You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kasus-kasus kriminal yang menyangkut tindakan kekerasan seperti

pembunuhan, pemerkosaan, perkelahian, dan lain-lain, sangat diperlukan untuk

ketelitian penyidik ditempat kejadian peristiwa (TKP), untuk memperhatikan

adanya benda-benda kecil yang berasal dari manusia ataupun jasad hidup lainnya,

yang dapat membantu penpengusutan suatu perkara. Pada tempat kejadian

peristiwa sering dijumpai benda-benda ataupun zat-zat yang sedikit ataupun kecil

seperti serat, bercak darah, bercak cairan mani (semen), air ludah, rambut ,ataupun

jaringan tubuh lainnya pada tubuh sikorban, sipelaku kejahatan maupaun di

sekitar tempat kejadian peristiwa. Bahan-bahan ini dijumpai dalam jumlah yang

sangat sedikit, sehingga dibutuhkan alat yang dapat menganalisis sampel ukuran

mikro seperti mikroskop dan mikrospektrofotometer.

Dalam bidang ilmu forensik, mikroskop dan mikrospektrofotometer dapat

digunakan untuk menganalisis sampel seperti serat, rambut, cat, dokumen palsu

dan lain-lain. Ada berbagai jenis mikroskop dan mikrospektrofotometer yang

digunakan dalam bidang forensik seperti mikroskop cahaya, Scanning Electron

Microscope (SEM), UV-Visible-NIR Microspectrophotometry, FT-IR

Microspectroscopy, Fluorosence Microspectrophotometry, dan lain-lain.

Aplikasi dari mikroskop dalam ilmu forensik hampir tak terbatas. Hal ini

disebabkan karena kemampuan mikroskop untuk mendeteksi, sampel tanpa

perubahan atau perusakan. Mengidentifikasi dan membandingkan serat, rambut,


tanah atau debu, pemeriksaan dokumen, mempelajari penyeberangan garis tinta

atau serat kertas, noda darah, semua bergantung pada mikroskop. Tujuan utama

dari penggunaan mikroskop apapun adalah untuk membentuk sebuah gambar

yang diperbesar dari sebuah benda kecil. Beberapa sampel seperti garis tinta, noda

darah atau peluru, biasanya diananlisis langsung di bawah mikroskop yang tepat

tanpa persiapan sampel.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Mikroskop?

2. Apa saja jenis mikroskop yang digunakan dalam laboratorium modern

ilmu forensik?

3. Apa pengertian Mikrospektrofotometer?

4. Apa saja jenis mikrospektrofotometer yang digunakan dalam laboratorium

forensik?

5. Bagaimana aplikasi mikroskop dan mikrospektrofotometri dalam ilmu

forensik?

6. Studi kasus apa yang berkaitan Penggunaan Mikroskop dan

Mikrospektrofotometri dalam Analisis Sampel Barang Bukti?


BAB II

ISI

2.1 Mikroskop

Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan).

Mikroskop adalah alat untuk memperoleh bayangan yang besar dari benda yang

kecil yang tidak terlihat oleh mata, sehingga dapat dilihat dan diamati susunannya.

Jadi mikroskop adalah benda yang digunakan untuk melihat benda yang bersifat

mikroskopis. Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan

mikroskop walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi.

Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang

lebih maju dengan nama mikroskop ganda.

Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri.

Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa

objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan

benda). Mikroskop terbagi menjadi 2 berdasarkan fungsinya, yaitu mikroskop

cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang

digunakan dengan bantuan cahaya matahari dan mikroskop elektron adalah

mikroskop yang digunakan dengan bantuan listrik.

2.2 Jenis Mikroskop yang Digunakan dalam Ilmu Forensik

Berbagai jenis mikroskop yang digunakan dalam laboratorium modern

ilmu forensik. Sebagian besar adalah mikroskop cahaya yang menggunakan foton

untuk membentuk gambar, dan juga mikroskop elektron, khususnya mikroskop

elektron scanning (SEM).


a. Stereomicroscope

Ini adalah jenis yang paling sederhana dari mikroskop baik dari segi

konstruksi dan penggunaannya. Mikroskop stereo terdiri dari dua mikroskop.

