You are on page 1of 6

Tiarapuri, Hubungan Antara Asupan Kalsium dan Status Amenore ....

Tinjauan Penggunaan Pemanis Buatan (Sakarin DanSiklamat) Pada Minuman Jajanan Yang
Dijual Di Sekolah Dasar Di Wilayah Kecamatan Godean Kabupaten Sleman
Ulfah Qomariyah1, Noor Tifauzah2, Idi Setyobroto3

1,2,3
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi No. 3 Banyuraden Gamping Sleman
(Emai: ulfahqomariyah@yahoo.co.id)

ABSTRACT

Background: Food poisoning case on school children in an elementary school in Godean on September 5th 2013 was caused by
the excessive use of food additives. Children are not yet capable to differentiate healthy and unhealthy food. School-age children are
especially attracted to sweet and tasty food with various colors and soft texture. Synthetic sweetener is used in 22.2% of snack, and
is mostly used in beverages.
Objective: To find out the general safety of traditional drinks sold in elementary school in the Godean area, Sleman based on the use
of artificial sweetener, such as saccharin and cyclamate.
Method: This was an observational research with cross-sectional approach and descriptive analysis. The population of this research
were all beverages sold in elementary schools in the area of Godean, Sleman. Eight beverages samples were collected based on multi
stage sampling technique, then were subjected to qualitative and quantitative saccharine and cyclamate testing.
Results: The result showed that 25% of beverages sold around elementary schools in Godean contained saccharine and cyclamate.
Conclusions: Beverages sold around elementary schools in the area of Godean were deemed safe for consumption based on the
use synthetic sweeteners, such as saccharine and cyclamate.

Key word: beverage, synthetic sweeteners, saccharine, cyclamate, elementary school.

ABSTRAK

Latar Belakang: Terjadinya keracunan jajanan pada anak Sekolah Dasar di Godean pada 5 September 2013 disebabkan oleh
pemakaian BTP yang berlebihan. Anak-anak belum dapat membedakan makanan yang sehat dan tidak sehat. Khususnya anak
SD tertarik jajanan yang mempunyai rasa manis, enak dengan warna-warna menarik dan bertekstur lembut. Penggunaan pemanis
sintetis mencapai 22,2% dan lebih banyak digunakan pada minuman.
Tujuan: untuk mengetahui gambaran keamanan minuman jajanan yang dijual di lingkungan Sekolah Dasar di Wilayah Kecamatan
Godean Kabupaten Sleman ditinjau dari penggunaan pemanis buatan (sakarin dan siklamat).
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional dan dibahas secara deskriptif.
Populasi penelitian ini adalah semua minuman jajanan yang dijual di Sekolah Dasar di Wilayah Kecamatan Godean, Sleman. Sampel
diambil berdasarkan teknik sampling Multi Stage Berjenjang yaitu 8 minuman jajanan yang kemudian diuji sakarin dan siklamat secara
kualitatif dan kuantitatif.
Hasil: menunjukkan bahwa minuman jajanan yang dijual di Sekitar SD di Kecamatan Godean 25% mengandung sakarin dan siklamat.
Kesimpulan: Minuman jajanan yang dijual di Sekitar SD di Kecamatan Godean aman dikonsumsi ditinjau dari penggunaan pemanis
buatan (sakarin dan siklamat).

Kata Kunci: minuman jajanan, pemanis buatan, sakarin, siklamat, sekolah dasar

PENDAHULUAN buatan, tepung gandum diganti tepung singkong,


Makanan jajanan atau street foods adalah jenis sari tomat diganti sari pepaya atau ubi jalar dan lain
makanan dan atau minuman yang dijual di kaki lima, sebagainya 1.
pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan
serta lokasi yang sejenis. Baik makanan maupun minuman (BPOM) Yogyakarta menemukan sekitar 20 % makanan
jajanan banyak sekali jenis dan sangat bervariasi dalam yang dijajakan di sekolah-sekolah dasar (SD) di Daerah
bentuk, keperluan dan harga 1. Istimewa Yogyakarta (DIY) mengandung zat yang
Pemalsuan (adulteration) dapat diartikan sebagai membahayakan kesehatan (Hakim, 2013). Survei BPOM
proses yang menyebabkan mutu produk diturunkan tahun 2012 pada 200 lingkungan SD di wilayah DIY
dengan cara penambahan bahan yang lebih rendah ditemukan sekitar 4,3 % dari 276 sampel merupakan
mutunya atau dengan mengurangi atau menghilangkan jajanan yang tidak sehat.2
unsur-unsur penting. Contoh gula pasir diganti pemanis

