You are on page 1of 8

88 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 1, Juni 2013

KERAJAAN MAJAPAHIT:
DINAMIKA DALAM SEJARAH NUSANTARA1

Deny Yudo Wahyudi


Jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Malang

Abstract. Majapahit is one of Nusantara big kingdoms in influence of Hindhu-Budha


age. As big kindom, Majapahit had glorious and sad history dynamic. Many things can
be explored from history of Majapahit because it has abundant data sources, both
artifact and textual data or news from the other countries. The historical dynamic can
be basic of history wisdom in the present time.

Key Words: Majapahit, dynamic, history, Nusantara

Majapahit adalah nama yang tidak asing lagi dapat dipandang dari munculnya 3 dahan
dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia. silsilah dalam pohon wangsa Rajasa. Pohon
Majapahit terhitung sebagai salah satu pertama adalah pohon Ametung dengan Ken
kerajaan terlama dalam periode klasik Dedes yang menurun hingga Anusapati,
Hindu-Buddha yang pernah berdiri di Wisnuwardhana, Kertanegara hingga ke-
Nusantara2 (Rahardjo, 2002; Djafar, 2009). empat putri yang menjadi ibu yang
Dampak dari rentang waktu yang panjang melahirkan raja-raja Majapahit. Belum lagi
tersebut memunculkan sebuah gambaran ranting dari dahan ini pastilah juga menjadi
dinamika kehidupan yang kompleks dan anggota utama keluarga Majapahit5
melahirkan perjalanan sejarah yang (Sidomulyo, 2007; Hardiati, 2010). Dahan
fluktuatif. Gambaran kemegahan, kerayaan, yang kedua dan ini menjadi penting adalah
pluralitas, misi diplomasi, kekayaan budaya dari jalur Ken Angrok dengan Ken Dedes
berselingan dengan gambaran tragis pem- yang menurunkan Mahisa Wongateleng,
berontakan, suksesi, perang saudara, Narasinghamurti, Dyah Lembu Tal, hingga
penaklukan dan perang serta pudarnya Wijaya. Begitu pula ranting-rantingnya mulai
dominasi hegemoni3. Gambaran kompleks yang generasi Mahisa Wonga Teleng hingga
Majapahit paling tidak memberikan Wijaya. Terakhir adalah dahan Ken Angrok
sumbangan yang sangat berharga bagi kajian dengan Ken Umang yang menurunkan
sejarah baik untuk memperbandingkan Tohjaya dan saudara-saudaranya, meskipun
dengan masa-masa sebelumnya maupun jalur ini tidak terekam secara baik dalam
sebagai refleksi pondasi masa kini yang sejarah namun tidak menutup kemungkinan
merupakan masa depan Majapahit. keluarga mereka menduduki posisi cukup
Bicara tentang sejarah panjang penting sebagai keluarga yang mengalir
Majapahit, tidak dapat dilepaskan dari masa darah rajasawamsa.
sebelumnya, yaitu masa Singhasari. Kalau memperhatikan rekonstruksi
Majapahit berdasarkan sumber-sumber ter- silsilah keluarga Majapahit berdasarkan
tulis diberitakan merupakan kelanjutan dari Nagarakertagama dan juga Pararaton nampak
wangsa Rajasa yang diyakini sebagai pendiri bahwa beberapa nama yang muncul adalah
kerajaan Singhasari4 (Sidomulyo, 2007). keluarga-keluarga tua Singhasari. Justru
Panggung sejarah Singhasari dan berlanjut jalinan perkawinan politik inilah yang
hingga Majapahit dari segi pelaku utamanya kemudian tumpang tindih antara status
Deny Yudo Wahyudi, Kerajaan Majapahit: Dinamika Dalam Sejarah Nusantara 89

