Professional Documents
Culture Documents
kerja ini tidak dipadukan menjadi satu dengan NP langsung di dalam satu
kalimat.
Bentuk penggabungan dua kata kerja ini ada empat jenis yaitu sebagai berikut;
(1) [V1 + V2] kedua kata kerjanya juga memiliki sifat struktur yang sama,
makna yang sama pada waktu dipakainya secara sendiri-sendiri. Secara
struktur kedua kata kerja ada pada hubungan yang sederajat.
a. [V1 (bentuk ~te) + V2] misalnya, [chotto kuruma kara orite mimasen
ka], [osara wo fuite shimatte kudasai] dan sebagainya. Kata kerja
yang sebulumnya dan sesudahnya keduanya merupakan kata kerja
utama. Bentuk ini untuk contoh kedua kata kerja sebelumnya dan
kedua kata kerja sesudahnya itu masing-masing dapat menduduki
frasa adverbial, frasa nominal secara independen. Akan tetapi dalam
keadaan seperti itu kedua kata kerja tersebut sudah bukan lagi kata
kerja majemuk, harus dilihat juga kata kerja yang melekat (bentuk~te)
pada kedua kata kerja tersebut.
[omiyage wo katte kaeru] [omiyage wo katte, ie ni kaeru]
[kuruma kara furite, (keshiki wo) miru]
[osara wo fuite, (chanto todana ni) shimau]
Bentuk hormat seperti ini biasanya memakai morfem hormat pada kata
kerja yang muncul sebelumnya. Tetapi di dalam menunjukan bentuk
hormat kedua kata kerja tersebut dapat dibuat menjadi bentuk hormat.
b. [V1 (bentuk prototype) + V2] bentuk ini lebih kuat penggabungan V1
V2 nya dari pada bentuk sebelumnya pada bagian a. NP akan
menyesuaikan dengan kedua kata kerja atau kata kerja yang
sebelumnya itu secara gramatika. Sebelum munculnya V2 tidak boleh
menyisisipkan kata. V1 berubah menjadi bentuk (~te) dan dapat
langsung disambung dengan V2.
[kinko wo motsu, kinko wo dasu] [kinko wo motte dasu]
Kata kerja majemuk ini, umumnya keseluruhan bentuk
penggabungannya menjadi objek politenesasi (penghormatan).
(2) [V1 + v2] v2 karena sebagai kata kerja bantu jadi akan membatasi
pembentukan V1. Ciri khas gramatikanya terletak pada V1, NP melekat
menjadi satu dengan V1. Sebelum munculnya v2 tidak boleh menyisipkan kata.
a. [V1 (bentuk ~te) + v2]
[kimi no iu koto ga dandan wakatte kita]
[okashi wo zenbu tabete shimatta] Okashi o tabete *okashi o shimau
Bentuk hormat seperti ini kata kerja utama yang menjadi objeknya.
Tapi aja juga yang memakai morfem hormat pada kata kerja
setelahnya, menghilangkan yang sebelumnya itu sesuai dengan
konteks.
[kangaete mite kudasai] [okangae ni natte kudasai]
Bentuk Kata Kerja Majemuk – Harly Tangkilisan -
(3) [v1 + V2] v1 membantu isi makna yang dinyatakan oleh V2, dan ikut
menentukan sifat kata kerjanya. Ciri khas gramatikanya terletak pada V2, NP
nya akan sesuai dengan V2.
a. [v1 (bentuk ~te) + V2]
[sore wo kite tonde kimashita] ([tonde] artinya ‘in a hurry)
[ten no mae ni shina mono ga narabete aru]
shina mono ga aru *shina mono ga naraberu
bentuk hormat seperti ini menempel morfem hormat pada V2. Dalam
menyatakan hormat dapat menghaluskan kedua kata kerja tersebut.
[aruite irassharu] [oaruki ni natte irassharu]
(4) [v1 + v2] kedua kata kerjanya sama-sama saling membantu, baik dari
makna maupun secara struktur berfungsi sebagai satu bentuk penggabungan
yang pas. Merupakan aturan penggunaan yang akan menyatakan makna yang
baru tetapi berbeda dengan pemakaiannya pada saat berdiri sendiri. v1 v2 kalau
berdiri sendiri, tidak akan berkaitan dengan NP. Pembentukan kata kerja
majemuk ini adalah hanya bentuk [v1(bentuk portotypenya) + v2 ]
[keiji wa tsuni hannin ga kakureteiru ie wo tsuki tometa]
[kare wa, naomo iinchou ni kui sagatta]
*iinchou ni kuu *iinchou ni sagaru
Bentuk [kata kerja bentuk protoyype + kata kerja], sangat banyak yang
digunakan dan dinominalisasikan.
Uke tsukeru uketsuke Yomi kakeru yomikake
Deki agaru dekiagari Tori komu torikomi
Hikkosu hikkoshi Mi toosu mitooshi
Yari naosu yarinaoshi Tori yameru toriyame
Tetapi bentuk nominal yang berekuivalen dengan bentuk kata kerja dan
bentuk kata kerja yang berekuivalen dengan bentuk nominal ada banyak,
dan itu pun sendiri tidak dinyatakan.