You are on page 1of 13

ACUAN DAN PERANCAH

Oleh:
Nama: Endy Manalu
NIM: 1005141005
MRKG -3A

MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2011

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................
Daftar Isi .................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................
B Landasan teori ................................................
C.Tujuan ................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Job 1 Pekerjaan Bowplang
a. Alat dan Bahan ....................................................
b. Langkah kerja ......................................................
c.Gambar kerja ..................................................
B. Job 2 Acuan Pondasi
a. pendahuluan ........................................................
b. Alat dan Bahan ....................................................
c. Langkah kerja ......................................................
d.Gambar kerja ..................................................
C. Job 3 Acuan Kolom
a. pendahuluan ........................................................
b. Alat dan Bahan ....................................................
c. Langkah kerja ......................................................
d.Gambar kerja ..................................................
D. Job 4 Acuan Balok
a. pendahuluan ........................................................
b. Alat dan Bahan ....................................................
c. Langkah kerja ......................................................
d.Gambar kerja ..................................................
E. Job 5 Acuan Pelat Lantai
a. pendahuluan ........................................................
b. Alat dan Bahan ....................................................
c. Langkah kerja ......................................................
d.Gambar kerja ..................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................
B. Saran ....................................................................

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkatbimbingan dan penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
mengenai Acuan dan perancah .

Dalam laporan ini dibahas mengenai apa itu acuan dan perancah , bagian dari acuan dan
perancah, apa fungsinya, dan bagaimana mengukur beberapa komponen dengan menggunan
landasan teori yang telah diajarkan serta bagaimana cara pelaksanaan secara langsung
dilapangan.

Laporan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa teknik sipil khususnya mahasiswa
Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung ( MRKG ).Adapun penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung, jembatan
maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunannya terbuat dari beton. Beton
merupakan struktur utama pada suatu bangunan yang terdiri dari campuran semen, air, pasir, dan
agregat kasar, yang berfungsi untuk menopang beban yang terjadi. Pada awalnya beton
merupakan bahan yang elastis, tetapi setelah umur tertentu akan mengeras dan mempunyai
kekuatan tertentu pula, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Beton merupakan bahan bangunan yang hanya dapat menahan gaya tarik namun tidak
dapat menahan gaya tekan. Untuk menghasilkan bangunan yang maksimal, beton tersebut
haruslah dapat menahan gaya tarik dan tekan. Dalam perwujudan hal tersebut, maka beton perlu
ditambahkan tulangan agar dapat menahan gaya tekan, sehingga beton dapat berfungsi dengan
maksimal. Dengan ditambahkannya tulangan beton tersebut dinamakan Beton Bertulang.
Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan suatu alat bantu
yang biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah/Bekisting/ Form Work yang berupa
cetakan, atau suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang berfungsi untuk mendapatkan
suatu konstruksi beton yang diinginkan sesuai dengan porsinnya sebagai bangunan pembantu.
Acuan Perancah bersifat sementara yang harus kuat dan kokoh, namun mudah dibongkar agar
tidak menimbulkan kerusakan pada beton.
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari
mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti
kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan, dan juga dapat
mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut
harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang
acuan dan perancah.

B. Landasan Teori
1. pengertian
Acuan perancah atau bekisting adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara
yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya ) pada bagian samping dan bawah dari
suatu konstruksi beton yang dikehendaki.
2. Syarat pembuatan acuan dan perancah
Untuk memenuhi standar pengerjaan suatu konstruksi kekuatan acuan dan perancah juga
sangat menentukan proses pengerjaan konstruksi beton. Walaupun hanya sebagai konstuksi
sementara acuan dan peancah adalah jenis pekerjaan yang perlu perencanaan yang matang,
memerlukan waktu pengerjaan yang relatif lama, dan membutuhkan biaya yang cukup besar
pula. Jadi, untuk menghasilkan suatu hasil kerja yang efisien serta hemat biaya maka pembuatan
perancah haruslah memenuhi syarat sebagai berikut.
- Kuat
- Kokoh / stabil
- Tidak bocor
- Mudah dibongkar
- Ekonomi
- Bersih
3. Gambaram umun acuan perancah serta bagian-bagiannya

Bagian Acuan :
a. Cetakan
b. Gelagar balok
c. Gelagar utk cetakan lantai/ pengaku cetakan balok.
d. Papan penjepit cetakan.
Bagian Perancah :
e. Tiang perancah
f. Baji
g. Landasan
Bahan yang digunakan
a. Kayu
b. Multipleks
c. Paku
d. Benang