35
Jurnal Nutrisia, Vol. 17 Nomor 1, Maret 2015, halaman 35-39

Data BPOM tahun 2011 diketahui penggunaan METODE


BTP di Indonesia pada makanan jajanan anak adalah Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional
2%, kemudian meningkat menjadi 9%, sedangkan dan dengan desain cross sectional. Penelitian
Zat yang paling sering ditemukan adalah formalin, observasional atau penelitian survei adalah penelitian
borak, rhodamin B, siklamat, sakarin dan pemanis yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap
buatan3. obyek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Mengutip dari M Alwi Kepala Seksi Pengawasan Obat Juni 2014 di SD di Wilayah Godean, Sleman.
dan Makanan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Jumlah sampel yang diambil dengan teknik sampling
bahwa, Anak-anak khususnya yang masih duduk di SD Multi Stage Berjenjang dengan kriteria inklusi dan eklusi
belum dapat membedakan mana makanan yang baik diperoleh 8 sampel minuman jajanan yang berupa es
untuk di konsumsi dan mana makanan yang tidak baik lilin, es degan, es cincau, es jeruk es teh dan es mega
dikonsumsi.4 mendung. Kemudian masing-masing sampel diuji sakarin
Jenis makanan atau minuman yang disukai anak- secara kualitatif dengan metode ekstraksi uji warna (SNI
anak adalah makanan yang mempunyai rasa manis, enak 01-2893- 1994) dan siklamat secara kualitatif metode
dengan warna-warna menarik dan bertekstur lembut. pengendapan (SNI 01-2893- 1992).
Jenis makanan seperti coklat, permen, jelly, biskuit dan Prosedur penentuan sakarin secara kualitatif: Sampel
snack merupakan produk makanan favorit bagi sebagian diasamkan dengan sebanyak 100 ml dengan HCL,
besar anak-anak. Untuk kelompok minuman warna-warni lalu ekstrak 1 kali 25 ml eter. Setelah larutan terpisah,
(air minum dalam kemasan maupun es sirup tanpa label), diuapkan eter dalam tabung reaksi di udara terbuka,
minuman jelly, es susu (milk ice), minuman ringan (soft ditambahkan 10 tetes H2SO4 dan 40 mg resorsinol. Lalu
drink) dan lain-lainnya.5 dipanaskan perlahan-lahan dengan api kecil sampai
Penggunakan zat pemanis alami (gula pasir dan berubah menjadi warna hijau kotor, dinginkan cawan
gula merah) pada makanan jajanan mencapai 77,8 tambahkan 10 ml air suling dan larutan NaOH 10%
% dan 22,2% menggunakan bahan sintetik atau yang berlebihan. Bila terbentuk warna hijau flouresense berarti
lebih dikenal sebagai gula biang atau biang gula dan sampel positif mengandung sakarin.
banyak digunakan dalam produksi makanan jajanan dari Penentuan siklamat Prosedur analisis kualitatif
konsentrasi 1,36 sampai 12,52%. Gula murni (alami) lebih siklamat metode pengendapan (SNI 01-2893- 1992):
banyak digunakan dalam pembuatan (snack), sedang 25 ml sampel dimasukkan dalam gelas piala dan
