You are on page 1of 7

A.

ANATOMI MATA

Anatomi pada umumnya mempelajari mengenai struktur yang membentuk suatu organ.
Sedangkan fisiologi mempelajari menegenai fungsi dari sruktur organ yang telah terbentuk.
Mata adalah salah satu dari pancaindera yangdimiliki oleh manusia yang saling terkait ,
sangat kompleks, organ vital yang berada di dalam rongga orbita dilindungi oleh jaringan
lemak.

Bagian luar dari struktur anatomi mata terdiri dari alis mata (supersilia), bulu mata
(silia), kelopak mata (palbepra superoir & Inferior). Tersusun dari empat lapisan yaitu kulit,
otot kelopak, otot tarsus, dan lapisan mukosa. Konjungtiva yaitu selaput lendir tipis, menutupi
bagian belakang dari kelopak mata atas dan kelopak mata bawah yang terletak didepan sclera
serta tersusun dari epitel ( goblet dan pigmen basal ) yang menghasilkan lapisan air mata, dan
stroma. Sclera merupakan jaringan yang memiliki sifat kimia yang sama dengan kornea, keruh
karena serabut stoma tidak teratur dan relative avaskuler. Kornea adalah lapisan transparan
yang terdiri dari lima lapisan ( epitel, membrane bowman, stroma, membrane descemet, endotel
) berfungsi penting sebagai media refraksi dengan kekuatan refraksinya +/- 43D, diameter 11 -
11,5 mm, tebal kornea +/- 1 mm, bersifat avaskuler dan 75 % terdiri dari kandungan air.
Glandula lacrimalis di fossa orbitalis yang terletak diluar bola mata .Lapisan air mata terdiri
dari lemak , air mata, dan mukoprotein. Fungsi air mata, menghilang benda asing, membasahi
kornea dan lysozim ( bacterisid ).
Bagian dalam dari struktur anatomi mata terdiri dari UVEA ( iris, korpus siliaris, koroid
). Iris adalah perpanjangan badan siliar, berbentuk pipih, empat lapis ( epitel, otot, stroma,
endotel ), inervasi nasosiliar dan saraf simpatis yang berfungsi mengatur cahaya pada lobang
yang berada ditengah- tengah ( pupil ). Badan siliar berbentuk segitiga merupakan
perpanjangan choroid ke akar iris, yang menghasilkan cairan intraokuler ( mengisi bola mata,
bilik mata depan dan belakang ). Berfungsi memberikan nutrisi, antibodi jaringan intraokuler
yang avaskuler, mempertahankan tekanan bola mata, menjaga stabilitas posisi jaringan
intraokuler, bentuk dinding bola mata, dan bagian saraf optik. Koroid merupakan lapisan
tengah bola mata, di bagian belakang jaringan uvea, jaringan yang kaya akan pembuluh darah
serta berfungsi memberikan jaringan diatasnya. Lensa adalah organ transparan yang bersifat
elastis terletak dibelakang iris/ pupil, berbentuk cembung dengan dua permukaan anterior dan
posterior menggantung pada badan siliar. Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang
masuk ke mata sehingga tepat di retina. Badan kaca/ corpus vitreus terletak dibelakang lensa
berwarna jernih dan transparan berfungsi sebagai media refraksi serta memfokuskan cahaya ke
retina.Retina adalah lapisan tipis, transparant, mengandung reseptor sensoris (bagian otak),
fungsi sebagai transmisi cahaya dan terdiri dari dua bagian rod ( cahaya redup ) dan conus (
cahaya terang ).
Saraf trigeminus berasal dari otak pada sebelah samping pons cabang sensorik dan
motorik. Cabang sensoris terdiri dari ganglion trigeminus berisikan cell bodies dari axon.
Melekat erat pada tulang temporal.

Pada bagian ophthalmic, perlintangan dari sinus cavernosus akan memasuki orbital
melalui fisura orbital superior yang bercabang ke bagian frontal, lakrimal dan nasosiliar. Saraf
frontal kemudian bercabang menjadi saraf supraorbital dan saraf supratrochlear. Saraf lakrimalis
berjalan di lateral dan mempercabangkan diri di klopak mata dan wajah. Dan juga ke serat
parasimatik secretomotor dari ganglion sphenopalatine menuju glandula lakrimalis. Saraf
nasosiliar menyilang saraf optik dan berjalan menuju medial dinding orbital selanjutnya ke
daerah wajah sebagai saraf infratrochlear. Dan berakhir sebagai saraf ethmoidal ke sinus
ethmoidal dan sebagai saraf siliar panjang ke daerah mata yang terdiri dari serat sensorik kornea
dan serat simpatik ke pupil dilator. Semua percabangan saraf di ophthalmic merupakan saraf
sensorik.

