinveksi HIV ke janin.
E. Landasan Hukum
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan Kepmenkes No.75 tahun 2015
tentang puskesmas
Peraturan menteri kesehatan No.951 Menkes SK/V/2000 tentang upaya keselamatan
dasar,
Keputusan presiden No.36 tahun 1994 tentang pembentukan komisi penanggulangan
HIV/AIDS.
Kepmenkes RI No.1479 menkes/sk/x/2003 tentang pedoman penyelenggaraan system
surveilens epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua Petugas Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan dan
pencegahan dan pengendalian penyakit, mulai dari Kepala puskesmas , penanggung
Jawab UKP, Penanggung Jawab UKM, P2 merupakan kordinasi dalam
penyelengaraan Kegiatam pencegahan dan pengendalian penyakit di kecamatan
larompong selatan.
B. Distribusi Ketenagaan

5
No SDM Distribusi Keterangan

1. Dokter Poli Umum

2. Perawat a. Survailans Penyakit


b. Kunjungan Rumah Pasien
c. Penyuluhan
d. Imunisasi
e. Posbindu
f. Penyelidikan Epidemologi
g. P2 Kusta
h. P2 malaria
i.pengendalian HIV/AIDS

3. SKM Promosi Kesehatan

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah ruang
BELAKANG
A.
11 9 7 5 1 3 B. 15 WC 17
C.
13 WC

A 18 B

D.
12 1 8 6 2 4 14 16 WC
22 0
Depan WC

Keterangan

1.Pendaftaran dan rekam medik 8.Kepala Puskesmas

6
2.kamar Obat 9.Poli Gigi

3.P2 10.Administrasi

4.Poli Umum 11.Gudang Obat

5.Laboratirium 12.MTBS

6.Promkes,kesker,dan K.sanitasi

7,KIA dan KB

E. Standar Fasilitas
1. Pedoman Pelaksana P2
2. SPO : Sesuai Jumlah Jenis Kegiatan
3. Imunisasi Kit
4. Meja

BAB IV
TATALAKSANA KEGIATAN

A. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DALAM GEDUNG


1. Tempat pendaftaran
Semua kunjungan penderita P2 di awali dengan mendaftar dengan pengambilan
nomor urut berdasarkan kebutuhan dan usia pasien.
2. Poliklinik
Pelayanan penderita P2 dewasa sementara menyatu dengan poli umum hanya pada
pelayan kunjungan ulang penderita TBC dijadwal tiap hari selasa dan jumat,pelayan
P2 anak-anak menyatu di poli MTBS.
3. Laboratorium
Dalam rangka menegakan diagnose suspek kasus P2 wajib di tunjang dengan
pelayanan laboratorium
4. Radiologi
Penegakan diagnose TB paru selain sputum juga di perlukan foto thorak.
5. Ruang Obat
Pelayanan obat penderita kusta P2 di ruang apotik menyatu dengan pasien pasien
yang lain .

7
B. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT LUAR GEDUNG
1. Pencegahan dan penaggulangan factor resiko ,
Selain pasien yang telah terinveksi penyakit menular,masyarakat yang memiliki
resiko tinggi juga perlu diperhatikan,karena masyarakat yang memiliki resiko tinggi
bias kapan saja terkena penyakit menular.
Pencegahan dan penanggulangan factor resiko terdiri dari :

a). menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-


undangan,dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan factor resiko dan
desimenasinya.

b). menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan untuk pencegahan dan
penanggulangan factor resiko
c). menyiapkan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan factor resiko sebagai
stimulant

d). menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman pencegahan dan


pencegahan dan penaggulangan factor resiko

e). Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melakukan


pencegahan penanggulangan resiko
f). Melakukan bimbingan pemantauan dan evaluasi kegiatan pencegahan dan
penanggulangan factor resiko
g). Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
komunikasi teknis pencegahan dan penanggulangan factor resiko
h).Melelaksanakan dukungan admistrasi dan oprasional pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan penyakit

2. peningkatan imunisasi

Imunisasi sangat penting untuk mencegah dan melindungi seseorang terjangkit


penyakit menular

Kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas dalam peningkatan imunisasi yaitu :

a). Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-


undangandan kebijakan peningkatan imunisasi dan diseminasinya

b). Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan dan peningkatan


imunisasi

8
c). Menyediakan kebutuhan peningkatan imunisasi sebagai stimulant yang ditujukan
terutama untuk masyarakat miskin dan kawasan khusus sesuai dengan skla
prioritas

d). menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklat/juknis/protab program