keluarga dekat raja yang diwakili oleh para Majapahit, meskipun belum lengkap tapi
bathara-bathara ini dengan penuntutan hak puzzle dari mosaik itu sudah menampakkan
atas tahta ataupun meletakkan garis ke- bentuknya.
turunannya dalam jalinan urutan pewaris
tahta sehingga menimbulkan drama-drama Potret Majapahit dalam Historiografi
suksesi, persengkokolan dan juga saling jegal Tradisional Nusantara
dalam perkembangan keluarga ini. Gambaran Majapahit terekam cukup
Munculnya beberapa nama raja yang panjang lebar pada Kakawin Nagara-
mewarisi tahta bukan karena darah langsung kertagama dan Serat Pararaton. Dua buah
(meskipun mereka masih saudara dekat raja) naskah yang meskipun digubah sesudahnya
namun melewati perkawinan kiranya menjadi namun memuat informasi yang sangat
drama tersendiri dalam gambaran suksesi berharga mengenai Majapahit. Bahkan untuk
pada masa klasik ini, dalam hal Majapahit Nagarakertagama kita dapat mengenali
dapat terwakili oleh Wijaya dan beberapa desa, bangunan-bangunan suci,
Wikramawardhana6. wilayah-wilayah lain karena diuraikan cukup
Perjalanan sejarah Majapahit ter- panjang lebar9 (Pigeaud, 1962; Robson,
gambarkan dengan cukup kaya dalam 1995).
sumber-sumber data tertulis baik dalam Gambaran Majapahit dalam prasasti-
bentuk prasasti, naskah maupun sumber prasasti terekam dalam jumlah yang cukup
tertulis kerajaan lain. Selain itu, rekonstruksi banyak. Prasasti tersebut telah dikeluarkan
tersebut dapat diperkuat dengan bantuan sejak raja pertama hingga yang terakhir. Dari
interpretasi terhadap artefak-artefak yang prasasti tersebut terekam mengenai nama
mendukung, gambaran-gambaran kehidupan raja-raja yang memerintah atau keluarga
yang masih dipertahankan sebagai tradisi kerajaan yang mengeluarkan, keberadaan
dan pengaruh-pengaruh kebudayaan yang tanah sima yang lokasinya beberapa di-
nampak pada kebudayaan lain yang sejaman antaranya masih bisa dikenali berdasarkan
dan kemudian menjadi tradisi di wilayah toponimi atau yang masih menampakan
tersebut. Gambaran-gambaran tersebut ada persamaan bunyi, beberapa bangunan baik
yang langsung maupun tidak namun dapat yang sakral maupun profan ataupun
terbantu dengan saling mengkaitkan antar peristiwa-peristiwa sejarah yang lain.
temuan sehingga nampak rekonstruksi yang Kemajuan dalam bidang sastra juga
cukup utuh7 (Wahyudi, 2005). terlihat dari kuantitas maupun kualitas karya
Sumber-sumber data tersebut baik yang digubah pada jamannya ataupun
yang artefaktual maupun tekstual tidak sesudahnya. Naskah-naskah tersebut ada
sepenuhnya kita terima dalam keadaan utuh yang secara langsung memuat tentang
maupun lengkap, sebagian besar justru dalam peristiwa-peristiwa dalam masa Majapahit
keadaan tinggal remahan namun masih dapat ataupun masa sebelumnya, kisah-kisah
dikenali sebagai peninggalannya. Bahkan kehidupan dan ada juga yang memuat
beberapa diantaranya hanya dapat dikenal tentang masalah-masalah keagamaan. Kita
sebagai nama saja (semisal kuil-kuil ke- dapat terbantu lebih banyak mengenali
agamaan yang disebutkan dalam Nagara- jalan cerita naskah-naskah tersebut,
kertagama)8. Namun justru disini kemahiran karena beberapa diantaranya dipahatkan
arkeolog dan sejarawan dapat membantu kita sebagai relief pada bangunan-bangunan suci,
berdasarkan hasil interpretasi mereka bahkan diantaranya dipahatkan di beberapa
terhadap remahan-remahan data tadi yang bangunan suci. Meskipun pemahatan tersebut
telah diolah sebagai jalan sejarah tidak selengkap kisah pada versi naskah,
90 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 1, Juni 2013

