Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
FAKULTAS KEPERAWATAN
2017
1. TOPIK : PERILAKU MASYARAKAT KABUPATEN BANGKALAN DALAM
MELAKSANAKAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN NYAMUK
DEMAM BERDARAH
2. Latar Belakang
Demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit tropis yang penyebarannya berada
di daerah yang memiliki iklim tropis, seperti Kabupaten Bangkalan. Vektor penyebaran penyakit
ini adalah nyamuk. Vektor tersebut membawa virus yang ditularkan kepada manusia maupun
hewan. Cara penularan yang mudah yaitu dengan gigitan nyamuk yang telah membawa virus
demam berdarah tersebut. Kabupaten Bangkalan merupakan daerah endemis demam berdarah
karena setiap tahunnya selalu terjadi kasus demam berdarah. Beberapa kecamatan di Kabupaten
Bangkalan yang merupakan daerah endemis yaitu Kecamatan Bangkalan, Kecamatan Blega dan
Kecamatan Arosbaya.
Pencegahan berkembangnya nyamuk Aedes aegypti sebagai penular DBD menjadi mutlak
dilakukan karena vaksin yang efektif terhadap DBD sampai saat ini belum tersedia. Pengobatan
yang dilakukan hanya untuk mengurangi gejala sakit dan mengurangi risiko kematian.
Penanggulangan DBD secara umum ditujukan kepada pemberantasan rantai penularan dengan
memusnahkan pembawa virusnya (vektor) yaitu nyamuk Aedes aegypti, dengan memberantas
sarang perkembangbiakannya yang umumnya ada di air bersih yang tergenang di permukaan
Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, angka kejadian
penyakit DBD meningkat dari 0,05 per 100.000 penduduk menjadi 35,19 per 100.000 penduduk
pada tahun 1998 (Soegijanto, 2006: 25). Berdasarkan laporan Dinas Kabupaten Bangkalan, dari
tahun 2010 hingga tahun 2013 jumlah penderita DBD belum mengalami penurununan secara
signifikan. Pada tahun 2012, jumlah penderita DBD di Kabupaten Bangkalan sebanyak 264
orang dan sebanyak 70% menyerang bayi bawah lima tahun, sisanya 30% menyerang remaja dan
dewasa. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah penderita DBD meningkat sebanyak 526 orang.
Jumlah penderita DBD di Kabupaten Bangkalan cenderung meningkat pada bulan Desember
hingga bulan Januari dan cenderung menurun kembali pada bulan Februari.
Dalam Program Pembangunan Nasional tertulis bahwa indikator penyakit DBD sebesar
20 per 100.000 penduduk untuk daerah endemis pada tahun 2010. Kondisi ini sulit dicapai
apabila tidak ditangani secara serius. Pemberantasan demam berdarah dengue ini sebenarnya
cukup mudah bila ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk. Pencegahan dan pemberantasan DBD yang paling efektif adalah
dengan memberantas vektor atau jentik dengan kegiatan 3M (menutup, mengubur, menguras)
yang berkelanjutan. Upaya PSN DBD akan lebih baik pelaksanaannya jika ada peran serta
masyarakat yang sesuai dengan kondisi dan budaya setempat. Penelitian Ayubi dan Hasan
menemukan hubungan yang bermakna antara kebiasaan melakukan PSN dengan kejadian
demam berdarah dengue. Individu yang tidak melakukan dan melakukan 1M (menguras atau
menutup atau mengubur saja) berisiko 2,22 kali dan 5,85 kali lebih besar untuk menderita DBD
Bangkalan dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan demam berdarah. Hal ini penting
dilakukan pemberantasan dan pencegahan demam berdarah sangat erat hubungannya dengan
perilaku masyarakat setempat dalam menjaga dan menciptakan lingkungan yang bersih.
3. Rumusan Masalah
Dari uraian masalah di atas, rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran perilaku keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak di
demam berdarah.
5. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, dengan metode pendekatan
untuk melihat bahwa kenyataan bukanlah seperti apa yang tampak, tetapi kenyataan ada di
masing-masing kepala individu yang harus digali. Pendekatan ini akan membantu untuk
memasuki sudut pandang orang lain dan berupaya memahami bagaimana mereka menjalani
hidupnya dengan cara tertentu, serta pemahaman bahwa realitas masing-masing individu itu
berbeda. Penggunaan pendekatan ini untuk dapat menggambarkan pengetahuan, sikap dan
tindakan keluarga serta petugas jumantik, sesuai dengan sudut pandang yang terkait, serta faktor-
faktor yang mempengaruhi keluarga dan petugas jumantik untuk berperilaku dalam upaya
Untuk data primer, maka metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu
wawancara mendalam kepada informan tentang perilaku keluarga terhadap pencegahan DBD
dan pengamatan (observasi) pada keadaan rumah dan lingkungan sekitarnya. Wawancara dan
juga sebagai upaya untuk memastikan kebenaran dari keterangan-keterangan terdahulu yang
Uji keabsahan data dilakukan dengan tehnik triangulasi data. Peneliti akan memastikan
bahwa catatan harian wawancara dengan informan dan catatan harian observasi telah terhimpun.
memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan harian wawancara dan catatan
harian observasi, supaya dapat dipastikan bahwa jawaban yang diberikan sesuai dengan hasil
pengamatan. Jika ada perbedaan informasi atau informasi tidak relevan, peneliti akan menelusuri
sumber perbedaan tersebut dan mengkonfirmasi perbedaan tersebut pada informan dan sumber-
sumber lainnya. Jika terjadi ketidaksesuaian informasi maka triangulasi data dilakukan dengan
mewawancarai anggota keluarga yang lainnya, atau dengan metode pengamatan untuk
memastikan tindakan informan dalam mencegah penyakit DBD. Alat bantu yang digunakan
dalam proses pengumpulan data yaitu alat tulis. Data hasil pengamatan dan wawancara
umumnya langsung peneliti tulis di tempat penelitian dalam bentuk tulisan-tulisan singkat.
Tulisan-tulisan singkat ini kemudian dikembangkan ke dalam bentuk field note yang lebih rinci
dan lengkap.
Data yang pertama ingin peneliti telusuri adalah berkaitan dengan pengetahuan
dan sikap informan dalam pencegahan penyakit DBD. Sedangkan data tindakan pencegahan
penyakit DBD lebih banyak saya peroleh dengan metode pengamatan terhadap keadaan rumah
Ayubi D, Hasan A, 2007, Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Kejadian
Demam Berdarah Dengue di Kota Bandar, Lampung, Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional, 2007:2, Oktober
Depkes RI, 2001, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue/Demam Dengue, Jakarta
Depkes RI, 2005, Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia,
Jakarta
Depkes RI, 2006, Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue oleh Juru Pemantau
Jentik, Jakarta
Soegijanto, S, 2004, Demam Berdarah Dengue Tinjauan dan Temuan Baru Di Era 2003,
Airlangga Press: Surabaya