Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Ari Matea
Disusun oleh
Ari Matea
11.2015.431
Lembar Persetujuan
Juli 2017
Ari Matea
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam riwayat
timbulnya penyakit. Berdasarkan studi Water and Sanitation Program - East Asia
and Pasific Region (WSP-EAP) 2007 lebih dari 94 juta penduduk Indonesia (43%
dari populasi) tidak memiliki jamban sehat dan hanya 2% memiliki akses pada
saluran air limbah perkotaan. Berdasarkan Memorandum Program Sanitasi
Kabupaten Karawang 2014-2018 didapatkan 38,77% masyarakat belum memiliki
akses terhadap jamban dan masih melakukan BABS. Berdasarkan laporan bulanan
periode Januari 2017 sampai Juli 2017, didapatkan hasil cakupan pengawasan
jamban di wilayah kerja puskesmas Loji sebesar 34.59% dengan target sebesar 65%
hingga bulan Juli 2017. Karena belum diketahuinya keberhasilan program
pengawasan jamban di Puskesmas Loji periode Januari 2017-Juli 2017, maka
dilakukan evaluasi program menggunakan metode dengan membandingkan cakupan
terhadap tolok ukur melalui pendekatan sistem. Hasil evaluasi didapatkan dua
masalah, yaitu cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban 34.59% dan
presentase jamban yang memenuhi syarat sebesar 69,51% dari target 65%, Penyebab
masalah tersebut, yaitu kurangnya koordinasi lintas program dan lintas sektoral
dalam pelaksanaan dan tidak ada pendataan tentang jenis jamban.
Kata kunci: pengawasan jamban, jamban sehat
Daftar Isi
Bab I
Pendahuluan
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program pengawasan jamban diambil dari data
sekunder berupa laporan bulanandi Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang,
Jawa Barat, periode Januari 2017 sampai Juli 2017 antara lain:
1. Pendataan
2. Pemetaan
3. Monitoring
4. Logistik
5. Pengelolaan
6. Gap
7. Hasil
8. Penyuluhan
9. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
10. Pencatatan dan Pelaporan
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data dan interpretasi sehingga dapat digunakan
untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program pengawasan jamban di
Puskesmas Loji periode Januari 2017 sampai dengan Juli 2017 dengan cara
membandingkan cakupan hasil program terhadap tolok ukur yang telah
ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan menggunakan
pendekatan sistem dan hasil disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.
Bab III
Kerangka Teoritis
Bab IV
Penyajian Data
d. Metode
Pendataan dilakukan setiap bulan berupa jumlah jamban yang
ada, jumlah penduduk yang memakai sarana jamban, jenis
jamban yang digunakan dan jumlah akses fasilitas yang
memadai. Pendataan biasanya dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pengawasan/inspeksi. Data tentang jumlah jamban
yang ada juga didapatkan melalui data kecamatan yaitu buku
potensi desa yang disesuaikan dengan Puskesmas Loji.
Penyuluhan/pemicuan mengenai saran jamban yang memenuhi
syarat kesehatan yang berdasarkan program STBM (Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat). Penyuluhan dilakukan di dalam
dan di luar gedung.
Pemetaan jamban yang sudah memenuhi syarat.
Pemetaan jamban dilakukan setahun sekali di balai desa,
terutama di desa binaan. Pemetaan dilakukan setelah
pertengahan tahun atau di akhir tahun yang bertujuan untuk
mengevaluasi kegiatan program yang sudah dijalankan melalui
lingkup area/daerah. Dimana pemetaan berisikan tentang
kondisi sarana jamban yang ada, rumah yang memakai jamban,
akses fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) dan rumah
dengan kasus diare/penyakit berbasis lingkungan yang
diakibatkan oleh sarana jamban yang tidak memenuhi syarat
kesehatan.
Pengawasan/inspeksi sarana jamban.
Inspeksi dilakukan secara berkala 12kali/bulan (1minggu 3
hari) oleh petugas kesehatan lingkungan terlatih bersama
dengan kader/perangkat desa/bidan dengan mengunjungi satu
persatu rumah di wilayah kerja Puskesmas Loji.
Pengawasan/inspeksi jamban diperiksa secara fisik dimana
fasilitas pembuangan tinja dan menggunakan septik tank
dengan sarana air bersih dengan kloset leher angsa atau tidak
leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak
mencemari sumber air/tanah.
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan
Petugas lapangan mencatat kegiatan-kegiatan yang
dikerjakan, dalam format pencatatan pengawasan sarana
jamban (register dan formulir lain yang diperlukan)
seterusnya membuat penyajian/visualisasi data dalam
bentukgrafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik
(bulanan dan tahunan).
