You are on page 1of 65

10

BAB II
CAKUPAN PROGRAM

2.1 Gambaran Umum

2.1.1. Geografi

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan merupakan satu dari tiga

Puskesmas Perawatan yang ada di Kabupaten Pesawaran, juga merupakan

salah satu Puskesmas yang terletak di Kecamatan Gedong Tataan dengan luas

wilayah kerja 91,76 KM2. Batas wilayah administrasi Puskesmas Rawat Inap

Gedong Tataan sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kalirejo yaitu

Desa Keagungan Ratu Kecamatan Negeri Katon.

Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kota Dalam

yaitu Desa Kota Dalam Kecamatan Way Lima.

Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Gading Rejo

yaitu Desa Gading Rejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.

Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Pukesmas Bernung yaitu

Desa Kebagusan Kecamatan Gedong Tataan.

Wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan terbagi dalam 11

desa binaan, yaitu Desa Sukaraja, Bagelen, Gedong Tataan, Bogorejo, Karang

Anyar, Kutoarjo, Sukadadi, Way Layap, Pampangan, Padang Ratu dan Desa

Cipadang.

Letak desa terjauh dari Puskesmas Rawat Inap Gedong Tatan adalah

Desa Cipadang dengan jarak tempuh 17,6 km dapat ditempuh dengan

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


11

menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat, sedangkan

desa terdekat adalah Desa Sukaraja dengan jarak tempuh 3 km yang juga

dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat.

Topografi wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan terdiri

dari daerah dataran dan daerah perbukitan dengan rata-rata ketinggian dari

permukaan laut 200 sampai 800 mdpl. Daerah dataran dan perbukitan tadi

dimanfaatkan untuk pemukiman, persawahan, perladangan, perkebunan

serta kawasan hutan rakyat.

Luas daerah untuk sawah dan ladang 7.253,2 Ha (79,04%). Desa

yang memiliki daerah persawahan yang paling luas adalah Desa Karang

Anyar dengan luas lahan 500 Ha, sedangkan desa dengan luas daerah

persawahan yang sedikit adalah Desa Sukaraja dengan luas 49 Ha. Desa yang

memiliki daerah perladangan dan perkebunan yang paling luas adalah Desa

Pampangan dengan luas lahan 900 Ha, sedangkan desa dengan luas daerah

perladangan dan perkebunan yang sedikit adalah Desa Padang Ratu dengan

luas 80 Ha.

2.1.2 Demografi

Pada tahun 2015 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Gedong Tataan berjumlah 49.762 jiwa, jumlah tersebut meningkat 2,03 %

dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 jumlah penduduk

di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan adalah 48.771 jiwa.

distribusi penduduk dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


12

Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Jumlah Luas Kepadatan
No. Desa Wilayah Penduduk
Laki-laki Perempuan
L+P (KM) (/km)
(L) (P)
1. Sukaraja 4.225 4.214 8.439 5,25 1,607

2. Bagelen 3.854 3.705 7.559 8,80 859

Gedong
3. 2.595 2.490 5.085 6,60 770
Tataan

4. Bogorejo 2.365 2.197 4.562 10,06 545

5. Karang Anyar 1.529 1.407 2.936 10,25 286

6. Kutoarjo 1.477 1.406 2.883 10,10 285

7. Sukadadi 2.347 2.284 4.631 12,00 386

8. Way Layap 1.561 1.513 3.074 6,25 492

9. Pampangan 1.021 971 1.992 7,65 260

10 Padang Ratu 868 805 1.673 2,80 598

11 Cipadang 3.529 3.399 6.928 12,00 577

Puskesmas 25.371 24.391 49.762 91,76 542


Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa jumlah penduduk pria 25.371

jiwa (50.98%) dan penduduk wanita 24.391 jiwa (49.02%), dengan rasio

jenis kelamin 1,04 dimana setiap 100 kelahiran bayi perempuan terdapat

104 kelahiran bayi laki-laki dalam setahun. Rasio jenis kelamin adalah

indikator yang digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut

jenis kelamin, dinyatakan dengan perbandingan antara jumlah penduduk

laki-laki dan jumlah penduduk perempuan.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


13

Berdasarkan pada tabel 3 diketahui Desa Sukaraja memiliki jumlah

penduduk paling tinggi yaitu 8.439 jiwa dan desa yang memiliki penduduk

sedikit adalah Desa Padang Ratu dengan jumlah penduduk 1.673 jiwa. Rata-

rata kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong

Tataan 542 jiwa/km2 Daerah terpadat adalah Desa Sukaraja dengan

kepadatan penduduk 1607 jiwa/km2 dan desa dengan kepadatan penduduk

terendah adalah Desa Pampangan dengan kepadatan penduduk 260

jiwa/km2.

Kemiskinan adalah situasi penduduk atau sebagian penduduk yang

hanya dapat memenuhi makanan, pakaian dan perumahan yang sangat

diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum,

sedangkan masyarakat miskin adalah suatu kondisi dimana fisik masyarakat

yang tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang

memadai, dengan kualitas perumahan dan pemukiman yang jauh di bawah

standart kelayakan serta mata pencaharian yang tidak menentu yang

mencakup seluruh multidimensi, yaitu dimensi politik, dimensi sosial,

dimensi lingkungan, dimensi ekonomi dan dimensi asset

(P2KP,PedomanUmum,2004:1dalam http://dr-

suparyanto.blogspot.com/2011/04/masyarakat-miskin-maskin.html).

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


14

Kriteria Keluarga Sejahtera menurut Badan Pusat Statistik adalah

sebagai berikut :

a. Keluarga Sejahtera, adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah

satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) yaitu kebutuhan

akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera Tahap I, adalah keluarga-keluarga yang telah dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu melaksanakan

ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga, seluruh

anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih, seluruh anggota

keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah

dan bepergian, bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah,

bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber-KB dibawa ke

sarana/petugas kesehatan.

c. Keluarga Sejahtera Tahap II, yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah

dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I dan memenuhi syarat sosial

psikologi anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur, paling

kurang sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai

lauk-pauk, seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel

pakaina baru per tahun, luas lantai rumah paling kurang 8 m tiap

penghuni rumah, seluruh anggota keluarga da dalam 3 bulan terakhir

dalam keadaan sehat, paling kurang satu orang anggota keluarga yang

berumur 15 tahun ke atas mempunyai penghasilan tetap, seluruh anggota

keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan latin, seluruh

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


15

anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini, bila anak hidup 2 atau

lebih keluarga yang masih pasangan usia subur memakai alat kontrasepsi

(kecuali sedang hamil).

d. Keluarga Sejahtera Tahap III, yaitu keluarga yang memenuhi persyaratan

Keluarga Tahap II dan memenuhi syarat pengembangan keluarga

diantaranya mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama,

sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan

keluarga, biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan

kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota

keluarga, ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat

tinggalnya, mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1

kali/6 bulan, dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah,

anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai

dengan kondisi daerah setempat.

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus, yaitu keluarga yang dapat memenuhi

kriteria Keluarga Sejahtera Tahap III ditambah dengan kriteria

pengembangan keluarga diantaranya secara teratur atau pada waktu

tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial

masyarakat dalam bentuk materil, kepala keluarga atau anggota keluarga

aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.

f. Keluarga Miskin, adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS-I

karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih

indikator yang meliputi paling kurang sekali seminggu keluarga makan

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


16

daging/ikan/telor, setahun terakhir seluruh anggota keluarga

memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru, luas lantai rumah paling

kurang 8 m untuk tiap penghuni.

g. Keluarga Miskin Sekali, adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi

tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi : pada

umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih,

anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,

bekerja/sekolah dan bepergian, bagian lantai yang terluas bukan dari

tanah.

Distribusi penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Gedong Tataan, dapat dilihat pada tabel 4,

Tabel. 4. Distribusi Penduduk Miskin

No Desa Jumlah Penduduk Jiwa Maskin KK Maskin


1 Sukaraja 8.439 2.634 761
2 Bagelen 7.559 2.340 1.023
3 Gedong Tataan 5.085 2.221 799
4 Bogorejo 4.562 1.445 621
5 Karang Anyar 2.936 1.315 612
6 Kutoarjo 2.883 855 538
7 Sukadadi 4.631 1.784 666
8 Way Layap 3.074 2.282 492
9 Pampangan 1.992 1.032 253
10 Padang Ratu 1.673 1.183 291
11 Cipadang 6.928 2.708 1.364
Jumlah 49.762 19.799 7.420
Sumber : Data BPS Kabupaten Pesawaran Tahun 2015

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


17

Berdasakan tabel 4 diketahui bahwa, tahun 2015 jiwa miskin

berjumlah 19.799. Berdasarkan tabel tersebut diketahui pula bahwa jumlah

keluarga miskin atau Gakin di wilayah kerja Puskesmas Gedong Tataan

adalah 7.420 KK. Jumlah Keluarga miskin tertinggi terdapat di Desa

Cipadang yaitu 1.364 KK (18,38%) dan desa yang paling sedikit KK Miskin

adalah Desa Pampangan yaitu 253 KK (3,4%).

2.1. 3. Sosial Ekonomi.

Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Gedong Tataan adalah petani 41.78%, buruh 35.3%, wiraswasta 15.7%,

pegawai 5% dan sisanya bermata pencaharian sebagai pedagang 2.3%.

Berdasarkan uraian tersebut diketahui sebagian besar penduduk berprofesi

sebagai petani.

Grafik 1. Distribusi Mata Pencaharian Penduduk

2.3 15.7
41.78

35.3
5

petani pegawai buruh pedagang wiraswasta

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


18

2.1.4. Agama

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan

beragama Islam 95,8 %, kemudian beragama Katolik 1,7 %, Kristen 1,6 %,

Hindu 0,3 % dan beragama Budha 0,6 %. Berdasarkan uraian tersebut

diketahui sebagian besar penduduk beragama Islam.

