Professional Documents
Culture Documents
1Dokter muda bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di RS TNI AL dr.
Mintohardjo Jakarta, Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti Jakarta
2SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RS TNI-AL dr. Mintohardjo Jakarta
3
SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RS TNI-AL dr. Mintohardjo Jakarta
ABSTRAK
Latar belakang: Melasma adalah hiperpigmentasi simetris yang ditandai dengan
bercak coklat terang sampai coklat tua. Berbagai modalitas terapi telah
digunakan dalam pengobatan melasma. Chemical peeling merupakan salah satu
dari pengobatan melasma.
Tujuan: Mengetahui dan memahami mekanisme kerja chemical peeling pada
melasma, serta efektivitas terapi chemical peeling pada melasma.
Telaah Kepustakaan: Tujuan dari penatalaksanaannya meliputi pengurangan dan
pencegahan derajat keparahan, pengurangan luas daerah yang terkena dan
mempersingkat waktu penyembuhan. Ada dua kelompok utama pengobatan
melasma yaitu terapi lini pertama dengan pemberian obat topikal dan lini kedua
dengan chemical peeling dan terapi laser. Chemical peeling pada melasma tipe
epidemal antara lain adalah Asam Glikolat 5070%, solusio Jessner, TCA 10
35%, sedangkan untuk chemical peeling pada melasma tipe dermal dan
campuran adalah Asam Glikolat 70%, TCA 35% kombinasi dengan Asam
Glikolat 5070%, solid CO2, solusio Jessner.
Kesimpulan: Melasma masih menjadi salah satu kelainan kulit yang sulit
disembuhkan, sehingga banyak modalitas terapi yang digunakan. Terapi yang
dianjurkan adalah terapi kombinasi antara topikal, chemical peeling dan laser.
2
Kata Kunci: Melasma, chemical peeling
PENDAHULUAN
Chemical peeling merupakan salah satu terapi pada melasma. Melasma adalah
hipermelanosis simetris yang didapat dan berbatas tegas, ditandai dengan bercak
coklat terang sampai coklat tua pada daerah yang sering terkena sinar matahari.
Melasma dapat dideskripsikan sebagai makula hiperpigmentasi dan simetris yang
memiliki batas yang iregular, tegas, dan geografik.(2) Modalitas terapi yang
berbeda telah digunakan dalam pengobatan melasma. Obat pemutih topikal dan
chemical peeling adalah yang paling sering digunakan dalam terapi melasma.(1,3)
Melasma adalah kelainan pigmentasi yang terjadi pada daerah kulit yang sering
terpapar sinar matahari, karakteristik lesi hiperpigmentasi timbul di wajah dan
leher, kadang-kadang di lengan, dan dapat juga didapatkan di daerah yang
lainnya. Melasma dikenal dengan nama lain chloasma atau black color (black
spot).(2) Melasma pada umumnya memiliki distribusi simetris berupa makula
ireguler, berwarna coklat muda sampai coklat tua, hampir sering terjadi pada
wanita di masa produktif yaitu antara usia 20 sampai 50 tahun.(1)
Terdapat beberapa jenis melasma ditinjau dari gambaran klinis, pemeriksaan
histopatologik, dan pemeriksaan dengan sinar lampu Wood. Berdasarkan
gambaran klinis, terdapat 3 pola distribusi melasma yaitu di bentuk sentrofasial
(63-66% kasus), bentuk malar (20-21% kasus), dan bentuk mandibula (15-16%
kasus).(1) Berdasarkan pemeriksaan histopatologis, melasma terbagi atas tipe
epidermal dan tipe dermal. Berdasarkan pemeriksaan dengan sinar Wood,
melasma terbagi atas tipe epidermal, tipe dermal, tipe campuran, dan tipe sukar
dinilai.(2) Faktor penyebab utama adalah paparan sinar matahari. Radiasi sinar
ultraaviolet dapat mengakibatkan reaksi peroksidasi lemak di membran sel, yang
akan memicu pembentukan radikal bebas, yang dapat menstimulasi melanosit
untuk memproduksi melanin secara berlebih. Faktor hormonal juga berperan pada
beberapa individu. Patofisiologi melasma masih belum diketahui secara
seutuhnya. Pengaruh hormonal dan genetik yang dikombinasi dengan radiasi
ultraviolet merupakan penyebab melasma yang sangat penting. Pemakaian
kosmetik tertentu dilaporkan sebagai penyebab melasma yang jarang.(6,7)
4
Patofisiologi melasma diawali dengan biosintesis dari melanin. Biosintesis ini
dimulai dari asam amino tirosin yang dikonversikan L-DOPA (3,4
dihidroksifenilalanin) pada tahap biosintesis melanin terbatas yang dikatalisis