namun dengan mengenali relief kunci kita wilayah yang tersebut dalam sumber tertulis
dapat mengenali kisah apa yang dipahatkan menampakkan telah terjadi interaksi dengan
sebagai relief tersebut. Majapahit apakah dalam bidang politik
dan juga ekonomi. Kecanggihan maritim
Perkembangan Sebuah Peradaban Majapahit diakui sebagai salah satu yang
Majapahit sebagai sebuah kerajaan termaju di jamannya, pelabuhan-pelabuhan
besar memperlihatkan sistem birokrasi laut maupun sungai memperlihatkan jaringan
sebagai hasil evoluasi panjang dari kerajaan- perdagangan global yang cukup maju14
kerajaan pendahulunya10 (Rahardjo, 2002:71- (Nugroho, 2011).
77). Sebagai kerajaan yang telah mem- Sebagai negara besar tentunya sektor
perlihatkan kehidupan kompleks tentunya produksi dan konsumsi juga menjadi per-
membutuhkan sistem birokrasi yang rapi, hatian dalam kerangka pengembangan.
mengurusi banyak bidang, berjenjang dan Tradisi agraris yang cukup tua tentunya
memikirkan sistem karir. Sistem yang sudah sangat berkembang pada masa ini.
berlaku dalam masa ini tentunya telah mulai Pembangunan ataupun perawatan bangunan-
muncul dari masa-masa sebelumnya yang bangunan air rupanya dalam rangka
kemudian berkembang seiring tuntutan kemajuan kebudayaan agraris tersebut.
jaman dan sebagian diadopsi masa se- Sektor jasa juga berkembang seiring ke-
sudahnya. Birokrasi yang muncul tentunya majuan kualitas hidup masyarakat, hal ini
dapat dilihat lapisannya sebagai birokrasi tercermin baik dari penyebutan bidang-
pusat dan birokrasi daerah meskipun porsi bidang pekerjaan dalam sumber-sumber
pemberitaan daerah tidak sebanyak tentang tertulis maupun apa yang dapat digambarkan
jenjang yang ada di pusat11 (Lombard,2000). dalam relief-relief baik yang terdapat pada
Hal yang menarik dari sistem ini candi-candi maupun temuan lepas. Tradisi
adalah konsep menempatkan keluarga raja yang memperkuat Majapahit sebagai ke-
(saudara namun punya potensi pengganggu rajaan maritim tergambar pada hubungan
tahta) dalam tatanan herarki kerajaan dan dagang dan misi diplomatik yang cukup luas.
pembagian kekuasaan serta wilayah, namun Sarana transportasi dan pelabuhan juga
mereka ditempatkan di ibukota sehingga menjadi pendukung sistem perdagangan
pemantauannya lebih maksimal. Berdasarkan maritim ini. Ekspedisi-ekspedisi dalam
temuan artefak di situs Trowulan dapat rangka perluasan wilayah tentunya juga
sedikit direkonstruksi bagaimana kehidupan dapat tergambarkan sebagai usaha kemajuan
para pembesar ini dan para orang kaya yang dalam bidang kelautannya.
terlihat dari struktur rumahnya, benda-benda Kemajuan dalam bidang budaya
yang ditemukan dan lokasinya yang dekat tercermin dari keragaman temuan artefak,
dengan bagian yang diduga sebagai keraton12 gambaran dalam sumber tertulis maupun
(Reid, 2004). tradisi-tradisi yang diwariskan. Gambaran
Perkembangan ekonomi pada masa kehidupan dalam sistem perkotaan terekam
ini juga telah memperlihatkan variasi pe- cukup lengkap dari situs Trowulan maupun
kerjaan dan juga aktivitas perdagangan yang gambaran sumber tertulis. Sistem kanal yang
terlihat dari temuan-temuan situs dan canggih semakin memperlihatkan selain
informasi yang digambarkan dalam beberapa masalah fungsional bisa jadi juga masalah
sumber tertulis13 (Munandar, 1990; Wahyudi, cita rasa dalam membangun kota. Kota-kota
2005). Sebagai salah satu pemain ekonomi lain tentunya juga berkembang sebagai
global pada tingkat regional nusantara, sentrum-sentrum aktifitas manusia. Belum
Majapahit terlihat cukup dominan. Wilayah-
Deny Yudo Wahyudi, Kerajaan Majapahit: Dinamika Dalam Sejarah Nusantara 91

