Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien
adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam jiwa klien. Hal ini
dimungkinkan karena belum adanya pengalaman dan dikarenakan juga adanya
tindakan anestesi yang membuat klien tidak sadar dan membuat klien merasa
terancam takut apabila tidak bisa bangun lagi dari efek anestesi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah peran perawat pada fase intra operatif ?
2. Apa sajakah prinsip-prinsip operatif ?
3. Apa sajakah protokol intra operatif ?
4. Apa sajakah peraturan dasar asepsi bedah ?
5. Bagaimanakah posisi pasien di meja operasi ?
6. Bagaimanakah patofisiologi intra operatif ke masalah keperawatan ?
7. Bagaimanakah proses keperawatan dalam fase intra operatif ?
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa sajakah peran perawat pada fase intra operatif.
2. Agar mahasiswa mengetahui apa sajakah prinsip-prinsip operatif.
3. Agar mahasiswa mengetahui apa sajakah protokol intra operatif.
4. Agar mahasiswa mengetahui apa sajakah peraturan dasar asepsi bedah.
5. Agar mahasiswa mengetahui bagaimanakah posisi pasien di meja operasi.
6. Agar mahasiswa mengetahui bagaimanakah patofisiologi intra operatif ke
masalah keperawatan.
7. Agar mahasiswa mengetahui bagaimanakah proses keperawatan dalam fase
intra operatif.
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui apa sajakah peran perawat pada fase intra operatif.
2. Untuk mengetahui apa sajakah prinsip-prinsip operatif.
3. Untuk mengetahui apa sajakah protokol intra operatif.
4. Untuk mengetahui apa sajakah peraturan dasar asepsi bedah.
5. Untuk mahasiswa mengetahui bagaimanakah posisi pasien di meja operasi.
6. Untuk mahasiswa mengetahui bagaimanakah patofisiologi intra operatif ke
masalah keperawatan.
7. Untuk mahasiswa mengetahui bagaimanakah proses keperawatan dalam fase
intra operatif.
3
BAB II
ISI
1. Pemeliharaan Keselamatan
1) Kesejajaran fungsional
2. Pematauan Fisiologis
4
5
4. Penatalaksanaan Keperawatan
B. Prinsip-Prinsip Operatif
a. Kesehatan yang baik sangat penting untuk setiap orang dalam ruang
operasi. Sehingga keadaan pilek, sakit tenggorok, infeksi kulit, merupakan
sumber organisme patogenik yang harus dilaporkan.
b. Hanya baju ruang operasi yang bersih dan dibenarkan oleh institusi yang
diperbolehkan, tidak dapat dipakai di luar ruang operasi.
d. Tutup kepala secara menyeluruh menutup rambut (kepala dan garis leher
termasuk cambang) sehingga helai rambut, jepitan rambut, penjepit,
ketombe dan debu tidak jatuh ke dalam daerah steril.
e. Sepatu sebaiknya nyaman dan menyangga. Bakiak, sepatu tenis, sandal dan
bot tidak diperbolehkan sebab tidak aman dan sulit dibersihkan. Sepatu
dibungkus dengan penutup sepatu sekali pakai atau kanvas.
6
b. Ruang operasi terletak di bagian rumah sakit yang bebas dari bahay seperti
partikel, debu, polutan lain yang mengkontaminasi, radiasi, dan kebisingan.
C. Protokol
1. Intra operatif
Hanya personel yang telah melakukan scrub dan memakai pakaian operasi
yang boleh menyentuh benda-benda steril.
1. Umum
b. Jika terdapat keraguan tentang sterilitas pada perlengkapan atau area, maka
dianggap tidak steril atau terkontaminasi
7
c. Apapun yang steril untuk satu pasien hanya dapat digunakan untuk pasien
ini. Perlengkapan steril yang tidak digunakan harus dibuang atau
disterilkan kembali jika akan digunakan kembali.