gula biang lebih banyak digunakan dalam minuman. diencerkan dengan aquades dengan perbandingan 1 :
Seperti data BBPOM RI tahun 2005 berikut ini, yaitu pada 1, kemudian ditambahkan sepucuk sendok arang aktif
pengambilan sampel dari 195 SD di 18 propinsi, diperoleh untuk menghilangkan warna contoh, kemudian sampel
hasil: 51 sampel es sirup/es cendol, 24 minuman ringan/ disaring. Tambahkan 10 ml larutan HCI 10% ke dalam
sirup/limun, 2 makanan ringan/snack, 10 saus/sambal, 3 hasil saringan contoh, dan tambahkan pula 10 ml larutan
jeli/agar dan 3 jajanan lain mengandung siklamat melebihi BaCl2 10 10%. Biarkan 30 menit saring dengan kertas
batas serta 15 es sirup/es cendol, 13 saus/sambal, 1 mie, saring whatman 42, Ialu tambahkan 10 ml NaNO2 10%,
dan 1 jajanan lain mengandung sakarin melebihi batas.1 kemudian panaskan di atas penangas air. Bila timbul
Hari Kamis tanggal 5 September 2013 lalu telah endapan putih dari BaSO4 berarti contoh mengandung
terjadi keracunan jajanan pada 27 siswa SDN Krajan siklamat.
1, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean keracunan Jika berdasarkan pengujian sakarin dan siklamat
sesudah mengonsumsi permen sitrun. Dyah Sulistyorini secara kualitatif adalah positif mengandung pemanis
Kabid Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen buatan tersebut maka peneliti melakukan wawancara
BBPOM Yogyakarta, juga menegaskan bahwa siswa SD terhadap penjual mengenai komposisi minuman jajanan
merupakan pasar yang paling banyak dimanfaatkan para yang digunakan sebagai sampel. Jika sirup yang
penjual nakal karena berdasarkan pengamatannya rata- digunakan merupakan sirup yang dibuat sendiri maka
rata makanan yang dijual di lingkungan SD mengandung dilakukan uji sakarin dan siklamat secara kuantitatif
bahan pengawet, pewarna tekstil, pemanis buatan dan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), sebagai
penggunaan MSG yang berlebihan dan untuk itu pihak berikut: 1) Pengkondisian Alat KCKT. Kondisi optimum
sekolah diminta aktif memantau penjual jajanan agar KCKT pada percobaan ini adalah sebagai berikut: Kolom
kasus keracunan tersebut tidak terulang di sekolah lain.6 fase balik Luna 10 C-18 100 A (250 x 4,6 mm), laju alir
Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui gambaran 1 ml/menit, detektor ultraviolet 220 nm, komposisi fase
keamanan minuman jajanan yang dijual di lingkungan gerak air-acetonitril (95 : 5), dengan volume injeksi 20
SD di Wilayah Kecamatan Godean Kabupaten Sleman l 2) Pengkondisian sampel : sampel disaring dengan
ditinjau dari penggunaan pemanis buatan (sakarin dan filter 0,45 m kemudian diinjeksikan ke dalam KCKT
siklamat). 3) Perhitungan konsentrasi sampel pemanis sintetis
dengan menggunakan kurva baku dengan persamaan
regresi linear 4) Pembuatan larutan standar larutan