lagi desa-desa atau wanua-wanua yang di masa awal rupanya menjadi pijakan dan
tersebar cukup banyak dan luas. modal untuk mempertegas usaha ekspansi
Kemajuan dalam bidang per- dalam berbagai bidang kehidupan.
kembangan religi juga tercermin dari Perluasan wilayah dan pengaruh
berbagai agama yang berkembang, variasi Majapahit ini semakin memperluas
aliran dan juga bangunan-bangunan suci lingkaran-lingkaran wilayah dalam tatanan
yang dibangun. Komunitas keagamaan juga Majapahit. Ada wilayah ibukota dan
nampak dalam beberapa potret sumber sekitarnya, wilayah tradisional atau bagian
tertulis yang memberitakannya. Temuan- utama dari kemaharjaan dan wilayah-wilayah
temuan mandala kadewaguruan merupakan baru yang menjadi koloni baik langsung
bentuk lain dari aktivitas pendidikan dan maupun tidak. Koloni-koloni tersebut ada
keagamaan, hal ini juga gambaran bahwa yang secara langsung diperintah oleh
kuil-kuil keagamaan juga didukung oleh keluarga raja, utusan-utusan Majapahit
komunitas agamawan15 (Noorduyn, 1982). ataupun penguasa-penguasa lokal namun
Gambaran perkembangan seni ter- dalam pantuan Majapahit. Pengembangan
cermin dari variasi arsitektur baik bangunan identitaspun ternyata tetap meninggalkan ciri
sakral maupun profan, perkembangan seni khas Majapahit sebagai kerajaan utama16
dekorasi dan pahat, perkembangan seni sastra (Munandar, 2005).
maupun seni pertunjukan. Seni dapat menjadi Pertikaian sebagai pintu awal
pendukung urusan kepercayaan namun kehancuran ternyata telah muncul sejak awal
banyak juga yang berkaitan dengan cita rasa kerajaan ini berdiri dan semakin parah pasca
atau kegiatan menikmati hidup. Perkembang- Hayam Wuruk Wikramawardhana. Proses
an dalam bidang ini juga melahirkan be- suksesi, penuntutan atas tahta maupun
berapa identitas ke-Majapahitan sehingga persekongkolan telah memperburuk kondisi
mempermudah menafsirkan sebagai bagian Majapahit. Apa yang dibangun pada masa-
dari peradaban Majapahit atau melacak masa awal dan pertengahan tergantikan
proses akulturasinya. dengan perang saudara dan pertikaian yang
berlarut-larut, hal ini semakin diperkuat
Konsep Imperium versus Pertikaian dengan pergeseran politik global dan
Keluarga mengemukanya pusat-pusat perdagangan
Ide dasar kemaharajaan bagi ke- baru. Gambaran tentang pergulatan antara
rajaan-kerajaan tradisional di Nusantara telah kebesaran, keluasan wilayah dan usaha
muncul sejak jaman Sriwijaya yang secara mempertahankan tahta mewarnai masa akhir
fisik wilayah-wilayah pengaruhnya dapat Majapahit17 (Djafar, 2009; Noorduyn, 1978;
dilacak. Pada masa Singhasari peranannya Worsley, 1991).
dalam percaturan politik global telah cukup Perkembangan terbaru pada masa
mapan, sedikit banyak menguntungkan akhir Majapahit dengan tampilnya Islam
Majapahit yang menglaim sebagai penerus- dalam hubungan global yang lebih
nya. Ekspedisi Pamalayu telah menginspirasi mengemuka telah menggeser pola pandangan
Gajah Mada mengumandangkan Sumpah masyarakat pada ajaran-ajaran baru.
Palapanya dalam konsep yang sama yaitu Meskipun embrio Islam pasti telah lama
kemaharajaan atau persatuan wilayah. muncul dan berkembang, utamanya pada
Kolonisasi baik langsung maupun tidak telah wilayah-wilayah pesisir, sebagai contoh
mentransfer hal-hal yang berbau Majapahit wilayah Leran dengan temuan nisan Fatimah
dengan wilayah-wilayah lain dalam berbagai binti Maimun yang angka tahunnya jauh
bidang. Peristiwa-peristiwa pemberontakan sebelum Majapahit, bahkan di jantung
92 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 1, Juni 2013

