You are on page 1of 11

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN

2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

EVALUASI PROSPEK LAPANGAN MATALOKO DENGAN SURVEI MISE-A-LA-


MASSE DAN PENGUJIAN SUMUR MT-5

Oleh: Edi Suhanto dan Syuhada Arsadipura


Kelompok Program Penelitian Panas Bumi

ABSTRACT

Various geoscience surveys have been conducted to invenstigate Mataloko geothermal field and followed
by exploration well drillings. Mise-a-la-masse measurements were carried out in Mataloko field in 2006
in order to image a promising reservoir zone for better drilling targets and to correlate the results with
prospect zones result from previous geoscience surveys. The results reveal a low resitivity zone proposed
to a potential zone for drilling targets. Fluid flow tests of Mataloko well MT5, drilled in 2005, were
conducted using orifice plat method in 2006 in order to measure the capacity of well in producing
geothermal fluid. The results show that MT5 produced dry saturated steams of 19.3, 12.6 dan 17.4 ton/h
at wellhead pressures of 4.0, 6.0, and 5.0 kscg, respectively. Extrapolation data estimated a maximum
flow of about 20 ton/h at wellhead pressure of 4.0 kscg. The fluid show high entalphies of 2746, 2755,
2763, 2768, dan 2771 kJ/kg at wellhead pressure of 4.0, 5.0, 6.0, 7.0, dan 7.5 kscg, respectively.

ABSTRAK

Beberapa survei geosain telah dilakukan pada lapangan panas bumi Mataloko hingga pengeboran sumur-
sumur eksplorasi. Pada tahun 2006 telah dilakukan survei mise-a-la-masse Untuk lebih dapat melihat
secara detil daerah prospek pada tahun 2006 telah dilakukan yang hasilnya memperlihatkan kemungkinan
suatu zona potensial untuk pengembangan selanjutnya. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengeboran
sumur eksplorasi MT-5 yang memperlihatkan produktif, telah dilakukan suatu uji alir menggunakan
metode lempeng orifice. Hasil uji memperlihatkan bahwa MT-5 mampu memproduksi fluida panas
berupa uap jenuh dengan laju 19.3, 12.6 dan 17.4 ton/jam masing-masing untuk tekanan kepala sumur
4.0, 6.0, dan 5.0 kscg dengan aliran maksimum diekstrapolasi sekitar 20 ton/jam pada tekanan 4.0 ksc.
Entalpi fluida termasuk tinggi sebesar 2746, 2755, 2763, 2768, dan 2771 kJ/kg untuk tekanan kepala
sumur masing-masing 4.0, 5.0, 6.0, 7.0, dan 7.5 kscg.

1. Pendahuluan geosain antara Indonesia-Jepang mulai April 1997


Maret 2002 (Tagomori et al., 2002). Hasil studi
Lapangan panas bumi Mataloko, terletak di
magnetotelurik mengindikasikan bahwa puncak
Kabupaten Bajawa-NTT (Gambar 1), merupakan
reservoir utama berada sekitar 600-800 m di
salah satu daerah prospek panas bumi yang telah
bawah sekitar daerah manifestasi (Uchida et al.,
dieksplorasi sejak 1997 hingga serangkaian
2002). Dua sumur eksplorasi MT1 dan MT2 telah
kegiatan pengeboran sumur eksplorasi dengan
dibor sampai kedalaman masing-masing 207 m
konstruksi sumur yang disiapkan untuk ekploitasi.
dan 180 m selama kerja sama ini, dimana MT2
Survei rinci geologi, geokimia, dan geofisika
dapat memproduksi uap kering dengan laju sekitar
pertama kali dilakukan di lapangan panas bumi
16 ton/jam pada tekanan kepala sumur 5.5 Kscg
Mataloko pada tahun 1997 (Andan dkk., 1997).
sedangkan MT1 ditutup. Sampai akhir tahun 2005
Hasil survei memperlihatkan bahwa daerah panas
telah dibor enam sumur eksplorasi, empat di
bumi Mataloko merupakan daerah yang prospek
antaranya dapat memproduksi fluida panas, satu
untuk diteliti lebih lanjut. Ini terutama
sumur ditutup, dan satu sumur tidak produktif.
diperlihatkan oleh hasil penyelidikan geolistrik
Pada tahun 2003 telah dibor dua sumur standard
tahanan jenis yang memperlihatkan zona anomali
MT3 dan MT4 dengan kedalaman masing-masing
rendah sebagai zona prospek dan hasil
613 m dan 756.5 m (Kasbani dkk., 2004). MT3
penyelidikan geokimia yang memperlihatkan
dapat memproduksi uap dengan laju antara 6.57
zona anomali merkuri pada daerah yang sama
7.5 ton/jam pada tekanan kepala sumur 4.5 Kscg.
(Gambar 2). Hasil ini kemudian ditindak lanjuti
Sedangkan MT4 memproduksi fluida dua fasa
dengan sebuah program kerja sama penelitian
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