Grafik 2. Distribusi Agama Penduduk

hindu 1

budha 1.5

protestan 2.7

katolik 2.8

Islam 92

0 20 40 60 80 100

2.1.5. Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk berusia 10 tahun keatas menurut

tingkat pendidikan yang pernah ditamatkan adalah tidak pernah sekolah

6.41%, tidak tamat SD 20.9%, Tamat SD/MI 32.8%, tamat SLTP/MTs 25.6%,

Tamat SMA/SMU/SMK/MA 10.2%, Tamat Akademi/Diploma 2.20% dan

Lulusan Perguruan Tinggi 1.83%. Berdasarkan uraian tersebut diketahui

sebagian besar penduduk usia 10 tahun keatas adalah tamat SD/MI yaitu

32.8%.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


19

Grafik. 3. Distribusi Tingkat Pendidikan Penduduk

35 32.8

30 25.6

25 20.9

20
15 10.2
10
5 2.2 1.8

0
tidak tamat SD Tamat SD/MI Tamat SMP SMU D3 S1

2.1.6 Fasilitas Kesehatan

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,

pasal 1 disebutkan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat

dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan

kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang

dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.

Sarana dan prasarana merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sarana dan

prasarana yang terdapat di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan terbagi

dalam peralatan non medis dan peralatan medis. Peralatan medis yang

dimiliki oleh Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan adalah diagnostik set

baik di Puskesmas Induk maupun di Puskesmas Pembantu; peralatan untuk

pemeriksaan kesehatan gigi, peralatan untuk pelayanan persalinan,

pelayanan kontasepsi atau bidan kit, peralatan untuk pemeriksaan

laboratorium sederhana, Puskesmas keliling, ambulance dan kendaraan roda

dua yang digunakan oleh Perawat Home Care.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


20

Sedangkan peralatan non medis yang dimiliki oleh Puskesmas Rawat

Inap Gedong Tataan adalah meubelair berupa kursi, lemari dan meja,

kendaraan roda dua, kendaraan roda empat dan peralatan penunjang

kegiatan administrasi seperti komputer dan mesin tik. Sarana kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan dapat dilihat pada tabel

5 berikut ini :

Tabel. 5. Data Sarana Kesehatan


Keadaan
No Sarana Jumlah Rusak Rusak Rusak
Baik
ringan berat sedang
1 Gedung Puskesmas 2 1 0 0 1
2 Gedung Pustu 3 3 0 0 0
3 Pos Kesehatan Desa 5 5 0 0 0
4 Pos Pelayanan terpadu 0
49 49 0 0
balita
5 Pos Pelayanan terpadu
11 11 0 0 0
Lanjut Usia
6 Pos pembinaan terpadu 11 11 0 0 0
6 Kendaraan roda 4 2 2 0 0 0
7 Kendaraan roda 2 6 2 2 2 0
8 Bidan Praktik Swasta 19 19 0 0 0
9 Klinik Pratama Rawat 0
1 1 0 0
Jalan
10 Klinik Pratama Rawat 0
2 2 0 0
Inap
11 Dokter praktik swasta 4 0 0 0 0
12 Pos Pembinaan Terpadu 11 11 0 0 0
Sumber : Data SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

Agar pelayanan kesehatan dan administrasi lebih optimal, maka

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan memerlukan tambahan alat-alat

diagnostik dan alat penunjang kegiatan lain. Diagnostik kit yang diperlukan

diantaranya adalah pengobatan kit, UGD kit, kesehatan ibu dan anak (KIA)

kit, perawatan kesehatan masyarakat kit, Kesehatan Lingkungan kit serta

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


21

imunisasi kit. Sedangkan alat penunjang kegiatan lain yang diperlukan

diantaranya seperti alat penunjang kegiatan promosi kesehatan, bahan dan

alat penunjang pemeriksaan laboratorium sederhana, peralatan administrasi

kantor seperti komputer, laptop, printer, stabilizer, dan peralatan meubelair

seperti meja, kursi, meja komputer, papan visual, lemari, peralatan audio

visual. Hard disk external, peralatan studio (kamera), brankas, genset,

pendingin ruangan, kipas angin, teralis, paving blok, pagar, kulkas, peralatan

rumah tangga, penambahan daya listrik.

2.1.7. Ketenagaan

Keadaan ketenagaan di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan dapat

dilihat pada tabel 6. Sumber daya manusia atau ketenagaan merupakan

bagian penting bagi suatu organisasi kesehatan untuk menjalankan kegiatan-

kegiatan kesehatan Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan sangat

dipengaruhi oleh sumber daya ketenagaan, baik kualitas maupun kuantitas.

Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan,

baik di Puskesmas induk maupun di Puskesmas pembantu terbagi menjadi

dua, yaitu:

1. Manajerial Puskesmas, merupakan tenaga struktural, meliputi Kepala

Puskesmas dan unit Tata Usaha, keduanya berada di Puskesmas Induk.

Kepala Puskesmas bertugas sebagai penanggung jawab pembangunan

kesehatan di tingkat kecamatan dan Unit Tata Usaha yang bertanggung

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


22

jawab membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan data dan

informasi, perencanaan dan penilaian, keuangan, umum dan kepegawaian.

2. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri atas jabatan fungsional dokter

umum, apoteker, perawat, bidan, penyuluh kesehatan, analis, farmasi,

refraksi optic, sanitarian, nutrisionis dan tehnik gigi.

Tabel.6. Data Tenaga Kesehatan


Status
No Tenaga Kesehatan Jumlah
PNS PTT THLS Magang
1 Dokter Umum 5 0 0 0 5
2 Dokter Gigi 0 0 0 0 0
3 Apoteker 1 0 0 0 1
4 Perawat 25 0 15 1 41
5 Bidan 21 13 26 3 63
6 Perawat Gigi 2 0 0 1 3
7 Penyuluh 3 0 0 0 3
8 Nutrisionis 1 0 0 0 1
9 Sanitarian 1 0 1 0 2
10 Analis Kesehatan 2 0 1 1 4
11 Asisten Apoteker 1 0 0 0 1
12 Refraksi Optik 0 0 1 0 1
13 Pengemudi 0 0 0 0 0
14 Peramu Husada 0 0 1 0 0
15 Jaga malam 0 0 1 0 1
16 umum 0 0 1 0 1
Jumlah 64 13 47 6 130
Sumber : Data SP2TP Tahun 2015

Berdasarkan tabel 6 diketahui distribusi tenaga kesehatan di UPT

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan berjumlah 130 orang dengan

perincian 64 berstatus PNS, 13 berstatus Pegawai Tidak Tetap, 47 orang

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


23

berstatus Tenaga Harian Lepas Sukarela (THLS) dan 6 orang bersatus tenaga

magang.

Berdasarkan indikator kinerja bidang kesehatan di luar standar

pelayanan minimal yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Pesawaran bahwa idealnya jumlah tenaga kesehatan yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Gedong Tataan dengan jumlah penduduk 49.762 jiwa dapat

dilihat pada tabel 7.

Tabel. 7. Estimasi Kebutuhan Tenaga Kesehatan


No Kegiatan Target Hasil
Rasio dokter per 100.000 penduduk
1 10 4
20 dr/100.000 penduduk
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk
2 3 0
6 drg/100.000 penduduk
Rasio apoteker 6 apoteker/100.000
3 3 1
penduduk
Rasio perawat per 100.000 penduduk
4 49 22
100 perawat/100.000 penduduk
Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk
5 49 1
100 nutrisionis/100.000 pendududk
Rasio ahli sanitasi per 100.000
6 penduduk 43 1
90 sanitarian/100.000 penduduk
Sumber data SP2TP Puskesmas

Pada tabel 7 diketahui bahwa terdapat beberapa tenaga kesehatan

yang masih kurang seperti tenaga dokter umum, dokter gigi, nutrisionis dan

sanitarian. Selain tenaga kesehatan Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan

juga memerlukan tenaga administrasi, dengan harapan ditahun mendatang

kebutuhan akan tenaga medis dan tenaga administrasi akan terpenuhi

sehingga pelayanan kesehatan menjadi optimal.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


24

2.2. Upaya Kesehatan

Dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,

pasal 1 disebutkan bahwa upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau

serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan

berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,

pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau

masyarakat.

Upaya kesehatan mencakup setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan baik dilakukan oleh pemerintah melalui Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan atau masyarakat. Upaya Kesehatan

yang dilaksanakan di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan dikelompokkan

menjadi dua, yaitu Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan

Pengembangan.

Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib

terdiri dari promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan

anak serta keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan.

Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta

disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


25

pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang

telah ada yaini upaya kesehatan sekolah, olah raga, perawatan kesehatan

masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa,

kesehatan mata, kesehatan lanjut usia dan upaya pembinaan pengobat

tradisional.

2.2.1. Upaya Kesehatan Wajib

2.2.1.1. Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, upaya

tersebut meliputi : penyuluhan kesehatan, desa siaga serta pembinaan

perilaku hidup bersih dan sehat pada rumah tangga, institusi pendidikan,

institusi sarana kesehatan, Tempat-Tempat Umum dan Institusi tempat kerja,

termasuk didalamnya penyuluhan tentang narkotik, psikotropika dan zat

aditif berbahaya (NAPZA) dengan sasaran masyarakat.

Contoh kegiatan promosi kesehatan adalah penyuluhan NAPZA

dilaksanakan di SMP dan SMU/SMK, penyuluhan ASI Eksklusif untuk

pasangan yang memiliki bayi serta pembinaan terhadap Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

UKBM adalah segala bentuk kegiatan kesehatan yang bersifat dari,

oleh dan untuk masyarakat, seperti pos pelayanan terpadu (posyandu) baik

Posyandu Lanjut Usia maupun Posyandu untuk bayi dan balita serta Pos

Pembinaan Terpadu.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


26

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan

yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga

dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif

dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) terdiri dari sepuluh indikator yaitu : Persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan, Memberi bayi Air Susu Ibu Eksklusif, Menimbang

bayi dan balita, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih

dan sabun, Menggunakan jamban sehat, Memberantas jentik di rumah,

Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktifitas fisik setiap hari dan

indikator ke sepuluh yaitu Tidak merokok di dalam rumah.