ibukotanya sendiri ditemukan pula makam pengalaman dalam sejarah dan gambaran
Troloyo dan makam di situs candi Kedaton fluktuatif dinamika kehidupan dapat menjadi
yang nisannya menunjukkan periode transisi modal bagi Indonesia untuk berkembang,
dari Hindu-Buddha ke Islam18. besar dan menjadi kuat. Majapahit adalah
salah satu modal pengalaman.
Nilai-Nilai Budaya dalam Kemegahan
Majapahit Refleksi bagi Penerus Majapahit:
Berbicara masalah nilai-nilai yang Indonesia
dapat kita tangkap dari periode ini tentunya Pada bagian akhir ini mari kita
gampang-gampang susah. Mudahnya adalah memandang kembali bagaimana sejarah
kebesaran dan identitas Majapahit cukup Majapahit telah mengisi cukup besar
tersebar dan susahnya temuannya sudah bentukan sejarah panjang Indonesia. Hal-hal
banyak yang tidak utuh lagi. Secara garis yang telah berkembang pada masa itu
besar kita dapat melihat warisan tersebut menunjukkan evolusi panjang kebudayaan
dalam tangible dan intangible cultural value. kita. Evolusi itu membentuk jalinan-jalinan
Tangible value atau bendawi dapat kita sejarah yang tidak hanya terbentuk karena
pandang sebagai keberhasilan Majapahit apa yang sudah ada namun terkadang
mengembangkan segi-segi kehidupannya. termodifikasi oleh pemikiran-pemikiran baru
Sedangkan intangible value adalah hal-hal yang mengikuti jiwa jamannya. Munculnya
yang terkandung di dalamnya dan hal ini peradaban besar Majapahit dapat kita jadikan
lebih menggambarkan ide atau konsep apa potret dalam perjalanan sejarah Indonesia.
yang dikembangkan. Bicara ide atau konsep Kita bisa melihat bagaimana kota itu tumbuh,
apa yang dikembangkan dapat dijadikan keanekaragaman matapencaharian, misi-misi
gambaran bagaimana masyarakat pen- diplomatik, kemajuan arsitektur, pusat-pusat
dukungnya bersikap atau adaptif terhadap keagamaan, tumbuhnya berbagai macam seni
lingkungan pada masa hidupnya. Lingkungan sebagai gambaran menikmati hidup hingga
disini dapat berarti lokasi hidupnya, apa yang luasnya wilayah-wilayah yang diklaim
sedang menjadi trend budaya, tuntutan- sebagai bagian dari kemaharajaan maupun
tuntutan perkembangan maupun usaha-usaha sebagai mitra politik dan perdagangan.
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Cara Marilah sekarang kita melihat betapa
memandang kitalah yang akan mampu besar sumbangan Majapahit baik yang
mengeluarkan yang intangible tadi karena nampak maupun tidak bagi para penerusnya.
memang tersamar dari apa yang kita lihat Sebut saja salah satu diantaranya adalah
secara langsung. sistem perkotaan. Jika kita membaca
Uraian-uraian tersebut dapat kita beberapa prasasti masa Majapahit dan
pandang sebagai kemajuan sebuah bangsa. naskah-naskah yang digubah pada masa itu
Majapahit telah tumbuh dan menciptakan atau sesudahnya, kita mengenali beberapa
sendiri jalan sejarahnya. Apa yang di- nama yang diidentikan sebagai ibukota
munculkan dan apa yang termunculkan (kutharajya)19 (Munandar, 2008). Diawali
adalah gambaran dari usaha survive, hasrat oleh Tarik sebuah desa di wilayah Sidoarjo,
menjadi besar ataupun mengedepankan Wilwatikta yang dapat dirujukan dengan
simbol-simbol identitas. Kita yang hidup Trowulan dan mungkin yang terakhir adalah
pada jaman sekarang paling tidak berada Keling di sekitar Daha. Belum lagi kota-kota
pada semangat yang hampir sama meskipun kerajaan bawahan ataupun kota-kota kecil
dalam tantangan yang berbeda. Kearifan- lainnya, sebut saja Daha, Singhasari, Lasem,
kearifan masa lampau, pengalaman- Ngurawan, Lamajang dan lain-lain.
Deny Yudo Wahyudi, Kerajaan Majapahit: Dinamika Dalam Sejarah Nusantara 93