Jarak kerja yang jauh (ruang antara benda uji dan lensa objektif), dan luas bidang

pandang membuat instrumen ini menjadi pilihan untuk melakukan pemeriksaan

pendahuluan bukti serta memanipulasi partikel kecil dan serat untuk persiapan

analisis mikroskopis yang lebih detail. Keuntungan tambahan yang dihasilkan dari

jarak kerja yang panjang dan pencahayaan dengan cahaya yang dipantulkan

adalah bahwa spesimen jarang memerlukan persiapan sampel, spesimen hanya

ditempatkan di bawah mikroskop dan diamati. Kisaran perbesaran mikroskop

stereo biasanya antara 2,5 x dan sekitar 100 x. Mikroskop stereo modern

menggabungkan sejumlah fitur untuk meningkatkan kemudahan penggunaannya.

Gambar 1. Stereomicroscope

b. Compound microscope atau mikroskop ganda

Mikroskop ganda merupakan mikroskop dengan perbesaran dari 2,5 x

hingga sekitar 1300 x. Kebanyakan pengamatan dengan instrumen ini di

laboratorium ilmu forensik yang dibuat dengan cahaya yang ditransmisikan yang
menempatkan pembatasan pada spesimen yang akan diteliti. Instrumen cahaya

yang dipantulkan, dengan pengecualian dari mikroskop fluoresensi dan mikroskop

perbandingan, digunakan untuk meneliti peluru dan penggunaan yang terbatas di

laboratorium forensik dan umumnya terbatas pada pemeriksaan logam yang telah

digiling dan dipoles. Untuk spesimen transparan, persiapan sampel menjadi sangat

penting karena spesimen harus cukup tipis untuk mentransmisikan cahaya.

Gambar 2. Compound microscope

c. Polarizing Light Microscope atau Mikroskop Polarisasi cahaya

Mikroskop polarisasi cahaya memberikan informasi kualitatif dan

kuantitatif dalam mengamati, mengidentifikasi dan membandingkan partikel

mikroskopis, kristal dan serat.

Gambar 3. Polarizing Light Microscope


d. Comparison Microscope atau Mikroskop Perbandingan

Mikroskop perbandingan digunakan untuk membandingkan item

mikroskopis yang berdampingan. Meskipun mata manusia bisa sangat baik dalam

melihat warna dan morfologi, otak memiliki kesulitan mengingat dan memproses

perbedaan-perbedaan yang halus. Masalah ini diatasi dengan mikroskop

perbandingan di mana gambar dari dua mikroskop diamati berdampingan dalam

satu bidang pandang. Polarisasi dan peralatan fluoresensi dapat ditambahkan ke

mikroskop perbandingan yang akan digunakan untuk perbandingan serat untuk

meningkatkan kemampuannya. Perbandingan rambut manusia, khususnya tahap

akhir pemeriksaan, dilakukan hampir secara eksklusif di bawah mikroskop

perbandingan.

Gambar 4. Comparison Microscope

e. Electron microscope atau Mikroskop elektron

Mikroskop elektron menggunakan elektron daripada foton untuk

membentuk gambar. Mikroskop elektron transmisi (TEM) dikembangkan

pertama, diikuti beberapa tahun kemudian oleh mikroskop elektron scanning

(SEM). Instrumen transmisi umumnya lebih sulit digunakan dan memerlukan

persiapan sampel yang lebih cermat dari pemindaian mikroskop dan dengan

demikian sangat sedikit aplikasinya dalam ilmu forensik. Spesimen untuk TEM
harus sangat tipis untuk memungkinkan penembusan oleh berkas elektron.

Gambar dalam SEM terbentuk dari elektron sekunder yang dikumpulkan dan

backscattered dipancarkan dari (dan hanya di bawah) permukaan sampel dan

bukan oleh elektron ditransmisikan seperti di TEM. Karena SEM hanya terlihat di

permukaan spesimen, persiapan sampel sering jauh lebih sederhana dan sering

hanya menempatkan benda uji pada selembar pita karbon konduktif.

SEM sekarang digunakan di banyak laboratorium forensik di seluruh

dunia. Kebanyakan mikroskop ini dilengkapi dengan dispersi energi X-ray

spektrometri untuk analisis elemen. X-ray spektrometri mengumpulkan sinar-X

yang diproduksi bersama dengan elektron sekunder dan backscattered ketika

spesimen dibombardir dengan elektron dalam vakum.