Tabel.8 Hasil Kegiatan Promosi Kesehatan


Jumlah Target
No Jenis Kegiatan Sasaran Pencapaian
Sasaran SPM
Penyuluhan perilaku
1 hidup bersih dan sehat
(PHBS)
8853
a Rumah Tangga 12.307 70% 8615
(71,9%)
54
b Institusi pendidikan 61 70% 43
(88,5%)
10
Institusi sarana
c 20 70% 10 (50%)
Kesehatan
Institusi Tempat-tempat 157
d 217 70%
Umum (72.35%)
e Institusi tempat kerja 70 70% 5 (7.14%)
g Penyuluhan NAPZA 12 70% 12 (100%)
Sub variabel 44.12%
348
2 ASI Eksklusif 897 80% 718
(38.8%)

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


27

3 UKBM Posyandu Balita 49


2
a Posyandu Pratama - 0 0
(4,8%)
17
b Posyandu Madya - 0 0
(34,2%)
5
c Posyandu Mandiri - 25% 0
(10%)
25
d Posyandu Purnama - 60% 0
(51%)
Sub variabel 25%
11
4 Desa Siaga aktif 11 80%
(100%)
Variabel Promkes 51,98%
Sumber : SP2TP tahun 2016

Hasil kegiatan promosi kesehatan dapat dilihat pada tabel 8, diketahui

terdapat beberapa kegiatan yang belum mencapai target SPM yaitu

penyuluhan sarana institusi kesehatan,institusi tempat kerja, ASI Eksklusif,

cakupan posyandu mandiri dan cakupan posyandu purnama. Secara

keseluruhan pencapaian cakupan variabel pada promosi kesehatan adalah

sebesar 51.98% hasil tersebut belum mencapai target kegiatan Promosi

Kesehatan. Target pencapaian kegiatan promosi kesehatan adalah 75%.

2.2.1.2. Kesehatan Lingkungan

Upaya penyehatan lingkungan idealnya mencakup tujuh kegiatan

pokok, yaitu penyehatan air, hygiene dan sanitasi makanan dan minuman,

tempat pembuangan sampah dan limbah, lingkungan pemukiman dan

jamban keluarga, pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pengamanan

tempat pengelolaan pestisida dan pengendalian vektor. Hasil kegiatan

penyehatan air dapat dilihat pada tabel. 9, berikut ini :

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


28

Tabel. 9 Hasil Kegiatan Kesehatan Lingkungan Penyehatan Air


Target
No Jenis Kegiatan Jumlah Sasaran Pencapaian
SPM
1 Sarana air bersih 85
Inspeksi dan
10.066
a pembinaan sanitasi 2.640 2.305 (87%)
sarana air bersih
2.002
Keluarga menggunakan
b 2.305 85% (86%)
air bersih
Sarana air bersih
c 0 0 0 0
diperiksa bakteriologis
Sarana air bersih
d memenuhi syarat 0 0 0 0
bakteriologis.
Cakupan sub variabel 86.5%
Sumber : SP2TP tahun 2016

Menurut Permenkes Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang

syarat-syarat pengawasan kualitas air, disebutkan bahwa air bersih adalah

air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi

syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air

bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber atau sarana seperti Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM), air hujan, mata air, air tanah dan air permukaan.

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa sarana air bersih tahun 2015

tercatat 10.066 unit, kegiatan inspeksi dan pembinaan sanitasi sarana air

bersih mencapai 87% dan cakupan keluarga menggunakan air bersih 86%

serta tidak ada sarana air bersih diperiksa bakteriologis sehingga tidak

diketahui sarana air bersih yang memenuhi syarat bakteriologis. Secara

umum cakupan kegiatan penyehatan air belum optimal. Untuk itu

diharapkan pada tahun 2015 kinerja pengelola kesehatan lingkungan

terutama program penyehatan air lebih baik lagi, mengingat peran air yang

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


29

sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup, namun air juga dapat berperan

sebagai media perkembang biakan bakteri dan vektor pembawa penyakit.

Cakupan variabel penyehatan air hanya 86.5%

Hasil kegiatan Hygiene dan sanitasi makanan dapat dilihat pada tabel

10, diketahui bahwa jumlah tempat pengolahan makanan ada 14 unit,

cakupan inspeksi dan pembinaan sanitasi tempat pengolahan makanan

100% dan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan

81.81%. Kegiatan pemeriksaan tempat makanan jajanan 77,4 % dan tempat

makanan jajanan memenuhi syarat kesehatan 90 % di tahun 2015.

Secara umum kegiatan Hygiene dan Sanitasi Makanan belum optimal

dimana cakupan variabel Hygiene dan Sanitasi Makanan hanya 87,3 %.

Tabel. 10 Hasil Kegiatan Kesehatan Lingkungan Hygiene dan


Sanitasi Makanan
Target
No Jenis Kegiatan Jumlah Sasaran Pencapaian
SPM
Tempat pengolahan
1 80
makanan
Inspeksi dan
pembinaan sanitasi
a 14 80% 11 (100%)
tempat pengolahan
makanan
Tempat pengolahan
b makanan memenuhi 11 80% 9
(81,81%)
syarat kesehatan
Pemeriksaan tempat
c 31 80% 24 (77.4%)
makanan jajanan
Tempat makanan
d jajanan memenuhi 20 80 18 (90 %)
syarat kesehatan
Cakupan Sub variabel 87.3%
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan tahun 2015

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


30

Untuk itu diharapkan pada tahun 2016 kinerja pengelola kesehatan

lingkungan terutama Hygiene dan Sanitasi Makanan lebih baik lagi,

mengingat peran makanan bagi kesehatan dan juga aneka jajanan yang

sangat digemari oleh anak-anak, bila tempat jajanan dan jajanan tersebut

tidak diawasi maka dikawatirkan angka kesakitan pada anak akan

meningkat.

Jamban keluarga merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk

tempat membuang dan mengumpulkan kotoran manusia yang lazim disebut

kakus atau water closed (wc), sehingga kotoran tersebut disimpan dalam

suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit

dan mengotori lingkungan pemukiman. (Depkes RI, 1985 dalam

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/syarat-jamban-

keluarga.html).

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa jumlah jamban yang berhasil

didata di seluruh wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan tahun

2015 berjumlah 9421 unit, dari jumlah tersebut setelah dilakukan inspeksi

dan pembinaan 84.4%. Dari jumlah tersebut diketahui bahwa jamban

keluarga yang memenuhi syarat kesehatan 87,3%. Selain itu jumlah rumah

yang berhasil didata di seluruh wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong

Tataan tahun 2015 berjumlah 12.307 unit, dari jumlah tersebut rumah yang

di inspeksi dan dilakukan pembinaan rumah sehat adalah 87.5%, dari jumlah

tersebut diketahui bahwa rumah yang memenuhi syarat kesehatan 78.41%.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


31

Tabel 11. Hasil Kegiatan Kesehatan Lingkungan Penyehatan Lingkungan


Pemukiman dan Jamban Keluarga
Target
No Jenis Kegiatan Jumlah Sasaran Pencapaian
SPM
1 Jumlah jamban
Inspeksi dan
a
pembinaan jamban 9.421 2.640 2.229
keluarga
Jamban keluarga
1.946
b yang memenuhi 2.229 80% 2.229
(87.3)
syarat
2 Jumlah rumah
Inspeksi dan
a pembinaan rumah 12.307 2.640 2.311
sehat
1.812
b Cakupan rumah sehat 2.311 85% 2.311
(78,41)
3 Jumlah SPAL
Inspeksi dan
a pembinaan SPAL 7.403 2.640 2.211
sehat
1.930
b Cakupan SPAL sehat 2.211 80% 2.211
(87.29)
Sub variable %
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

Sarana Pembuangan Air Limbah adalah bangunan yang digunakan

untuk mengumpulkan air buangan dari kamar mandi. tempat cuci, dapur dan

lain-lain (bukan dari peturasan/jamban), sehingga air limbah tersebut dapat

tersimpan atau meresap ke dalam tanah dan tidak menjadi penyebab

penyebaran penyakit serta tidak mengotori lingkungan permukiman.

Berdasarkan tabel 11 juga diketahui bahwa jumlah sarana pembuangan air

limbah yang berhasil didata di seluruh wilayah kerja Puskesmas rawat Inap

Gedong Tataan berjumlah 7403 unit. dari jumlah tersebut setelah dilakukan

inspeksi dan pembinaan diketahui bahwa sarana pembuangan air limbah

yang memenuhi syarat kesehatan hanya 29.8% dengan hasil kegiatan

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


32

kesehatan lingkungan penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban

keluarga adalah 23,6 %.

Sampah menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-2454-1993

didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan

zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak

membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan

(Damanhuri,2004 dalam

https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/05/sarana-air-bersih-dan-

sanitasi-lingkungan-2/). Hasil kegiatan kesehatan lingkungan penyehatan

tempat pembuangan sampah dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12 Hasil Kegiatan Kesehatan Lingkungan Penyehatan Tempat


Pembuangan Sampah
Target
No Jenis Kegiatan Jumlah Sasaran Pencapaian
SPM
Jumlah tempat
1
pembuangan sampah
Inspeksi dan
2.242
a pembinaan tempat 8.777 80% 2.640
(84%)
pembuangan sampah
Tempat pembuangan
2.053
b sampah yang 2.242
(91,57%)
memenuhi syarat
Sub variable 8.778%
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah tempat

pembuangan sampah ada 8777 unit dari jumlah tersebut 84% telah

dilakukan inspeksi dan pembinaan tempat pembuangan sampah dan hanya

91.57% tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.

Untuk sampah rumah tangga, masyarakat masih mengolah secara tradisional,

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


33

seperti dikubur atau dibakar. Namun masih banyak masyarakat yang

membuang sampah di sungai. Di wilayah kerja Puskesmas Gedong Tataan

belum ada tempat pembuangan akhir sampah, yang tersedia hanyalah

tempah pembuangan sampah sementara yang ada di Desa Sukaraja. Secara

keseluruhan cakupan sub variabel penyehatan tempat pembuangan sampah

adalah 87.78%.

Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana banyak orang

berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari. Sanitasi tempat-tempat

umum merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk menjaga

kebersihan di tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan

aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang

merugikan kesehatan, tempat-tempat umum diantaranya adalah tempat

ibadah ,pasar dan sekolah.

(http://ruryazzufar.blogspot.com/2009/11/contoh-makalah-sanitasi-

tempat-tempat.html).

Hasil kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum di wilayah

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel

13 dibawah ini.

Pada tabel 13 diketahui bahwa jumlah tempat-tempat umum 58 unit

dengan 80.43% tempat-tempat umum telah dlakukan Inspeksi dan

pembinaan sanitasi tempat-tempat umum, cakupan pasar sehat 100%,

cakupan sarana pendidikan sehat 92.3 % dan cakupan rumah makan sehat

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


34

91.66%. Secara keseluruhan cakupan sub variabel pengawasan sanitasi

tempat-tempat umum adalah 91,09 %.