Pelaporan
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format
yang telah ada dan diberikan secara periodik (bulanan dan
tahunan).
4.3.2. Proses
a. Perencanaan
Perencanaan kegiatan di buat 1 bulan sebelumnya.
Perencanaan untuk pembuatan jadwal pengawasan/inspeksi
dari jamban sehat maupun rumah sehat.
Pelaksanaan kegiatan pendataan dan inspeksi sarana jamban 12
kali dalam sebulan (1 minggu 3hari) oleh petugas kesehatan
lingkungan terlatih pada hari kerja dari jam 09.00 12.00
WIB.
Pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat (1 tahun
sekali) yang berada di kantor kepala desa, desa binaan yaitu
Desa Mekarbuana.
Kegiatan penyuluhan 12 kali (1 bulan sekali) yang
dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan melalui lintas
program dan lintas sektor. Bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan
lingkungan dan sosialisi program STBM.
Pencatatan dan pelaporan :
Pencatatan dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan (pada
hari kerja pada pukul 11.00-13.00 WIB).
Pelaporan dilakukan setiap awal bulan.
b. Pengorganisasian
Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab program,
melimpahkan kekuasaan kepada Koordinator program
(programmer), kemudian programmer melakukan koordinasi
dengan pelaksana program. Terdapat struktur tertulis dan
pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan tugasnya :
Kepala Puskesmas
H. Ujang Suryana, S.KM
f. Pengawasan
1. Adanya pencatatan setiap bulan dan tahunan dan pelaporan
secara berkala tentang kegiatan pengawasan jamban ke tingkat
Kabupaten minimal 1 bulan sekali.
2. Adanya rapat bulanan di Puskesmas Loji tentang hasil
pencapaian program pengawasan jamban.
4.3.3. Keluaran
a. Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban
2142
Cakupan :----------------X 100% = 37.47%
5716
2042
Cakupan :----------------X 100% = 35.72%
5716
syarat
2 Masukan
.
- Tenaga (Man) - Tersedianya petugas - Ada 1 orang tenaga (+)
sebagai koordinator sebagai koordinator
dan pelaksana yang merangkap
program pengawasan sebagai programmer
jamban yang terampil dan pelaksana
di bidangnya program bersama
kader dalam
pengawasan jamban.
Layar Ada
Leaflet Ada
Poster Ada
Formulir Ada
wawancara/formulir
pengawasan jamban
5 Lingkungan
.
- Fisik Iklim Pada saat musim hujan (+)
beberapa tempat sulit
dijangkau karena jalanan
yang becek dan
beberapa tempat
terkadang banjir.
7.1. Masalah 1
Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban 37.47% dari target
43.75% dengan besar masalah 6.28% (target dari bulan Januari 2017 Juli
2017).
Penyebab antara lain :
- Pendataan terhadap jenis jamban tidak dilakukan dan tidak dilakukan
pemetaan jamban.
- Pembagian tugas sudah jelas, namun kurangnya koordinasi dengan
lintas program misalnya dengan program PHBS dan lintas sektoral
antar penanggung jawab dan pelaksana program pengawasan jamban.
Penyelesaian masalah antara lain :
Sebaiknya pendataan terhadap jenis jamban dilakukan dan pemetaan
sebagai evaluasi dari program tersebut agar tercapai cakupan standar
yang telah ditentukan sehingga data yang dilampirkan lengkap serta
diawasi kinerja pelaksanaan agar tercapai program yang dapat
meningkatkan kesehatan di wilayah kerja.
Meningkatkan koordinasi antara penanggung jawab dengan koordinator
program, koordinator dengan pelaksanaagar program berlangsung
dengan baik sehingga target dapat tercapai.
Mengumpulkan dan melatih kader-kader yang ada pada tiap-tiap desa
untuk dapat melakukan pengawasan/inspeksi sarana jamban yang ada di
wilayah tempat tinggal mereka.
7.2. Masalah II
Persentase jumlah jamban yang memenuhi syarat 35.72% dari target 43.75%
dengan besar masalah 58.03%. (target dari bulan Januari 2017-Juli 2017).
Penyebab antara lain :
- Belum optimal koordinasi di lintas program dan lintas sektoral antar
petugas pelaksana program tentang jumlah akses penduduk ke
fasilitas sanitasi jamban.
- Sekitar 11.496 penduduk termasuk penduduk miskin. Hal tersebut
akan mempengaruhi penduduk untuk memiliki jamban yang
memadai.
- Sekitar 21.337 penduduk merupakan lulusan SD. Hal tersebut
mempengaruhi pengetahuan dan kesadaran penduduk akan
pentingnya memiliki jamban yang memadai.
- Perilaku masyarakat yang masih BAB sembarangan seperti di kali,
saluran irigasi, selokan, sawah, kebun mempengaruhi keberhasilan
program.
