You are on page 1of 8

Pendidikan Intuitif

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan seorang guru dalam mengajar sangat tergantung pada pendekatan
serta metode yang digunakan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh seorang
guru diantaranya adalah Pendekatan intuitif, yaitu suatu bentuk pemecahan masalah dalam
mengajar atau proses belajar mengajar dengan menggunakan bisikan atau gerakan hati
untuk mengerti dan mengetahui sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu yang biasanya
berbentuk permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan intuitif merupakan
sebuah bentuk lain dari pendekatan induktif. Dalam cara intuitif contoh-contoh yang diberikan
biasanya berbentuk permainan, keadaan, atau persoalan sehari-hari yang menarik yang
memuat konsep matematika yang akan diajarkan. Selain itu metode yang efektif dan efisien
juga sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Metode yang efektif merupakan cara
mengajar atau proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Semakin
memuaskan hasil proses belajar mengajar semakin efektif metode tersebut. Metode yang
efisien merupakan penerapan metode dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu
relatif menggunakan tenaga yang kecil, usaha yang minimum, pengeluaran yang sedikit dan
waktu yang tidak lama.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Pendekatan Intuitif?
2. Apakah yang dimaksud dengan Metode yang Efektif dan Efisien?
3. Sebutkan Klasifikasi Pertanyaan dalam bidang Afektif?
4. Apakah yang dimaksud dengan Pertanyaan Memusat?

C. Batasan Masalah
Sangatlah penting bagi penulis dalam membatasi masalah untuk membuat pembaca
mudah memahaminya. Penulis hanya membahas tentang Pendekatan Intuitif, Metode yang
efektif dan efisien, Klasifikasi pertanyaan Dalam Bidang Afektif serta Pertanyaan Memusat
berdasarkan buku panduan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Intuitif
Selain dari penalaran induktif dan deduktif, ada lagi kegiatan berpikir lain yang dinamakan
berpikir intuitif.Intuitif dalam bahasa indonesia berarti intuisi. Intuitif itu berdasarkan dengan
intuisi yang berarti bisikan atau gerakan hati untuk mengerti dan mengetahui sesuatu tanpa
berpikir. Maka, Pendekatan intuitif adalah suatu bentuk pemecahan masalah dalam mengajar
atau proses belajar mengajar dengan menggunakan bisikan atau gerakan hati untuk
mengerti dan mengetahui sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu yang biasanya berbentuk
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan intuitif merupakan sebuah bentuk
lain dari pendekatan induktif. Pengajaran matematika dengan pendekatan intuitif dan induktif
hanya berbeda dalam contoh-contohnya.Dalam cara intuitif contoh-contoh yang diberikan
biasanya berbentuk permainan, keadaan, atau persoalan sehari-hari yang menarik yang
memuat konsep matematika yang akan diajarkan. Intuitif berasal dari kata intuisi (gerak hati),
yang artinya memperoleh jawaban berdasarkan keterangan yang sangat terbatas. Intuisi
merupakan sumber pengetahuan seperti halnya akal dan pengalaman.. Kekuatan
pendekatan ini adalah lebih menarik minat belajar murid karena diperkenalkan melalui
contoh-contoh keadaan sehari-hari dalam kehidupannya. Kelemahan pendekatan ini adalah
lebih banyak menyita waktu.
Contoh pendekatan intuitif misalnya anak kembar.Pada hari ulang tahun yang ke 9, dua
anak kembar Dida dan Dodi menerima hadiah uang dari bibinya. Dida diberi Rp.7.000,- dan
Dodi Rp.1.000,-. Tentu saja Dodi merasa tak senang.Dihampirilah bibinya sambil melakukan
protes.
Bibi sama sayang kepada Dodi dan Dida.tetapi pembagian hadiah diatur menurut
kemauan bibi sendiri.pada ulang tahunmu yang ke 9 ini Dida diberi Rp.7.000,- dan Dodi
Rp.1.000,- . Pada ulang tahunmu yang ke sepuluh nanti, Dida akan diberi Rp.6.000,- dan
Dodi Rp.2.000,-. Demikian seterusnya, tiap tahun hadiah untuk Dida berkurang Rp.1.000,-
sedang untuk Dodi bertambah Rp.1.000,- hingga ulang tahunnya yang ke 15. Sesuai dengan
rencana bibi itu, berapa yang akan diterima kedua anak kembar itu pada hari ulang tahunnya
yang ke11, ke12, ke 13, ke 14 dan ke 15?.
2