36
Tinjauan Penggunaan Pemanis Buatan ...

standar sakarin sebesar 1.000 ppm, yaitu dengan cara Sedangkan minuman yang non pabrikan misalnya es teh,
menimbang 50 mg sakarin kemudian dilarutkan dan es jeruk, es camcau dan lain-lain.
diencerkan dalam labu takar 50 ml dengan menggunakan Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti minuman
aquabidest sampai tanda batas. Dari larutan induk 1.000 yang non pabrikan karena sakarin tidak terdeteksi
ppm dibuat lagi larutan standar 100 ppm dengan memipet pada sampel pangan yang telah memiliki ijin produksi,
sebanyak 1 ml kemudian dilarutkan dan diencerkan sedangkan pada sampel pangan pedagang kaki lima
dalam labu takar 10 ml dengan menggunakan aquabidest (PKL) diketahui mengandung sakarin. Selain itu, seperti
sampai tanda batas. Setelah itu dari larutan standar 100 yang kita ketahui bahwa minuman non pabrikan umumnya
ppm dipipet sebanyak 0,1 ml; 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; tidak memiliki label dan ijin produksi sehingga belum
0,8ml; dan 1 ml kemudian dilarutkan dan diencerkan diketahui pemanis buatan yang terkandung di dalam
dalam labu takar 10 ml dengan menggunakan aquabidest minuman tersebut.7
samapai tanda batas. Kemudian larutan tersebut diukur Delapan sampel yang diambil kemudian diuji sakarin
luas area dan waktu retensinya dengan menggunakan secara kualitatif dengan metode ekstraksi uji warna (SNI
aquabidest sampai tanda batas. Kemudian larutan 01-2893- 1994) dan siklamat kualitatif dengan metode
tersebut diukur luas area dan waktu retensinya dengan pengendapan (SNI 01-2893-1992) yang dilakukan 3 kali
menggunakan alat KCKT. Kemudian membuat larutan ulangan yaitu pada 16 Juni 2014, 20 Juni 2014 dan 23
standar siklamat sebesar 10.000 ppm, yaitu dengan cara Juni 2014.
menimbang 500 mg siklamat kemudian dilarutkan dan Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa 2 dari 8
diencerkan dalam labu takar 50 ml dengan menggunakan minuman jajanan yang dijual di SD di Wilayah Godean
aquabidest sampai tanda batas. Setelah itu dari larutan positif mengandung sakarin dan 2 dari 8 mengandung
tersebut dipipet sebanyak 1 ml; 2 ml; 3 ml; 4 ml; 5 ml; siklamat. Penjual es masih menggunakan pemanis
dan 6 ml kemudian dilarutkan dan diencerkan dalam labu tersebut dimungkinkan karena harga sakarin yang relatif
takar 10 ml dengan menggunakan aquabidest sampai lebih murah dibandingkan dengan harga gula murni
tanda batas. Kemudian larutan tersebut diukur luas area dan tingkat kemanisannya lebih tinggi dibanding gula
dan waktu retensinya dengan menggunakan aquabidest murni. Sakarin merupakan pemanis buatan yang tingkat
sampai tanda batas. Kemudian larutan tersebut diukur kemanisannya 300 kali lebih manis dibanding dengan
luas area dan waktu retensinya dengan menggunakan gula murni.8
alat KCKT. Wawancara dilakukan pada penjual minuman jajanan
Data yang telah diperoleh dari laboratorium disajikan S1, S4 dan S5, hasilnya siklamat yang terdapat di dalam
dalam bentuk tabel disertai dengan foto. Analisis data S1 dan S4 berasal dari sirup yang digunakan penjual
dilakukan secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan yaitu minuman serbuk kemasan pabrikan yang telah
secara deskriptif bertujuan untuk menggambarkan memiliki izjin produksi dan aman dikonsumsi dalam
penggunaan pemanis sintetis pada minuman jajanan jumlah yang sedikit, sedangkan sakarin yang terkandung
yang dijual di lingkungan Sekolah Dasar di Kecamatan dalam minuman jajanan tersebut tidak tertulis pada label
godean. kemasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada Tabel 1. Hasil Uji Sakarin dan Siklamat Kualitatif pada
bulan Januari 2014 pada jam sekolah yaitu pukul 08.00 Minuman Jajanan yang dijual di Sekolah Dasar di
sampai dengan pukul 13.00 WIB peneliti menghitung Wilayah Godean Sleman
jumlah minuman jajanan yang berada di sekitar Sekolah Jenis Kode
No. Sakarin Siklamat Harga
terdapat dua jenis minuman jajanan yaitu minuman minuman sampel
jajanan kemasan pabrikan (memiliki ijin produksi) dan Es lilin vanila Rp 500
1 S1 Negatif Positif
minuman jajanan non pabrikan (minuman yang dibuat blue
oleh industri kecil tanpa ijin produksi). Terdapat 29 2 Es degan S2 Negatif Negatif Rp 2500
penjual yang menjual minuman pabrikan saja, 12 penjual Es mega Rp 3000
3 S3 Negatif Negatif
yang menjual minuman non pabrikan dan 35 penjual mendung
yang menjual kedua-duanya, sehingga jumlah penjual 4 Es lilin jeruk S4 Positif Positif Rp 500
minuman seluruhnya adalah 76. Penjual yang dihitung 5 Es camcau S5 Positif Negatif Rp 1500
adalah penjual yang menetap berjualan di tempat tersebut 6 Es jeruk1 S6 Negatif Negatif Rp 2000
atau berkeliling tetapi selalu datang dan berjualan di 7 Es jeruk2 S7 Negatif Negatif Rp 1000
tempat tersebut pada jam sekolah. Minuman pabrikan 8 Es teh S8 Negatif Negatif Rp 1500
misalnya minuman kemasan sashet (seperti marimas, Sampel 8 8
pop ice, jasjuz, dll), minuman kemasan botol (seperti positif 2 (25%) 2 (25%)
bigcola, sprite, dll) dan minuman buatan pabrik lainnya. negative 6 (75%) 6 (75%)