Tabel. 13 Hasil Kegiatan Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum


Target
No Jenis Kegiatan Jumlah Sasaran Pencapaian
SPM
Jumlah tempat-tempat
1
umum
Inspeksi dan
37
a pembinaan sanitasi 58 80% 46
(80,43%)
tempat-tempat umum
Cakupan tempat ibadah
b 0 0 0
sehat
1
c Cakupan pasar sehat 1 1
(100%)
Cakupan sarana 24
d 53 26
pendidikan sehat (92.3 %)
Cakupan
11
e restoran/rumah makan 14 12
(91.66%)
sehat
Sub variable 91,09 %
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk

mengendalikan, menolak atau membasmi organisme pengganggu. Tempat

Pembuatan dan Penyimpanan pestisida harus memenuhi persyaratan

kesehatan seperti lokasi, bangunan, kontruksi fasilitas sanitasi yang diatur

sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan dan tata ruang atau letak serta

sarana lain yang diperlukan untuk pengamanannya. Demikian pula halnya

untuk pestisida yang disajikan dalam ruang penjualan atau dalam

pengangkutan harus memenuhi persyaratan guna menghindari gangguan

kesehatan dan atau pencemaran lingkungan sehingga dapat menjamin

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Hasil kegiatan pengamanan tempat

pengelolaan pestisida dapat dilihat pada tabel 14 berikut :

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


35

Tabel.14
Hasil Kegiatan Pengamanan Tempat Pengelolaan Pestisida Tahun 2015
Target
No Jenis Kegiatan Jumlah Sasaran Pencapaian
SPM
Jumlah tempat
1 4 100%
pengelolaan Pestisida
Inspeksi sanitasi
4
a sarana pengelolaan 4 100% 4
(100%)
pestisida
Pembinaan sanitasi
4
b sarana pengelolaan 4 100% 4
(100%)
pestisida
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa jumlah tempat pengolahan

pestisida ada 4 unit.Dari jumlah tersebut tempat pengelolaan pestisida yang

di inspeksi dan dilakukan pembinaan sanitasi mencapai 100%.

Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan

suatu Infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan,

tujuan dari pengendalian vektor adalah mengurangi atau menekan populasi

organisme pengganggu serendah-rendahnya sehingga tidak berarti lagi

dalam menimbulkan kerugian. Vektor berfungsi sebagai penular penyakit

baik pada manusia maupun hewan, dimana keberadaan vektor ini sangat

penting karena kalau tidak ada vektor maka penyakit tidak akan menyebar.

Hasil kegiatan pengendalian vektor dapat dilihat pada tabel 15 berikut

Tabel. 15. Hasil Kegiatan Pengendalian Vektor


No Kegiatan Hasil SPM
Pengawasan tempat-tempat potensial
1 perindukan vektor di pemukiman penduduk 100%
dan sekitarnya
Desa atau lokasi potensial yang mendapat
2 intervensi pemberantasan vektor penyakit 100% > 95%
menular
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


36

Berdasarkan tabel 15 di atas diketahui bahwa hasil kegiatan

Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vektor di pemukiman

penduduk dan sekitarnya telah mencapai SPM, pengendalian vektor pada

desa atau lokasi potensial yang mendapat intervensi pemberantasan vektor

penyakit menular mencapai 100% yaitu pada Desa Sukaraja, Bagelen,

Gedong Tataan, Bogorejo, Kutoarjo dan Pampangan. Kelompok potensial

seperti kelompok kerja demam berdarah dengue pernah ada namun pada

saat ini kelompok tersebut tidak aktif, sehingga perlu dilakukan pembinaan

agar kelompok kerja demam berdarah yang ada di tiap desa dapat aktif

kembali. Secara keseluruhan cakupan variabel upaya Kesehatan Lingkungan

adalah 77,39% dari nilai tersebut sudah tercapai target Upaya Kesehatan

Lingkungan yaitu 85%.

2.2.1.3. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana

2.2.1.3.1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)

Upaya kesehatan Ibu dan anak termasuk keluarga berencana

mencakup kegiatan-kegiatan : kesehatan ibu, kesehatan bayi, upaya

kesehatan balita dan anak pra sekolah, upaya kesehatan anak usia sekolah

dan remaja serta keluarga berencana.

Berdasarkan indikator kinerja standar pelayanan minimal bidang

kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran untuk pelayanan

kesehatan dasar, dimana didalamnya tercakup kegiatan kesehatan ibu dan

anak termasuk Keluarga Berencana, hasil cakupan kunjungan ibu hamil K1

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


37

tahun 2015 seperti tampak pada gambar berikut. Pada grafik tersebut

diketahui bahwa cakupan kunjungan ibu hamil K1 sudah baik yaitu 100.5%

Grafik 4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1

102.94
104
100.65
100.58

100.11

100.5
101
102
100

100

100

100

100

100
100

98

96 SPM 95%

94

92

90

Distribusi cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sebagai berikut :

Grafik 5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4


97.56

97.56

98
97.06
96.81
96.74

97.5
96.61

96.55

96.53
96.46

96.43

97
96.12
96.08

96.5
96
95.5
95

SPM 95%
95
94.5
94
93.5

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


38

Berdasarkan grafik diatas cakupan kunjungan K4 sudah baik berada diatas

SPM 95%

2.2.1.3.2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

tahun 2015 untuk Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan telah mencapai

target yang telah ditetapkan kabupaten yaitu sebesar 90%. Cakupan

persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menurut wilayah desa tampak

pada gambar berikut :

Grafik 6. Cakupan Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan

97 96.88
96
93.94

95
93.33
92.98

92.86

94 92.72
92.48
92.47

92.31
92.13
92.05
92.02

93
92
91 SPM
90%
90
89

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


39

2.2.1.3.3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya tiga

kali, kunjungan nifas pertama pada 6 jam sampai 3 hari setelah persalinan,

kunjungan nifas kedua yaitu pada hari ke-4 sampai hari ke-28 setelah

persalinan dan kunjungan ketiga yaitu hari ke-29 sampai hari ke-42 setelah

persalinan.

Persentase cakupan pelayanan kesehatan kepada ibu nifas tahun

2015 untuk Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan sebesar 95,01%. Jadi

telah melampaui target yang telah ditetapkan Kabupaten yaitu sebesar 90 %.

Grafik 7 Cakupan Pelayanan Nifas

100
100
97.44
96.97

96.67
96.49

98
95.45

95.01
94.64

94.38

93.98
93.84

96
93.25

94

92
SPM
90 90%

88

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


40

2.2.1.3.4. Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal

Komplikasi kebidanan yaitu kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas yang dapat mengancam jiwa ibu atau bayi. Pelayanan yang dilakukan

untuk penanganan komplikasi/ rujukan dari Poskesdes, Polindes, Pustu,

Bidan Praktek Swasta di wilayah Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan.

Penanganan komplikasi kebidanan di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan

tahun 2015 sebagai berikut :

Grafik 8. Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan

100

100

100

89.29

85.64
84.21
83.33

83.33

83.33
82.35

100
80.95

90
80

80 SPM 80%
70
60
50
40
30
20
10
0

sumber : SP2TP Tahun 2015

Dari gambar tersebut tampak bahwa cakupan penanganan komplikasi

kebidanan di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan untuk semua desa sudah

mencapai target SPM yaitu 80%. Cakupan penanganan komplikasi

kebidanan telah mencapai target 85.64 %.

Sedangkan komplikasi neonatal yaitu neonatal dengan penyakit dan

kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


41

Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, BBLR, ikterus, hipotermia,

tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, syndrom gangguan

pernafasan, kelainan kongenital/cacat bawaan. Cakupan komplikasi

neonatal tahun 2015 tampak seperti gambar berikut :

Grafik 9. Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal

cipadang 10.95
SPM 80%
pdratu 5
pampangan 16.67
wlayap 0
skdadi 8.33
ktarjo 25
kranyar 12.5
bogorejo 0
gdtataan 21.43
bagelen 9.52
skraja 8.33

0 5 10 15 20 25 30

Sumber : SP2TP Tahun 2015

Dari gambar tersebut tampak bahwa cakupan penanganan komplikasi

neonatal belum mencapai target SPM 80%. Cakupan penanganan komplikasi

neonatal hanya 10.95%.

2.2.1.3.5. Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan pada bayi

minimal 4 kali yaitu pada umur 29 hari 2 bulan (1 kali), umur 3 - 5 bulan (1

kali), umur 6-8 bulan (1 kali) dan umur 9 11 bulan (1 kali). Pelayanan

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


42

kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar, pemantauan

pertumbuhan, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang, pemberian

vitamin A, penyuluhan pemberian ASI ekslusif dan makanan pendamping ASI

(MP-ASI). Cakupan kunjungan bayi berdasarkan wilayah desa di Puskesmas

Rawat Inap Gedong Tataan adalah sebagai berikut :

Grafik 10. Cakupan Kunjungan Bayi


102.17

107.14
105

96.66
96.55
96.43

96.15
95.83
95.77

95.38
95.24
120

93.97
93.33
93.02
100

100

100
92.05
97.4

96.3

89.47
88.46

85.71
90.7

100 SPM
90%
80
60

40

20

Dari gambar diatas, tampak cakupan kunjungan bayi dibeberapa

wilayah Puskesmas telah mencapai target yang telah di tetapkan kabupaten

yaitu 90 %. Namun masih ada desa yang cakupan kunjungan bayi belum

mencapai target yaitu Desa Sukaraja, Pampangan dan Desa Cipadang.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


43

2.2.1.3.6. Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah

Tabel 16. Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah


Target
No Kegiatan Sasaran Pencapaian
SPM
1 Jumlah Balita 5.852 4.964
Laki-laki 2.984 2.540 (85.1%)
Perempuan 2.868 2.424 (84.5%)

2 Apras 2.687 2.418


Laki-laki 1.370 1.165 ( 85 % )
Perempuan 1.317 1.121 (85,1 %)

3 Cakupan Pelayanan
DDTK 90% 5.852 85%
Balita 90% 2.687 85%
Sub Variabel 84.95%
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

Dari tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan Balita

mencapai 85% dan pelayanan Stimulasi Intervensi Deteksi Dini Tumbuh

Kembang Anak 85%, hasil tersebut masih berada di bawah SPM yaitu 90%.