Sesuai dengan rencana bibi itu, berapa yang akan diterima kedua anak kembar itu pada
hari ulang tahunnya yang ke11, ke12, ke 13, ke 14 dan ke 15?.
Berapa jumlah uang hadiah seluruhnya yang harus diberikan bibi sampai ulang tahun
anak kembar yang ke 15?.
Berapa jumlah hadiah yang diterima oleh kedua anak masing-masing sampai ulang tahun
yang ke 15?.Tentukan jumlah 7 ribu yang pertama.
Tiap urutan bilangan itu mempunyai bilangan pertama.Jika sebuah bilangan dari urutan
itu diketahui, bilangan berikutnya dapat ditentukan dengan menambah sebuah bilangan tetap
tertentu.Bilangan tetap itu bisa positif, nol dan negatif. Jumlah urutan bilangan tersebut di
sebut dengan deret aritmatika.
Konsep deret aritmatika diperoleh murid secara intuitif melalui penalaran induktif.
Sesudah membahas contoh dan melakukan serangkaian kegiatan baru diberikan konsep
deret aritmatika.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Bahwa intuisi yang dialami oleh
seseorang bersifat khas, sulit atau tak bisa dijelaskan, dan tak bisa dipelajari atau ditiru oleh
orang lain. Bahkan seseorang yang pernah memperoleh intuisi sulit atau bahkan tidak bisa
mengulang pengalaman serupa.
Kebenaran yang diperoleh dengan pendekatan intuitif disebut sebagai kebenaran intuitif.
Kebenaran intuitif sulit untuk dipertanggung jawabkan, sehingga ada-ada pihak-pihak yang
meragukan kebenaran macam ini.
Meskipun validitas intuitisi diragukan banyak pihak, ada sementara ahli yang menaruh
perhatian pada kemampuan manusia yang satu ini. Bagi Abraham Maslow, intuisi merupakan
pengalaman puncak (peak experience), sedangkan bagi Nietzsche, intuisi merupakan
inteligensi yang paling tinggi (Sumantri, 2005: 53).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendekatan intuitif, yaitu:
1. Faktor guru
Seorang siswa tidak akan berpikir intuitif bila mereka tidak pernah melihat bagaimana
gurunya berpikir intuitif.
2. Penguasaan bahan
Siswa yang menguasai bidang ilmu tertentu akan lebih sering berpikir intuitif
dibandingkan dengan siswa yang tidak menguasainya.
3. Struktur pengetahuan
Memahami struktur atau seluk-beluk suatu bidang ilmu memberi kemungkinan yang
lebih besar untuk berpikir intuitif. Dalam aritmatika misalnya, siswa ditekankan agar terampil
dalam penggunaan operasi bilangan.

3
4. Struktur pengetahuan
Memahami struktur atau seluk-beluk suatu bidang ilmu memberi kemungkinan yang
lebih besar untuk berpikir intuitif. Dalam aritmatika misalnya, siswa ditekankan agar terampil
dalam penggunaan operasi bilangan.
5. Prosedur heuristik
Prosedur heuristik yaitu menemukan jawaban dengan cara yang tidak ketat, misalnya
menganjurkan siswa untuk menemukan jawaban atas masalah yang sulit dengan berpikir
secara analogi, berdasarkan simetri atau dengan membuat diagram.
6. Menerka
Siswa diberi kebebasan untuk dapat menerka pemecahan suatu masalah, agar
mengembangkan kretivitas mereka. Menghukum siswa yang meneerka jawaban akan
menghalangi untuk berpikir produktif dan kreatif.
Ciri-ciri siswa yang berpikir intuitif:
a. Langsung menemukan jawaban tertentu tanpa menggunakan informasi secara sistematis.
b. Cenderung untuk memecahkan suatu soal dengan jalan coba-coba (trial-and-error)
c. Mudah melompat-lompat dari cara penyelesaian yang satu ke penyelesaian yang lain.
d. Memperhatikan keseluruhan masalah.
e. Mempercayai hunches atau petunjuk perasaan.
f. Mempertahankan jawabannya atas dasar cocoknya jawaban itu dengan hal-hal yang lain, jadi
tidak berdasarkan metode yang digunakan.

