Professional Documents
Culture Documents
and
Chrysler
organisasinya.
dikenal lebih konservatif. Perusahaan Eropa lebih risk averse, struktur organisasinya
hirarki dan lebih enggan menerima perubahan. Berbeda dengan gayaAmerika yang
lebih liberal,risk taker, suka menerima perubahan serta agresif. Latar belakang
budaya yang berbeda membuat proses integrasi merger lebih sukar dan Daimler
Mereka telah beradaptasi dengan budaya baru hasil dari culture blending yang
kelihatan lebih American dari luar, namun pegawai di dalam perusahaan meyakini
Jeman.
b). Strategi Daimler, dapat dikategorikan sebagai differentiation, di mana fokusnya
untuk membuat produk yang terdiferensiasi dengan kualitas yang terbaik di pasar,
dengan harga tinggi yang menunjukkan premium yang didapat konsumen dari biaya
tinggi yang dibayarkan konsumen dengan kualitas yang didapat. Strategi Chrysler,
yang dapat dikategorikan sebagai cost leadership, di mana fokus Chrysler membuat
produk-produk dengan harga yang terjangkau untuk memberi premium dari harga
yang murah dibanding kualitas standar yang didapat. Perbedaan strategi ini,
kegiatan value chain, menjadi salah satu penyebab tidak berhasilnya merger
Daimler-Chrysler.
c) Daimler-Chrysler lebih melihat proses integrasi sebagai one event. Hal ini terlihat
terjadi nantinya, apakah lebih ke gaya perusahaan American, German, ataukah yang
lainnya. Manajemen mengambil sikap let the facts speak for the decision.
misalnya dalam hal pembelian tentunya sulit tercapai karena tidak ada produk
mereka yang saling melengkapi. Daimler sangat dominan pada segmen kelas atas
Dari analisis identifikasi masalah di atas masalah yang paling dominan atau masalah
Analisis masalah pokok bertujuan untuk mencari alternatif solusis terhadap masalah
merger tidak bisa hanya menekan dan mengganti budaya dengan budaya yang lain.
Karena sebuah konsensus yang telah dicapai dan landasan untuk budaya baru
harusnya terjadi berdasarkan unsur-unsur dari kedua budaya yang terlibat. Dalam
kasus Daimler-Chrysler, kedua belah pihak tidak pernah benar-benar bersedia untuk
bekerja sama dengan sepenuh hati dan menerima perubahan atas kompromi untuk
membuat penggabungan ini sehingga akan sulit untuk membuat merger dari kedua
perusahaan otomotif besar ini akan berjalan lancar. Perbedaan kultur merupakan
kasus yang sering terjadi terjadi pada saat dua perusahaan melakukan merger.
Pada saat perbedaan kultur terjadi, maka proses transisi kultur dan atau
unsur strateginya ke dalam perusahaan partner. Hal ini yang terjadi dengan Daimler-
dimasukkan ke dalam Chrysler, yang mana kedua perusahaan dengan strategi yang
berbeda akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan hasil yang baik, karena akan
ada kecenderungan stuck in the middle di mana tidak ada gaya strategi yang jelas
penggabungan dua strategi yang bertolak belakang. Oleh karena itu dua
dengan baik. Kenyataannya para manajer lini sering tidak bisa mengatasi banyak isu
integrasi sebaiknya dimulai sejak awal negosiasi dan uji tuntas, dan berlanjut lagi
melakukan merger terlebih dahulu melakukan survey stage, analysis stage dan
profiling stage. Sebuah merger mungkin juga sering lebih berkaitan dengan hasrat
kompetitor, adalahkekuatan besar pada merger dan akuisisi. Khususnya ketika hal
dalam merger.
5. Alternatif Solusi
a. Dua perusahaan yang hendak melakukan merger harus melakukan analisis dan
b. Tim manajemen membuat kebijakan atau alternatif keputusan lain yang tidak
Karena merger juga bisa didorong oleh ketakutan umum. Globalisasi, munculnya
perkembangan teknologi baru, atau tataran ekonomi yang berubah cepat, yang
membuat masa depan menjadi tak pasti, semua itu adalah faktor-faktor yang bisa
kadang tim manajemen merasa, mereka tak punya pilihan dan harus membeli
tinggi pula kemampuan organisasi dalam menavigasikan diri ke arah masa depan
profitabilitas
juga bisa lebih terhambat, jika budaya perusahaan dari kedua perusahaan sangat
berbeda. Ketika sebuah perusahaan dibeli, keputusan itu biasanya didasarkan pada
sering diabaikan. Adalah suatu kesalahan, untuk menganggap bahwa isu-isu yang
7. Rekomendasi
merger.
d. Melakukan kajian lebih rinci mengenai segmentasi pasar yang akan dijangkau