You are on page 1of 8

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Mola hidatidosa dissebut juga hamil anggur. Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal
dimana seluruh villi korialisnya mengalami perubahan hidrofobik. Molahidatidosa
merupakan bagian dari penyakit trofoblas gestasional / Gestational Thropoblatic
Disease(GTD) yaitu kelompok penyakit yang ditandai dengan proliferasi abnormal
trofoblas pada kehamilan dengan potensi keganasan.

B. Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor-faktor yang dapat menyebabkan antara
lain :
Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan. Spermatozoa memasuki ovum yang telah kehilangan nukleusnya atau
dua serum memasuki ovum tersebut sehingga akan terjadi kelainan atau gangguan
dalam pembuahan.
Imunoselektif dari tropoblast : dengan kehamilan fetus, pembuluh darah pada stroma
villi menjadi jarang dan stroma villi menjadi sembab dan akhirnya terjadi hyperplasia
sel-sel trofoblast
Keadaan social-ekonomi yang rendah : dalam masa kehamilan keperluan zat-zat gizi
meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan janin, dengan keadaan social ekonomi yang rendah maka untuk
memenuhi gizi yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan
dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya
Paritas tinggi : ibu multipara cenderung beresiko terjadi kehamilan mola hidatidosa
karena trauma kalahiran atau penyimpangan transmisi secara genetic yang dapat
diidentifikasi dan penggunaan stimulan drulasi seperti klomifen atau menotropiris
(pergonal)
Kekurangan protein : protein adalah zat untuk membangun jaringan bagian tubuh
sehubungan dengan pertumbuhan janin, rahim dan buah dada ibu, keperluan akan zat
protein paa waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam
makanan mengakibatkan akan lahir lebih kecil dari normal
Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas, infeksi mikroba dapat mengenai
semua orang termauk wanita hamil. Masuk ataua adanya mikroba dalam tubuh
manusia tidak selalu akan menimbulkan penyakit. Hal ini sangat tergantung dari
jumlah mikroba yang masuk virilensinya serta daya tahan tubuh.

C. Klasifikasi

Mola hidatidosa terbagi menjadi 2 yaitu :


1. Mola Hidatidosa Total
Villi korionik berubah menjadi suatu massa vesikel-vesikel jernih. Ukuran vesikel
bervariasi dari yang sulit dilihat, berdiameter sampai beberapa sentimeter dan sering
berkelompok-kelompok menggantung pada tangkai kecil. Temuan Histologik
ditandai oleh :
- Degenerasi hidrofobik dan pembengkakan Stroma Vilus
- Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak
- Proliferasi epitel tropoblas dengan derajat bervariasi
- Tidak adanya janin dan amnion.
2. Mola Hidatidosa Parsial
Apabila perubahan hidatidosa bersifat fokal dan kurang berkembang, dan mungkin
tampak sebagai jaringan janin. Terjadi perkembangan hidatidosa yang berlangsung
lambat pada sebagian villi yang biasanya avaskular, sementara villi-villi berpembuluh
lainnya dengan sirkulasi janin plasenta yang masih berfungsi tidak terkena.

D. Tanda dan Gejala


Perdarahan pervaginam/gelembung mola
Gejala toksemia pada trisemester I-II
Hiperemesis gravidarum
Emboli paru
Pemeriksaan fisik
- Umumnya uterus lebih besar dari usia kehamilan
- Kista lutein
- Balotemen negative
- Denyut jantung janin negative

E. Patofisiologi
Pada konsepsi normal, setiap sel tubuh manusia mengandung 23pasang kromosom,
dimana salah satu masing-masing pasangan dari ibu dan yang lainnya dari ayah. Dalam
konsepsinormal, sperma tunggal dengan 23 kromosom membuahi sel telur dengan 23
kromosom, sehingga akan dihasilkan 46 kromosom.
Pada Molahidatidosa Parsial (MHP), dua sperma membuahi sel telur, menciptakan 69
kromosom, dibandingkan 46 kromosompada konsepsi normal. Hal ini disebut triploid.
Dengan materi genetik yang terlalu banyak, kehamilan akan berkembang secara
abnormal, dengan plasenta tumbuh melampaui bayi. Janin dapat terbentuk pada
kehamilan ini,akan tetapi janin tumbuh secara abnormal dan tidak dapat bertahan hidup.
Suatu MHK atau lengkap ketika salah satu (atau bahkan dua) sperma membuahi sel telur
yang tidak memiliki materi genetik. Bahkan jika kromosom ayah dilipat gandakan untuk
menyusun 46 kromosom, materi genetik yang ada terlalu sedikit. Biasanya sel telur yang
dibuahi mati pada saat itu juga. Tetapi dalam kasus yang jarang sel tersebut
terimplantasipada uterus.Jikahal itu terjadi, embrio tidak tumbuh, hanya sel trofoblas
yang tumbuh untuk mengisi rahim dengan jaringan mola.