B. Metode yang Efektif dan Efisien


1. Efektif
Strategi yang paling efisien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi efisiensi
akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila tujuan tercapai, masih
harus dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk mengukur efektifitas
ialah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip
yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu
strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien.

4
Kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai
melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain, maka strategi tersebut lebih
efektif untuk pencapaian tujuan.
Metode yang efektif merupakan cara mengajar atau proses belajar mengajar sesuai
dengan apa yang diharapkan. Semakin memuaskan hasil proses belajar mengajar semakin
efektif metode tersebut.
2. Efisien
Seorang guru biologi akan mengajar insekta (serangga). Tujuan pengajarannya
berbunyi : Diberikan lima belas jenis gambar binatang, yang belum diberi nama, siswa dapat
menunjukkan delapan jenis binatang yang termasuk jenis serangga. Untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi yang paling efisien ialah menunjukkan gambar jenis-jenis serangga itu dan
diberi nama, kemudian siswa diminta memperhatikan ciri-cirinya.
Selanjutnya para siswa diminta mempelajari di rumah untuk dihafal cirinya, sehingga
waktu diadakan tes mereka dapat menjawab dengan betul. Dengan kata lain mereka
dianggap telah mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan Strategi ekspository
tersebut memang merupakan strategi yang efisien untuk pencapaian tujuan yang bersifat
hafalan.
Untuk mencapai tujuan tersebut dengan strategi inquiry mungkin oleh suatu konsep,
bukan hanya sekedar menghafal. Strategi ini lebih tepat karena guru dapat menunjukkan
berbagai jenis binatang, dengan sketsa atau slide kemudian siswa diminta membedakan
manakah yang termasuk serangga; ciri-cirinya, bentuk dan susunan tubuhnya, dan
sebagainya. Guru menjawab pertanyaan siswa dengan jawaban pelajari lebih jauh. Mereka
dapat mencari data tersebut dari buku-buku di perpustakaan atau melihat kembali gambar
(sketsa) yang ditunjukkan guru kemudian mencocokkannya. Dengan menunjuk beberapa
gambar, guru memberi pertanyaan tentang beberapa spesies tertentu yang akhirnya siswa
dapat membedakan mana yang termasuk serangga dan mana yang bukan
serangga.Kegiatan ini sampai pada perolehan konsep tentang serangga.
Metode terakhir ini memang membawa siswa pada suatu pengertian yang sama dengan yang
dicapai melalui ekspository, tetapi pencapaiannya jauh lebih lama. Namun inquiry membawa
siswa untuk mempelajari konsep atau pnnsip yang berguna untuk mengembangkan
kemampuan menyelidiki.

5
C. Klasifikasi Pertanyaan dalam Bidang Afektif
Ranah sikap (afektif) dikembangkan oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964).
Dikemukakan ada lima klasifikasi ranah sikap, dan tiap klasifikasi dibagi lebih lanjut menjadi
bagian-bagian yang lebih khusus. Kelima klasifikasi utama tersebut adalah:
1. Penerimaan
Ranah ini berkaitan dengan keinginan siswa untuk terbuka (peka) pada rangsangan
atau pesan-pesan yang berasal dari lingkungannya.Pada tingkat ini muncul keinginan
menerima rangsangan, atau paling tidak siswa menyadari bahwa rangsangan itu ada.
2. Merespon
Pada tingkat ini muncul keinginan untuk melakukan tindakan sebagai respon pada
perangsang.Tindakan-tindakan ini dapat disertai dengan perasaan puas dan nikmat.
3. Menghargai
Individu yang sudah secara konsisten dan berhasil menampilkan suatu nilai, pada suatu
saat akan menghadapi situasi di mana lebih dari satu nilai yang bisa ditampilkan. Bila ini
terjadi, maka individu akan mulai ingin menata nilai-nilai itu ke dalam suatu sistem nilai,
menentukan keterkaitan antar nilai, dan menetapkan nilai mana yang paling dominan.
4. Mengorganisasi
Memotivasi siswa untuk menata bagian-bagian yang ada ke dalam suatu sistem,
menentukan keterkaitan antar bagian, dan menetapkan bagian mana yang paling dominan.
5. Bertindak konsisten
Ini adalah tingkat tertinggi dari ranah sikap. Di mana individu akan berperilaku secara
konsisten berdasarkan nilai yang dijunjungnya.
Maka, pertanyaan pada bidang afektif meliputi pertanyaan pada tiap aspek klasifikasi
tersebut, yakni:
1. Pertanyaan Aspek Penerimaan
Pertanyaan yang berupaya memancing keinginan siswa untuk terbuka (peka) pada
rangsangan atau pesan-pesan yang berasal dari lingkungannya.Pada tingkat ini, guru
berupaya memunculkan keinginan siswa untuk menerima rangsangan, ataupaling tidak
siswa diupayakan menyadari bahwa rangsangan itu ada.
6