dengan laju uap antara 1.91 2.3 ton/jam dan oleh nilai tahanan jenis yang lebih tinggi yang
fraksi air sekitar 0.036 ton/jam pada TKS 4.0 membentuk pola kontras dengan daerah tengah
Kscg, dengan temperatur sumur mencapai 205.5 yang rendah sehingga membentuk gradien
o
C pada kedalaman 747 m. tahanan jenis terjal/tinggi dengan lineasi yang
konsentrik ke lokasi sumur/manifestasi dan
Mise-a-la-masse merupakan salah satu metode membuka ke barat (garis lineasi gradien tinggi
geofisika yang pada tahun 2006 diterapkan di digambarkan oleh garis putus-putus tebal pada
Mataloko dengan tujuan untuk mendapatkan Gambar 3).
informasi mengenai zona-zona yang potensial
bagi pengembangan lapangan panas bumi Dalam zona rendah sendiri terdapat zona yang
Mataloko dengan cara mencitra secara langsung lebih rendah (terwakili oleh nilai yang lebih < 4
bagian-bagian yang konduktif dari reservoir. Ohm-m, digambarkan sebagai garis biru tegas di
Gambar 3) di sekitar manifestasi-MT2-MT3-MT5
Sedangkan uji produksi terhadap sumur MT-5 yang membuka ke barat. Jika diacu ke zona
pada tahun 2006 merupakan kegiatan tindak lanjut rendah ini, maka sumur MT4 dan MT6 berada di
dari kegiatan pengeboran dua sumur (MT-5 dan batas zona rendah ini.
MT-6) yang telah dilakukan di Mataloko pada
tahun 2005, dimana hasil uji perampungan sumur Selain itu MT4 dan MT6 ini berada di batas
memperlihatkan bahwa sumur MT-5 produktif anomali tinggi di utaranya. Batas tinggi yang
dan MT-6 tidak produktif. Tujuan uji alir/produksi memotong MT6 terdelineasi baratlaut-tenggara.
ini adalah untuk mengetahui besar dan stabilitas Jika dihubungkan zona hilang sirkulasi dekat
aliran fluida panas yang dapat diproduksi, permukaan yang terekam selama pengeboran
karakteristik fisis sumur, dan jenis serta MT6 (Tim Pengeboran Sumur MT5 dan MT6,
karakteristik kimia fisis fluida. Tujuan dari tulisan 2006), maka kemungkinan zona hilang ini berupa
ini adalah untuk menyajikan hasil survei mise-a- suatu zona rekahan yang berarah baratlaut-
la-masse dan uji alir fluida sumur MT-5 yang tenggara.
kemudian dijadikan bahan evaluasi lapangan
Mataloko terutama untuk langkah pengembangan Garis lineasi gradien tahanan jenis tinggi dan garis
ke depan. lineasi zona rendah setelah dikompilasikan
dengan survei tahanan jenis dan geokimia
2. Hasil Mise-a-La-Masse sebelumnya ditampilkan dalam Gambar 4.
Hasilnya memperlihatkan bahwa garis lineasi
Teknik ini telah digunakan sebagai sebuah alat
gradien tinggi bertepatan (coincide) secara baik
geofisika untuk pemetaan secara cepat zona
dengan anomali tahanan jenis rendah dan anomali
tahanan jenis rendah dalam zona-zona reservoir
merkuri tinggi. Garis lineasi tinggi ini juga sesuai
kaya rekahan (Sumintadireja dkk., 2000,
dengan garis diskontinuitas tahanan jenis dalam
Supriyanto dkk., 2005, Ushijima, 1989). Survei
hasil survei magnetotelurik terutama di bagian
mise-a-la-masse di Mataloko dilakukan dengan
timur dan utara. Sedangkan zona rendah mise-a-
cara mengukur tahanan jenis listrik batuan di
la-masse, selain berada dalam zona tahanan jenis
permukaan dengan menggunakan sumur bor MT-
rendah dan merkuri tinggi, juga berada dalam
3 (kedalaman 613 m) dan MT-5 (kedalaman 378
suatu daerah yang dibatasi oleh garis-garis
m) sebagai elektrode arus. Luas cakupan survei
diskontinuitas tahanan jenis dalam.
sekitar 1 km mengelilingi sumur. Gambar 2
memperlihatkan peta situasi lapangan Mataloko
3. Hasil Uji Alir Fluida Panas Sumur MT-5
yang memperlihatkan sebaran titik bor, sebaran
titik ukur mise-a-la-masse dan hasil survei Uji alir/produksi fluida sumur MT-5 dilakukan
tahanan jenis dan geokimia sebelumnya. dengan menggunakan metode lempeng orifis
(orifice plate method) yang disertai pengukuran
Gambar 3 memperlihatkan peta sebaran tahanan kalorimeter, pengukuran suhu dan tekanan sumur
jenis semu hasil survei mise-a-la-masse. Nilai dan analisis kimia fluida, dengan tujuan untuk
tahanan jenis antara 3 dan 10 Ohm-m. Secara mengetahui:
umum, peta ini memperlihatkan zona rendah di karakteristik fisik uap: entalpi, temperatur,
tengah area survei dan membuka ke barat. Pada kebasahan uap, potensi optimum dan
sisi timurlaut, timur sampai tenggara dicirikan konversinya ke energi pembangkitan listrik, dan
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