Cabang yang paling penting dari arteri ophthalmic adalah arteri sentralis dari retina yang
masuk ke saraf optik dan merupakan satu-satunya arteri yang mensuplai darah ke retina. Nervus
Optikus mempersarafi bola mata yang merupakan saraf ke II dari mata rantai ganglion retina,
tidak dapat beregenerasi, terletak di dalam rongga orbita, bola mata, kanaliculus dan otak.

Otot-otot luar mata mengatur gerakan mata secara sinergis dan kompleks sehingga
posisi bola mata terfiksasi ditengah terdiri dari 6 otot yang terletak diluar bola mata yaitu :

M. rectus superior gerakan mata ke atas

M. rectus inferior gerakan mata ke bawah


M. rectus medialis gerakan mata ke dalam

M. rectus lateralis gerakan mata ke luar

M. oblikus superior gerakan mata memutar ke bawah

M. oblikus inferior gerakan mata memutar ke atas

A. DINAMIKA TEKANAN INTRAOKULER


I. Fisiologi Tekanan Intra Okuler

Mata terletak didalam bidang berlubang dengan dinding yang kaku. Jika isi dari bidang
tersebut meningkat, maka tekanan dari intraokuler akan meningkat. Tekanan normal intraokular
adalah 12 20 mmHg. Ada beberapa tindakan anestesi yang dapat mempengaruhi parameter ini
akan mempengaruhi tekanan intraokuler seperti laringoskopi, intubasi, obstruksi jalan nafas,
batuk, dan posisi Trendelenburg. Oleh karena itu, peningkatan sementara tekanan intraokuler
pada pasien dengan tekanan arteri bola mata yang rendah akan menimbulkan kerusakan pada
perfusi retina dan menyebabkan terjadinya iskemia retina. Pada operasi dengan keadaan bola
mata terbuka , atau setelah terjadi perforasi akibat trauma maka tekanan intraokuler akan
mendekati tekanan atmosfir. Pada dasarnya banyak faktor yang secara normal dapat
meningkatkan tekanan intra okuler yang kemudian untuk mengatasinya cenderung akan
menurunkan volume intraokuler dengan cara mengalirkan cairan vitreus melalui luka.

Tabel. Efek dari variabel jantung dan pernapasan pada tekanan intraokuler

Variable Effect on IOP


Central Venous Pressure
Increase
Decrease

Arterial Blood Pressure


Increase
Decrease
PaCO2
Increase (hypoventilasi)

Decrease(hypeventilasi )

PaO2
Increase 0
Decrease

II. Efek Obat Anestesi terhadap tekanan intraokuler

Sebagian besar obat obat anestesi hanya berpengaruh sedikit atau tidak mempengaruhi
sama sekali tekanan intraocular. Anestesi inhalasi yang dalam mengurangi tekanan TIO.
Penurunan Tio ini menyebabkan berbagai hal, antara lain tekanan darah yang menurun sehingga
mengurangi aliran darah pada koroid, relaksasi otot - otot ekstraokular, konstriksi pupil yang
mempermudah aliran aquous humour.

Anestesi IV juga menurunkan TIO, kecuali ketamin yang biasanya meningkatkan tekanan
darah arteri dan tidak merelaksasi otot otot ekstra okuler. Pemakaian antikolinergic secara
topical menyebabkan pupil midriasis yang dapat menimbulkan glaucoma sudut tertutup.

Pemberian dosis premedikasi atropine tidak dihubungkan dengan hipertensi intraocular


maupun pada pasien glaucoma. Suksinil koline meningkatkan TOI 5 10 mmHg setelah 5 10
menit pemberian. Tidak seperti otot oto skelet yang lain, otot ekstraokular memiliki
neuromuscular junction yang lebih banyak sehingga dengan pemberian suksinil kolin akan tejadi
pengulangan depolarisasi yang menyebabkan perpanjangan kontraktur otot.

Tabel. Efek dari obat anestesi pada tekanan intraokuler

Drug Effect on IOP

Inhaled anesthetics

Volatile agents

Nitrous Oxide
Intravenous Anesthetics

Barbiturates

Benzodiazepines

Ketamine ?

Opioids

Muscle Relaxants

Depolarizers (succinylcholine)

Nondepolarizers 0/

III. Reflek Okulokardiak

Reflek okulo kardiak biasanya terjadi dipicu oleh adanya traksi pada otot-otot ekstra
orbital. Reflek ini menyebabkan terjadinya bradikardi hingga cardiac arrest dan biasanya terjadi
pada dewasa muda. Saraf yang memperantarai kerja reflek ini adalah aferen trigeminal dan
eferen vagal. Biasanya anestesiologi sering memberi atropin (10 ug/kgBB) atau glikopirolat pada
saat induksi. Operasi tidak boleh dilakukan jika denyut jantung belum normal. Bila denyut
jantung belum normal jiuga dapat diberi anti kolinergik. Untuk menangani terjadinya reflek ini
adalah dengan memberikan ventilasi yang adekuat, oksigenasi dan memperdalam anestesi.

You might also like