You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah karya tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi yang berkaitan
dengan tema atau topik karya ilmiah tersebut. Hal ini untuk menunjukkan
kualitas baik atau tidaknya sebuah karya ilmiah. Semakin baik buku atau
referensi yang dikutip maka semakin baik pula kualitas karya ilmiah tersebut.
Pada hakekatnya sebuah karya ilmiah disajikan bagi semua pembaca yang
berkepentingan dengan karya tersebut atau bisa juga bagi pembaca yang ingin
menambah wawasan keilmuannya. Seorang pembaca yang baik akan
senantiasa mengkritisi apa yang ia baca, hal ini dilakukan dengan cara melihat
referensi yang dimuat oleh sebuah karya ilmiah yang ia baca. Maka dari itu
seorang penulis harus benar dalam menuliskan notasi ilmiah pada karya
tulisnya.
Makalah ini akan mengulas sedikit mengenai pengertian notasi ilmiah,
macam-macam dan cara-cara penulisan notasi ilmiah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Notasi Ilmiah


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah sistem
lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan nada-nada dan ujaran. Proses
pelambangan, nada atau ujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang
perlu diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu. Secara
ilmu pengetahuan notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambing (tanda)
yang menggambarkan bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf.

B. Macam-Macam Notasi Ilmiah


Pernyataan ilmiah yang dikutip seseorang dalam karangan ilmiah harus
mencakup (1) identifikasi orang yang membuat pernyataan tersebut, (2)
identifikasi media komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau
disampaikan, dan (3) identifikasi lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah
tersebut serta tempatnya. Jika tidak diterbitkan tetapi disampaikan dalam
bentuk makalah dalam seminar, skripsi, tesis, dan disertasi, disebutkan tempat,
waktu, dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. Cara mencantumkan
ketiga identifikasi tersebut dalam tulisan ilmiah disebut teknik notasi ilmiah.
Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan, yakni foot note, in note, dan
end note. Foot note adalah catatan yang ditempatkan di kaki halaman pada
halaman yang sama. In note adalah catatan yang ditempatkan menyatu dengan
teks karangan. Sedangkan end note adalah catatan yang ditempatkan di akhir
sebuah karangan ilmiah.
1. Foot note
Foot note (catatan kaki) adalah keterangan-keterangan atas teks
karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang
bersangkutan. Catatan kaki dapat digunakan untuk (1) menyusun
pembuktian, (2) menyatakan utang budi, (3) menyampaikan keterangan
tambahan, dan (4) merujuk bagian lain dari teks (Keraf, 1997:195).

2
Berdasarkan fungsinya tersebut, catatan kaki dapat dibedakan menjadi
tiga, yakni (1) penunjukan sumber (referensi), (2) catatan penjelas, dan (3)
gabungan sumber dan penjelas.
a. Nomor Footnote
Footnote atau catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor
kutipan dengan menggunakan angka Arab kecil (1, 2, 3, dst.) yang
diketik naik setengah spasi. Footnote pada tiap bab diberi nomor urut,
mulai dari angka 1 sampai dengan selesai dan dimulai dengan nomor
satu lagi pada bab-bab berikutnya.
b. Bentuk Footnote
Dalam footnote urutan penulisannya ada beberapa macam cara.
Namun, di sini hanya disebutkan dua macam cara sebagaimana yang
sering digunakan di mayoritas perguruan tinggi. Cara pertama
urutannya adalah sebagai berikut.
1) Nama pengarang koma
2) Nama buku koma
3) Nomor jilid buku (jika ada) koma
4) Nama penerbit koma
5) Nama kota tempat terbit buku koma
6) Tahun penerbitan koma
7) Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan
teks titik.
Selanjutnya, cara kedua urutannya adalah sebagai berikut.
1) Nama pengarang koma
2) Nama buku koma
3) Nomor jilid buku (jika ada) koma
4) Nama kota tempat terbit buku titik dua
5) Nama penerbit koma
6) Tahun penerbitan koma
7) Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan
teks titik.

3
Contoh:
1
Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to
Word Structure in Generative Grammar, Blackwell
Publishers, Cambridge, Massachusetts, 1993, h. 81.
2
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa,
Penerbit Nusa Indah, Flores, NTT, 2001, h. 34.