distribusi zona-zona pemasok fluida (feed-zone) kemungkinan hanya ada satu pemasok uap ke
di dalam lubang sumur beserta karakteristik dalam sumur.
fisisnya. Semburan maksimum tak dapat diukur, tetapi
dengan hasil interpolasinya memperlihatkan nilai
3.1 Desain pipa sumur sekitar 20 ton/jam pada TKS 4.0 ksc atau eqivalen
dengan pembangkitan listrik sebesar 2.0 MWe.
Sumur MT-6 dibor pada tahun 2005 sampai
Hasil penghitungan daya listrik untuk tekanan
kedalaman 378,2 m dengan desain sumur seperti
inlet 5.5, 6.0, dan 6.5 ksca diberikan dalam Tabel
diperlihatkan dalam Gambar 4. Pipa casing
1. Temperatur reservoir diestimasi dengan
produksi (perforated/slotted) 6 5/8 mulai dari
metode James (1980) dengan formula T = 192
sekitar kedalaman 120 m sampai 341 m pada
P0.282 oC adalah sekitar 189 oC. Sedangkan uap
lubang berdiameter 12 sampai kedalaman
yang disemburkan melalui merupakan uap jenuh
155.5 m dan diameter lubang 7 5/8 sampai
(dry saturated).
kedalaman 345.8 m, kemudian disambung dengan
pipa casing produksi 4 sampai kedalaman 378 m
Analisis non-condensible gases (NCGs) terhadap
pada lubang berdiameter 5 5/8. Zona kehilangan
uap uji memperlihatkan kandungan gas NCG yang
total sirkulasi lumpur pengeboran selama kegiatan
rendah, dimana konsentrasi (dalam %mol) CO2
pengeboran ditemukan pada kedalaman sekitar
0.49, H2S 0.018, SO2 0.023, dan N2 0.069 dalam
155.5 m, 283 m, dan 341 m (Tim Pengeobaran
kadar air 99.6 (Gambar 7). Analisis kimia air
MT-5, 2005) sebagai indikator kemungkinan
separasi memperlihatkan kandungan silika kurang
keberadaan zona-zona pemasok fluida panas.
dari 3 ppm, NH4+ kurang dari 3 ppm, Cl- kurang
dari 5 ppm, SO4- sekitar 5 ppm, dan sisanya
3.2 Pengukuran temperatur dan tekanan
kurang dari 0.5 ppm (Gambar 8).
sumur (P-T logging)
Hasil pengukuran pertama P-T Logging pada Perkiraan penurunan laju produksi fluida untuk
kondisi statik (sumur ditutup) memperlihatkan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan telah dihitung
temperatur sumur berkisar antara 151.7 156.3 untuk TKS 5.0, 5.5, 6.0, 6.5, dan 7.0 ksca, dan
o
C, dengan temperatur tertinggi terjadi pada hasilnya diberikan dalam Tabel 2. Perhitungan ini
kedalaman antara 160 200 m. Hasil pengukuran didasarkan pada anggapan bahwa sumur terletak
kedua, pada akhir pengujian, memperlihatkan pada reservoir yang terisolasi dan terbatas, yang
temperatur lubang sumur dari permukaan sampai berarti tak ada resapan aliran (recharge flow) pada
kedalaman 365.0 m adalah 168.42 168.90 oC reservoir.
atau sedikit naik daripada hasil logging
sebelumnya, dengan tekanan di bagian atas 10.5 3.4 Permeabilitas dan transmisivitas
ksc dan di bagian bawah sumur 9.9 ksc (Gambar
Permeabilitas adalah suatu ukuran kemudahan
5). Profile yang isothermik (seragam) sepanjang
kelolosan fluida melalui formasi batuan,
kolom sumur menunjukkan hanya ada satu
intergranular, rekahan atau keduanya. Dengan
pasokan fluida yaitu dari arah dasar sumur,
estimasi nilai tranmisivitas (hasil perkalian
dengan fluidanya dalam bentuk uap jenuh dari
permeabilitas dan ketebalan lapisan produktif)
suatu reservoir uap.
menggunakan kurva output aliran fluida versus
TKS (Gambar 6) dengan metode tangent at zero-
3.3 Hasil uji alir fluida dan kandungan kimia
output, nilai tranmisivitas untuk asumsi tebal feed
Hasil uji alir fluida pertama memperlihkan laju zone 25, 50 dan 100 meter masing-masing adalah
alir 17.2, 18.3, 7.5, dan 9.6 ton/jam pada tekanan 26.3, 25.4 dan 24.4 darcy-meter yang termasuk
kepala sumur (TKS) masing-masing 4.0, 6.0, 7.5, tinggi. Dari hasil ini, tebal zona feed zone yang
dan 7.0 kscg (Gambar 6). Pada pengukuran kedua paling tepat 25 meter yang bersesuaian dengan
pada TKS 4.0, 6.0, dan 5.0 sumur memproduksi tranmisivitas 26.3.
19.3, 12.6 dan 17.4 ton/jam dengan temperatur
uap tertinggi 167.8 oC. Entalpi yang terukur pada Sementera itu, hasil analisis data pemulihan
TKS 4.0, 5.0, 6.0, 7.0, dan 7.5 masing-masing tekanan (build up pressure test) (Gambar 9 dan
adalah 2746, 2755, 2763, 2768, dan 2771 kJ/kg. 10) selama waktu pemulihan menjelang reservoir
Entalpi yang stabil ini juga menunjukkan bahwa dalam keadaan tunak (steady state)
memperlihatkan nilai tranmisivitas 69.6 darcy-
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