Gambaran nyata terlihat dari disandang hingga bagian-bagian yang diurusi


runtuhan atau remahan sisa sebuah kota besar sehingga akan nampak bahwa Majapahit
di situs Trowulan. Temuan bekas pe- telah memunculkan sistem birokrasi yang
mukiman, sistem kanal, patirthaan, candi, merupakan embrio sistem masa sesudahnya
bekas keraton, gapura hingga pemakaman sebagai antisipasi terhadap dinamika
Islam memperlihatkan betapa kompleks dan masyarakat yang kompleks. Ketika bicara
canggihnya para penjaga sejarah Majapahit agama misalnya, kita bisa mendekati
ini berkarya. Jika melihat keragaman artefak bagaimana agama-agama tersebut ber-
yang sekarang tersimpan di Museum kembang (baik dari segi pengikut maupun
Trowulan, belum lagi yang tersebar di konsep), sebarannya, peranannya dalam
museum-museum daerah maupun nasional di masyarakat dan negara maupun evolusi-
Jakarta, bahkan museum-museum di luar evolusi artefak yang mendukung. Bagian lain
negeri semakin memperlihatkan sebuah yang mungkin bisa kita dekati adalah
tingkat peradaban yang tinggi. perkembangan ekonomi, bagaimana kita bisa
Belum lagi yang sampai kepada kita menghadirkan informasi, interpretasi,
sebagai sumber budaya yang intangible (tak maupun rekonstruksi mengenai potensi
bendawi) dalam bentuk ide, konsep, nilai- ekonomi, dinamika pencaharian masyarakat,
nilai, tingkat kemajuan dan sebagainya. diplomasi perdagangan maupun kemajuan
Jika yang kita temukan sedemikian raya infrastruktur sebagai gambaran perkembang-
dan kompleks, maka kita akan berpikir an ekonominya. Banyak pendekatan-pen-
sepandai apakah masyarakat pendukungnya, dekatan lain yang dapat kita uraikan dari
bagaimana mereka memperoleh ilmu, jalinan tambang sejarah agung Majapahit,
bagaimana mereka mengreasi ide-ide brilian yang pilinan-pilinan gambaran kehidupan itu
sehingga memunculkan kebudayaan yang juga mempunyai helaian-helaian fakta
khas Majapahit. Hal ini juga kemudian maupun peristiwanya sendiri.
memperlihatkan betapa kaya sejarah yang Sebagai akhir mungkin kita bisa
telah dihadirkan sebagai pondasi bagi sejarah merefleksi diri kita sebagai pemerhati sejarah
Indonesia. dan budaya bangsa tentang cara pandang kita
Seringkali kita mempelajari sejarah pada sejarah. Bagaikan sisi mata uang, atau
terjebak dalam outline kronologis sehingga struktur bangunan misalnya, jika kita
terkesan menjemukan, diulang-ulang dan pandang satu bagian pada hakekatnya bagian
tidak menampilkan hal yang baru. Sebagai tersebut adalah bagian dari sebuah struktur
pengembangan pendekatan maka patut kita utuh tentang benda tersebut. Atau jika bagian
coba dengan menggunakan model-model tadi kita perhatikan maka terdapat bagian-
sejarah terapan, semisal sejarah sosial, bagian lain yang lebih kecil yang membentuk
ekonomi, budaya, religi, politik dan yang lain salah satu bagian tadi. Sejarah tidak sekedar
sehingga cara mendekati sejarah Majapahit sebagai kisah namun sejarah perlu kita sikapi
yang baku dapat lebih berkembang, fokus dengan kritis banyak puzzle yang belum
dan mendalam. mengisi penuh bidang mozaik tersebut
Ketika kita membicarakan Majapahit namun dari apa yang telah ditinggalkan oleh
dari segi birokrasinya maka kita dapat secara puzzle yang ada maka kita dapat mem-
luas (dan variatif) menyampaikan bagaimana perkirakan bentuk lain yang mengisi
struktur birokrasi, model kekuasaan, kekosongan tersebut20.
pandangan terhadap jabatan, gelar-gelar yang
94 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 1, Juni 2013

Catatan:

1 Artikel ini diolah dari makalah yang berjudul Majapahit: Dalam Jalinan Sejarah Nusantara (Indonesia) yang
disajikan dalam Seminar Nasional Teladan Majapahit dan Peradaban" yang diselenggarakan HMJ Jurusan Sejarah
FIS UM pada hari Sabtu 10 November 2012 yang bertempat di Gedung sasana Budaya UM
2 Kalau ditilik dari prasasti terakhir yang dikeluarkan menunjukkan angka tahun 1486 namun ada asumsi bahwa

kerajaan ini benar-benar berakhir pada dasawarsa kedua abad ke-16 (Rahardjo, 2002; Djafar, 2009).
3 Kalau dapat disamakan atau bahkan menggunakan teori-teori terbaru dari kebudayaan maka kajian semiotik

memperlihatkan episode Majapahit bagaikan teori wacana, dalam alurnya ada masa muncul menuju klimaks
kejayaan, turun naik lagi dalam klimaks perpecahan dan akhirnya antiklimaks.
4 Rajasa adalah identik dengan Ken Angrok, pendiri Tumapel. Dalam prasasti Mula-Malurung sang pendiri dikenal

sebagai Bathara Siwa kakek dari Wisnuwarddhana (Sidomulyo, 2007).


