Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita TB paru
positif. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru
tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam)
positif.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Tn. I/ Laki-laki / 46 tahun
b. Pekerjaan/Pendidikan : Buruh
c. Alamat : Lr. Garuda I, RT. 27
3
IV. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :
- Riwayat TB paru (+) tahun 2000. Didiagnosis berdasarkan foto
rontgen dan tes dahak. Minum OAT 6 bulan dinyatakan sembuh.
- Riwayat sesak nafas sebelumnya disangkal
- Riwayat batuk darah (-)
- Riwayat batuk lama pada keluarga disangkal
V. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh batuk disertai dengan darah 1 minggu sebelum berobat
ke Puskesmas.
3 minggu ini badan juga terasa lemas dan sering demam dan malam hari sering
berkeringat lebih banyak dari biasanya di saat anggota keluarga lain tidak berkeringat.
Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan.
4
VIII. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis (GCS 15)
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Suhu : 37,6C
Pernafasan : 20 x/menit
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 174 cm
Kepala : Normocephal
Mata : Kelopak : Normal
Conjungtiva : Anemis (-)
Sklera : Ikterik (-)
Kornea : Normal
Pupil : Bulat, isokor, reflex cahaya +/+
Gerakan bola mata : Baik
THT : Tak ada kelainan
Mulut : Bibir : Lembab
Bau pernafasan : Normal
Gusi : Warna merah muda, perdarahan (-)
Selaput Lendir : Normal
Lidah : Putih kotor, ulkus (-)
Leher : KGB : Tak ada pembengkakan
Kel.tiroid : Tak ada pembesaran
JVP : 5 - 2 cmH2O
5
Pulmo
Jantung
Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula kiri
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri
Abdomen
Inspeksi Datar, skar (-), venektasi (-), spidernevi (-)
Palpasi Nyeri tekan regio epigastrium (-), defans musculer
(-), hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok
costovertebra (-/-)
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal
6
VIII. Pemerisaan Penunjang :
Pemeriksaan dahak BTA tanggal 23 Juli 2014 hasil belum didapatkan
X. Diagnosis Banding :
- Suspect TB paru relaps
- Suspect Bronkitis
- Suspect Bronkopneumoni
XI. Manajemen
a. Promotif :
Memberikan pengetahuan dan bahaya tentang kemungkinan
penyakit yang diderita pasien.
Menjelaskan kepada Pak Ismail dan keluarga tentang cara
penularan penyakit sehingga menganjurkan untuk membuang
dahak pada tempat khusus dan jika batuk mulut ditutup.
Menjelaskan kepada Pak Ismail dan keluarga tentang kriteria
rumah yang sehat, cukup ventilasi. Karena rumah Pak Ismail
minim ventilasi maka dapat digantikan dengan cara membuka
jendela setiap hari pada pagi sampai sore hari, agar rumah
mendapat sinar dan udara yang cukup.
b. Preventif :
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pentingnya
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk menambah stamina
tubuh. Disarankan kepada Pak Ismail untuk mengkonsumsi sayuran
contohnya sayur bening bayam yang harganya terjangkau dan
mudah dibuat.
7
Pasien diharapkan menuruti cara pemeriksaan dahak yang
dianjurkan dan dimotivasi untuk meminum obat dengan teratur dan
rajin kontrol.
c. Kuratif:
Non medikamentosa
- Istirahat cukup
Medikamentosa
8
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Pakuan Baru
Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi
dr. Merta
SIP : No.188/SIP/2014 STR: No. 365/STR/2014
Tanggal : 23 Juli 2014
Pro : Tn.I
Umur : 46 tahun
Alamat : RT. 27 Pakuan baru
d. Disability Limitation
-
e. Rehabilitatif
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang
bergizi untuk pemulihan kesehatan tubuh pasien.
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh Mycobacteriumtuberculosis (MTB). Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, merupakan
organisme patogen maupun saprofit. Jalan masuk untuk organisme MTB adalah saluran
pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Sebagian besar infeksi TB
menyebar lewat udara.1-3
3.2 ETIOLOGI
Mikrobakterium tuberkulosis adalah suatu jenis kuman yang berbentuk batang dengan
ukuran panjang 1-4 /um dan tebal 0,3-0,6/um, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan. MTB memiliki dinding yang sebagian besar terdiri atas lipid,
kemudian peptidoglikan dan arabinomannan. 1-3
Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan asam dan ia juga lebih tahan terhadap
gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat hidup dalam udara kering maupun dalam keadaan
dingin ( dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es ) dimana kumandalam keadaan dormant.