F. Komplikasi
Perdarahan yang hebat sampai syok
Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia
Infeksi sekunder
Perforasi karena tindakan atau keganasan

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Pemerksaan USG
H. Penatalaksanaan
Terapi mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap, yaitu :
1. Perbikan keadaan umum
2. Pengeluaran jaringan mola : kuretase dan histerektomi
3. Terapi profilaksis dengan sitostatika
Pemberian kemoterapi repofilaksis pada pasein pasca evaluasi mola hidatidosa masih
menjadi kontroversi.
4. Pemeriksaan tindak lanjut
Lama pengawasan berkisar satu sampai dua tahun
Setelah pengawan penderita dianjurkan memakai kontrasepsi kondo, pil
kombinasi atau diafragma dan pemeriksaan fisik dilakukan setiap kali pada saat
penderita datang kontrol
Pemeriksaan kadar -hCG dilakukan setiap minggu sampai ditemukan kadar -
hCG normal tiga kali berturut-turut
Setelah itu pemeriksaan dilanjutkan setiap bulan sampai kadar -hCG normal
selama 6 kali berturut-turut
Bila terjadi remsisi spontan (kadar -hCG, pemeriksaan fisik dan foto thoraks
setelah satu tahun semuanya normal) maka penderita tersebut dapat berhenti
menggunakan kontrasepsi dan hamil lagi
Bilsa selama mas observasi kadar -hCG tetap atau bahkan meingkat atau pada
pemeriksaan klinis, foto thoraks ditemukan adanya metastase maka penderita
harus dievaluasi dan dimulai pemberian kemoterapi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien :
- Nama
- Umur
- Jenis kelamin
- Agama
- Alamat
Data medik
- Dikirim oleh
- Diagnosa medis
- Tindakan operasi
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit :
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
4. Pengkajian Bio-Psikososial
5. Pengkajian pola Gordon :
- Pola Kesehatan
Menggambarkan pola pemahaman klien tentang kesehatan, kesejahteraan, dan
bagaimana kesehatan mereka diatur.
- Pola metabolic-nutrisi
Menggambarkan konsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik dan suplai
gizi : meliputi pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut,
kuku dan membran mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat badan.
- Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih, dan kulit),
termasuk pola individu seharihari, perubahan atau gangguan, dan metode yang
digunsksn untuk mengendalikan ekskresi.
- Pola aktivitas-olahraga
Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian waktu senggang, dan
rekreasi ; termasuk aktivitas kehidupan sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga,
dan factor-faktor yang mempengaruhi pola aktivitas (seperti otot saraf,
respirasi, dan sirkulasi)
- Pola tidur-istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk
merubah pola tersebut.
- Pola persepsi-kognitif
Menggambarkan pola persepsi-sensori dan pola kognitif ; meliputi
keadekuatan bentuk sensori (penglihatan, pendengarsn, perabaan, pengecapan,
dan penghidu), pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi
kognitif.
- Pola persepsi diri-konsep diri
Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri ;
kemampuan mereka, gambaran diri, dan perasaan.
- Pola hubungan peran
Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan ; meliputi persepsi
terhadap peran utama dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
- Pola reproduksi-seksualitas
Menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas ; termasuk
status reproduksi wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan
jenis kelamin dan mengetahui alat kelaminnya.
- Pola koping-toleransi stress
Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan ketrampilan koping
dalam mentoleransi stress.
- Pola nilai dan keyakinan
Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk kepercayaan
spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan gaya hidup
6. Pemeriksaan fisik
Head to Toe :
- Kepala
- Mata
- Hidung
- Mulut
- Leher
- Dada
- Perut
- Kelamin
- Lengan atas
- Lengan bawah
- Anus
- Kulit
7. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
- Respirasi
- Nadi
- Suhu
8. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
- Pemeriksaan USG

B. Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
Nyeri akut berhubungan dengan perdarahan, proses penjalaran penyakit
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, musl sekunder akibat
peningkatan kadar -hCG
Resiko infeksi
Intoleransi aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. (2011). Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo :
Jakarta.
Bobak, dkk (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Kedokteran EGC : Jakarta.

Nurarif A.H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
(North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC. Mediaction Publishing :
Yogyakarta.
Masriroh S. (2013). Keperawatan Obstetri&Ginekologi. Imperium : Yogyakarta.
Walyani E.S. (2015). Asuhan Kebinadan pada Kehamilan. Pustaka Baru : Yogyakarta.
https://www.scribd.com/document/328694892/Pathway-Mola

You might also like