You are on page 1of 5

BAB II

KONSEP DASAR PUSKESMAS

A. Sejarah Puskesmas
Dr. J. Leimenamencetuskan gagasan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer yang
dikenal dengan Bandung Plan (1955), Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini
bahwagagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem
pelayanantingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas
KesehatanKabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970
dan kemudiandisebut Puskesmas.Pada era pemerintahan Soeharto, Dr. J. Leimenan berperan
dalam dimulainya prisnisppendekatan pelayanan kesehatan masyarakat primer berbasis
masyarakat yang terintegrasisecara horizontal (antar program-program kesehatan di tingkat
primer) dan vertikal (antara Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas Kecamatan). Pada
tahun 1969 1974 yang dikenaldengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas
di sejumlah Kecamatan darisejumlah Kabupaten di tiap Propinsi. Hingga awal tahun 1990-an
Puskesmas menjelma menjadikesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatanmasyarakat yang juga memberdayakan peran serta
masyarakat, selainmemberikan pelayansecara menyeluruh dan terpadu kepada kepada
masyrakat di wilayah kerjanya dalam bentukkegiatan pokok.
Puskesmas yang merupakan unit organisasi yang fungsional dari DInas
KesehatanKabupaten mempunyai 3 fungsi Utama yaitu:
1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan wilayah, artinya berfungsi membina dan
mengontrol kesehatan wilayah dan rakyatnya, seperti mengawasi (surveilans) dan mencegah
penyakit meular serta penyakit lain dalam masyarakat, memperbaiki kesehatan lingkungan
seperti pengawasana tempat-tempat umum.
2. Pemberi pelayanan kesehatan dan kedokteran secara menyeluruh (holistic),
paripurna tepadu dan berkesinambungan kepada rakyat di wilayah kerja, seperti pengobatan
umum, keehatan gigi, kesehatan ibu dan anak, KB, perbaiakn gizi, penyuluhan kesehatan.
3. Pembinaan peran serta masyarakat di bidang masyarakat dengan pendekatan PKMD,
Posyandu yang terdiri dari : penimbangan balita secara berkala, penyuluhan dan perbaikan
gizi, penyediaan oralit mencegah kematian akibat diare. Imunisasi, keluarga berencana untuk
pencegahan kesakitan dan kematian balita dengan pemantauan yang baik menggunakan
KMS, Balok SKDN dan sistem 5 meja agar benar dapat mewujudkan peran serta masyarakat.
B. Pengertian
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakanpusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakatdisamping memberikan pelayan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayahkerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas
mempunyai wewenangdan tanggung jawab atas pemeliharan kesehatan masyrakat dalam
wilayah kerjanya.

C. Visi
Pembagunan kesehatan diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
kecamatansehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyrakat
yang hidupdalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanankesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Adapun indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai merangkumi 4 indikator utama
yakni:
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan pendudukan kecamatan.

D. Misi
Misi pembangunan kesehatan diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah seperti berikut:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.

E. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas untuk mewujudkan
masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
F. Fungsi, peran dan kedudukan
Fungsi Puskesmas:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarkat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
d. Meberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerjasama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
puskesmas. Peran Puskesmas: Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas
mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasana jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realisasi, tatalaksana kaegiatan yang tersusun
rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Rangkaian material di atas
bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesuaian dalam
mementukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Adapun ke depan,
Puskesmas jugadituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya
peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
Kedudukan Puskesmas
1. Kedudukan administratif: Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah
Tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala
Dinas Kesehatan Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarki pelayan kesehatan: Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan,
sesuai SKN maka Puskesmas berkedudukan pada Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pertama. Yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas, sedangkan
dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan, puskesmas dapat meningkatkan dan
mengembangkan diri kea rah modernisasi sistem pelayanan di semua lini, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rhebilitatif sesuai kebijakan Rencana Strategis daerah tingkat II di
bidang kesehatan. Sebagai contoh : di bidang prootif, puskesmas dimungkinkan
menggunakan LCD proyektor sebagai sarana penyukuhan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi terkiniyang bersifat interaktif menggunakan perangkat audiovisual multimedia. Di
bidang penunjang kuratif, Pukesmas dapat mengembangkan Laboratorium
modernmenggunakan Elektro Fotometri, USG, EEG dan lain-lain secara bertahap, agar mutu
pelayananmeningkat dan masyarkat dapat menikmati berbagai pelayanan kesehatan di
Puskesmas.Di bidang pengembangan SDM petugas, pimpinan puskesmas dapat
mengupayakanmedical review dan prosedur tetap pelayananmedis, agar upaya kuratif lebih
bermutu dandapat dipertanggung jawabkan.
Di bidang preventif, Puskesmas dapat mengembangkannya dalam bentuk pembuatan
brosur semisal brosur jadwal imunisasi, brosur DBD (demam berdarah Dengue), diare dan
lainlainsesuai skala prioritas dan kondisi tiap puskesmas.Di bidang rehabilitatif, juga dapat
dikembangkan transfer pengetahuan kesehatankepada khalayak berupa brosur, semisal brosur
jadwal makan diabetes saat puasa dan lain-lain.

PERENCANAAN
Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secaratepat berdasarkan
data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalamwaktu yang tepat, maka akan dapat
mengarahkan upaya kesehatan yangdilaksanakan Puskesmas dalam mencapai sasaran dan
tujuannya. Dalamupaya mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat yang harus dilayani,
serta mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka pelayanankesehatan harus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas programmaupun lintas sektor. Kepala
Puskesmas harus mampu membangun kerjasama dan mengkoordinasikan program di internal
Puskesmas dan dieksternal dengan mitra lintas sektor. Koordinasi dengan lintas sektor
sangatdiperlukan, karena faktor penyebab dan latar belakang masalah kesehatan tertentu
kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh mitra lintas sektor.
Peran pemerintah daerah sangat besar dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan
di masyarakat, oleh karenanya Puskesmas perlumencari dukungan dari pemerintah daerah
yang dimulai dari tingkatdesa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota. Proses perencanaan
Puskesmas harus terintegrasi kedalam sistem perencanaan daerah melaluiforum Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang disusunsecara top down dan bottom-up.
Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaanpembangunan
daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnyadisusun pada tingkat kecamatan dan
kemudian diusulkan ke dinasKesehatan kabupaten/kota. Perencanaan Puskesmas yang
diperlukanterintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan diusulkan melaluikecamatan ke
pemerintah daerah kabupaten/kota.

You might also like