Untuk itu diharapkan tahun 2017 terjadi peningkatan cakupan pelayanan

Balita dan SIDTK. Jumlah sub variable Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra

Sekolah adalah 84.95%

2.2.1.3.7. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

Tabel 17. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

No Kegiatan Target SPM Pencapaian


1. Pelayanan Kesehatan anak SD 100% 40 SD (95,2%)
oleh nakes atau tenaga
terlatih/guru UKS/dokter kecil.
2. Pelayanan kesehatan remaja 90% 210 (4,6%)
Sub variabel 49,9 %
Sumber : SP2TP Tahun 2015

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


44

Pelayanan kesehatan anak SD tahun 2015 hanya mencakup 40 SD dari

42 SD yang ada, yaitu 95,3% dan cakupan pelayanan kesehatan remaja

hanya mencapai 4,6%. Jumlah sub variabel upaya kesehatan anak usia

sekolah dan remaja adalah 49.9%

2.2.1.3.8. Keluarga Berencana

Peserta KB yaitu Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah

satu cara/alat kontrasepsi. Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga

Berencana dapat dilihat dari indikator cakupan peserta KB Baru dan peserta

KB Aktif. Pasangan Usia Subur (PUS) yang termasuk peserta KB tahun 2015

tampak pada gambar berikut ini :

Grafik 11. Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif


3.04
12.15

84.81

Tidak KB KB Aktif KB Baru

Sumber : SP2TP Tahun 2015

Pada grafik diatas tampak cakupan peserta KB Aktif 84.81%, cakupan

KB Baru ada 12.15% dan PUS yang tidak KB ada 3.04%. Cakupan peserta KB

Aktif di Puskesmas telah melebihi target SPM yaitu 70%

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


45

Grafik 12. Persentase Cakupan Peserta KB Aktif Berdasarkan


Metode Kontrasepsi Tahun 2015

iud 1.89
m 0.024
pil 21.68
m 0.012
sntk 39.29
im 1.86
kn 13.17
0 10 20 30 40 50

Sumber : SP2TP Tahun 2015

Persentase peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yang

digunakan oleh pasangan usia subur yaitu kontrasepsi suntik 39.29% dan

kontrasepsi pil 21.68%. Sedangkan kontrasepsi IUD 1.89%, kontrasepsi

Implant 1.86%, kondom 13.17%. Metode kontrasepsi yang kurang diminati

oleh akseptor KB yaitu Metode Operasi Pria (MOP) 0.012% peserta dan

Metode Operasi Wanita (MOW) 0.024% peserta.

2.2.1.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah usaha perbaikkan gizi

masyarakat yang berintikan penyuluhan gizi, melalui peningkatan peran

serta masyarakat dan didukung kegiatan yang bersifat lintas sektoral,

dilaksanakan oleh berbagai sektor terkait seperti kesehatan, PP dan KB,

Pertanian, Pendiddikan, PKK dan Departemen Dalam Negeri. http://unsa-

73.blogspot.com/2011/07/usaha-perbaikan-gizi-keluarga-dan.html).

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


46

Upaya perbaikan gizi masyarakat meliputi kegiatan pemberian

suplemen pada ibu hamil, makanan tambahan pada balita serta pemantauan

berat badan balita melalui posyandu maupun kunjungan di Puskesmas. hasil

kegiatannya dapat dilihat pada tabel 18 berikut:

Tabel 18.Hasil Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2015


Target
No Jenis Kegiatan Jumlah Sasaran Pencapaian
SPM
1 Jumlah Balita 5.852 - - -
Persentase balita naik
a 85% 4.054 95%
berat badannya (N/D)
Persentase balita yang
b 70% 4.267 72.92%
di timbang (D/S)
Persentase balita
c Bawah Garis Merah <15% (0.62%)
(BGM)
Persentase cakupan
balita mendapat
d 90% 92.54%
vitamin A 2 kali
pertahun
Pemberian makanan
pendamping ASI pada
e 90% 100%
bayi BGM keluarga
miskin
Cakupan pemberian
makanan pendamping
f Air Susu Ibu pada 100% 100%
anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
Cakupan Balita gizi
g buruk mendapat 100% 100%
perawatan
2. Jumlah ibu hamil 1.008
A Fe 1 ibu hamil 101%
B Fe 3 ibu hamil 97.2%
Variabel perbaikan
84.36%
gizi masyarakat
Sumber : SP2TP Tahun 2015

Berdasarkan tabel 18 diketahui bahwa cakupan upaya perbaikan gizi

masyarakat pada semua kegiatannya yaitu cakupan pemberian makanan

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


47

pendamping Air Susu Ibu (ASI) pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

dan cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan dan persentase balita

naik berat badannya (N/D), persentase balita Bawah Garis Merah (BGM)

dan Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM keluarga miskin,

persentase balita yang di timbang (D/S) dan pemberian vitamin A 2 kali

setahun pada balita juga telah mencapai target yang telah ditetapkan. Hasil

cakupan upaya perbaikan gizi keluarga 84,36 %.

2.2.1.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan mencakup pencegahan dan

penanggulangan penyakit menular seperti penyakit Accute Flacyd Paralisis

(AFP), Tuberkulosis paru, Malaria, Kusta, Gigitan Hewan Pembawa Rabies

(GHTR), diare, penumonia dan Demam Berdarah Dengue (DBD) serta

kegiatan terkait pencegahan penyakit seperti imunisasi dan surveylens

pengamatan penyakit.

2.2.1.5.1. Accute Flacyd Paralisis AFP

Acute Flaccid Paralysis adalah semua anak yg berusia kurang dari 15

tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut

atau mendadak dan bukan disebabkan oleh ruda paksa. Cakupan penemuan

dan penanganan penderita penyakit AFP sesuai standar diketahui bahwa

pada tahun 2015 belum ditemukan penderita Accute Flacyd Paralisis (AFP)

Tabel.19 Hasil Cakupan Accute Flacyd Paralisis (AFP)

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


48

Target
Kegiatan Sasaran Pencapaian
No SPM
Penderita AFP = belum ditemukan
Penemuan dan penanganan
1 penderita Accute Flacyd Paralisis 100% 0
rate per 100.000 penduduk < 15
thn.
Sumber : SP2TP Tahun 2015

2.2.1.5.2. Tubercolosis Paru

Tubercolosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Mycobaterium tubercolosis. Pada tahun 2015 ditemukan 42 orang penderita

tuberkolosis paru dengan BTA (+) dan 17 orang penderita tuberkolosis paru

BTA (-) dan Rontgen (+) setelah mengikuti program pengobatan 32 orang

penderita dinyatakan sembuh, 20 penderita mengikuti pengobatan lengkap,

1 orang penderita pindah dan 3 orang pasien TB meninggal dunia.

Dari uraian tersebut diketahui bahwa angka penemuan penderita

Tuberkolosis paru BTA (+) 52,5%, masih berada dibawah target SPM dan

angka kesembuhan 86% berada di atas target SPM yaitu >85%.

Tabel.20. Cakupan TB Paru


Target
Kegiatan Sasaran Pencapaian
No SPM
Tuberkolosis Paru
Jumlah penderita BTA (+) 80 42
Jumlah penderita RO (+) 40 17
Jumlah penderita sembuh 37 32
Jumlah penderita PL 20
Jumlah penderita pindah 1
Jumlah penderita meninggal 3
Persentase kesembuhan TB PARU
>85 % 86%
(DOTS) BTA positif
Pengobatan tb paru (DOTS)
40 42.5%
BTA negatif rotgen positif.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


49

Penemuan penderita BTA (+). 80 52.5%


Sumber : SP2TP Tahun 2015

2.2.1.5.3 Malaria

Penyakit Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium

Cakupan hasil kegiatan Pemberantasan Penyakit Malaria seperti pada tabel

berikut

Tabel 21. Hasil Kegiatan P2 Malaria


Target
No Kegiatan Sasaran Pencapaian
SPM
Penderita malaria klinis = 0 orang
1.
Penderita malaria positif = 0 orang
Persentase penderita malaria
2. 90% 90% 100%
klinis dikonfirmasi lab/RDT.
Persentase penderita malaria
3. 100% 100% 100%
(+) diobati ACT
Sumber : SP2TP tahun 2016

Untuk pengobatan penderita malaria, pada tahun 2016 tidak

ditemukan penderita malaria klinis.

2.2.1.5.4. Kusta

Penyakit Kusta disebabkan oleh bakteria Mycobacterium leprae yang

berjangkit secara perlahan-lahan dan menyerang bahagian kulit, saraf kaki

dan tangan, serta lain-lain organ seperti mata dan hidung. Penyakit Kusta

juga dikenali sebagai Penyakit Hansen

Tabel 22. Hasil Kegiatan P2 Kusta


Target
No Kegiatan Sasaran Pencapaian
SPM
Kusta
1. 1
Jumlah penderita kusta = 1 orang

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


50

Persentase penderita kusta


100%
yang telah selesai berobat
Sumber : SP2TP Tahun 2016

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2016 telah

ditemukan 1 orang penderita kusta dan sedang menjalani pengobatan.

2.2.1.5.5. Gigitan Hewan Pembawa Rabies (GHPR).

Penyakit Rabies adalah penyakit yang disebabkan virus dan

disebarkan melalui gigitan hewan pembawa rabies (HPR), dan merupakan

penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat ini dapat terjadi

pada manusia dan hewan.

Tabel 23. Hasil Kegiatan P2 Rabies


Target
No Kegiatan Sasaran Pencapaian
SPM
Pencegahan & penanggulangan
1. Rabies 5
Jumlah pasien GHPR = 5 orang
Cuci luka terhadap kasus GHPR 100% 100% 100%
Vaksinasi terhadap kasus GHPR
yg berindikasi
Sumber : SP2TP Tahun 2015

Pada tahun 2015 ditemukan 5 orang pasien terkena gigitan hewan

pembawa rabies (GHPR), terhadap semua penderita dilakukan cuci luka

(100%)

2.2.1.5.6. Diare

Tabel 24. Hasil Cakupan P2 Diare


Target
No Kegiatan Sasaran Pencapaian
SPM
Penderita diare 0-1 thn 157

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


51

Penderita diare 1-4 thn 384


Penderita diare >5 thn 351
Jumlah penderita diare 2.045 892 (43.62%)
Penemuan dan penanganan
100%
penderita penyakit diare
Sumber : SP2TP Tahun 2015

Ditemukan 892 penderita diare, dengan perincian : diare pada usia 0

1 tahun 157 penderita, diare pada usia 1 4 tahun 348 penderita dan diare

pada usia >5 tahun 351 penderita. Semua penderita diare yang ditemui

ditangani dan diberikan oralit (100%).