5 Semisal keluarga para putra-putri Anusapati selain Wisnuwardhana, putra-putri Wisnuwardhana selain Kertanegara,

termasuk di dalamnya keluarga Jayakatwang yang ibunya menurut prasasti Mula-Malurung adalah saudara
perempuan Wisnuwardhana (Sidomulyo, 2007; Hardiati, 2010).
6 Sindok, Airlangga, Wijaya, Wikramawardhana adalah contoh dari kasus ini, mereka memperjuangkan hak itu dalam

usaha mempertahankan hak mereka atas tahta.


7 Karena temuan sumber tertulis tidak selalu menceritakan gambaran hidup masa tersebut namun sering ciri-ciri masa

tersebut nampak meskipun tidak dalam latar yang sejaman. Contohnya Panji Margasmara yang berlatar kehidupan
masa Singhasari namun beberapa gambaran lingkungan justru memperlihatkan masa Majapahit. Hal ini
berdasarkan interpretasi terhadap ciri-ciri yang digambarkan dan diperbandingan dengan artefak yang ada
(Wahyudi, 2005).
8 Hal ini nampak dari nama bangunan tersebut, lokasinya, fungsinya yang tidak dapat ditemukan atau dikenali,

bahkan beberapa nama mempunyai kesamaan. Namun rekonstruksi perjalanan Hayam Wuruk yang digambarkan
dalam Nagarakertagama karena secara detail menyebutkan nama, urutan perjalanan dan termasuk dalam aliran apa
telah membantu meletakannya dalam peta dan kemudian mencobahubungkan denga temuan-temuan di sekitarnya.
9 Nagarakertagama dikenal juga sebagai Desawarnana yang lebih menguraikan kondisi desa-desa yang dilewati

Hayam Wuruk dalam perjalanan kunjungannya. Kitab ini sudah banyak diuraikan oleh para ahli namun sejauh ini
rujukan paling banyak dapat ditelusuri dari pemikiran Pigeaud (1962) dan Robson (1995).
10 Dalam berbagai prasasti dan naskah dapat diketahui beberapa jabatan sudah dikenal pada masa-masa sebelumnya

dan beberapa jabatan justru berkembang pada masa Majapahit, contohnya Bhatra sapta prabh atau Pahm
Narendra semacam dewan penasehat agung yang terdiri dari keluarga utama raja (Rajasanagara). Ada jabatan lain
yang juga khas Majapahit, semisal adanya kelompok pejabat kerajaan yang dikenal sebagai saptopapatti.
(Rahardjo, 2002:71-77) memperlihatkan proses evolusi birokrasi pemerintahan tersebut.
11 Lombard (2000) secara cukup panjang lebar menunjukkan bagaimana adopsi-adopsi sistem pemerintahan

Majapahit pada periode-periode selanjutnya yang notabene mendapat pengaruh Islam.


12 Reid (2004) memperbandingkan temuan Majapahit dengan kerajaan-kerajaan besar lain dan menggambarkan pola

kehidupan istana pada masa awal perkembangan perdagangan masa pertengahan di Asia Tenggara.
13 Kita dapat mengenali jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat Majapahit (Munandar, 1990; Wahyudi,

2005).
14 Nugroho (2011) secara panjang lebar menguraikan peradaban maritim Majapahit.
15 Cukup menarik dengan apa yang diuraikan dalam perjalanan Bujangga Manik seorang Tohaan Sunda mengarungi