Penyelesaian antara lain :
Meningkatkan koordinasi antara penanggung jawab dengan koordinator
program, koordinator dengan pelaksana.
Meningkatkan upaya penyuluhan dan pemicuan kepada masyarakat
dengan tujuan dapat mengubah kebiasaan dan perilaku untuk tidak buang
air besar sembarangan.Penyuluhan mengenai mata rantai diare dan fungsi
jamban sehat sebagai pemutus mata rantai diare. Penyuluhan diharapkan
menambah pengetahuan masyarakat sehingga mengubah sikap dan
perilaku dalam hal buang air besar sembarangan.
Bab VIII
Penutup
8.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
program pengawasan jamban di Puskesmas Loji periode Agustus 2015 hingga
Juli 2016 dikatakan berhasil tetapi hasil yang dicapai tidak sesuai dengan
tolok ukur yang telah ditentukan. Dari hasil kegiatan program didapatkan :
a. Jumlah sarana jamban yang ada sebanyak 5.716,jumlah jamban yang
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 1.416, dan tidak ada data tertulis
tentang jenis jamban yang digunakan.
b. Data tertulis tentang penyuluhan sarana jamban sehat tidak ada.
c. Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban 35,63% dari target
75% dengan besar masalah 39,37% pada periode Agustus 2015 hingga Juli
2016.
d. Cakupan jumlah jamban yang memenuhi syarat 69,51% dari target 75%
dengan besar masalah 5,49% pada periode Agustus 2015 hingga Juli 2016.
8.2 Saran
Meningkatkan koordinasi antara penanggung jawab dengan koordinator
program, koordinator dengan pelaksana.
Meningkatkan upaya penyuluhan dan pemicuan kepada masyarakat
dengan tujuan dapat mengubah kebiasaan dan perilaku untuk tidak buang
air besar sembarangan.Penyuluhan mengenai mata rantai diare dan fungsi
jamban sehat sebagai pemutus mata rantai diare. Penyuluhan diharapkan
menambah pengetahuan masyarakat sehingga mengubah sikap dan
perilaku dalam hal buang air besar sembarangan.
Melakukan pendataan jenis jamban untuk melihat wilayah kerja yang
belum memiliki akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat.
Daftar Pustaka
1. Water and Sanitation Program East Asia and Pacific. Diunduh dari
https://www.wsp.org/regions/east-asia-and-pacific. 14 September 2016
2. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 132 tahun 2013. Tentang
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), 2013. Diunduh
darihttp://new.pamsimas.org/data/2013/surat%20edaran%20Menkes%20n
o%20132%20th%202013.pdf. 14 September 2016
3. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Kumpulan Peraturan dan
Pedoman Teknis Kesehatan Lingkungan. Propinsi Jawa Barat. 2004
4. Saatnya Memilih yang Lebih Baik Bukan Sekedar Membangun Jamban.
Propinsi Jawa Barat, 2010. Diunduh dari https://
www.diskes.jabarprov.go.id%2Fassets%2Fdata%2Fmenu%2FSTBM2.pdf
&ei=b7z9U6KuJsGwuASFk4C4BA&usg=AFQjCNHAyzFARXodLgBaI9
I9uhlHtUTxlA&bvm=bv.74035653,d.c2E. 14 September 2016
5. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional
2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf.14
September 2016
6. UNICEF. Air, Lingkungan, Sanitasi dan Kebersihan. Jakarta :
UNICEF.2012.
7. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional
2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh dari:
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf.14
September 2016
8. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia;2009.
9. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2011.
Memastikan Kelestarian Hidup. Jakarta : Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembanguan Nasional
(BAPPENAS);2012.h.86-9.
10. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Buku Kumpulan Peraturan dan
Pedoman Teknis Kesehatan Lingkungan. Karawang : Kegiatan
Pengembangan dan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan APBD II;
2014.
11. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang tahun 2014
2018.Diunduh dari
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&cad=rja&uact=8&ved=0CCAQFjAA&url=http%3A%2F%2Fppsp.nawa
sis.info%2Fdokumen%2Fperencanaan%2Fsanitasi%2Fpokja%2Fmp%2Fk
ab.karawang%2FBAB%2520I%2520MPS%2520oke.docx&ei=kMb9U7i
GPM2XuATs64DoDA&usg=AFQjCNHCCv-y_1Zxnof9jAtKuxtU-
groWw&bvm=bv.74035653,d.c2E. 14 September 2016.
Lampiran I
Gambar 1. Keadaan geografis dan luas wilayah kerja Puskesmas Loji, Kecamatan
Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Jamban terdiri dari 3 bagian: rumah jamban, lubang jamban dan tempat
penampungan tinja yang disebut septik tank.