Gambar 5. Electron microscope

2.3 Mikrospektrofotometri

Microspectrophotometry adalah teknik yang digunakan untuk mengukur

penyerapan atau transmisi spektrum dari bahan padat atau cair dalam cahaya baik

ditransmisikan atau dipantulkan. Metode ini juga dapat digunakan untuk

mengukur emisi cahaya dari sampel. Mikrospektrofotometer adalah instrumen

yang menggabungkan teknik mikroskopi dan spektrofotometer, memberikan nilai

penyerapan cahaya untuk benda kecil. Walaupun mata sensitif terhadap warna,
mikrospektrofotometer mempunyai sensitifitas yang lebih tinggi dan jarak

panjang gelombang yang lebih luas untuk penilaian. Salah satu alasan penggunaan

mikrospektrofotometer dalam ilmu forensik adalah bahwa pengukuran dilakukan

tanpa merusak sampel.

2.4 Jenis Mikrospektrofotometer yang digunakan dalam Ilmu Forensik

a. FT-IR Microspectroscopy

Fourier Transform Infrared Microspectroscopy adalah kombinasi dari mikroskop

dengan hasil spektrometer inframerah yang memungkinkan untuk mendeteksi

spesies kimia tertentu. FTIR microspectroscopy memperluas penggunaan FT-IR

tradisional dengan memungkinkan untuk analisis non destruktif sampel mendekati

10 mikron. FTIR microspectroscopy memungkinkan ilmuwan forensik untuk

menganalisis tablet terlarang, rambut, serat, tinta, dan cat.

Gambar 6. The new Thermo Scientific Nicolet iN10 infrared microscope

b. UV-VIS Microspectrophotometry

UV-Vis microspectrophotometer adalah alat yang digunakan untuk

mengukur spektrum sampel mikroskopis atau daerah mikroskopis pada sampel.

UV-Vis microspectrophotometer menggabungkan mikroskop dengan


spektrofotometer sehingga sifat penyerapan cahaya dari sampel yang sangat kecil

dapat direkam. Teknik ini sangat berharga dalam penyelidikan rambut, serat

tekstil, dan cat, yang biasanya dari dimensi mikroskopis. Sebuah serat, misalnya,

mungkin memiliki diameter hanya sekitar 20 mikrometer. Warna dapat menjadi

fitur yang sangat diskriminatif dibandingkan serat forensik. Dengan adanya

UV-Vis microspectrophotometry meningkatkan kemampuan para ilmuwan

forensik untuk memberikan analisis yang lebih obyektif.

Gambar 6. uv-visible microspectrophotometry

2.5 Aplikasi Mikroskop dan Mikrospektrofotometri dalam Forensik Sains

a. Analisis Sampel Rambut dengan Mikroskop

Pemeriksaan rambut ditemui pada tempat kejadian peristiwa, pada senjata,

pakaian dan lain-lain. Pada kasus kejahatan sering kali pemeriksan rambut di

perlukan dan memegang peranan sangat penting. Pemeriksaan rambut yang teliti

dapat mengungkapkan, apakah rambut berasal dari tubuh si korban sendiri,

rambut si tersangka ataupun bukanlah rambut manusia.

Pada pemeriksaan rambut haruslah di perhatikan hal- hal pokok sebagai

berikut :

1. Struktur rambut
Disini ditentukan terlebih dahulu apakah yang di periksa itu benar-benar

rambut atau hanya serat lain.

2. Bila benar rambut, hendaknya diselidiki asalnya, ataukah rambut manusia

atau binatang .

3. Bila rambut berasal dari manusia , hendaknya dapat ditentukan :

- Suku bangsa ( Race )

- Jenis kelaminya

- Situasi dan hal-hal lain suatu kejadian

4. Apakah kejadian ada hubungan dengan kejahatan

5. Bila rambut jenazah, kemungkinan dapat ditentuksan namanya sesuda

kematian .

Rambut terdiri dari akar rambut ( root, bulb atau knob ), batang rambut

(=shaft) dan ujung rambut (=tip). Struktur rambut manusia maupun hewan terdiri

dari bagian kutikula, korteks dan medulla. Kutikula (cutikula) adlah zona yang

paling luar terdiri dari sisik-sisik keratin dan mempunyai bentuk yang tertentu.

Pada manusia sisik-sisik itu rata (flat). Korteks (Cortex) adalah bagian dari zona

tengah dengan ketebalan yang vermacam-macam dan terdiri dari serat-serat

keratin yang memanjang dan mengandung bentuk yang tetentu. Inilah yang

memberikan warna pada rambut. Medulla (medullary canal, central shaft ) adalah

zona yang palinh dalam. Pada binatang bagian ini terdiri dari banyak benar zat

pigmen. Medulla ini biasanya sempit, kadang-kadang tidak ada atau

terputus-putus. Akar rambut mempunyai bentuk yang serupa dengan rambut,

kecuali bentuknya lebih besar. Ujung rambut melancip dan biasanya non

medullated.
Pada serat (fiber) tidak didapati kutikula sama sekali, terutama serat sintetik

biasanya homogen. Pada pemeriksaan mikroskopik, penampung melintang serat

tidak mempunyai kutikula dan tidak ada bentuk yang dapat diperbandingkan

dengan rambut.