Pulau Jawa dari Barat hingga Blambangan. Beberapa tempat menggambarkan pusat-pusat keagamaan di Jawa,
selengkapnya dapat dibaca pada Noorduyn (1982).
16 Contoh menarik adalah yang terjadi di Bali dimana keluarga kerajaan yang sekarang menghubungkan dirinya

dengan Sri Kresna Kepakisan utusan Majapahit yang menguasai Bali. Nampak pengaruh Majapahit dalam berbagai
bidang, salah satunya dalam penggambaran tempat tinggal dan istana bangsawan. Lebih lanjut dapat dipelajari
dalam Munandar (2005).
17 Dalam mempelajari masa akhir Majapahit kita dapat melihat gambaran cukup panjang lebar karena informasi

sumber data tertulis yang cukup melimpah hal ini dapat dibaca dari berbagai ulasan beberapa ahli tentang dinamika
politik masa akhir Majapahit (Djafar, 2009; Noorduyn, 1978; Worsley, 1991).
18 Terdapat empat makam yang berada di keempat sudut candi Kedaton di kompleks Trowulan, diyakini oleh

masyarakat sekitar adalah dua orang pria dan dua orang perempuan. Melihat bentuk nisannya yang masih dapat
ditemukan mengingatkan pada nisan sejenis di pesisir utara Jawa dari masa transisi Hindu-Buddha ke Islam. Selain
itu ada kompleks makam Troloyo dan beberapa makam yang menunjukan kekunoan di sekitar situs Trowulan.
19 Untuk gambaran kosmis ibukota Majapahit perlu kiranya kita membaca bagaimana lokal genius Majapahit mampu

diterapkan dalam menyikapi pedoman sebuah kota namun berbenturan dengan kondisi geografisnya. Munandar
(2008) secara panjang lebar menguraikan hal tersebut.
20 Mozaik sejarah utuh merupakan impian ideal sejarawan namun justru kekosongan puzzle merupakan ruang

interpretasi dan potrer dari dinamika data maupun gambaran peristiwa itu sendiri.
Deny Yudo Wahyudi, Kerajaan Majapahit: Dinamika Dalam Sejarah Nusantara 95

DAFTAR RUJUKAN
Djafar, H. 2009. Masa Akhir Majapahit: Girindrawarddhana dan Masalahnya. Jakarta:
Komunitas Bambu.
Hardiati, E.S. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II: Zaman Kuno. Edisi Pemuktahiran.
Jakarta: Balai Pustaka.
Lombard, D. 2000. Nusa Jawa: Silang Budaya, Warisan Kerajaan-kerajaan Konsentris Jilid 3.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Munandar, A.A. 1990. Kegiatan Keagamaan di Pawitra: Gunung Suci di Jawa Timur Abad ke-
14-15. Tesis tidak diterbitkan. Depok: Universitas Indonesia.
----------. 2005. Istana Dewa Pulau Dewata: Makna Puri Bali Abad ke 14-19. Jakarta:
Komunitas Bambu.
Noorduyn, J. 1978. Majapahit in the Fifteenth Century. BKI 134:207-274.
---------- 1982. Bujangga Maniks Journeys Through Java: Topographical Data from an Old
Sundanese Source. BKI 138: 413-442.
Nugroho, I.D. 2011. Majapahit Peradaban Maritim: Ketika Nusantara Menjadi Pengendali
Pelabuhan Dunia. Jakarta: Yayasan Suluh Nuswantara Bakti.
Pigeaud, T.G.Th. 1962. Java in The 14th Century: A Study in Cultural History, The Nagara-
Kertagama By Rakawi Prapanca of Majapahit 1365 A.D. (four edition). The Hague:
Martinus Nijhoff.
Rahardjo, S. 2002. Peradaban Jawa: Dinamika Pranata Politik, Agama, dan Ekonomi Jawa
Kuno. Jakarta: Komunitas Bambu.
Reid. A. 2004. Sejarah Modern Awal Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES.
Robson, S.O. 1995. Desawarnana (Nagarakrtagama) by Mpu Prapanca. Leiden: KITLV Press.
Sidomulyo, H. 2007. Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Wahyudi, D.Y. 1995. Rekonstruksi Keagamaan Masa Majapahit. Tesis tidak diterbitkan.
Depok: Universitas Indonesia.
Worsley, P.J. 1991. Mpu Tantulars kakawin Arjunawijaya and Conception of Kingship in
Fourteenth Century Java. In Variation, Transformation and Meaning: Studies on
Indonesian Literatures in honour of A. Teeuw. Edited by J.J. Ras and S.O. Robson.
Leiden: KITLV.

You might also like