Dari sifat ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan penyakit tuberkulosis menjadi aktif
lagi. Sifat lain kuman ini adalah aerob, sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi
jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal
paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi
penyakit tuberkulosis. 1-3,4
3.3 EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia saat ini diperkirakan terdapat 450.000 penderita TB menular
setiap tahunnya (atausuatu prevalensi sebesar 300/100.000) dengan angka insidens
225.000 kasus pertahunnya. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada
tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2
0,65%.1-3
10
Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh
WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256
kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantara nya diperkirakan merupakan kasus baru. 1-3
Imunisasi BCG (antituberkulosis) tidak menjamin anak bebas dari penyakit tersebut.
Kuman penyebab TBC yakni Mycobacterium tuberculosis ditularkan melalui percikan dahak ,
jika terkena kuman terus-menerus dari orang-orang dewasa di dekatnya, terutama orang tua,
maka anak tetap terkena. Di antara sesama anak kecil sendiri sangat kecil kemungkinan
menularkan, Interaksi orang tua sangat dekat dan intens dengan anak, apalagi yang masih bayi,
sehingga anak mendapat percikan dahak dari orangtua yang sakit TBC, oleh karena itu, angka
anak penderita TBC sangat terpengaruh jumlah orang dewasa yang dapat menularkan TBC. 1-3
Tim External TB Monitoring Mission mencatat fakta umum, setiap tahun di Indonesia
ditemukan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian akibat penyakit
tersebut. Indonesia merupakan negara ketiga terbesar yang bermasalah dengan TBC, setelah
India dan China. 1-3
3.4 PATOGENESIS
Ketika mikobakterium tuberkulosis mencapai paru-paru, kuman tersebut di makan
oleh makrofag di dalam alveolus dan sebagian dari kuman akan mati atau tetap hidup dan
bermultiplikasi. Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga terbentuknya
kompleks primer secara lengkap disebut sebagai massa ikubasi. Masa inkubasi TB biasanya
berlangsung dalam waktu 4 8 minggu, Pada masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga
mencapai jumlah 10, yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respon imunitas seluler. 1-5
Kuman TB dalam makrofag yang terus berkembang-biak, akhirnya akan menyebabkan
makrofag mengalami lisis, dan kuman TB membentuk koloni di tempat tersebut. Koloni kuman
di jaringan paru ini disebut focus primer ghon.
11
Pada saat terbentuk kompleks primer ini ditandai oleh hipersensitivitas terhadap
tuberkuloprotein, sehingga timbul respon positif terhadap uji tuberkulin. Di daerah ini reaksi
jaringan parenkim paru dan kelenjar getah bening sekitar akan menjadi semakin hebat dalam
waktu kira-kira 2 12 minggu, selama kuman-kuman tersebut tumbuh semakin banyak dan
hipersensitivitas jaringan terbentuk , setelah kekebalan tubuh terbentuk, fokus primer akan
sembuh dalam bentuk fibrosis atau kalsifikasi setelah mengalami nekrosis perkijuan dan
enkapsulasi. 1-5
Kelenjar getah bening regional juga mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tapi tidak akan
sembuh sempurna. Kuman TB dapat hidup dan menetap selama bertahun-tahun dalam kelenjar
ini. Pada anak 70% lesi dalam paru terdapat di subpleura, walaupun juga bisa terdapat di seluruh
lapang kedua paru, pembesaran kelenjar getah bening regional lebih banyak terjadi pada anak
dibanding orang dewasa dan pada anak, biasanya penyembuhan lebih banyak ke arah kalsifikasi,
sedangkan pada orang dewasa ke arah fibrosis. 1-5
12
3.5 KLASIFIKASI TB
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk
pleura.
Berdasarkan pemeriksaan dahak (BTA) 2
TB paru di bagi atas:
a. Tuberculosis paru BTA(+) adalah:
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukan hasil BTA
positif.
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukan BTA positif dan
kelainan radiologi menunjukan gambar tuberkulosis aktif.
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukan BTA positif dan
biakan positif.
b. Tuberculosis paru BTA (-)
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukan BTA negatif, gambaran klinis
dan kelainan radiologi menunjukan tuberculosis aktif.
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukan BTA negatif dann biakan M.
tuberculosis positif.
13
baik . Faktor risiko lainnya antara lain : daerah endemis, penggunaan obat-obatan intravena,
kemiskinanserta lingkungan yang tidak sehat.
14
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan
dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak
mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan
tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
3.8 DIAGNOSIS1-3,4,5
Konfirmasi pasti pada TB paru adalah dengan mengisolasi Mikobakterium tuberculosis
dari sputum, bilasan lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura, atau biopsi jaringan. Spesimen
untuk kultur yang paling baik pada anak adalah cairan lambung pagi hari yang diambil sebelum
anak bangun dari tidur . Akan tetapi semua hal diatas memang sulit untuk dilakukan pada anak,
sehingga sebagian besar diagnosis berdasarkan gejala klinis, gambaran radiografi thorak, dan
tuberkulin test.