tirosinase. Setelah itu L-DOPA diubah menjadi DOPAquinon oleh beberapa
enzim. DHI (5,6-dihidroksiindol) dan DHICA (5,6-dihydroxyindole-2-caroxylic
acid) dibentuk untuk menghasilkan eumelanin hitam atau coklat. Melalui
penggabungan glutation atau sistein, DOPAquinon dapat membentuk
feomelanin.(2) Berdasarkan pemeriksaan fisik, makula hiperpigmentasi pada
melasma biasanya berwarna coklat. Warna biru atau coklat jelas terjadi pada
pasien dengan melasma tipe dermis. Distribusinya bentuk yaitu sentrofasial,
malar atau mandibular. Dengan pemeriksaan lampu wood (panjang gelombang
340400 nm), pigmen tipe epidermis terlihat batas yang jelas, di mana pada tipe
dermis pigmen tidak mengalami hal tersebut. Secara klinis, jumlah melanin yang
banyak di dermis kemungkinan hiperpigmentasi hitam kebiruan. Banyak sekali
modalitas terapi pada melasma, antara lain obat pemutih (hidroquinon, Asam
Azelaic, Tretinoin, Asam Kojic, Vitamin C, Vitamin E), formula kombinasi,
Chemical Peeling, dan laser.(2)
CHEMICAL PEELING
Chemical peeling merupakan salah satu dari tatalaksana melasma selain dengan
pengobatan topikal, sistemik, atau pun tindakan laser. Chemical peeling adalah
penggunaan dari satu atau lebih bahan pengelupasan kulit, dengan hasil berupa
destruksi pada bagian epidermis dan atau dermis diikuti dengan regenerasi dari
epidermis baru dan jaringan dermis.(1) Terlepas dari munculnya berbagai teknik
baru dan laser, chemical peeling merupakan prosedur yang sederhana, hampir
tidak menggunakan instrumen apa pun untuk proses peremajaan kulit. Mekanisme
kerja dari chemical peeling meliputi: merangsang pertumbuhan epidermis melalui
pergantian stratum korneum, menghancurkan lapisan kulit yang rusak dan
menggantikannya dengan jaringan normal, menyebabkan reaksi inflamasi yang
dalam pada jaringan kemudian menyebabkan nekrosis yang disebabkan oleh
bahan-bahan chemical peeling.(1,4) Aktivasi dari mediator inflamasi dapat
5
memproduksi kolagen baru pada dermis serta substansi dasar seperti
glikosaminoglikan. Pengetahuan tentang anatomi kulit dan penyembuhan luka
secara normal penting untuk pemahaman mengenai prinsip-prinsip chemical
peeling. Kulit menutupi seluruh permukaan luar dari tubuh dan fungsinya
termasuk perlindungan, sensorik, persepsi, pengawasan imunologi, termoregulasi,
dan pengendalian insensible water loss.
Molekul yang ditemukan pada chemical peeling mengandung kelompok karboksil
(COOH) dan kelompok hidroksil (OH) atau asam biasa. Asam Hidroksi Alfa
(AHA) adalah asam lemah yang menginduksi aktivitas peremajaan baik karena
efek metabolik atau membakar kulit. Pada konsentrasi rendah (< 30%), AHA
mengurangi sulfat dan fosfat dari permukaan korneosit. Dengan mengurangi
kohesi korneosit, maka menginduksi pengelupasan di epidermis. Pada konsentrasi
yang lebih tinggi, AHA terutama memiliki efek destruktif, namun tidak
menyebabkan koagulasi protein dari kulit dan tidak dapat menetralkan atau pun
dinetralkan dengan air atau buffer lemah. Fenol adalah hidrokarbon aromatik
dengan sifat asam lemah. Mekanisme kerjanya pada kulit secara langsung melalui
toksisitas pada protein, membran sel dan inaktivasi enzim.(1)
Chemical peeling diklasifikasikan menjadi 4 kategori berdasarkan kedalaman
penetrasi adalah sebagai berikut: Chemical peeling sangat superfisial (yang
terlibat hanya epidermis, mungkin juga keterlibatan minimal dari dermis),
Chemical peeling superfisial (yang terlibat adalah epidermis dan lapisan terluar
dari dermis), Chemical peeling medium (mencapai dermis yang lebih dalam dari
kulit yang superfisial, Chemical peeling dalam (mencapai kedalaman hingga ke
dermis, kira-kira setengah kedalamannya.(1,4) Kedalaman dari chemical peeling
sangat signifikan memengaruhi kulit wajah. Dengan peningkatan kedalaman dari
chemical peeling, akan semakin mungkin ditemukan berbagai bercak yang ringan
dan terjadi peningkatan penghapusan kerutan dalam secara substansial. Tak
jarang, prosedur dari chemical peeling superfisial dapat diulang beberapa kali
sampai diperoleh hasil yang memuaskan.
