Professional Documents
Culture Documents
mempengaruhi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry dan
host/ pejamu yang rentan.
a. Agen Infeksi
Microorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain bakteri, virus,
jamur dan protozoa. Mikroorganisme di kulit bisa merupakan flora transient maupun
resident. Organisme transient normalnya ada dan jumlahnya stabil, organisme ini bisa
hidup dan berbiak di kulit. Organisme transien melekat pada kulit saat seseorang kontak
dengan obyek atau orang lain dalam aktivitas normal. Organisme ini siap ditularkan,
kecuali dihilangkan dengan cuci tangan. Organisme residen tidak dengan mudah bisa
dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun dan deterjen biasa kecuali bila gosokan
dilakukan dengan seksama. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi tergantung
pada: jumlah microorganisme, virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit),
kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam host serta kerentanan dari
host/penjamu.
Soemirat, Juli. 2010. Epidemiologi, Wabah Penyakit, Lingkungan, Sumber Daya Alam.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tahap Prodromal
Interval dari awitan tanda dan gejala nonspesifik (malaise, demam ringan, keletihan)
sampai gejala yang spesifik. Selama masa ini, mikroorganisme tumbuh dan berkembang
biak dan klien lebih mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.
Tahap Sakit
Klien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis infeksi. Contoh:
demam dimanifestasikan dengan sakit tenggorokan, mumps dimanifestasikan dengan sakit
telinga, demam tinggi, pembengkakan kelenjar parotid dan saliva.
Pemulihan
Interval saat munculnya gejala akut infeksi
Bagian terbesar penyakit adalah penyakit infeksi, yaitu penyakit yang disebabkan masuknya
mikroorganisme patogen ke dalam tubuh manusia. Secara garis besar penyakit infeksi dapat dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu :
Penyakit menular adalah penyakit yang secara alamiah dapat berpindah dari seeorang kepada
orang lain. Penularan terjadi akibat pindahnya hama penyakit dari satu penderita kepada calon
penderita, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa penyakit juga dapat menular dari hewan kepada manusia, seperti misalnya rabies (dari
anjing), anthrax (dari ternak), dan pes (dari tikus). Penyakit yang mempunyai sifat demikian
disebut zoonosa.
Penularan suatu penyakit tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan adanya hal hal atau
syarat syarat tertentu yang biasa disebut sebagai rantai penularan penyakit. Rantai penularan penyakit
adalah rangkaian sejumlah faktor yang memungkinkan proses penularan suatu penyakit dapat
berlangsung.
6. Adanya kerentanan
1. Sumber Penularan
Sumber penularan atau sumber infeksi adalah tempat dimana hama penyakit hidup dan berkembang
biak secara alamiah. Dari sumber infeksi inilah kemudian penyakit itu menular kepada orang lain.
2. Orang sakit dengan gejala gejala yang tidak jelas (kasus sub klinis)
3. Karier, yaitu orang yang tidak sakit tetapi tubuhnya mengandung dan mengeluarkan hama penyakit.
Sumber penularan itu mengandung hama penyakit pada berbagai bagian tubuhnya, misalnya dalam
darah, paru paru, hati dan sebagainya. Juga dalam berbagai produk yang dikeluarkannya, misalnya
ingus, ludah, dahak (sputum), urine, faeces, nanah , cairan luka dan lain lain, yang sewaktu waktu
dengan cara tertentu dapat menular kepada orang lain.
Beberapa jenis hewan dapat menjadi sumber penularan beberapa macam penyakit, seperti misalnya
lembu dan biri- biri (penyakit anthrax), anjing (penyakit rabies), tikus (penyakit pes) dan babi (cacing
pita).
c. Lain Lain Sumber Penularan
Sumber penularan lain misalnya tanah dan udara. Di tanah terdapat berbagai bibit penyakit seperti
misalnya spora dari basil tetanus (Clostridium tetani), telur dari cacing cacing (cacing ankylostoma,
ascaris dan lain lain), yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Di uadar bebas berterbangan
bermacam macam mikro organisme yang juga dapat menimbulkan penyakit penyakit
seperti streptococcus, staphylococcus dan lain lain.
2. Hama Penyakit
Yang dimaksud dengan hama penyakit adalah mikro organisme yang merupakan penyebab penyakit
pada tuan rumah. Hama penyakit dapat dibedakan atas 4 golongan sebagai berikut, yaitu
a. Golongan hewan
d. Golongan Rickettsia, misalnya Rickettsia rickettsi penyebab penyakit thypus bercak wabahi.
Hama penyakit ini hidup dalam tubuh tuan rumahnya sebagai parasit. Mereka menimbulkan kerusakan
pada sel sel jaringan tubuh yang ditempatinya, baik secara langsung maupun melalui toksin (racun)
yang dihasilkannya.