Bahan Pelepas Cetakan


Berfungsi untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya lekat antara cetakan dan beton.
Bahan- bahan yang digunakan
1.Minyak pelumas
2.Meni
3.Air
4.Kapur
5.Plastik
4.Sambungan pada pengerjaan acuan dan perancah
Sambungan untuk cetakan bawah ( papan dengan papan ), diletakkan ditengah tumpuan
dan masing masing sisi dipaku 2 buah paku

Sambungan untuk cetakan samping ( papan dengan papan ), papan dirangkai dengan
menggunakan klam perangkai.
sambungan tsb tidak boleh segaris
Sambungan gelagar dengan tiang.
pada konstruksi sederhana, gelagarnya memakai papan dan sambungan dengan tiang cukup
dipakukan saja.

Sambungan tiang dengan tiang


penempatan sambungan ini jangan diletakkan pada tengah dari tinggi tiang, krn daerah ini terjadi
tekuk yg paling besar

5.Pemakuan
Pemakuan yang berhubungan langsung dengan cetakan berfungsi sebagai pegangan agar
tidak bergeser, shg pemakuan hanya sedikit saja dan panjang paku tidak terlalu panjang.Untuk
pemakuan yang lain minimal dua buah paku dan dibuat tidak segaris
6. Pembongkaran acuan dan perancah
Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari )
Pada cetakan samping pembongkaran bisa dilakukan lebih dahulu dari pada cetakan bawah.
7. Tipe acuan dan perancah
Sistem konvensional / tradisional
a. Banyak bahan terbuang
b. Tenaga kerja banyak
c. Waktu kerja lama
d. Pemakaian berulang terbatas

Semi sistem
Untuk komponen pracetak
Sistem penuh / pabrikan
a. Biaya investasi tinggi
b. Umur pemakaian lama
c. Multiguna
d. Dilengkapi dengan gambar sistem
8.tipe pembebanan pada acuan dan perancah
Pembebanan secara vertikal
Pembebanan secara horizontal

C. Tujuan praktik
Tujuan dari pelaksanaan praktikun acuan dan perancah adalah sebagai berikut:
Menyelesaikan target materi perkuliahan semester empat untuk kelas MRKG 4A jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Medan
Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori tentang pekerjaan beton yang mana harus
menggunakan acuan ataupun perancah.
Masiswa diharapkan mampu melaksanakan pekerjaan acuan dan perancah secara nyata seperti
pada kenyataan yang terdapat dilapangan
Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengerti manajemen waktu, biaya, dan mutu dalam pekerjaan
beton khususnya pada bagian pekerjaan acuan dan perancah.

BAB II
PEMBAHASAN
Job 1
BOWPLANG
Bowplang adalah papan yang dipakai untuk pedoman sementara dari dasar bangunan,
ketinggian bangunan ,letak bangunan agar sesuai dengan rencana. Wujud dari bowplang adalah
lembaran papan yang diratakan salah satu sisinya. Kemudian papan tersebut dipakukan pada
tiang-tiang yang telah ditancapkan pada tempat nya dengan ketinggian yang telah ditentukan.
Pembuatan bowplang biasanya dilakukan setelah observasi lapangan dan setelah dilakukan
pemetaan.
Syarat pembuatan bowplang
Harus kuat dan kokoh
Jarak antara bowplang dengan dinding kerja tidak terlalu rapat
Bowplang harus berhadapan dengan bangunan
Semua elevasi harus sama

a. Alat dan bahan


Alat
1. palu
2. gergaji potong
3. alat ukur
4. waterpass ( timbang air)
5. siku
6.benang
Bahan
1. tiang bowplang ukuran 2 x 2
2. balok bowplang ukuran 1,5 x 3
3 paku

b. Langkah kerja
Perhitungan bahan
Pembuatan tiang bowplang awal sebagai acuan
Pembuatan tiang bowplang berikutnya serta pengikuran tinggi yang sama pada tiap tiang
bowplang
Pengerjaan balok bowplang pada titik tiang yang sudah ditentukan.
Pemberian tanda pada balok bowplang
Pemasangan benang