37
Jurnal Nutrisia, Vol. 17 Nomor 1, Maret 2015, halaman 35-39

Berdasarkan uji kuantitatif sakarin dengan metode penjual minuman baik pabrikan maunpun non pabrikan
KCKT kadar sakarin dalam minuman tersebut tidak ada yang menggunakan sakarin maupun siklamat harus
atau dinyatakan aman karena komposisi minuman home memperhatikan kadarnya, sebab sakarin dan siklamat
industry atau bukan pabrikan tidak konsisten. Selain itu merupakan Bahan Tambahan Pangan yang dibatasi yaitu
Sukawati (2008) yaitu sakarin masih jarang dijual ditoko diijinkan untuk dikonsumsi namun dalam kadar tertentu.9
kecil dan produsen makanan maupun minuman jajanan
mengalami kesulitan dalam memperoleh sakarin.
Bila dilihat dari harga minuman, minuman yang KESIMPULAN
mengandung sakarin dan siklamat dijual dengan harga Rp 1. Dua dari delapan minuman jajanan yang dijual di
500 sampai dengan Rp 1500, sedangkan minuman yang Sekitar SD di Kecamatan Godean mengandung
dijual lebih dari Rp 1500 sampai dengan Rp 3000 tidak sakarin.
mengandung sakarin dan siklamat. Hal ini dimungkinkan 2. Dua dari delapan minuman jajanan yang dijual di
karena harga sakarin dan siklamat tergolong lebih murah Sekitar SD di Kecamatan Godean mengandung
dari pada gula murni selain itu siklamat bersifat tahan siklamat.
panas, sehingga sering digunakan dalam pangan yang 3. Minuman jajanan yang dijual di Sekitar SD di
diproses dalam suhu tinggi misalnya pangan dalam Kecamatan Godean masih katagori aman dikonsumsi
kaleng. Selain itu konsumen berkecenderungan untuk ditinjau dari penggunaan pemanis buatan (sakarin
mendapatkan jumlah makanan sebanyak-banyaknya dan siklamat)
dengan harga serendah mungkin (murah meriah).
Sebaliknya, penjual harus mendapat keuntungan yang
cukup, bila mereka ingin terus berjualan dan menghidupi SARAN
keluarganya. Hal tersebut menjadi lingkaran setan. 1. Bagi Sekolah: Meskipun minuman jajanan tersebut
Ketika harga bahan makanan lebih tinggi dari daya aman namun pengawasan dari Sekolah terkait
beli konsumen, maka akibatnya penjual terdesak untuk perkembangan minuman jajanan yang dijual di
membuat minuman jajanan dengan jumlah yang besar Sekolah Dasar harus selalu dilakukan.
dan sama tetapi dengan mutu yang lebih rendah, 2. Bagi Orang tua: Orang tua hendaknya memberi
terjadilah pemalsuan atau penggantian sebagian bahan bekal minuman kepada anaknya yang masih duduk
mentah dengan bahan lain yang lebih murah harganya.1,9 Sekolah Dasar.
Menurut BPOM (2004) konsumsi siklamat dalam 3. Bagi masyarakat yang memiliki industri makanan dan
dosis yang melebihi batas yang telah ditetapkan SNI minuman (home industri) agar mematuhi peraturan
dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati keamanan pangan yang berlaku, dengan memiliki
dan limpa. Kemudian menurut Aisyah, dkk (2013) sertifikasi IRT (Industri Rumah Tangga)
bahwa pemberian natrium siklamat pada tikus pada 4. Bagi Peneliti lain