Kita juga bisa menulis footnote dengan cara kedua, yaitu


sebagai berikut.
1
Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to
Word Structure in Generative Grammar, (Cambridge,
Massachusetts: Blackwell Publishers, 1993), h. 81.
2
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa,
(Flores, NTT: Penerbit Nusa Indah, 2001), h. 34.
Pada cara kedua, antara nama kota tempat terbit buku, nama
penerbit, dan tahun terbit ditempatkan di dalam kurung.
c. Footnote yang Berkaitan dengan Jumlah dan Nama Pengarang
1) Pengarang satu orang (lihat contoh di atas).
2) Pengarang dua atau tiga orang: nama pengarang dicantumkan
semua.
Contoh:
3
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, h. 136.
4
S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis
Skripsi Disertasi Makalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, h. 35.
3) Jika pengarang lebih dari tiga orang yang dicantumkan hanya nama
pengarang pertama dan di belakangnya ditulis et al. atau dkk. et al.
asalnya dari et alii dengan orang lain.
Contoh:
5
Florence B. Stratemeyer, (et al.), Developing a Curriculum for
Modern Living, Bureau of Publications Teachers College,
Columbia University, New York, 1957, h. 56 - 149.
4) Jika buku itu merupakan kumpulan karangan, yang dicantumkan
hanya nama editornya, di belakangnya (Ed.) atau (Editor).
Contoh:
6
John Lyons (Ed.), New Horizons in Linguistics, Cet.V, Penguin
Books Ltd, Great Britain, 1975, h.108.

4
5) Jika tidak ada nama pengarang, yang dicantumkan adalah nama
badan, lembaga, perkumpulan, perusahaan, negara, dan sebagainya
yang menerbitkannya.
Contoh:
7
Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Aliyah: GBPP
Bidang Studi Bahasa Arab, Dirjen Binbaga Islam, Jakarta,
1994, h.
6) Jika buku itu merupakan terjemahan, yang dicantumkan tetap nama
pengarang aslinya, dan di belakang nama buku dicantunkan nama
penerjemah.
Contoh:
8
Harold H. Titus, Merilyn Smith S., dan Richard T.
Nolan, Persoalan-persoalan Filsafat, alih bahasa Rasjidi
H.M., Bulan Bintang, Jakarta, 1984, h. 256.
d. Singkatan dalam foot note
1) Ibid. (singkatan dari ibidum, artinya sama dengan di atas) untuk
catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat
diatasnya. Ditulis dengan huruf capital, cetak miring, diikuti titik,
diikuti koma, kemudian diikuti nomor halaman.
2) op. cit. (singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah
dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah
dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain.
Urutannya: nama pengarang, op. cit., nomor halaman.
3) loc. cit. (singkatan dari loco citato, artinya tempat yang telah
dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah
dikutip pada halaman yang sama, tetapi telah disisipi catatan kaki
lain dari sumber lain. Urutannya: nama pengarang, loc. cit (tanpa
nomor halaman).
Contoh foot note:
1
Richard C. Martin. Approaches to Islam in Religious Studies
(Arizona: The University of Arizona Prress, 1985), hal. 75.
2
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran
Bahasa (Ende: Nusa Indah, 1997), hal. 45.
3
Ibid., hal. 55.
4
Richard C. Martin, op. cit., hal. 82.

5
5
Richard C. Martin, loc. cit.
2. In note
In note merupakan notasi ilmiah dengan cara meletakkan sumber
yang dirujuk menyatu dengan teks yang dirujuk. Hal ini dimaksudkan agar
pembaca langsung mengetahui sumber asal pernyataan tersebut dikutip.
Jika dalam foot note penulis dapat memberikan keterangan-keterangan
tambahan, dalam in note tidak dimungkinkan. Keterangan tambahan dalam
in note akan mengganggu isi teks, sedangkan keterangan tambahan dalam
foot note sama sekali tidak mengganggu teks karena letaknya terpisah,
yakni di kaki halaman.
a. Cara menulis in note kutipan langsung
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara
tanda kutip () sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan
diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat
ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan
nomor halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut.
Azra (1990: 123) menyimpulkan ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan prestasi belajar.
Atau:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada hubungan yang erat
antara faktor sosial ekonomi dengan prestasi belajar (Azra, 1990:
123).
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda
kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari
garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal,
nomor halaman juga harus diketik. Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut.
The placebo effect which had been verified in previous
studies, disappeared when behaviors were studied in this manner.
Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when
real drugs were administered. Earlier studies were clearly
premature in attributing the results to a placebo effect.