Cara pemeriksaan kutikula

- Rambut yang akan diperiksa dimasukkan dalam ether alcohol dengan

perbandingan yang sama, supaya kotoran rambut dapat dibersihkan.

- Film difiksasi di dalam larutan hypo di ruangan gelap.

- Kemudian dicuci dengan air.

- Ambil objek gelas, letakkan sepotong rambut di atas satu tetes acid acetic

glacial.

- Film dengan permukaan emulsi menghadap keatas, diletakkan diatas

rambut.

- Gelas objek lain dibasahi dengan acid acetic glacial, diletakkan diatas

film, ditindih dengan benda berat selama - 1 jam.

- Kedua kaca objek dipisahkan.

- Film akan menempel pada kaca objek yang sebelah atas, lalu dilihat

dibawah microskop.

- Tampak gambaran kutikula.

b. Analisis Sampel Darah dan Bercak Darah dengan Mikroskop

Salah satu barang bukti yang sering ditemukan adalah darah atau bercak

darah. Keberadaan bercak darah ini sangat berguna dalam pengungkapan tindakan

kekerasan atau kejahatan melalui serangkaian pemeriksaan laboratorium forensik.

Salah satu contoh tindak kejahatan dengan barang bukti berupa darah atau bercak
darah adalah pelanggaran ketertiban umum pada ketertiban lalu lintas yang

berujung menjadi kecelakaan lalu lintas.

Pada dasarnya pemeriksaan bercak darah di laboratorium forensik terdiri

atas visualisasi, tes skrining presumptive dilanjutkan dengan tes konfirmasi dan

tes spesifik dengan pemeriksaan DNA. Tes presumptive memiliki tingkat

sensitivitas yang sangat tinggi namun spesifisitas yang rendah untuk darah atau

bercak darah. Upaya mengurangi bias pada hasil pemeriksaan presumptive,

selanjutnya dilakukan tes konfirmasi. Salah satu pemeriksaan konfirmasi yang

spesifik terhadap darah adalah pemeriksaan mikrokristalin atau disebut juga

kristal hemoglobin. Pemeriksaan kristal hemoglobin merupakan pemeriksaan

konfirmasi darah atau bercak darah secara kimiawi yang didasarkan atas

terbentuknya kristal-kristal hemoglobin dan dapat dilihat dengan mikroskop.

Pemeriksaan kristal hemoglobin yang paling umum digunakan adalah tes

Teichman dan tes Takayama.

Tes Teichman memanfaatkan prinsip reaksi antara gugus heme dengan

glacial acid dan halida (chloride) pada suhu tertentu yang menghasilkan

ferriprotoporphyin chloride (kristal hemin/hematin). Tes Takayama

memanfaatkan reaksi antara glukosa dengan gugus pyridine pada heme dalam

kondisi alkali dan suhu tertentu yang menghasilkan pyridine ferriprotoporphyrin

atau hemochromogen. Kedua tes ini sangat tergantung pada temperatur

lingkungan saat melakukan reaksi. Tes ini juga sangat spesifik terhadap darah dan

dapat mendeteksi darah dengan jumlah yang sangat kecil serta pada bercak darah

yang telah lama mengering.


1. Tes Teichmann

Prosedur pelaksanaan tes Teichmann diawali dengan menempatkan

sampel yang diuji pada slide/objek glass kemudian diteteskan satu tetes sodium

klorida dan satu tetes asam asetat glasial. Panaskan secara perlahan-lahan pada

suhu 65 C selama sepuluh sampai dua puluh detik. Biarkan sampai dingin dan

lakukan pemeriksaan di bawah mikroskop pada perbesaran 400 kali. Adanya

kristal berbentuk rhombohedron yang berwarna coklat dari ferroprotoprophyrin

chloride merupakan hasil reaksi positif untuk gugus heme.

2. Tes Takayama

Tes Takayama dilakukan dengan menempatkan objek yang diperiksa pada

kaca objek atau slide. Kaca objek yang telah berisi objek yang diperiksa kemudian

ditutup dengan kaca penutup slide. Reagen Takayama diteteskan pada kaca

objek/slide sebanyak 1 tetes dan dibiarkan mengalir hingga melalui kaca penutup

slide. Kaca objek/slide dipanaskan pada suhu 65 C selama 10 hingga 20 detik.