dosis tertentu menyebabkan penurunan jumlah eritrosit a. Diperlukan penelitian tentang keamanan
dan meningkatkan jumlah leukosit. Padahal Anak- pangan ditinjau dari penggunaan pewarna pada
anak khususnya yang masih duduk di sekolah dasar minuman non pabrikan yang dijual di sekitar
belum dapat membedakan mana makanan yang baik Sekolah Dasar.
untuk di konsumsi dan mana makanan yang tidak baik b. Diperlukan penelitian tentang pengetahuan
dikonsumsi.4 penjual minuman mengenai keamanan minuman
Pemanis ditambahkan ke dalam bahan pangan yang dijual.
mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai bahan
tamabahan pangan bagi penderita diabetes melitus
karena tidak menimbulkan kelebihan gula darah, untuk DAFTAR PUSTAKA
memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita 1. Winarno F.G. 2004. Keamanan Pangan Jilid 1.
kegemukan, sebagai penyalut obat yaitu untuk menutupi Bogor: Mbrio press.
rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasanya dibuat 2. Mayasari, Linda. 2012. Banyaknya Jajanan Tidak
tablet yang bersalut, untuk menghindari kerusakan gigi Sehat di Lingkungan Sekolah Anak. Diunduh pada 8
dan pada industri pangan, minuman, termasuk industri Januari 2014 di http://health.detik.com/read/2012/05
rokok, pemanis sintetis digunakan dengan tujuan untuk /24/093231/1923459/763/banyaknya-jajanan-tidak-
menekan biaya produksi, karena pemanis sintetis ini sehat-di-lingkungan-sekolah-anak
selain mempunyai tingkat rasa manis yang lebih tinggi 3. Rachmaningtyas, Ayu. 2013. Jajanan Berbahaya
juga harganya relatif murah dibandingkan dengan gula Sudah Masuk Ke Sekolah. Diunduh pada 17
yang diproduksi alam.8 desember 2013 di http://nasional.sindonews.com/
Pengawasan penggunaan pemanis sintetis harus read/2013/07/28/15/766348/jajanan-berbahaya-
terus dilakukan karena meskipun banyak manfaatnya sudah-masuk-ke-sekolah
namun dalam jumlah banyak dan dalam frekuensi tertentu 4. Permadi, Agie. 2013. Penggunaan bahan berbahaya
berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Sehingga pada jajanan masih marak. Diunduh pada 17

38
Tinjauan Penggunaan Pemanis Buatan ...

desember 2013 di http://daerah.sindonews.com/ 7. Bararah, VB. 2008. Studi Paparan dan Metabolit
read/2013/08/21/21/773832/penggunaan-bahan- Sakarin (Pemanis Buatan) pada Jajanan Anak.
berbahaya-pada-jajanan-masih-marak Universitas Indonesia. Skripsi.
5. Nuraini, Heny. 2007. Memilih & Membuat Jajanan 8. Cahyadi,W. 2008. Bahan Tambahan Pangan.
Anak yang Sehat & Halal. Qultum Media: Depok. Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi aksara.
6. Sunartono. 2013. Jajanan Berbahaya Intai Ribuan 9. Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas! Bahaya Dibalik
Siswa SD. Diunduh pada 18 Januari 2014. http:// Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
www.harianjogja.com/baca/2013/09/08/jajanan-
berbahaya-intai-ribuan-siswa-sd-445518

39

You might also like