meter. Jika zona permeable itu tebalnya 5. Simpulan


diasumsikan 50 meter, maka nilai permeabilitas
Hasil survei mise-a-la-masse memberi saran suatu
adalah 1.4 darcy, suatu nilai yang tinggi untuk
zona potensial secara lebih presisi yang berada di
meloloskan fluida. Hasil ini cocok dengan hasil
dalam zona prospek hasil survei sebelumnya,
analisis faktor kulit (skin factor/skin well damage)
yaitu melingkupi manifestasi dan sumur-sumur
yang memberikan hasil negatif ( 10.9) yang
yang ada dan meluas ke barat sampai sekitar 500
mencirikan sistem rekahan.
m dari sumur MT2-MT3-MT5.
4. Diskusi
MT-5 memproduksi uap saturasi dengan laju
Dengan keberhasil dan produktifitas yang besar maksimum sekitar 20 ton/jam pada tekanan 4.0
untuk ukuran sumur-sumur eksplorasi dalam ksc dengan entalpi tinggi sekitar 2750 kJ/kg. Zona
memproduksi fluida panas pada entalpi yang pemasok uap diperkirakan sekitar 25 meter
tinggi, maka Mataloko merupakan lapangan yang dengan tranmissivitas 26.3 darcy-meter.
prospek untuk dikembangkan. Hasil survei mise-
a-la-masse memperlihatkan hasil yang konsisten Daftar Pustaka
dengan hasil studi-studi sebelumnya yang
Andan A., Suhanto E., Sukirman A., Ashari, dan
memberikan delineasi zona yang potensial untuk
Usmawardi, 1997. Laporan terpadu
dikembangkan. Anomali rendah mise-a-la-masse
penyelidikan geofisika daerah panas bumi
memperlihatkan bahwa semua sumur produktif
Mataloko, Kabupaten Ngada, NTT.
berada dalam zonanya kecuali MT4 yang berada
Laporan Penyelidikan, Direktorat
pada daerah batas. Anomali rendah mise-a-la-
Vulkanologi.
masse ini berada di tengah anomali-anomali
Kasbani, Wahyuningsih R., dan Sitorus K. (2004).
lainnya hasil studi sebelumnya. Ini dapat dianggap
Subsequent state of development in the
bahwa anomali rendah ini membatasi secara lebih
Mataloko geothermal field, Flores,
presisi zona potensial untuk pengeboran. Jika
Indonesia. Proceedings of the 6th Asian
demikian, maka hasil evaluasi data sebelumnya
Geothermal Symposium, Oct. 26-29,
dengan hasil mise-a-la-masse ini memberi saran
p.101 -106.
bahwa zona potensial untuk dikembangkan adalah
zona rendah seperti diperlihatkan pada Gambar 4.
Munandar A., dan Suparman, 2005. Laporan
Karena zona potensial ini berada di dalam zona pengeboran sumur MT5 dan MT6
yang dibatasi oleh garis-garis diskontinuitas lapangan panas bumi Mataloko,
tahanan jenis (Gambar 4), kemungkinan zona Kabupaten Ngada, NTT. Pusat Sumber