Disamping yang berisfat patogen sejati (obligat parasit), terdapat juga hama penyakit yang bersifat
patogen fakultatif (fakultatif parasit oportunis) seperti misalnya Clostridium
tetani dan Staphylococcus aureus. Clostridium tetani yang sporanya banyak terdapat di tanah, debu
dan benda benda yang kotor hanya akan menimbulkan penyakit tetanus apabila secara kebetulan
masuk ke dalam luka pada kulit. Staphylococcus aure s yang banyak terdapat di udara bebas, baru
akan menimbulkan penyakit (radang) apa bila secara kebetulan sampai pada luka kulit.
3. Pintu Keluar
Pintu keluar adalah jalan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu keluar / dikeluarkan dari tubuh tuan
rumah. Beberapa jenis penyakit infeksi memiliki pintu keluar yang berbeda beda.
a. Alat Pernafasan
Yaitu hidung dan mulut, pada waktu penderita bernafas, berbicara, batuk, bersin, mengesang dan atau
mendahak. Ini terjadi misalnya pada penyakit TBC paru, influensa dan difteria.
Dalam hal ini adalah mulut dan anus pada waktu penderita muntah dan atau berak, misalnya pada
penyakit kolera. Pada penyakit dysentri dan thypus perut yang tidak memiliki gejala khas muntah, hama
penyakit dikeluarkan hanya melalui anus bersama faeces. Pada penyakit kolera hama penyakit
dikeluarkan juga melalui urine penderita.
Ini terjadi pada beberapa jenis penyakit kelamin, misalnya gonorhoea, syphilis, AIDS dan lain lainnya.
1. Luka akibat terjadinya infeksi dan radang pada kulit (misalnya luka pada penyakit syphylis).
2. Luka akibat gigitan binatang (misalnya gigitan nyamuk, kutu atau pinjal).
3. Luka yang dibuat dengan sengaja (misalnya luka bekas suntikan).
Pada luka (ulcus) akibat penyakit syphilis atau penyakit framboesia hama penyakit dikeluarkan bersama
cairan luka (exudat). Melalui gigitan nyamuk, kutu dan pinjal dapat terisap keluar hama penyakit yang
ada dalam darah penderita, misalnya pada penyakit malaria, typhus bercak pes. Melalui jarum suntik
hama beberapa jenis penyakit dapat juga terbawa keluar, seperti misalnya pada penyakit hepatitis
infectiosa dan AIDS.
Yang dimaksud dengan cara penularan penyakit adalah proses proses yang dialami oleh hama penyakit
tersebut sehingga dapat masuk ke dalam tubuh calon penderita. Masing masing penyakit menular
mempunyai cara penularan yang khas, yang satu berbeda dengan yang lain.
(1) Kontak fisik, contohnya penularan penyakit syphilis melalui hubungan seksual.
(2) Melalui tangan yang terkontaminasi, ini dapat terjadi misalnya pada penyakit kolera, seseorang
yang tangannya terkontaminasi dengan produk si penderita, kemudian makan tanpa terlebih dahulu
membersihkan tangannya.
Benda benda bekas dipergunakan oleh penderita dapat menjadi sarana penularan , seperti misalnya
saputangan, handuk, piring, sendok, gelas dan sebagainya, karena benda benda tersebut telah
terkontaminasi dengan produk dari penderita yang sudah barang tentu penuh dengan hama penyakit.
Butir butir ludah dan ingus seperti tersebut di atas mempunyai ukuran / diameter bermacam
macama. Butir butir yang sangat halus akan terus melayang layang di udara, sedangkan butir butir
yang cukup besar akan turun dan mengendap di tanah. Butir butir yang melayang di udara apabila
mengering akan meninggalkan inti yang berisi hama penyakit, yang disebut droplet nuclei, sedangkan
butir butir yang jatuh di tanah apabila mengering akan membentuk debu yang penuh dengan hama
penyakit juga. Dengan perantaraan udara / angin baik itu droplet nuclei maupun debu yang
terkontaminasi itu akan dapat tersebar sampai jauh, dan akan dapat menimbulkan penularan pada
orang banyak melalui pernafasan.
Air dapat menjadi sarana penularan beberapa macam penyakit, misalnya kolera, typhus, parathyphus,
dysentri, radang hati menular,lumpuh kanak kanak dan penyabit karena cacing. Penularan umumnya
terjadi akibat orang mengkonsumsi air yang telah tercemar oleh faeces manusia, tanpa direbus atau
diproses terlebih dahulu (faecal-oral infection).
Penyakit penyakit seperti yang telah disebutkan di atas juga dapat menular dengan perantara
makanan. Penularan dapat terjadi karena :
- Makanan telah tercemar dengan hama penyakit akibat diproses oleh orang yang sedang
menderita sakit atupun carrier dari penyakit tersebut.
- Bahan makanan yang dimakan mentah tidak dicuci terlebih dahulu dengan sempurna
sebelum dikonsumsi, padahal sebelumnya telah disiram air sungai / kali dan sebagainya.
