Professional Documents
Culture Documents
Schneiders (1964)
mendefinisikan penyesuaian diri (adjustment) sebagai suatu proses dimana individu
berusaha keras untuk mengatasi atau menguasai kebutuhan dalam diri, ketegangan,
frustasi, dan konflik, tujuannya untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan
antara tuntutan lingkungan dimana dia tinggal dengan tuntutan didalam dirinya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuhadi (2014), hubungan penyesuaian diri di
sekolah dengan kepercayaan diri siswa yang menyatakan bahwa penyesuaian diri siswa
yang baik terhadap lingkungan sekolahnya dapat
menjadikan siswa lebih percaya diri ketika
menghadapi hal baru di sekolahnya. Berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan korelasi product moment
didapatkan hasil r= 0,398 dan p= 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara penyesuaian diri dengan
kepercayaan diri pada siswa. Penelitian yang menghubungkan antara
variabel kepercayaan diri dengan variabel
penyesuaian diri pernah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya. Penelitian Safitri (2010)
mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan diri
dan penyesuaian sosial mahasiswa dalam kategori
sedang dengan persentase 48% untuk
kepercayaan diri dan 46% untuk penyesuaian
sosial.
Berdasarkan uraian diatas Penulis berasumsi bahwa remaja yang memilki rasa empati
terhadap teman-teman sebayanya, baik dalam hal apapun empati tersebut, maka
remaja akan mudah diterima dalam kelompok sosialnya, yang nantinya penerimaan
tersebut akan meningkatkan kepercayaan diri pada remaja tersebut
Hubungan perlakuan baik dari orang lain dengan kepercayaan diri pada remaja
berdasarkan uraian diatas, penulis berasumsi bahwa remaja yang mendapatkan perlakuan baik dari dari
orang lain, baik itu mendapatkan dukungan social dari teman sebayany, mendapatkan perhatian, kasih
sayang, semangat, dan pujian, merupakan remaja yang diterima dalam kelompok teman sebayanya,
dengan hal tersebut maka akan dapat meningkatkan kepercayaan diri pada remaja tersebut