Kaca objek yang telah dipanaskan dibiarkan dingin sejenak untuk kemudian

dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop pada perbesaran 400 kali. Adanya

kristal berbentuk jarum yang berwarna merah muda dari pyridine hemochromogen

merupakan hasil reaksi positif untuk gugus heme.

c. Analisis Sampel Serat Rambut dengan IR Microspectrophotometry

Sebuah serat rambut tunggal dipotong dengan panjang sekitar 100 mikron

dan diratakan dengan pisau roller pada slide kaca bersih. Serat rata diangkat

dengan probe tungsten dan dipindahkan ke pelat garam KBr dalam sel

mikro-kompresi, bersama dengan kristal kecil KBr. Sebuah pelat garam KBr

kedua ditempatkan di atas pelat bawah, dan sel mikro-kompresi diperketat sampai
kontak optik terjadi antara serat dan pelat garam. Sel itu ditempatkan atas

mikroskop. Sebuah background spektrum diperoleh melalui kristal KBr, dan

spektrum sampel diperoleh melalui serat. Ukuran sampel 50 x 100 mikron.

2.6 Studi Kasus yang Berkaitan dengan Penggunaan Mikroskop dan

Mikrospektrofotometri dalam Analisis Sampel Barang Bukti

Forensic Cases: The Woman in the Suitcase, by Suzanne Elvidge,

27 February 2016

Pada bulan November 2002, seorang pejalan kaki di Askham Richard,

sebuah desa dekat York, di North Yorkshire, membuat penemuan mengerikan -

tubuh hampir telanjang dan terurai dari seorang wanita muda Asia, yang

tersembunyi dalam koper. Seorang ahli patologi menegaskan bahwa ia telah

dicekik.

Analisis forensik

Analisis forensik dimulai dengan uji analisis rambut merah, yang menegaskan

bahwa wanita itu berasal dari Asia Tenggara. Namun, polisi tidak bisa

mengidentifikasi dia dari sidik jari dan catatan gigi. Namanya Hyo Jung Jin, dia

berusia 21 tahun, dan dia belajar bahasa Perancis di Universitas Lyon.

Teman-temannya menghubungi keluarganya di Korea ketika dia tidak kembali ke

universitas pada bulan Oktober setelah perjalanan ke London. Kakaknya

memasukkan rinciannya di website orang hilang Korea, dan seorang polisi Korea

Selatan, yang sedang belajar di Universitas Leeds melihatnya dan menghubungi

polisi tentang hal tersebut.

Peran Kedutaan Besar Korea


Kedutaan Korea melalui rincian sidik jari dari Korea (semua orang dewasa Korea

Selatan yang memiliki sidik jari yang direkam) ke Polda Yorkshire Utara, dan ini

dikonfirmasi identitasnya. Polisi menghubungkan kematian Hyo Jung Jin dengan

yang Di Hea Lagu, mahasiswa Korea lain yang tubuhnya hampir telanjang

ditemukan di lemari di sebuah rumah di East London. Dia juga telah dicekik, dan

ilmuwan forensik mengidentifikasi tubuhnya dengan mencocokkan profil

DNA-nya dengan orang-orang tuanya (dikenal sebagai analisis DNA

kekerabatan). Uang telah diambil dari kartu bank kedua perempuan tersebut.

Rumah di mana tubuh Hea Song ditemukan dan rumah tempat Hyo Jung

Jin berkunjung, memiliki pemilik yang sama - Kyo Soo Kim. Pita yang digunakan

oleh si pembunuh untuk mengikat sekitar wajah dan tubuh Hyo Jung Jin

dirancang oleh Gilbert dan George. Pita rekaman ini hanya tersedia dalam empat

cabang Galeri Tate di Inggris, di London, Liverpool dan Cornwall, dan pada

tanggal tersebut, pada Galeri Tate hanya dijual 851 gulungan. Polisi menemukan

gulungan pita ini di rumah Kyo Soo Kim, yang telah dibeli oleh pacarnya, dan

ilmuwan forensik menemukan darah di atasnya. Ditemukan pula kecocokan antara

cat biru dari kamar tidur dengan cat biru pada koper tempat i tubuh Hyo Jung Jin

disembunyikan.

