Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
BAB II
2
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
3
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
riol kota. Sistem pengolahannya cukup baik, sehingga gedung ini tidak
menghasilkan limbah berbahaya yang mencemari lingkungan.
4
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
3. Black water
Merupakan air yang mengandung unsure-unsur pencemaran mematikan,
misalnya yang mengandung kotoran manusia (excreta, faeces). Feses
mengandung zat organic, anorganik, bakteri, dan sebagainya. Selain itu,
proses pembusukan feses, terutama di dalam air terus berlangsung
5
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
sehingga dapat menimbulkan bau yang kurang baik. Oleh karena itu black
water disalurkan melalui saluran tertutup.
2.4 Peralatan
Adapun perlatan-peralatan peralatan air kotor yang terdapat di gedung
FPTK diantaranya :
1. Kloset
Kloset adalah tempat untuk pembuangan pertama tinja yang kemudian
disalurkan melalui pipa-pipa. Hingga akhirnya sampai ke tempat
pengolahan. Ada dua macam kloset di gedung FPTK, yaitu kloset jongkok
dan kloset duduk.
Wastafel
3. Floor drain
Lubang yang berfungsi untuk meneruskan air ke pipa di bawahnya.
Biasanya terdapat di sudut-sudut tempat air mengalir,
6
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
Floor drain
3. Urinoir
Urinoir hanya terdapat di toilet laki-laki. Berfungsi untuk tempat buang air
kecil.
7
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
8
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
9
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
10
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
Uraian proses
Limbah dari laboratorium akan asuk ke ground tank sebagai tank
penampung. Selanjutnya dipompa ke flow control box. Disediakan 2 unit pompa
transfer yang bekerja secara bergantian dan otomatis berdasarkan level switch.
11
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
Flow control box berfungsi untuk mengatur agar aliran air ke proses netralizing
selalu konstan sehingga tidak terjadi fluktuasi aliran.
Dari flow control box, air akan mengalir ke Mixing tank dengan aliran
yang sudah diatur besarnya, sedangkan sisanya kembali ke ground tank. Dalam
Mixing tank terdapat pH control 1 yang akan memonitor kondisi pH air. Apabila
pH air tersebut kurang dari 6,5 maka pH control 1 akan memberi sinyal kepada
dosing pump basa (dalam hal ini digunakan larutan NaOH), untuk menginjeksikan
larutan NaOH agar pH naik mencapai 6,5.
Apabila pH lebih dari 7,5 maka pH control 1 akan memberi sinyal kepada
dosing pump asam (dalam hal ini digunakan larutan HCl), untuk menginjeksikan
larutan HCl agar pH turun mencapai 7,5. Selama dosing pump bekerja, maka
secara otomatis mixer juga akan bekerja agar kondisi air homogen.
Selanjutnya air akan melimpah ke tanki effluent. Di dalam tanki effluent
ini terdapat final pH control yang akan memonitor pH, apakah pH sudah netral
untuk kemudian dibuang ke saluran umum, atau masih di luar batas sehingga
dikembalikan ke ground tank.
Apabila pH mencapai 6,5-7,5 maka final pH control akan memberi sinyal
ke effluent motorized valve untuk membuka dan circulation motorized valve
menutup sehingga air terbuang ke saluran umum.
Apabila pH dibawah 6,5 atau di atas 7,5 maka pH control akan memberi
sinyal ke circulation motorized valve untuk membuka dan effluent valve menutup,
sehingga air akan masuk ke ground tank untuk mengikuti proses netralisasi
kembali. Demikian seterusnya sehingga air yang keluar benar-benar sudah netral.
Peralatan Utama yang Terpasang
1. 1 (satu) buah NaOH tank, kapasitas 300 liter
12
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
2. 1 (satu) buah NaOH dosing pump, kap 18.93 lph x 7 bar Pulsatron E plus
LPH6M2PTC3
3. 1 (satu) buah HCl tank, kapasitas 300 liter
4. 1 (satu) buah HCl dosing pump, kap 18.93 lph x 7 bar Pulsatron E plus
LPH6M2PTC3
5. 1 (satu) buah mixing tank bahan carbon steel, dilapisi fibre glass tahan
kimia
6. 1(satu) buah electric mixer, 900 RPM, 0.4 kW, 380V, 50 Hz
7. 2 (dua) buah pH control SIGNET 3-5700
8. 2 (dua) buah motorized ball valve GF 199.106.498
9. 2 (dua) buah circulator pump, kap 120 lpm x 7 mH Centrichem ECC1-
AAED YSS, motor 1/2HP, 380V, 50 Hz
Pencampuran Kimia pada Chemical Tank
a. NaOH tank
Campurkan NaOH flake (98%) dengan air dengan perbandingan sebagai
berikut :
2 kg NaOH flake dengan 30 liter air.
Volume NaOH tank 300 liter, berarti dibutuhkan 20 Kg NaOh flake.
Kemudian aduk sampai rata.
b. HCl tank
Campurkan HCl teknis (33%) dengan air dengan perbandingan sebagai
berikut :
15 liter HCl untuk setiap 30 liter air, kemudian aduk sampai rata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem plambing air kotor di gedung FPTK UPI terkelola dengan baik.
Limbah kimia dan air kotor dibedakan penyaluran dan pengelolaannya.
13
Sistem Plambing Air Kotor Gedung FPMIPA UPI
Saran
Saran dan kritik yang membangun dari pembaca penulis harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Selain itu, diharapkan pula
sistem plambing air kotor gedung FPTK UPI yang terkelola dengan baik ini dapat
menjadi contoh bagi bangunan lain
14