2.2.1.5.7. Pnemonia

Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada paru-

paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit.

Tabel 25. Hasil Cakupan P2 Pnemonia


Target
No Kegiatan Sasaran Pencapaian
SPM
Penderita Pneumonia = 3 orang
1. Penemuan dan penanganan 100% 487 3
Penderita penyakit pneumonia
Sumber : SP2TP Tahun 2015

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tahun 2015 ditemukan 3

orang penderita Pnemonia.

2.2.1.5.8. Demam Berdarah Dengue

Tabel 26. Hasil Cakupan Penemuan Penderita DBD


Target
No Kegiatan Sasaran Pencapaian
SPM
Penderita DBD = 42 orang
1. Penemuan dan penanganan
100% 42 100%
Penderita penyakit DBD yg

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


52

ditangani
Sumber : SP2TP Tahun 2015

Untuk demam berdarah dengue, pada tahun 2015 ditemukan 42

penderita demam berdarah dengue.

2.2.1.5.9. Pelayanan Imunisasi

Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang

penyakit menular yang dapat mematikan seperti : Difteri, Tetanus, Hepatitis

B, Typhus, Radang selaput otak. Untuk itu salah satu pencegahan yang

terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindung adalah melalui

imunisasi.

Imunisasi ada dua macam yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi

aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau

dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi

sendiri. Imunisasi dasar pada bayi antara lain : Hepatitis B 0, BCG, Polio,

DPT/HB/Hib dan Campak.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


53

Grafik 13. Cakupan Imunisasi Bayi

96.3
96.4

96.1

96.1
96.2

95.9

95.9
96

95.8
95.8 SPM 95%

95.6
2014=95%
95.4
%
%

Sumber : SP2TP Tahun 2015

Dari grafik 13 diatas tampak bahwa imunisasi dasar lengkap telah

mencapai SPM yaitu 95%, dengan pencapaian 95.9%. Cakupan imunisasi

dasar lengkap berdasarkan wilayah desa tampak pada grafik berikut :

Grafik 14. Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap


97.1

97.1

97.5

97
96.2

96.2

96.2

96.5
95.9

95.9

95.9

95.9
95.8

96
95.5
95.4

95.5
SPM
95%
95

94.5

Sumber : SP2TP Tahun 2015

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


54

Dari grafik 14 tampak bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap semua

desa telah mencapai target SPM 95%. Untuk cakupan kegiatan pelayanan

Imunisasi tahun 2015 seperti pada gambar di bawah ini :

Tabel 27. Cakupan Pelayanan Imunisasi


Target
No Kegiatan Sasaran Pencapaian
SPM
a. Pelayanan Imunisasi
b. Persentase cakupan desa UCI 100% 11 desa 100%
Persentase imunisasi TT2 (+)
c. 90% 998 99%
pada bumil
Persentase imunisasi campak
d. 99% 986 100%
Anak kelas 1 SD
Persentase imunisasi
e. 99% 986 100%
DT anak kelas 1 SD
Persentase imunisasi TD
f. 99% 100%
Anak kelas 2 dan 3 SD
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan tahun 2015

Untuk hasil kegiatan imunisasi Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan

tahun 2015 sudah seluruhnya mencapai target.

2.2.1.6. Penyakit Tidak Menular

Tabel 28. Kegiatan Penyakit Tidak Menular


No Kegiatan Pencapaian
1. Cakupan penyakit tidak menular :
Hipertensi 1.313
Diabetes Militus 389
Jantung 100
Asma 130
Cidera lain 49
Stroke 32
PPOK 13
Tumor Payudara 10
Tyroid 10
Kanker Servic 6
KLL 278
Sumber : SP2TP Tahun 2015

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


55

Berdasarkan tabel diatas diketahui tiga besar penyakit tidak menular

adalah penyakit hipertensi dengan 1.313 penderita, Diabetes Mellitus

dengan 389 penderita dan kecelakaan lalu lintas 278 penderita.

2.2.1.7. Surveilance (Pengamatan Penyakit)

Hasil kegiatan surveilance adalah kelengkapan laporan W2 100%,

ketepatan laporan W2 95%, kelengkapan laporan STP 100%, ketepatan

laporan STP 100%, kelengkapan laporan C1 100%; ketepatan laporan C1

100%; Puskesmas/Desa membuat penyajian data SKD 100%,

Puskesmas/Desa melaksanakan respon cepat pada kasus potensi KLB

100%, cakupan persentase Puskesmas membuat rekomendasi KLB ke lintas

program terkait yaitu 100%.

Tabel 29. Persentase Kegiatan Surveilance Tahun 2015


Target
No Kegiatan Sasaran Pencapaian
SPM
1. Surveilance pengamatan penyakit
Persentase kelengkapan laporan
a. 95% 95% 100%
W2
b. Persentase ketepatan laporan W2 95% 95% 95%
Persentase kelengkapan laporan
c. 100% 100% 100%
STP
Persentase ketepatan laporan
d. 95% 95% 100%
STP
Persentase kelengkapan laporan
e. 100% 100% 100%
C1
f. Persentase ketepatan laporan C1 95% 95% 100%
Persentase Puskesmas/Desa
g. 84% 84% 100%
membuat penyajian data SKD
Persentase Puskesmas/Desa
h. melaksanakan respon cepat pd 84% 84% 100%
kasus potensi KLB
Persentase Puskesmas membuat
i. 84% 84% 100%
rekomendasi KLB ke lintas

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


56

program terkait
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan tahun 2015

2.3. Upaya Pengobatan

Upaya pengobatan mencakup kegiatan pengobatan seperti kunjungan

Puskesmas baik kunjungan rawat jalan umum, rawat jalan gigi dan

kunjungan rawat inap. Defenisi Kunjungan Pasien adalah pemanfaatan

penggunaan fasilitas kesehatan yang disediakan baik dalam bentuk rawat

jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas kesehatan maupun dalam

bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut, seperti

kegiatan Puskesmas keliling atau Pusling.

Puskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdiri

dari kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan peralatan kesehatan serta

sejumlah tenaga kesehatan yang berasal dari Puskesmas, bertugas

memberikan pelayanan kesehatan. Besarnya tingkat kunjungan pasien ke

fasilitas pelayanan kesehatan dapat dilhat dari kunjungan harian, mingguan,

bulanan bahkan tahunan.

Selain kunjungan upaya pengobatan juga dihitung berdasarkan Bed

Occupancy Ratio (BOR) dan Average Length of Stay (ALOS). BOR atau angka

penggunaan tempat tidur adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada

satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi

rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur, baik pada Puskesmas maupun

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


57

pada rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal antara 60-85% (Depkes

RI, 2005).

Average Length of Stay (ALOS) atau rata-rata lamanya pasien dirawat,

secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005 dalam

http://mpkpk2008.blogspot.com/2009/01/perhitungan-bor-avlos-toi-bto-

gdr-ndr.html) Adapun hasil kegiatan upaya pengobatan dapat dilihat pada

tabel 25 berikut :

Tabel 30. Hasil Kegiatan Upaya Pengobatan


No Kegiatan Target Pencapaian
%
1. Total Kunjungan Puskesmas 28.892
Kunjungan Puskesmas (Rawat Jalan) 27.399
Kunjungan Rawat Inap 1.493
Kunjungan Pelayanan Gigi 1.551
2. Pusling 4 kali
3. BOR Puskesmas Rawat Inap 15% 1,51%
ALOS Puskesmas Rawat Inap 3-5 hari 3-5 hari
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

Berdasarkan tabel 30 diketahui bahwa total kunjungan Puskesmas

30.383 kunjungan. Yang terbagi dalam kunjungan rawat jalan 27.399,

kunjungan rawat inap 1.493 dan kunjungan pelayanan gigi 1551. Selain itu

pada tahun 2015 telah diselenggarakan Puskesmas Keliling sebanyak 4 kali,

yaitu di Desa Cipadang, Padang Ratu, Sukadadi dan Kutoarjo.

Cakupan Bed Occupancy Ratio (BOR) atau angka penggunaan tempat

tidur di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan adalah 1,51%, cakupan BOR

belum mencapai target yang ditetapkan sedangkan untuk Average Length of

Stay (ALOS) atau rata-rata lamanya pasien dirawat adalah 3-5 hari juga telah

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


58

mencapai target yang ditetapkan. Asuhan keperawatan terhadap individu

telah pula dilaksanakan pada 1.493 pasien yang dirawat.

Cakupan variabel Upaya Pengobatan di Puskesmas Rawat Inap

Gedong Tataan mencapai angka 68,8% jumlah tersebut berada di bawah

target upaya pengobatan sebesar 80%.

2.4 Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan yang telah dilaksanakan di

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan belum optimal, sistem pelaporan

yang dilakukan hanya bila kasus ditemukan. Pada upaya kesehatan

pengembangan belum ditentukan target maupun cakupan, hasil yang

dilaporkan hanya sebatas ada penemuan penyakit atau kasus, adapun hasil

upaya kesehatan pengembangan yang telah dilakukan yaitu :

2.4.1. Usia Lanjut

Tabel 31. Upaya Kesehatan Pengembangan (Usila)


No Kegiatan Target Pencapaian
1. Pembinaan kelompok usia lanjut 13
2. Pemantauan kesehatan pada anggota
kelompok usia lanjut 3.555
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan

Pada tabel 31 diatas disebutkan bahwa untuk upaya kesehatan

pengembangan seperti cakupan kegiatan pembinaan usia lanjut dan

pemantauan kesehatan usia lanjut sebesar 3.555 orang dari 13 Posyandu

Lansia yang ada, semua Posyandu Usila telah dibina.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


59

2.4.2. Perawatan Kesehatan Masyarakat

Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat

kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai

dengan kapasitas yang mereka miliki.