Job 2
ACUAN PONDASI
a. Pendahuluan
Pembuatan acuan pondasi sangat lah sedehahana. Pada kenyataannya acuan pondasi
terdiri dari dua jenis yaitu acuan pondasi beton tak bertulang dan acuan pondasi beton bertulang.
Pada pondasi beton tak bertulang acuan antara pondasi dan sloop dapat dikerjakan terpisah,
sedangkan pada pekerjaan acuan pondasi beton bertulang dilakukan pekerjaan pembuatan acuan
yang menyatukan antara acuan pondasi dan sloop. Pada acuan pondasi beton bertulang, papan
acuan hanya untuk sisi tegaknya saja sedangkan pada sisi miringnya tidak terlalu curam dan
tidak perlu dipasang.
b. Alat dan bahan
Alat
1. palu
2. gergaji potong
3. alat ukur
4. waterpass ( timbang air)
5. siku
6.benang
7. cangkul
8. sekop
Bahan
1. papan untuk bak cetakan dan dinding cetakan
2. kayu ukuran 1 x 2 atau 2 x 2 untuk tiang acuan
3. kayu akuran 1 x 3 untuk klam atau pengikat dinding
4. Kayu untuk pengaku diagonal.
5. paku
c. Langkah kerja
Perhitungan bahan
Pembuatan lantai kerja
Pemotongan bahan sesuai ukuaran pada gambar kerja
Perakitan acuan pondasi
Peletakan acuan pada lantai kerja

Job 3
ACUAN KOLOM
a. Pendahuluan
Fungsi dari kolom adalah untuk meneruskan beban yang berada di atasnya dan
meneruskannya ke pondasi.
a) Bentuk penampangan kolom:
1. Bujur sangkar
2. Empat persegi panjang
3. Lingkaran
4. Segi banyak
Konstruksi dari pada acuan ini bermacam bentuk dan ukurannya, disesuaikan dengan
beban yang berada di atasnya dan dari segi estetika.
b) Syarat-syarat Acuan Kolom, yaitu:
1. Syarat Umum
2. Tegak
3. Posisi tepat/As
c) Bagianbagian dari Acuan Kolom
1. Papan Acuan
Papan acuan dapat terbuat dari multiplek atau papan acuan. Apabila menggunakan papan,
maka sebaiknya penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar atau memanjang sesuai
dengan lebar kolom yang kita kehendaki. Jika menggunakan plywood, maka penyambungan
dengan arah melebar tidak diperlukan.
2. Klem-klem Perangkai
Penyambungan papan dengan arah melebar dapat dilakukan dengan menggunakan klem
dari sisa-sisa potongan kayu yang masih cukup panjangnya dengan lebar papan yang akan
disambung. Sedangkan jarak klem-klem perangkai tergantung dari besarnya penampang kolom
yang akan dibuat.
3. Papan Penjepit Dinding
Papan ini dipasang sesuai dengan jarak klem yang dibuat. Papan terpasang satu dengan
yang lainnya pada tiang yang telah dipasang. Fungsi papan penjepit adalah agar papan cetakan
tidak pecah ketika beton di cor dan dipasang dengan jarak 40 65 cm.

4. Penyetelan Acuan Kolom


Apabila semua sudah siap, maka semua bahan acuan disiapkan di tempat yang akan dipasang
cetakan. Pertama-tama dinding yang telah dirangkai satu sama lain dipakukan pada ketiga
sisinya dan apabila terjadi menggunakan tulangan, maka tulangan dipasang dan kerangka acuan
dirangkai. Agar kolom tegak dan kokoh, digunakan Rapid Clamp atau Plat Clamp. Namun
sebelumnya cek dulu menggunakn unting-unting agar benar-benar pada posisi tegak dan tepat
As.
b.Alat dan bahan
Alat
1. palu
2. gergaji potong
3. alat ukur
4. waterpass ( timbang air)
5. siku
6.benang
7. unting-unting

Bahan
1. Tiang atau balaok ukuran 2 x 3 sebagau pengaku samping atau sebagai pengikat
dinding cetakan.
2. multiplex sesuai ukuran dinding kolom
3. paku
4. tiang ukuruan 2 x 2 untuk pembuatan baji jika dipetrlukan
5. kayu ukuran 1 x 3 untuk penahan diagonal kolom

c. Langkah kerja
Dalam praktikum ini kolom yang di gunakan adalah kolom jadi yang sudah dicetak atau dirakit
sebelumnya. Jadi dalam pengerjaannya tidak ada proses perakitan. Jadi langkah pengerjaan yang
dilaksanakan adalah:
Pemilihan acuan kolom yang sama ukuran sisinya serta ukuran tingginya.
Penempatan acuan ke lantai kerja yang sudah disiapkan.
Pemeriksaan ketepatan posisi acuan terhadap titik kolom
Pemasangan pengaku diagonal.