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus
baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
a. Gejala sistemik/umum.
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam, kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah). Gejala ini sering ditemukan Batuk terjadi karena ada iritasi pada
bronkus, batuk ini diperlukan untuk membuang keluar produk -produk radang, disertai sesak
nafas dan nyeri dada.
Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru
ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau
berbulan-bulan sejak awal peradangan. Sifat batuk dimulai dari batuk kering ( non-produktif )
kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif ( menghasilkan sputum ) Keadaan yang
lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan
15
batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding
bronkus.
Perasaan tidak enak (malaise), lemah, nafsu makan berkurang, berat badan turun
selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, dan tidak naik setelah penanganan gizi
adekuat. Diare kronik yang tidak ada perbaikan setelah ditangani. 1-3,4,5
b. Gejala Khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak , kalau
ada cairan dirongga pleura, dapat disertai dengan keluhan sakit dada. 1,2
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanyakontak dengan pasien TBC dewasa kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita
TBC parudewasa memberikan hasil uji tuberculin positif . Pada anak usia 3 bulan -5
tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
3.9 TERAPI1-5
Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi: 2
a. TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto toraks: lesi luas.
Paduan obat yang dianjurkan:
1) 2 RHZE / 4 RH atau
2) 2 RHZE / 4R3H3 atau
3) 2 RHZE/ 6HE.
16
Paduan ini dianjurkan untuk:
1) Bila tidak ada / tidak dilakukan uji resistensi, maka alternatif diberikan
paduan obat : 2 RHZES/1 RHZE/5 H3R3E3 (P2TB)
2) Dapat pula dipertimbangkan tindakan bedah untuk mendapatkan hasil
yang optimal
3) Sebaiknya kasus gagal pengobatan dirujuk ke ahli paru
17
d. TB Paru kasus putus berobat
Pasien TB paru kasus lalai berobat, akan dimulai pengobatan kembali
sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 2
18
3) Pertimbangkan pembedahan untuk meningkatkan kemungkinan
penyembuhan.
4) Kasus TB paru kronik perlu dirujuk ke ahli paru
Catatan: TB diluar paru lihat TB dalam keadaan khusus
Saat ini tersedia juga obat TB yang disebut Fix Dose Combination (FDC).
Obat ini pada dasarnya sama dengan obat kompipak, yaitu rejimen dalam bentuk
kombinasi, namun didalam tablet yang ada sudah berisi 2, 3 atau 4 campuran
OAT dalam satu kesatuan. WHO sangat menganjurkan pemakaian OAT-FDC
karena beberapa keunggulan dan keuntungannya dibandingkan dengan OAT
dalam bentuk kombipak apalagi dalam bentuk lepas.
19
b. Dengan jumlah tablet yang lebih sedikit maka akan lebih mudah pemberiannya
dan meningkatkan penerimaan penderita sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
penderita.
c. Dengan kombinasi yang tetap, walaupun tanpa diawasi, maka penderita tidak
bisa memilih jenis obat tertentu yang akan ditelan.
c. Bila terjadi efek samping sulit menentukan OAT mana yang merupakan
penyebabnya.
20
Tabel 2.2 Dosis untuk paduan OAT KDT
Intensif 2 bulan 1 1 3 3
Lanjutan 4 bulan 2 1 - -
21
Tabel 2.4 Dosis untuk paduan OAT KDT Kategori 2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah dicoba
sebelumnya:
a. Pasien kambuh
b. Pasien gagal
c. Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
22
Catatan:
23
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada kasus ini didapatkan keadaan rumah pasien ; Di rumah pasien tinggal
9 orang yaitu Pasien tinggal bersama isteri dan 4 Anak , 2 menantu serta 2 cucu,
Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur dan 1
kamar mandi, dengan 6 buah jendela yang dibuka setiap hari dari pagi hingga
sore. Pasien tinggal di bedeng kayu dan disekitar rumah pasien atau tetangganya
ada yang batuk lama.
Keadaan rumah pasien berhubungan dengan penyakit pasien.
24
3. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar
Pada kasus ini pasien dan keluarga belum mengerti tentang penyakitnya, cara
penularannya, pengobatannya.
Pada kasus ini yang menjadi faktor pasien ditularkan melalui tetangga yang
menderita penyakit yang sama atau penyakit yang sebelumnya pernah diderita
pasien kambuh lagi.
25
DOKUMENTASI
26
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Bagian depan rumah pasien
Memeriksa Pasien
29
Kamar Tidur
30
31