Tujuan khusus dari perawatan kesehatan masyarakat adalah

mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi,

menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah,

merumuskan berbagai alternatif permecahan masalah keperawatan yang

mereka hadapi, penilaian hasil kcsehatan dalam memecahkan masalah

kesehatan/keperawatan, mendorong dan meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan, meningkatkan

kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (selfcare),

menanamkan perilaku sehat mclalui upaya pendidikan kcsehatan,

tertanganinya kelompok kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap

masalah kesehatan, menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka

kematian bayi, ibu dan balita serta tercapainya keluarga kecil bahagia dan

sejahtera (Effendy,1998).

Sasaran Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat

faktor ketidak tahuan, ketidak mauan dan ketidak mampuan dalam

menyelesaikan masalah kesehatannya.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


60

Hasil kegiatan program perawatan kesehatan masyarakat dapat

dilihat pada tabel 32 berikut ini. Pada tabel 32 diatas dapat diketahui bahwa

cakupan pembinaan keluarga rawan dengan maternal resiko tinggi ada 3,

anak resiko tinggi ada 6, masalah gizi ada 4, penyakit menular/tidak menular

ada 190, usia lanjut resiko tinggi ada 75, tindak lanjut perawatan ada 20.

Tabel 32. Upaya Kesehatan Pengembangan (Perkesmas)


No Kegiatan Target Pencapaian
1. Cakupan Pembinaan keluarga rawan :
Maternal Risti 3
Anak Risti 6
Masalah Gizi 4
Penyakit Menular/Tidak Menular 190
Usia lanjut Risti 75
Tindak lanjut perawatan 20
Sumber : SP2TP Tahun 2015

2.4.3. Kesehatan Jiwa

Tabel 33. Upaya Kesehatan Pengembangan (Jiwa)


No Kegiatan Target Pencapaian

1. Cakupan Penderita Gangguan Mental


Dementia 0
Penyakit Jiwa (Zchizophrenia) 73
Gangguan Psikotik 45
Gangguan Cemas 0
Amnesia 0
Pingsan (Stupor) 0
Psychosomatic 0
Gangguan Neurotic 0
Gangguan Paranoid 2
Retardasi Mental 0
Gangguan Mental 0
Tinnitus 0
Sumber: SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


61

Cakupan program Kesehatan Jiwa di Puskesmas Rawat Inap Gedong

Tataan pada tahun 2015 berupa pelayanan terhadap 110 pasien Jiwa baik

pasien lama maupun pasien baru. Perinciannya adalah pasien dengan

skizopherian adalah yang paling banyak yaitu 73 pasien, kemudian gangguan

psikotik sebanyak 45 pasien dan pasien dengan gangguan paranoid sebanyak

2 pasien.

2.4.4. Kesehatan Gigi

Tabel.34. Upaya Kesehatan Pengembangan (Gigi)


No Kegiatan Target Pencapaian
1. Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit
Gigi :
Pembinaan kesehatan gigi di Posyandu 13
Pembinaan kesehatan gigi di TK 0
Pembinaan dan bimbingan sikat gigi
masal pada SD/MI 0
Murid SD/MI mendapat perawatan
kesehatan gigi 0
Gigi tetap yang dicabut 401
Gigi tetap yang ditambal permanen 6
Sumber: SP2TP Tahun 2015

Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi yang telah dilakukan di

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan adalah pelayanan pencabutan gigi

tetap sebanyak 401 orang, penambalan gigi permanen 6 orang. Tidak ada

kegiatan Pembinaan kesehatan gigi di TK, tidak ada kegiatan pembinaan dan

bimbingan sikat gigi masal di SD/MI, dan tidak ada kegiatan perawatan

kesehatan gigi pada SD/MI tap dicabut ada 401 orang dan yang ditambal

permanen ada 6 orang.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


62

2.4.5. Pengobat Tradisional (Batra)

Tabel.35. Upaya Kesehatan Pengembangan (Batra)


No Kegiatan Target Pencapaian
(%)
1. Cakupan Batra terdaftar 65 135
2. Cakupan Batra yang dibina 80 76 (57%)
3. Jumlah sarana distribusi obat tradisional 15 0
tidak memenuhi syarat kesehatan
4. Cakupan KK yang menanam TOGA 35 419 (3.3%)
5. Jumlah Kader dilatih TOGA 45 22
Sumber: SP2TP Tahun 2015

Cakupan Batra terdaftar ada 135 orang, yang dilakukan pembinaan

ada 76 orang (57%). Jumlah sarana distribusi obat tradisional tidak

memenuhi syarat kesehatan 0. Cakupan KK yang menanam TOGA ada 3.3%

serta jumlakh kader yang dilatih TOGA ada 22 orang.

2.4.6. Kesehatan Kerja

Tabel.36. Upaya Kesehatan Kerja


No Kegiatan Jumlah Sasaran Pencapaian
Pendataan Industri
Industri RT
1. Rumah Tangga dan 11 Desa 100 %
dan kel tani
kelompok tani
Sosialisasi,pembinaan,
Industri RT
2. Pembentukan pos 11 Desa 100 %
dan kel tani
Usaha Kesehatan kerja

Pembinaan Usaha Industri RT Belum


3. 11 Desa
kesehatan kerja dan kel tani terlaksana

Sumber: SP2TP Tahun 2015

Untuk Upaya Kesehatan Kerja telah dilakukan pendataan Industri

Rumah Tangga dan kelompok tani, telah dilakukan pula sosialisasi

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


63

pembinaan pembentukan pos UKK namun belum dilakukan pembinaan

usaha kesehatan kerja.

2.5 Upaya Kesehatan Penunjang

Selain Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan

di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan terdapat pelayanan penunjang dari

setiap upaya tersebut. Pelayanan penunjang terdiri atas apotek,

laboratorium, apotek serta pencatatan dan pelaporan.

2.5.1. Apotek

Pengelolaan obat di Puskesmas dapat dilakukan oleh apoteker atau

asisten apoteker. Tugas pokoknya adalah mengelola obatobatan yang ada di

Puskesmas, meliputi

a. Perencanaan yaitu menyusun perkiraan kebutuhan obat yang akan

datang.

b. Pengadaan yaitu melaksanakan pengambilan obat dari gudang Farmasi

c. Penerimaan yaitu melaksanakan penerimaan obat yang diserahkan dari

institusi yang lebih tinggi atau menerima pengembalian obat dari bawah

d. Penyimpanan, yaitu kegiatan untuk mengamankan persediaan obat

e. Distribusi, yaitu kegiatan menyerahkan obat ke unitunit pelayanan

f. Penggunaan yaitu kegiatan pemanfaatan obat untuk penderita yang

sesuai

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


64

g. Pencatatan dan pelaporan, yaitu kegiatan membuat catatan dan laporan

untuk tata usaha obatobatan di Puskesmas.

Adapun Daftar Obat yang sering dipakai dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 37. Distribusi Pemakaian Obat.

No Nama Obat Jumlah Satuan


A Antibiotika
1 Amoksisilin 500 mg 92.500 Butir
2 Tetrasiklin 500 mg 33.000 Butir
3 Metronidazol 7.300 Butir
B Antipiretik
4 Paracetamol 500 mg 326.400 Butir
5 Antalgin 500 mg 68.000 Butir
6 Ibuprofen 400 mg 4.900 Butir
C Anti histamin
7 Kloraniramina mealeat (CTM) 84.000 Butir
Vitamin dan mineral
8 Vitamin B Kompleks 34.000 Butir
9 Kalsium Laktat 96.000 Butir
10 Tiamin (vitamin B1) 33.000 Butir
11 Piridoksin (Vitamin B6) 40.000 Butir
D Golongan kortikosteroid
12 Deksametason 60.100 Butir
13 Prednison 15.000 Butir
E Obat Batuk
14 Gliseril Gualakolat 62.000 Butir
F Obat Lambung
15 Antasida DOEN 66.600 Butir
16 Ranitidin 11.100 Butir
G Obat Virus
17 Asiklovir 800 Butir
H Anti jamur
18 Griseofulvin 300 Butir
I Lain-lain
19 Kaptopril 17.600 Butir
20 Natrium Diklofenak 5.500 Butir
21 Salisil bedak 644 kotak
22 Alopurinol 8.400 Butir
23 Aminofilin 4.900 Butir

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


65

Sumber : LPLPO Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan Tahun 2015

2.5.2. Pelayanan Laboratorium

Menurut Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa laboratorium

adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang melaksanakan

pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari

manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi

kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan

dan masyarakat. Hasil kegiatan laboratorium Puskesmas, dapat dilihat pada

tabel 37 berikut ini :

Tabel. 37 Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium


No Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Hasil Target
1 Pemeriksaan Hemoglobin 386 (%) 93%
Pemeriksaan trombosit tersangka
2 241 (100%) 100%
DBD
3 Pemeriksaan darah malaria 7 (100%) 100%
4 Pemeriksaan test kehamilan 48 (4,7%) 93%
5 Pemeriksaan sputum BTA 351 (44%) 70%
6 Pemeriksaan sputum BTA (+) 41 (51%) 70%
7 Pemeriksaan urin protein 252 (5.7%) 95%
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Gedong Tahun 2015

Berdasarkan tabel 37 diatas beberapa jenis pemeriksaan laboratorium

sederhana telah dilaksanakan di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan

seperti pemeriksaan penyaringan darah dan urin yaitu pemeriksaan

haemoglobin 386 pemeriksaan, pemeriksaan penyaringan protein urin 252

pemeriksaan, test kehamilan 48 pemeriksaan dan pemeriksaan trombosit

untuk tersangka demam berdarah dengue bagi penderita tersangka demam

berdarah dengue ada 241 pemeriksaan.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


66

Untuk pemeriksaan mikroskopis telah dilakukan pemeriksaan darah

untuk malaria dan pemeriksaan sputum untuk tubercolosis paru. Tahun

2015 telah dilakukan 7 (100%) pemeriksaan malaria dan mencapai target

yang telah ditetapkan yaitu seluruh tersangka penderita malaria telah

diperiksa darahnya. Untuk pemeriksaan sputum telah dilakukan 351 (44%)

pemeriksaan sputum untuk suspek Tubercolosis Paru dan ditemukan 41

(51%) penderita tubercolosis BTA (+).

2.5.2 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

Sistem pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu bentuk upaya

pelayanan penunjang dari setiap upaya kesehatan wajib maupun upaya

kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di Puskesmas Rawat Inap

Gedong Tataan. Pencatatan dan pelaporan tersebut terdiri dari beberapa

jenis meliputi :

1. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas Laporan Bulanan

dengan Lembaran Jenis Penyakit (SP2TP - LB 1).

2. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas Laporan Bulanan

dengan Penggunaan Obat (SP2TP-LB2).

3. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas Laporan Bulanan

dengan Lembaran Program Puskesmas yang berisi laporan program yang

dilaksanakan oleh Puskesmas seperti Laporan hasil program Perbaikan

Gizi, KIA-KB, Imunisasi, program penanggulangan penyakit menular dan

lain-lain (SP2TP-LB3).

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


67

4. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas Laporan Bulanan

dengan Lembaran Kegiatan Pelayanan di Puskesmas yang berisi laporan

kunjungan, jumlah kunjungan rawat jalan dan inap puskesmas, laporan

jumlah pasien dengan perawatan kesehatan masyarakat, laporan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut, laporan jumlah kegiatan

penyuluhan, laporan jumlah kegiatan kesehatan lingkungan dan laporan

jumlah pelayanan laboratorium (SP2TP-LB4).

Cara pengumpulan untuk laporan yang berasal dari bidan desa dan

Puskesmas Pembantu harus masuk ke koordinator SP2TP setiap tanggal 25

tiap bulannya, sedangkan untuk laporan pemegang program dan bidan

koordinator harus masuk ke petugas SP2TP Puskesmas setiap tanggal 30 tiap

bulannya. Adapun hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan tahun 2015

adalah telah membuat dan mengirimkan laporan bulanan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten Pesawaran tepat waktu, telah dibuat data 10 besar

penyakit dan telah dilakukan satu kali mini lokakarya lintar sektor pada

Bulan Desember.

2.6. Manajemen Puskesmas

Kegiatan manajemen Puskesmas meliputi manajemen operasional,

alat dan obat, keuangan dan manajemen ketenagaan. Hasil kegiatan

manajemen Puskesmas dapat dilihat pada tabel 37 berikut :

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


68

Tabel 37. Kegiatan Manajemen


No Jenis variabel Skala 1 Skala 2 Skala 3 Nilai
Nilai = 4 Nilai =7 Nilai=10 Hasil

I. Manajemen 7
Operasional
1. Membuat data Sebagian < Sebagian Semuanya 7
pencapaian/cakupan 50% 50%-80% 100%
kegiatan pokok tahun
lalu.
2. Menyusun RUK Ya, Ya, Ya, 7
melalui analisis dan seberapa sebagian seluruhnya
perumusan masalah ada ada ada
berdasarkan analisis analisis analisis
prioritas perumusan perumusan perumusan
3. Menyusun RPK Ya, terinci Ya, terinci Ya, terinci 7
secara rinci dan sebagian sebagian semuanya
lengkap kecil besar
4. Melaksanakan mini < 5 kali 5-8 kali 9-12 kali 4
lokakarya bulanan / tahun / tahun / tahun
5. Melaksanakan mini < 2 kali 2 - 3 kali 4 kali 4
lokakarya triwulan / tahun / tahun / tahun
/linsek
6. Membuat dan < 6 kali 6-9 kali 10-12 kali 10
mengirimkan laporan / tahun / tahun / tahun
bulanan ke
kabupaten tepat
waktu
7. Membuat data 10 < 6 kali 6-8 kali 9-12 kali 10
penyakit terbanyak / tahun / tahun / tahun
setiap bulan
II. Manajemen alat 7
dan obat
1. Membuat kartu < 60% 60 - 80% 81-100 % 7
inventaris dan ruang ruang ruang
menempatkan ditiap
ruangan
2. Melaksanakan up < 3 kali 4 6 kali tiap bulan 4
dating daftar / tahun / tahun
inventaris alat
3. Mencatat penerimaan Ya, Ya, Ya, 7
dan pengeluaran obat beberapa sebagian seluruhnya
disetiap unit pelayanan unit besar

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


69

4. Membuat kartu stock Ya, Ya, Ya, seluruh 7


untuk setiap jenis beberapa sebagian item obat
obat/bahan di item obat besar item
gudang obat secara obat
rutin
5. Menetapkan first in Ya, Ya, Ya, seluruh 10
first out dan first beberapa sebagian item obat
expired first out. item obat besar item
obat
III. Manajemen 8.5
Keuangan
1. Membuat catatan Ya, tidak Ya, setiap 3 Ya, setiap 10
bulanan uang keluar tentu bulanan bulan
masuk dalam buku
kas
2. Kepala Puskesmas Ya, tidak Ya, setiap 3 Ya, setiap 7
melakukan tentu bulanan bulan
pemeriksaan
keuangan secara
berkala
IV. Manajemen 8.5
Ketenagaan
1. Membuat daftar Ya, Ya, Ya, 7
/catatan beberapa sebagian semua
kepegawaian petugas pegawai pegawai pegawai
2. Membuat uraian Ya, Ya, Ya, 10
tugas dan tanggung beberapa sebagian semua
jawab setiap petugas petugas petugas petugas
3. Membuat rencana Ya, Ya, Ya, 10
kerja bulanan bagi beberapa sebagian semua
setiap petugas sesuai petugas petugas petugas
dengan tugas
4. Membuat penilaian Ya, Ya, Ya, 7
SKP tepat waktu beberapa sebagian semua
petugas petugas petugas

1. Manajemen operasional Puskesmas seperti :

a. Telah dibuat 80% data pencapaian atau cakupan kegiatan pokok tahun

2015 dengan nilai 7.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


70

b. Penyusunan Rencana Usulan Kerja (RUK) melalui analisis dan

perumusan masalah berdasarkan prioritas telah dilakukan sebagian

disertai analisis perumusan dengan nilai 7

c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan sebagian besar dilakukan

secara terperinci dan lengkap dengan nilai 7

d. Telah dilaksanakan mini lokarya bulanan tingkat Puskesmas <5 kali di

tahun 2015 dengan nilai 4

e. Telah dilaksanakan mini lokarya lintas sektor di Puskesmas <2 kali di

tahun 2015 dengan nilai 4.

f. Pembuatan dan pengiriman laporan bulanan ke Dinas Kesehatan

Kabupaten telah dilakukan tepat waktu sebanyak 10-12 kali di tahun

2015 dengan nilai 10.

g. Telah dilakukan 12 kali pembuatan data sepuluh penyakit terbanyak di

tahun 2015 dengan nilai 10.

h. Hasil penilaian Manajemen operasional Puskesmas adalah 7 yang

artinya nilai rata-rata kondisi manajemen operasional Puskesmas

termasuk dalam kategori sedang.

1. Manajemen alat dan obat yang terdiri dari :

a. Telah ada kartu inventaris yang ditempatkan dimasing-masing ruangan

sekitar 61- 80% dengan nilai 7.

b. Telah dilaksanakan 1 kali updating daftar inventaris alat di tahun 2015

dengan nilai 4.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


71

c. Telah dilakukan sebagian besar pencatatan dan pengeluaran obat di

setiap unit pelayanan Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan dengan

nilai 7

d. Sebagian besar item obat telah dibuatkan kartu stok untuk setiap jenis

obat/bahan di gudang obat secara rutin dengan nilai 7

e. Telah ditetapkannya First In First Out (FIFO) dan Firts expired First Out

(FEFO) di Puskesmas dengan nilai 10

f. Hasil penilaian Manajemen alat dan obat di puskesmas adalah 6.4

yang artinya nilai rata-rata kondisi manajemen alat dan obat adalah

sedang.

2. Manajemen keuangan terdiri dari :

a. Setiap bulan telah dibuat catatan bulanan uang masuk keluar dalam

buku kas dengan nilai 10

b. Setiap tiga bulan telah dilakukan pemeriksaan keuangan secara

berkala oleh Ka UPT Puskesmas dengan nilai 7

c. Hasil penilaian Manajemen keuangan di puskesmas adalah 8,5 yang

artinya nilai rata-rata kondisi manajemen keuangan adalah baik.

3. Manajemen ketenagaan terdiri dari :

a. Beberapa pegawai telah dibuatkan daftar/catatan kepegawaian

dengan nilai 7

b. Beberapa petugas telah dibuatkan uraian tugas dan tanggung jawab

dengan nilai 10

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


72

c. Membuat rencana kerja bagi beberapa petugas dengan nilai 10

d. Semua petugas telah dibuatkan SKP tepat waktu dengan nilai 7

e. Hasil penilaian manajemen ketenagaan di Puskesmas adalah 8,5 yang

artinya nilai rata-rata kondisi manajemen ketenagaan adalah baik.

2.7 Hasil Kegiatan Mutu Pelayanan

Variabel penilaian mutu pelayanan Puskesmas Rawat Inap Gedong

Tataan dapat dilihat pada tabel 34 berikut. Dimana pada tabel tersebut

diketahui bahwa :

Tabel 39. Penilaian Mutu Pelayanan


Skala 3 Skala 2 Skala 1 Nilai
No Jenis Variabel
Nilai = 10 Nilai = 7 Nilai = 4 Hasil
Drop out pelayanan ANC 11 -
1 < 10% >20% 10
(K1-K4) 20%
2 Persalinan oleh nakes >80% 70-79% <70% 10
3 Penanganan komplikasi >5% 4-4,9% <4% 10
Error rate pemeriksaan
4 <5% 6-10% >10% 10
BTA
Error rate pemeriksaan
5 <5% 6-10% >10% 10
malaria
Kepatuhan thdp standar
6 81-100% 51-80% <50% 10
ANC
Kepatuhan terhadap
7 standard pemeriksaan tbc 81-100% 51-80% <50% 10
Paru
8 Tingkat kepuasan pasien 81-100% 51-80% <50% 7
Rata-rata penilaian mutu pelayanan 9.62
Sumber : SP2TP tahun 2014

1. Drop out pelayanan ANC (K1-K4) 4.77% dengan nilai 10

2. Persalinan oleh tenaga kesehatan 91.4% dengan 10

3. Penanganan komplikasi obstetri resiko tinggi 57.87% dengan nilai 10

4. Error rate pemeriksaan BTA <5% dengan nilai 10.

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


73

5. Tidak ada error rate pemeriksaan malaria dengan nilai 10.

6. Kepatuhan terhadap standar ANC 85% dengan nilai 10

7. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru 100% dengan nilai

10

8. Survey kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas

dengan nilai 7.

9. Hasil pencapaian mutu pelayanan di puskesmas adalah 9,62 yang artinya

nilai mutu pelayanan adalah baik..

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan


74

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan

You might also like