Jejak darah

Darah Hyo Jung Jin ditemukan pada papan skirting, dinding, tempat tidur dipan

dan di atas karpet di kamar yang sama, dan di dalam mobil yang Kyo Soo Kim

disewa pada bulan Oktober 2001, ketika gadis itu hilang.

Analisis catatan ponsel Kyo Soo Kim dilacak di daerah sekitar York pada saat itu

tubuh Hyo Jung Jin dibuang dalam koper. Koper tersebut merupakan salah satu
koper yang hanya dijual di Lebanon atau Korea Selatan. Kyo Soo Kim telah

tinggal di sebuah rumah di Toronto, dan ilmuwan forensik menemukan DNA-nya

pada T-shirt di rumah ini. Ini T-shirt memiliki cat oranye di atasnya dan para

ilmuwan mengaitkan dengan cat pada pita yang digunakan sekitar pergelangan

tangan Hea Song. Pemeriksaan lebih lanjut menemukan DNA dari Hyo Jung Jin

pada item dalam lemari yang sama seperti pada Kepala Song.

Pada tahun 2003, hakim memutuskan Kyo Soo Kim bersalah untuk dua

pembunuhan dan memberinya hukuman seumur hidup.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab 2, dapat disimpulkan bahwa:

1. Mikroskop adalah alat untuk memperoleh bayangan yang besar dari benda

yang kecil yang tidak terlihat oleh mata, sehingga dapat dilihat dan diamati

susunannya.

2. Berbagai jenis mikroskop yang digunakan dalam laboratorium modern

ilmu forensik yaitu Stereomicroscope, Compound microscope, Polarizing

Light Microscope, Comparison Microscope, dan Electron microscope.

3. Mikrospektrofotometer adalah instrumen yang menggabungkan teknik

mikroskopi dan spektrofotometer, memberikan nilai penyerapan cahaya

untuk benda kecil.

4. Beberapa jenis mikrospektrofotometer yang digunakan dalam

laboratorium forensik yaitu FT-IR Microspectrophotometry dan UV-Vis

Microspectrophotometry.

5. Aplikasi mikroskop dan mikrospektrofotometri dalam ilmu forensik

diantaranya yaitu analisis sampel rambut, darah dan bercak darah dengan

mikroskop, serta analisis sampel serat rambut dengan IR

Microspectrophotometry.

6. Studi kasus yang berkaitan dengan Studi Kasus yang Berkaitan dengan

Penggunaan Mikroskop dan Mikrospektrofotometri dalam Analisis


Sampel Barang Bukti yaitu The Woman in the Suitcase, by Suzanne

Elvidge.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
bimbingan-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah pada mata kuliah Kimia
Forensik semester genap 2015/2016 sebagai bahan diskusi dan salah satu syarat
dan penilaian kelulusan mata kuliah ini. Penyusun menyampaikan banyak terima
kasih kepada Bapak dan Ibu dosen atas arahan dan ilmunya pada mata kuliah ini,
serta teman-teman yang terlibat dalam penyusunan dan diskusi makalah ini.
Kami sadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila pada pemanfaatannya
nanti terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran sangat diharapkan untuk
melengkapi makalah ini.

Makassar, 14 April 2016

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

Morgan, S. L., dkk., 2004, Forensic Discrimination of Dyed Textile Fibers using
UV-VIS and Fluorescence Microspectrophotometry, Proceedings of
the European Fibres Group (Annual Meeting, Prague,
Czechoslovakia.

Satyo, A. C., 2004, Rambut Sebagai Alat Identifikasi, Bagian Ilmu Kedokteran
Kehakiman, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
Sumatera Utara.

Sembiring, E., dkk., 2015, Gambaran kristal hemoglobin pada darah dan bercak
darah yang terpapar beberapa sampo cuci mobil menggunakan tes
Teichmann dan tes Takayama, Jom FK, 2(2): 1-13.

https://www.thermoscientific.com/content/dam/tfs/ATG/CAD/CAD%20Documen
ts/Application%20&%20Technical%20Notes/Molecular%20Spectroscopy/FTIR/I
nfrared%20Microscopes/D10262~.pdf

https://tools.thermofisher.com/content/sfs/brochures/AN51517-E-
ForensicCrime1013M-H-0115.pdf

http://web.alfredstate.edu/benslewd/FRSC1001/Microscopy%20Handout.pdf
Tugas Makalah

Kimia Forensik

Mikroskop dan Mikrospektrofotometri dalam Bidang Forensik

KELOMPOK 2

VERONIKA BATTUNG H311 13 012


RISMAULI SIMANJUNTAK H311 13

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
2016

You might also like