2. Pertanyaan Aspek Merespon


Pertanyaan yang diajukan harusmemunculkan keinginan siswa untuk melakukan
tindakan sebagai respon pada perangsang.
3. Pertanyaan Aspek Menghargai
Pertanyaan pada tingkat ini diupayakan dapat memberikan rasa puas dan nikmat ketika
melakukan respon pada rangsangan, menyebabkan individu ingin secara konsisten
menampilkan tindakan itu dalam situasi yang serupa.
4. Pertanyaan Aspek Mengorganisasi
Pertanyaan yangdiajukan hendaknya memotivasi siswauntuk menata bagian-bagian
yang ada ke dalam suatu sistem, menentukan keterkaitan antar bagian, dan menetapkan
bagian mana yang paling dominan.
5. Pertanyaan Aspek Bertindak Konsisten
Pertanyaan yang diajukan harus menguji apakah siswa berperilaku secara konsisten
berdasarkan nilai yang dijunjungnya.

D. Pertanyaan Memusat
Pertanyaan sempit memusat (focusing question) adalah pertanyaan yang menuntut
agar siswa dapat mengembangkan ide atau jawabannya dengan cara menuntunnya melalui
petunjuk tertentu. Pertanyaan jenis ini bermanfaat bila guru menghendaki agar siswa dapat
membedakan, mengasosiasikan, menjelaskan, membuktikan suatu kasus/masalah yang
diberikan.
Contoh:
1. Dengan cara yang bagaimana sehingga konsep jaring-jaring makanan mudah dimengerti
oleh siswa?
2. Bagaimana cara membuktikan teorema Pythagoras?
3. Bagaimana membuktikan bahwa hasil senyawa basa dengan asam menghasilkan garam &
air?
4. Bagaimana dapat dibuktikan bahwa dalam proses fotosintesis menghasilkan tepung?

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa Pendekatan intuitif
adalah suatu bentuk pemecahan masalah dalam mengajar atau proses belajar mengajar
dengan menggunakan bisikan atau gerakan hati untuk mengerti dan mengetahui sesuatu
tanpa berpikir terlebih dahulu yang biasanya berbentuk permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Kekuatan pendekatan ini adalah lebih menarik minat belajar murid karena
diperkenalkan melalui contoh-contoh keadaan sehari-hari dalam kehidupannya. Kelemahan
pendekatan ini adalah lebih banyak menyita waktu. Sedangkan Metode yang efektif
merupakan cara mengajar atau proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang
diharapkan, semakin memuaskan hasil proses belajar mengajar semakin efektif metode
tersebut dan metode yang efisien merupakan penerapan metode dalam menghasilkan
sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga yang kecil, usaha yang minimum,
pengeluaran yang sedikit dan waktu yang tidak lama.
B. Saran
Dari uraian-uraian diatas Penulis dapat menyarankan bahwa dalam rangka
mempermudah penguasaan materi oleh para siswa,guru diharapkan dapat menggunakan
metode-metode yang efektif dan efisien yang tepat dalam pengajaran matematika, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Untuk menghindari kebosanan siswa dalam
mempelajari matematika, guru diharapkan dapat memilih, menguasai dan menggunakan
metode, serta pendekatan yang tepat terhadap suatu materi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Krathwohl, D. R. ed. et al. 1964, Taxonomy of Educational Objectives: Handbook II, Affective
Domain. New York: David McKay.
Soemarsono, 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press

You might also like