6
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam
kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan
tiga titik. Contoh:
Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolahdiharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru (Manan,
1995: 278).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang
dibuang diganti dengan empat titik. Contoh:
Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi
antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain. Yang termasuk gerak
manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan
menggambar (Asim, 1995: 315).
b. Cara menulis in note kutipan tidak langsung
Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan
dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip terpadu dalam teks.
Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut
dalam kurung bersama tahun penerbitnya. Jika memungkinkan nomor
halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut.
Saliman (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik
daripada mahasiswa tahun keempat.
Atau:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat (Saliman,
1990:13).

1. End note
End note merupakan notasi ilmiah dengan cara memberikan keterangan
sumber pernyataan yang dirujuk dan keterangan-keterangan lainnya yang
ditempatkan di akhir sebuah karangan ilmiah sebelum daftar pustaka.
Sebagaimana dalam foot note, dalam end note penulis dapat memberikan
keterangan-keterangan tambahan. Teknik penulisan end note sama dengan teknik
penulisan foot note, yang membedakan hanya letaknya. Foot note di kaki halaman

7
di mana pernyataan tersebut ditemui, sedangkan end note diletakkan di akhir suatu
karangan ilmiah.
Pada teknik end note, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan
atau dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan.
2) Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan
tidak langsung.
3) Menulis nama akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit titik dua, dan
nomor halaman di dalam kurung dan akhirnya diberi titik.
Contoh:
Ada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa pada
waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu
tahun. Akan tetapi sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak
mampu berkomunikasi dengan ibunya.
Demikian juga orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak
seolah-olah sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970 : 130).
2. Daftar rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau
bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung (UM
Malang, 2000: 70-75; Pranowo, dkk., 2001: 62-74). Bahan-bahan yang dibaca
akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan
semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks
harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam
daftar rujukan secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan
urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun
penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (sub judul), (4) kota tempat penerbitan,
dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis
sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama
dengan penulis pertama.
Nama penulis yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama
akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus

8
konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang
dirujuk ditulis oleh tim, semua penulisnya harus dicantumkan dalam daftar
rujukan.
a. Rujukan dari buku
Tahun penerbitan nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis
dengan huruf miring dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata
hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh:
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: dari Pilihan Satu-satunya
ke Satu-
satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP MALANG.
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang
sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti
oleh lambang a, b, c dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis
atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plants: Trends and Emerging
Issue-1985.
Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladders: Lesson from the States,
Atlanta,
GA: Career Clearinghouse.
b. Rujukan dari buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya)
Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada
satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, diantara nama penulis dan
tahun penerbitan.
Contoh:
Latheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching
English as a
Second Language. New York: Praeger.

9
Aminudin (Ed.) 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa
dan
Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
c. Rujukan dari artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editornya)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan.
Judul artikel ditulis tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti menulis nama
biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu
editor. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, dan nomor
halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Harley, J.T., Harker, J.O. & Walsh, D.A. 1980. Contemporary Issue and New
Directions in
Adult Development of Learning and Memory. Dalam L.W Poon (Ed),
Aging in the
1980s: Psychologial Issue (hlm. 239-252). Washington, DC: American
Psychological
Association.
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif Dalam Aminuddin (Ed.).
Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra
(hlm. 12-25).
Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
d. Rujukan dari artikel dalam jurnal
Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel
yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama
jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya ditulis
dengan huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal
tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dari artikel
tersebut.
Contoh:
Hanafi, A. 1989. Partisipasi Radio dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian
Inovasi. Forum

10
Penelitian. 1 (1): 33-47.
e. Rujukan dari artikel dalam jurnal dari CD-ROM
Penulisannya di daftar rujukan dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak
ditambah dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung.