imunisasi

e). Menyiapkan dan mendistribusikan saranan dan prasarana imunisasi

f). Meningkatkan kemampuan tenaga pengendali penyakit untuk melaksanakan


program imunisasi

g). Melakukan bimbingan pemantauan dan evaluasi kegiatan imunisasi

h). Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja imformasi dan
konsultasi teknis peningkatan imunisasi

i). Melakukan kajian upaya peningkatan imunisasi

j). Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya pelaksanaan peningkatan


imunisasi

k). melaksanakan dukungan administrasi dan oprasional pelaksanaan imunisasi

3. penemuan dan tata laksana penderita

Setelah kunjungan penderita kepuskesmas,puskesmas harus berperan aktif dalam


penemuan dan kunjungan terhadap penderita.Didalam upaya penemuan dan tata
laksana penderita dibutuhkan kerjasama antara masyarakat dan puskesmas.sebagai
contoh kasus TBC yang membutuhkan peran penting puskesmas,apabila pasien
berhenti dalam masa pengobatan akibat halangan tertentu atau lainnya dalam
kunjungan kontol,maka puskesmas harus aktif mengunjungi rumah penderita,,sebab
apabila pasien tersebut berhenti minum obat,maka upaya pemberantasan TBC
dikatakan gagal dan pasien harus mengulangi pengobatan dari awal.memberhentikan
pengobatan maka akan terjadi resisten dan hal ini dapat menyebabkan kemungkinan
penyebaran penyakit semakin besar. Itulah sebabnya puskesmas terdekat harus
mengunjungi rumah pasien agar dapat menjangkau pasien dan mensuksekan upaya
P2.

9
Kegiatan pokok dalam upaya ini yaitu:

a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-undangan


kebijakan penemuan dan tatalaksana penderita
b) Menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan penemuan dan tatalaksana
penderita
c) Menyediakan kebutuhan dan tatalaksana penderita sebagai stimulant
d) Menyiapkan materi dan menyusun juklat/juknis/pedoman program penemuan dan
tatalaksana penderita
e) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melakukan
program penemuan dan tatalaksana penderita
f) Melakukan bimbingan pemantauan dan evaluasi kegiatan penemuan dan
tatalaksana penderita

4. peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah.

Kegiatan pokok surveilans epidemiologi meliputi :

a). Menyiapkan materi dan menyusun rencangan peraturan dan perundang-


undangan,dan kebijakan peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan
KLB/wabah dan disminasinya.

b). menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah

c). Menyediakan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi dan


penanggulangan KLB/wabah sebagai stimulant

d). Menyiapkan materi dan menyusun juklat/juknis/pedoman program surveilans


epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah

e). meningkatkan system kewaspadaan dini dan menanggulangi


KLB/wabah,termasuk dampak bencana.

f). Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melakukan


surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.

g). Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
konsultasi teknis urveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.

10
h). Melakukan kajian upaya surveilans epidemiologi dan penanggulangan
KLB/wabah

i). Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan surveilans


epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.

j). Melaksanakan dunkungan administrasi dan oprasional pelaksanaan surveilans


epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.

5. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) P2P

Kegiatan pokok dari peningkatan komunikasi,informasi dan edukasi (KIE)


pencegahan dan pengendalian penyakit yaitu :

a). Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan,dan


kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi(KIE) pencegahan dan
pengendalian penyakit dan diseminasinya.

b). Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan dan kebutuhan peningkatan


komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pengendalian penyakit.

c). Menyediakan kebutuhan peningkatan (KIE) pencegahan dan pengendalian


penyakit sebagai stimulant

d). Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklat/juknis/protab program (KIE)


pencegahan dan pemberantasan penyakit

e). Menyiapkan dan mendistribusikan sarana dan prasarana imunisasi

f). meningkatkan kemampuan tenaga pengendali penyakit untuk melaksanakan


program (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

g). melakukan bimbingan,pemamtauan dan evaluasi kegiatan (KIE) pencegahan dan


pengendalian penyakit

h). Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
konsultasi teknis peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit.

i). Melakukan kajian upaya peningkatan KIE pencegahan dan pengendalian penyakit

11
j). Membina dan megembangkan UPT dalam upaya peningkatan KIE pencegahan
dan pemberantasan penyakit.

k). Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan KIE


pencegahan dan pemberantasan penyakit.

BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan P2 tercantum dalam RUK.

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Pelaksanaan Program P2 mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan sampai


dengan penilaian dan evaluasi kegiatan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifkasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-
tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

12
Dalam persiapan sampai dengan pelaksanaan kegiatan ptogram P2 perlu diperhatikan
keselamatan kerja semua petugas dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiata. Upaya pencegahan risiko
terhadap kegiatan harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VIIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah proses deteksi atau koreksi adanya penyimpanagan atau
perubahan segerah setelah terjadi, sehinggah mutu dapat dipertahankan.