potensial ini merupakan zona yang lebih dangkal Daya Geologi.
bagi reservoir untuk dijangkau daripada di Sumintadireja P., Sudarman S., Mizunaga H., and
luarnya. Dengan mempertimbangkan data tahanan Ushijima K., 2000. Mise-a-la-masse and
jenis sebelumnya yang memperlihatkan ketebalan gravity data surveys at Kamojang
batuan penudung (clay cap) sekitar 600 m di atas geothermal field. Proceeding World
daerah manifestasi atau di sekitar sumur-sumur Geothermal Congress 2000, pp.1777-
yang ada, kemungkinan puncak reservoir utama 1784.
berada di kedalaman lebih besar dari 600 m. Supriyanto S., Daud Y., Sudarman S., and
Untuk lebih dapat mempelajari reservoir secara Ushijima K., 2005. Use of a mise-a-la-
baik tentunya diperlukan pengeboran eksplorasi masse to determine new production targets
yang dapat menjangkau atau malah melewati in Sibayak Field, Indonesia. Proceeding
bagian puncak reservoir utama. Lokasi-lokasi World Geothermal Congress 2005.
yang disarankan terutama adalah ke arah barat Tagomori K., Saito H., Koseki T., Takahashi H.,
dari sumur-sumur MT2-MT3-MT5 sampai sejauh Dwipa S., and Futagoishi M., 2002.
sekitar 500 m. Lokasi-lokasi tersebut memiliki Geology and hydrothermal alterations, and
keuntungan karena tanahnya relatif datar dan those correlations to physical properties
termasuk kebun-kebun penduduk tanpa banyak obtained from gravity and resistivity
bangunan perumahan. measurements in the Mataloko geothermal
field. Special publication: Indonesia-Japan
geothermal exploration project in Flores
island. Geological Survey of Japan.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Tim Pemboran Sumur Eksplorasi MT-5 Lapangan geothermal field, central Flores, Indonesia.
Panas Bumi Mataloko, 2005. Laporan Special publication: Indonesia-Japan
pemboran sumur eksplorasi MT-5 geothermal exploration project in Flores
lapangan panas bumi Mataloko, island. Geological Survey of Japan.
Kabupaten Ngada, NTT. Direktorat Ushijima K., 1989. Exploration geothermal
Sumber Daya Mineral, Bandung. reservoir by the mise-a-la-masse
Uchida T., Lee J. T., Honda M., Ashari, Andan measurements. Geothermal Resource
A., 2002. 2-D and 3-D interpretation of Council Bull., vol. 18 (2), pp.17-25.
magnetotelluric data at the Bajawa
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Tabel 1. Tabel hasil penghitungan daya listrik untuk tekanan 5.5, 6.0, dan 6.5 ksca.