Kepmenkes RI No. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu pilar dan indikator
adalah setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap
sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang
bebas dari BABS.
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas
tidak buang air besar sembarangan.Perilaku SBS diikuti
dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa
jamban sehat.
Syarat jamban sehat :
1. Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran
langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi
manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
2. Dapat mencegah vektor pembawa untuk
menyebar penyakit pada pemakai dan
lingkungan sekitar.
3. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan
digunakan oleh keluarga dengan penempatan (di
dalam atau di luar rumah) yang mudah
dijangkau oleh penghuni rumah untuk memutus
mata rantai penularan.
Standar dan pesyaratan kesehatan bangunan jamban,
terdiri dari:
1. Bangunan atas jamban
Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk
melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan
lainnya.
2. Bangunan tengah jamban
Terdapat dua bagian bangunan tengah jamban
yaitu:
1. Lubang tempat pembuangan kotoran tinja
dan urin yang saniter dilengkapi oleh
konstruksi leher angsa. Pada konstruksi
sederhana (semi saniter), lubang dapat
dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi
harus diberi tutup.
2. Lantai jamban harus terbuat dari bahan
kedap air, tidak licin, dan mempunyai
saluran untuk pembuangan air bekas ke
Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL).
Jumlah Penduduk
No. Desa
Laki-laki Perempuan Jumlah
Sumber : Catatan Bulanan Data Dasar Puskesmas Tegalwaru perode Januari 2017
sampai Juli 2017
Tabel 2. Jumlah Tingkat Pendidikan Tahun 2017
44
Tabel 3. Keadaan tenaga di Puskesmas Loji berdasarkan fungsinya
45
Tabel 5. Jenis penyakit terbesar rawat jalan puskesmas Loji tahun 2017
Penyakit %
ISPA 40.6
Diare 10.2
Karies Gigi 9.20
Gastritis 7.56
TBC 6.20
Myalgia 5.90
Typhoid 2.60
Dermatitis 1.50
Dispepsia 1.20
Hipertensi 0.80
Lain-lain 14.24
No Desa Jumlah
Peserta
1 Kutamaneuh 1.442
2 Kutalanggeng 1.202
3 Cintalanggeng 969
4 Cintawargi 953
5 Cintalaksana 1.113
6 Mekarbuana 1.864
7 Wargasetra 1.869
8 Cigunungsari 967
9 Cipurwasari 117
Jumlah 11.496
46
Tabel 7. Laporan Pemeriksaan dan Data Dasar Penyehatan Lingkungan periode Januari-Juli
2017
Desa Jumlah Jumlah KK Jumlah JAGA JAGA JAGA
Penduduk Rumah yang ada yang MS
diperiksa
Kutamaneuh 4.191 1.332 1.200 725 205 195
Kutalanggeng 3.304 1.026 1.025 609 250 226
Cintalanggeng 4.548 1.042 1.055 645 265 248
Cintawargi 3.689 1.096 1.017 817 255 249
Cintalaksana 4.305 1.102 992 748 280 269
Mekarbuana 4.785 1.420 1.278 581 300 294
Wargasetra 5.974 1.841 1.406 857 285 272
Cigunungsari 3.317 1.033 930 423 110 100
Cipurwasari 2.462 771 694 311 192 189
Jumlah 36.575 10.663 9597 5716 2142 2042
Tabel 8. Laporan Bulanan Pemeriksaan dan Data Dasar Penyehatan Lingkungan Januari 2017
Desa Jumlah Jumlah Jumlah JAGA JAGA
Penduduk KK Rumah yang ada MS
Kutalanggeng 3304 1026 1025 609 226
Tabel 9. Laporan Bulanan Pemeriksaan dan Data Dasar Penyehatan Lingkungan Februari
2017
47
Tabel 10. Laporan Bulanan Pemeriksaan dan Data Dasar Penyehatan Lingkungan Maret 2017
Tabel 11. Laporan Bulanan Pemeriksaan dan Data Dasar Penyehatan Lingkungan April 2017
Tabel 12. Laporan Bulanan Pemeriksaan dan Data Dasar Penyehatan Lingkungan Mei 2017
48
Tabel 13. Laporan Bulanan Pemeriksaan dan Data Dasar Penyehatan Lingkungan Juni 2017
Tabel 14. Laporan Bulanan Pemeriksaan dan Data Dasar Penyehatan Lingkungan Juli 2017
49
Form Penilaian Jamban Sehat
Nama :
Alamat :
Tanggal pemeriksaan :
Jumlah skor
50
Skor penilaian:
0-4 : kurang
5-7 : cukup
8-10 : baik
51