Susu sapi dapat juga menjadi sasaran penularan penyakit penyakit tersebut, misalnya karena diproses
oleh karyawan yang sedang sakit ataupun carrier. Disamping penyakit penyakit yang telah disebutkan
di atas, melalui susu sapi dapat juga ditularkan penyakit dari sapi yang bersangkutan, yaitu
penyakit Tuberculosis bovinum dan Brucellosis. Itulah sebabnya maka susu sapi harus terlebih dahulu di
pasteurisasi sebelum dikonsumsi.
Beberapa jenis serangga dapat menjadi vektor beberapa macam penyakit seperti di bawah ini :
Beberapa jenis alat kedokteran misalnya jarum suntik, jarum tranfusi, jarum vaksinasi dan sebagainya
dapat juga menjadi perantara penularan beberapa jenis penyakit. Penularan terjadi misalnya karena
jarum bekas menyuntik orang lain, tanpa terlenih dahulu disterilkan. Penyakit penyakit yang dapat
menular dengan cara demikian misalnya penyakit hepatitis infectiosa dan AIDS.
Untuk menghindarkan terjadinya penularan penyakit dengan cara demikian, dewasa ini telah banyak
digunakan disposable syringe atau disposable needela, yaitu jarum suntik dan pengisapnya yang sekali
pakai harus dibuang.
5. Pintu Masuk
Yang dimaksud dengan pintu masuk adalah bagian bagian badan yang dilalui oleh hama penyakit
sewaktu masuk ke dalam tubuh calon penderita. Disebut juga pintu infeksi. Pintu masuk itu umumnya
sama dengan pintu keluar, yaitu ;
a. Alat Pernafasan
Yaitu hidung dan mulut, misalnya pada penyakit TBC paru, influensa dan difteria.
Yaitu mulut, misalnya pada penyakit kolera, dysentri dan thypus perut
Dapat berupa luka pada gigitan hewan / serangga, misalnya pada penularan penyakit malaria, DHF dan
pes. Atau luka buatan misalnya bekas suntikan, pada penularan penyakit Hepatitis infectiosa dan AIDS.
6. Kerentanan
Kerentana adalah kesediaan dari tubuh calon tuan rumah untuk menjadi sakit. Tanpa adanya
kerentanan maka calon tuan rumah tersebut akanb tetap sehat meskipun mendapat penularan hama
penyakit.
Secara garis besar perkembangan teori teori terjadinya penyakit adalah sebagai berikut :
2. Teori Hypocrates, bahwa penyakit timbul karena pengaruh Iingkungan terutama: air, udara, tanah,
cuaca (tidak dijeIaskan kedudukan manusia dalam Iingkungan).
3. Teori Contangin, bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui zat penular, yaitu
kantagion. Disebut juga teori cara penularan penyakit melalui zat penular.
4. Teori Humoral, dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena gangguan keseimbangan cairan
dalam tubuh.
5. Teori Miasma, penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan
pengotoran udara dan Iingkungan.
6. Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop dan dilengkapi teori
imunitas.
7. Teori Ekologi lingkungan, bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab dalam Iingkungan tertentu
dapat menimbulkan penyakit.
Hal ini terjadi seiring dengan berubahnya gaya hidup, sosial ekonomi dan meningkatnya
umur harapan hidup yang berarti meningkatnya pola risiko timbulnya penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan lain sebagainya Transisi
epidemiologi dan demografi, juga perkembangan ekonomi mengakibatkannegara-negara
menghadapi peningkatan beban akibat Penyakit Tidak Menular (PTM).Pada 1999, PTM
diperkirakan bertanggung jawab terhadap hampir 60% kematian di dunia dan 43% dari beban
penyakit dunia (WHO, 2000a). Diprediksikan pada tahun 2020 penyakit ini akan mencapai 73
persen kematian di dunia dan 60 persen dari bebanpenyakit dunia (WHO, 2002).
Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, data
Pola Penyebab Kematian Umum di Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah dianggap
sebagai penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Gangguan jantung dan pembuluh darah
seringkali bermula dari hipertensi, atau tekanan darah tinggi. Selain itu, hipertensi yang
merupakan suatu kelainan vaskuler awal, dapat menyebabkan gangguan ginjal, merusak kerja
mata, dan menimbulkan kelainan atau gangguan kerja otak sehingga dapat menghambat
pemanfaatan kemampuan intelegensia secara maksimal. Hipertensi atau yang disebut the silent
killer merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit jantung
(kardiovaskular). Penderita penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta orang di seluruh
dunia. Kurang lebih 10-30% penduduk dewasa di hampir semua negara mengalami penyakit
hipertensi, dan sekitar 50-60% penduduk dewasa adalah mayoritas utama yang status
kesehatannya akan menjadi lebih baik bila tekanan darahnya dapat dikontrol.