Pinlet Pcondensor laju fluida entalpi Drop DAYA LISTRIK


ksca ksca ton/h kJ/kg MWe
5.5 0.16 17.80 129.93 2.15
6.0 0.16 16.47 133.14 2.04
6.5 0.16 14.92 136.10 1.89

Tabel 2. Perkiraan penurunan laju produksi fluida untuk jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan

TKS [ksca] 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0


Pf [ton/h/sec] 1.569 1.249 0.967 0.721 0.510

Bln ke 0 Q00 18.92 17.80 16.47 14.92 13.14


Ke 1 Q01 17.81 16.77 15.52 14.05 12.38
ke 3 Q03 16.92 15.93 14.73 13.34 11.76
ke 6 Q06 16.40 15.44 14.28 12.93 11.40
ke 12 Q12 15.91 14.98 13.86 12.55 11.06

Ujelewung
Pulau
Atedai

Gambar 1. Lokasi lapangan panas bumi Mataloko di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Peta Situasi Titik Bor, Titik Amat Mise-a-la-masse, dan Daerah Prospek Tahanan Jenis dan Hg
Lapangan Panas Bumi Mataloko
9024000

Ke Bajawa Ke Ende

0m 200 m 400 m
9023500

KETERANGAN
Wolo Belu
Titik ukur mise-a-la-masse
Todabelu MT 5 Titik bor
Northing (meter) UTM_WGS84