Langkah Kegiatan yang dikerjakan :

a. Evaluasi kinerja dan kontrol kegiatan

b. Membandingkan kerja aktual terhadap tujuan kegiatan

c. Bertindak terhadap perbedaan dan penyimpangan mutu yang ada

1.Proses kendali mutu

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai ( Yang berhubungan
dengan standar standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan
hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,ketidak mampuan dan kekurangan gizi
( Milton I Roemer dan C Montoya Aguiler,WHO, 1988).

Mutu dalam pelayanan kesehatan dapat dimaksud adalah dari aspek teknis medis yang hanya
berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien saja atau mutu kesehatan dalam

13
sudut pandang sosial dan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termaksud akibat
manajemen administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainya.

Menilai mutu adalah suatu keputusan yang berhubungan dengan proses pelayanan, yang
berdasarkan tingkat dimana pelayanan memberikan kontribusi terhadap nilai outcomes.

Proses pelayan dibagi dalam dua konponen utanma yaitu:

1. Proses Interpersonal

Adalah wahana yang dipelukan untuk aplikasi dari pelayanan teknis, Namun juga penting
dalam kaidah- kaidahnya sendiri adalah kemungkinan sebagai terapi atau penyembuhan.

2. Pelayanan teknis ( Medis )

Adalah aplikasi ilmiah dan teknologi medis dan ilmu kesehatan lainya, terhadap persoalan
kesehatan seseorang, manajemen pelayanan medis adalah gabungan interaksi antara
manajemen teknis medis dengan sosial psikologi antara klien dan praktisioner.

Arti mutu pelayanan kesehatan dari sudut pandang

a. pengertian mutu untuk pasuen dan masyarakat

Mutu pelayanan merupakan suatu empati, respek dan tanggap akan kebutuhannya,
pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada
waktu mereka berkunjung.

Kepuasan pasien adalah, suatu kenyataan yang sering di abaikan sebagai indikator mutu,
kepuasan pasien sering di pandang sebagai :

1. Suatu komponen yang penting dalam pelayanan kesehatan.

2. Berkaiatan dengan kesembuhan dari sakit atau luka

3. Hal ini berkaitan dengan konsekuensi dari pada sifat pelayanan kesehatan itu sendiri

4. Berkitan pula dengan sasaran dan outcome dari pelayanan

5. dalam penilaian mutu dihubungkan dengan ketetapan pasien terhadap mutu atau
kebagusan pelayanan.

14
6. Pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan, karena memberikan informasi
dengan nilai dan harapan klien adalah mempunyai wewenang sendiri.

b. Untuk petugas kesehatan

Mutu Pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang maju, mutunperalatan yang baik dan memenuhi standar yang
baik.

c. untuk administrasi

1. Bagi Puskesmas mutu dapat berarti memiliki tenaga profesional yang bermutu dan
cukup.

2. Pelayanan medis yang baik

Pelayanan medis yang baik adalah prakter kedokteran ( Pengobatan ) Yang rasional
yang berdasarkan ilmu pengetahuan.

d. Syarat program menjaga mutu

1. bersifat khas

2. Mampu melaporkan setiap penyimpangan

3. Mudah dilaksanakan

4. mudah dimengerti

5. dapat melindungi pelaksanaan pelayanan dan kemungkinan munculnya gugatan hukum.

15
BAB IX

PENUTUP

Kesimpulan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan strata pertama yang memiliki kesehatan


wajib dan upauya kesehatan pengembangan. Didalam upaya kesehatan wajib terdapat upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit yang menular biasa dki singkat P2, didalam
-pelaksanaan upaya-upaya pokok pemberantasan dan pencegahan penyakit menular yang
dilaksanakan puskesmas larompong selatan, banyak sekali rangkaian yang telah di bagi
menurut penyakitnya, rangkaian kegiatan tersebut merpakan pengembangan upaya kegiatan-
kegiatan yang berada dalam upaya pokok program P2, dalam implementasi pelaksanaan
upaya-upaya tersebut, kerjasama antara masyarakat dan puskesmas larompong selatan
sangatlah di butuhkan untuk bersama-sama membangun kesehatan bangsa indonesia agar
teraihnya status kesehatan yang optimal.

Saran

Untuk mencapai tujuan tujuan pelayanan pencegahan penyakit yang optimal petugas
kesehatan harus memberikan pelayanan sesuai dengan pedoman yang ada. Selain selain
dengan menggunakan pedoman pelayan P2, petugas kesehatan juga harus memberdayakan
masyarakat agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan.

16

You might also like