Menurut level and quality of evidence, terapi chemical peeling untuk melasma tipe
epidermal adalah: 1) Asam Glikolat 1050%, 2) Asam Glikolat 10% +
Hidroquinon 2%, 3) Asam Glikolat 2070%, 4) Asam Glikolat 2030% +
Hidroquinon 4%, atau dengan 5) Asam Glikolat 50% + Asam Kojik 10%.(1,4)
Sedangkan untuk melasma tipe dermal dan campuran, chemical peeling yang
digunakan antara lain 1) Asam Glikolat 70% (530 menit), 2) TCA 35%
kombinasi dengan Asam Glikolat 5070%, 3) solid CO2, 4) solusio Jessner.
Solusio Jessner akan menghasilkan kedalaman yang superfisial, untuk
menghasilkan kedalaman yang medium biasanya dikombinasikan dengan TCA
35%.(1) Pada chemical peeling dengan efek terapi kuat akan bekerja dengan cara
tidak hanya dengan menghilangkan lapisan epidermis, tetapi juga menghilangkan
sampai ke papila dermis. Agen chemical peeling yang bersifat deep exfoliative
dapat memberi risiko hiperpigmentasi post inflamasi lebih berat.(1,4) Untuk
melasma tipe campuran chemical peeling yang digunakan sama dengan pada tipe
dermal. Biasanya kebanyakan pasien dengan melasma tipe campuran sangat sulit
jika diterapi dengan chemical peeling, sehingga biasanya dikombinasikan dengan
terapi laser untuk mendapatkan hasil yang baik.
KESIMPULAN
8
antara topikal, chemical peeling dan bisa juga dengan laser adalah yang sangat
dianjurkan untuk pengobatan melasma untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
2. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ,
editors. Fitzpatrick dermatology in general medicine. 7th ed. New York:
McGraw-Hill, 2008.
6. Handel AC, Miot LDB, Miot HA. Melasma: A clinical and epidemiological
review. An Bras Dermatol 2014;89(5):771-82.
8. Puri N. Comparative study of 70% glycolic acid versus 35% TCA versus 1%
tretinoin peel for the treatment of melasma. Skin Dis Skin Care 2016;1(1):1-
5. Available at: http://skin-disease-and-skin-care.imedpub.com/archive.php.
Accessed on: November 17, 2016.
9
9. Elfar NN, El-Maghraby GM. Efficacy of intradermal injection of tranexamid
acid, topical silymarin and glycolic acid peeling in treatment of melasma: A
comparartive study. J Clin Exp Dermatol Res 2015;6(3):1-7. doi:
10.4172/2155-9554.1000280.
DAFTAR TABEL
10
Tretinoin (Asam retinoat) Peningkatan turnover nyeri Mengakibat
dari sel kan eritema yang
kulit tidak kuat
berwarna
(yellow) Skuama
putih tipis pada
Harus tetap chemical peeling
di kulit selama 6
jam
Tabel 2. Level and quality of evidence dari berbagai agen chemical peeling(3)
11
1-5% Asam retionat III C
Keterangan:
A: terdapat bukti yang baik (good evidence) yang mendukung kegunaan prosedur
B: terdapat bukti yang cukup (fair evidence) yang mendukung kegunaan prosedur
C: terdapat bukti yang kurang (poor evidence) yang mendukung kegunaan prosedur
DAFTAR GAMBAR
12
Gambar 1. Biokimia sintesis melanin(10)
13
A B
Gambar 3. Pasien melasma dalam terapi chemical peeling dengan asam glikolat 70%
A. Sebelum terapi; B. Sesudah terapi(8)
A B
14
Gambar 4. Pasien melasma dalam terapi chemical peeling dengan TCA 35%
A. Sebelum terapi; B. Sesudah terapi(8)
A B
Gambar 5. Pasien melasma dalam terapi chemical peeling dengan tretinoin 1%
A. Sebelum terapi; B. Sesudah terapi(8)
A B
Gambar 6. Pasien dalam terapi chemical peeling dengan asam salisilat selama 2 sesi
A. Sebelum terapi; B. Sesudah terapi(9)
15
16