Ke
M

Jalan
ata

9023000
MT 4
lok
o

MT 6 Sungai

MT 3 Kontur ketinggian interval 25 meter


MT 5

MT 2 Zona tahanan jenis rendah


hasil survei sebelumnya
MTL 1
S. B e l i Manifestasi panas
9022500

Zona Hg tanah tinggi


hasil survei sebelumnya
Ke
We
re

Diskontinuitas tahanan jenis dalam


hasil survei sebelumnya

9022000

285500 286000 286500 287000 287500 288000

Easting (meter) UTM_WGS84

Gambar 2. Peta situasi titik bor, titik amat mise-a-la-masse, dan daerah prospek menurut anomali
tahanan jenis dan merkuri.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

9024000
Ke Bajawa Ke Ende
6.8

4.7
6.1 8.4
4.8
5.8 6.6

6.1 6.1
6.6
4.9
4.7 5.6
5.7
9023500 5.6
4.0 8.0
5.0
4.8
5.0 6.9
4.4 4.4
4.4 5.7
4.5 4.6
4.1 5.0 5.7
5.0 5.4 5.0
4.9
4.6 6.6
3.1 5.2
5.0 6.0
5.0 4.6 6.4
6.3 5.0
4.3 5.4
Northing (m) UTM_WGS84

Ke

3.9 5.1 5.4 5.6


4.9 4.6
M

4.5 4.6
MT
4.7 4
ata

5.1
9023000 4.7 5.0
lo
ko

5.1
4.3 4.7 4.1
3.63.73.9
3.7 MT 4.2
6
3.8 3.4 3.3
3.5 3.1 3.6
2.9 4.1 3.7 4.4 3.8 2.8 3.4 4.0 3.4 3.1 3.2
3.6 2.9 2.9
3.1 3.6 4.4 4.5
MT 3 3.0
3.2 3.0
2.9
2.9 3.9
4.2 5.3 6.1 7.0 7.2 9.2 8.5
3.8 MT 5
3.6
3.53.1
3.1
3.53.13.4
3.6
3.9
3.6
4.0 3.0
MT 2 4.6
3.6
5.1
3.3 3.9 2.6
2.1 3.9 3.0
5.2 4.2
3.1
4.1
3.6 MTL
3.3 13.3 3.1
4.0
5.4
6.6
S. B e l i 8.5 4.4
4.1 4.4 4.4 4.8
9022500 3.1 4.1 5.0
4.1 4.1
3.1 6.3
4.9 4.4
3.8
2.7 4.3 6.4
Ke

5.5
We

3.8 4.3 5.6


4.2
re

4.2 5.2
4.7
5.0 4.8
5.7 9.9

5.7 5.3
5.4
9022000
3.4
7.3
5.7

4.1

285500 286000 286500 287000 287500 288000


Easting (m) UTM_WGS84
Ohm-m

2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 3. Peta tahanan jenis semu hasil mise-a-la-masse. Garis biru gelap putus-putus adalah garis
gradien tinggi yang mendelineasi zona rendah yang membuka ke barat. Garis biru tegas adalah garis yang
membatasi zona rendah yang paling menjanjikan untuk target pengeboran.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Ke Bajawa Ke Ende

0m 200 m 400 m

Wolo Belu
Ke

Todabelu
Ma
tal

MT 4
ok

MT 6
o

MT 3
MT 5
MT 2

MTL 1
Ke
W
e re

Gambar 4. Kompilasi hasil anomali mise-a-la-masse dengan hasil survei sebelumnya. Zona rendah yang
dibatasi gasis biru gelap putus-putus bertepatan dengan sangat baik dengan anomali rendah tahanan jenis
rendah (daerah berarsir merah), sedangkan batas baratnya bertepatan dengan batas anomali rendah dan
merkuri tinggi (daerah berarsir hijau). Daerah yang dibatasi garis biru tegas merupakan zona paling
menjanjikan untuk target titik bor.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Casing design Sumur Eksploitasi MT-5