Contoh:
Krashen, S., Long, M. & Scarcella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attainment
in Second
Language Acquisition. TESTOL Quarterly. 13: 573-82 (CD-ROM:
TESTOL
Quarterly Digital. 1997).
f. Rujukan dari artikel dalam majalah atau koran
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun
(jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap
huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil
kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor halaman disebut
pada bagian akhir.
Contoh:
Gardner, H. 1981. Do Babies Sing a Universal Song? Psychology Today, hlm. 70-
76.
Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosses dan Interfance Komunikasi Data. Info
Komputer,
IV (4): 46-48.
Huda, M. 13 November, 1991. Menyisipkan Krisis Listrik Musim Kering. Jawa
Pos, hlm. 6.
g. Rujukan dari koran tanpa penulis
Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis
setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar-kecil dicetak
miring dan diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:

11
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mudah Mandiri, hlm. 3.
h. Rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu
penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga.
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring,
diikuti penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit.

Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut nama
lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun,
judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga
yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
i. Rujukan berupa karya terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli,
judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan
dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak
dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa tahun.
Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian
pendidikan.
Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
j. Rujukan berupa skripsi, tesis, atau disertasi
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada
sampul, judul skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti

12
dengan pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota
tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar
Bahasa Inggris
Di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Progam Pascasarjana IKIP
MALANG.
k. Rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, penataran,
atau lokakarya.
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul
makalah ditulis dengan cetak miring, Kemudian diikuti Pernyataan Makalah
disajikan dalam ..., nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat
penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.
Contoh:
Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan
dalam
Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang
Angkatan
XIV, Pusat Penelitian IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan
dalam Seminar
Tatakota, BAPPEDA JawaTimur, Surabaya, 1-2 September.
l. Rujukan dari internet berupa karya individual
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan
tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall. W. 1996. A Survey of STM Online Journals. 1990-
95: The

13
Calm before the Storm. (Online).
(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey.htral. diakses
12 Juni 1996).
m. Rujukan dari internet berupa artikel dari jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan
alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di
antara tanda kurung.

Contoh:
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling.
Education
Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No. 1,
(http://olam.ed.asu.adu/epaa/,
diakses 12 Februari 1997).
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.
Jurnal Ilmu
Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20
Januari
2000).
n. Rujukan dari internet berupa bahan diskusi
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi
(dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri
dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan
diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN
Discussion

14
List, (Online), (NETTRAIN@Ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 November
1995).
o. Rujukan dari internet berupa e-mail pribadi
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-
mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi
bahan (dicetak miring), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung
(alamat e-mail yang dikirimi).
Contoh:
Davis, A. (a. davis@uwts. Edu.au). 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring
Tools.
E-mail kepada Alison Hunter (huntera@usq.edu.au).
Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober 1997. Artikel untuk JIP. E-mail
kepada Ali
Saukah (jippsi@mlg.ywen.or.id).

15
BAB III.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah karya tulis
pasti tidak lepas dari beberapa referensi, dan semakin banyak referensi maka
semakin baik pula kualitas karya tulis tersebut. Maka dari itu penulis harus benar
dan teliti dalam menuliskan notasi ilmiah pada karya tulisnya.
Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan, yaitu: foot note, in note, dan
end note. Untuk penulisan notasi ilmiah di dalam karya tulis harus dipilih salah
satu saja dalam setiap halaman, tidak boleh keduanya atau ketiganya. Maksudnya,
jika halaman pertama ada foot note nya, maka dihalaman pertama itu tidak boleh
diberi in note atau end note. Dan jika dihalaman kedua ada in note nya, maka
tidak boleh diberi foot note atau end note, dan begitu juga seterusnya.
Kalau sebuah karya tulis tersebut diberi foot note, maka foot note itu harus
ditulis ulang di daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 2003. Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta :
Penerbit Buku Kompas.
Jazeri, M. 2010. Bahasa Indonesia untuk Karya Ilmiah. Munaris Tulungagung :
Cahaya
Abadi.

You might also like