Job 4
ACUAN BALOK
a.Pendahuluan
Balok adalah salah satu elemen konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan
beban lantai atau tembok ke kolom.
Syarat-syarat Acuan Balok:
1. Syarat umum
2. Ketepatan posisi/as
3. Elevasi
4. Kedataran
b.Alat dan bahan
Alat
1. palu
2. gergaji potong
3. alat ukur
4. waterpass ( timbang air)
5. siku
6.benang
Bahan
1. Tiang atau balaok ukuran i x 3 sebagau pengaku ( klam) samping atau sebagai
pengikat dinding cetakan.
2. multiplex sesuai ukuran dinding dan alas balok
3. paku
4. tiang ukuruan 2 x 2 untuk pembuatan baji jika diperlukan
5. kayu ukuran 1 x 3 untuk penahan diagonal kolom
6. Tiang ukuran 2 x 2 sebagai tiang acuan balok

c.Langkah kerja
Perhitungan bahan
Pemotonngan bahan sesuai ukuaran pada gambar kerja
Perakitan acuan balok
Pembuatan tiang perancah
Peletakan acuan diatas kolom yang sudah dipasang
Perakitan diatas kolom

Job 5
ACUAN PLAT LANTAI
Yang perlu diperhatikan ketinggian dari lantai itu sendiri disamping cetakan konstruksi
yang harus kuat dan kokoh.
a) Syarat-syarat Acuan Lantai, yaitu:
1. Syarat umum
2. kedataran
3. Elevasi

b) Bagian-bagian yang penting dari plat lantai :


1. Tiang acuan dan pengaku
Tiang acuan dipasang di atas papan landasan yang berada di atas tanah. Pemasangan tiang ini
bersamaan dengan sebagian papan pengaku yang berfungsi sebagai perangkai-perangkai tiang itu
sendiri dan sisanya dipasang setelah gelagar.
2. Gelagar
Gelagar-gelagar yang dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang
dibutuhkan. Pemasangan dimulai dengan gelagar-gelagar bagian tepi dan kemudian bagian
tengah. Bagian atas gelagar ini kita hubungkan dengan dua atau tiga benang yang fungsinya
untuk pedoman ketinggian dari gelagar-gelagar bagian tengah. Jika papam gelagar sudah
dipasang, maka papan pengaku dipasang semuanya.
3. Lantai cetakan
Lantai cetakan dipasang di atas tiang gelagar. Apabila pada pekerjaan ini menggunakan papan,
maka sisi papan harus diketam terlebih dahulu. Untuk pekerjaan beton yang tidak memerlukan
finishing biasanya lantai cetakan memakai plywood lebih licin dari pada permukaan papan.
c) Alat dan bahan
Alat
1. palu
2. gergaji potong
3. alat ukur
4. waterpass ( timbang air)
5..benang

Bahan
1. Tiang atau balaok ukuran 1 x 3 sebagau pengaku ( klam) samping atau sebagai
pengikat dinding cetakan dan penyokong diagonal
2. multiplex sesuai ukuran dinding dan alas Plat lantai
3. paku
4. tiang ukuruan 2 x 2 untuk tiang perancah
5. kayu ukuran 2 x 3 untuk penahan bentang panjang dan pendek

d) Langkah kerja
Perhitungan bahan
Pemotonngan bahan sesuai ukuaran pada gambar kerja
Perakitan acuan balok
Pembuatan tiang perancah
Peletakan acuan diatas kolom yang sudah dipasang
Perakitan diatas kolom

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari mutu
beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti kehilangan
material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan, dan juga dapat mempengaruhi
keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut harus mempunyai
keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang acuan dan perancah
Dengan kegiatan ini, mahasiswa dapat mengerti hal-hal baru yang berkembang dalam
proyek, mendapatkan pengalaman, dapat memahami situasi nyata di lapangan, dan mengetahui
aplikasi mata kuliah yang telah diajarkan.
B. Saran
1. Sebaiknya praktikum dilakuakan oleh tiap-tiap dosen mata kuliah secara khusus dan tersendiri,
sehingga mahasiswa dapat lebih memahami aplikasi teori secara lebih terperinci.
2. Dalam pembagian job sebaiknya dilakukan perorangan untuk mengantisipasi mahasiswa yang
tak mau perduli dengan praktikum

You might also like