Lapangan Panas Bumi Mataloko, Kab. Ngada - Nusa Tenggara Timur

Well Head

Chuck Line Killing Line


Ground Level
Cellar

Hole 17 1/2"
Casing 13 3/8"
44.64 m

56 m

96.33 m Bell Collar


101.95 m Casing shoe 10 3/4 "

119.76 m Top Slotted Linner 6 5/8"

135.54 m Casing shoe 8 5/8"

Hole 12 1/4"

155.48 m
Zona loss (TLC)

Hole 7 5/8"

282.97 m Zona loss (TLC)

Hole 7 5/8"

341 m Zona loss (TLC)


345.84 m Linner shoe 6 5/8"
350.86 m Zona loss (TLC)

Slotted Liner 4"

378.00 m
378.20 m (TD)
Bottom hole 5 5/8"

Gambar 5. Desain casing MT-5.


PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

KURVA OUTPUT SUMUR EKSPLORSI MT-5


Diagram T-P VS Kedalaman Sumur Eksplorasi MT-5

30

200

25

LAJU ALIRAN [ton/jam], ENTHALPY [100 kJ/kg]


180
Fictitious Discharge Series1
160
mLi= - 6.11
20 Series2
T( oC ) P ( KSC )

140 t /h/k
Series3
120
15 Series4
100 Series5

80 Poly. (Series4)
10

60

40 5

20
0
0
50 TEMP
100 130 150 170 190 210 PRESS
230 250 270 290 310 330 TEMP SAT
347
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TEKANAN KEPALA SUMUR [ksca]
TEMP Kedalaman (m)
PRESS

Gambar 5. Data logging temperatur dan Gambar 6. Data output laju alir uap pada
tekanan sumur MT-5 berbagai TKS sumur MT-5

Hasil Analisa Kimia NCGS Sumur MT-5 Grafik Hasil Analisa Kim ia SpW Sum ur Eksplorasi MT-5
(Contoh PB1 s/d PB16 ) Lapangan Panas Bum i Mataloko NTT

10
120 9

8
100
7
Satuan dlm % mol

80 6
Satuan (ppm)

5
60 4

3
40
2

1
20
0
Si O2 B Al 3+ Fe 3+ Ca 2+ Mg 2+ Na + K+ Li + As 3+ NH4 + F- Cl - SO4 2- HCO3 - CO3 =
0
O2 + Ser i es1 2.67 0.22 0 0.32 0.29 0.06 0.1 9 0.06 0 0 2.1 8 0 4.5 5 0 0
H2 N2 CH4 CO2 SO2 H2S HCl NH3 H2O
Ar Ser i es2 1 .22 0.22 0 0.03 0.1 3 0.01 0.05 0.04 0 0 1 .82 0 2 4 0 0

Ser i es3 2.1 8 0 0 0.1 0.22 0.02 0.02 0.04 0 0 2 0 2 5 0 0


Series1 0.006 0.006 0.069 0 0.489 0.023 0.018 0.017 0.015 99.6 Ser i es4 1 .45 0 0 0.1 4 0.1 8 0.02 0.05 0.09 0 0 2.55 0 4.5 5 0 0

Gambar 7. Kandungan gas NCG sumur MT-5 Gambar 8. Kandungan kimia air separasi
sumur MT-5

2
2
BU TEST : P vs (tp+dt)/dt BU TEST log dP vs log dt
M T-5, FLORES - N T T
MT-5, FLORES - N T T

100
120

100

80
log dP2
P2

60

40

20

0 10
10 100 1000 10000 100000 1.0 10.0 100.0
(tp+dt)/dt
log dt

Gambar 9. Diagram P2 vs (tp+dt)/dt pada Gambar 10. Diagram dP2 vs log(dt) pada
build-up test MT-5 build-up test MT-5

You might also like