2. Personal
a. Personel yang scrub tetap dalam area prosedur bedah, jika personel scrub
meninggalkan ruang operasi, status sterilnya hilang. Untuk kembali kepada
pembedahan, orang ini harus mengikuti lagi prosedur scrub, pemakaian
gown dan sarung tangan
b. Hanya sebagian kecil dari tubuh individu scrub dianggap steril; dari bagian
depan pinggang sampai daerah bahu, lengan bawah dan sarung tangan
(tangan harus berada di depan antara bahu dan garis pinggang
d. Perawat instrumentasi dan semua personel yang tidak scrub tetap berada
pada jarak aman untuk menghindari kontaminasi di area steril
3. Penutup/Draping
a. Selama menutup meja atau pasien, penutup steril dipegang dengan baik di
atas permukaan yang akan ditutup dan diposisikan dari depan ke belakang.
b. Hanya bagian atas dari pasien atau meja yang ditutupi dianggap steril;
penutup yang menggantung melewati pinggir meja adalah tidak steril
5. Larutan
Larutan steril dituangkan dari tempat yang cukup tinggi untuk mencegah
sentuhan yang tidak disengaja pada basin atau mangkuk wadah steril, tetapi
tidak terlalu tinggi sehingga menyebabkan cipratan (bila permukaan steril
menjadi basah, maka dianggap terkontaminasi).
Posisi pasien di meja operasi bergantung pada prosedur operasi yang akan
dilakukan, juga pada kondisi fisik pasien. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut.
1. Pasien harus dalam posisi senyaman mungkin, apakah ia tertidur atau sadar
3. Pasokan vaskuler tidak boleh terbendung akibat posisi yang salah atau tekanan
yang tidak tepat pada bagian
4. Pernapasan pasien harus bebas dari gangguan tekanan lengan pada dada atau
kontriksi pada leher dan dada yang disebabkan oleh gaun
1. Pengkajian
b. Identifikasi pasien
5) Checklist pra-operatif
2. Perencanaan
1) Fisik
2) Psikososial
a) Kebisingan
3. Intervensi
(7)Teknik aseptic
(9)Penatalaksanaan drainage/balutan
2) Jaga kerahasiaan
a) Sentuhan
b) Kontak mata
(3) Farnakolog
g. Komunikasikan baik verbal dan tertulis, dengan staf ruang pemulihan dan
staf keperawatan bedah rawat jalan (yang terkait) mengenai status
kesehatan pasien saat pemindahan dari ruang operasi.
4. Evaluasi
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Kriteria evaluasi :
Intervensi Rasional
1. Stetoskop prekordial
2. Pengukuran tekanan darah
3. Oksimetri pulsasi
Siapkan obat dan perlatan emergensi Selain pemantau, perlatan , peralatan
darurat dasr , obat-obatan , dan protokol
pengobatan juga harus tersedia.
Defibilator juga harus diapastikan
berfungsi baik. Peralatan jlan napas
meliputi laringoskop, selang endotrakeal,
jalan napas oral, dan nasal faringeal .
selain itu, masker dan kantong resusitasi
self-inflating (ambu type)adalah alat
20
PENUTUP
A. Kesimpulan
4. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah, posisi yang dianjurkan pada
umumnya antara lain terlentang, telungkup, terdelenburg, lithotomi lateral dll.
5. Pembersihan dan persiapan kulit pelaksaan ini bertujuan untuk membuat daerah
yang akan dibedah bebas dari kotoran lemak, kulit serta mengurangi adanya
mikroba. Bahan yang digunakan dalam pembersihan kulit ini harus memiliki
spektrum kasiat, memiliki kecepatan kasiata tau memilii potensi yang baik serta
22
23
tidak menjadi menurun bila adanya alkohol, sabun deterjen atau bahan organik
lainnya.
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. (2009). Asuhan Keperwatan Perioperatif konsep,
proses, dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Wardhani, Oktavy. (2012). Makalah Intra Operasi. Dikutip dari
http://tentangperawat25.blogspot.co.id/2012/09/makalah-intra-operasi.html.
[didownload tanggal 19 September 2017].
24