Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
SRIYONO
L2E 096 538
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana dengan
judul Pembuatan Alat Peraga Getaran Mekanis Satu Derajat Kebebasan ini dengan
baik.
Segala rasa terima kasih penulis haturkan kepada Bunda tercinta untuk
segala yang telah diberikan, dan tak mungkin lupa penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Ir. Djoeli Satrijo, MT., selaku pembimbing Tugas Sarjana untuk
bimbingannya dan selaku Koordinator Tugas Sarjana untuk semua
bantuannya.
2. Dr. Ir. Toni Prahasto, MASc, selaku Co-pembimbing Tugas Sarjana atas
bimbingannya.
3. Wisnu W. ST., selaku asisten Lab. Proses Produksi untuk semua
banUiannya,
4. Rekan-rekan satu tim untuk kerja samanya,
5. Teman-teman seperjuangan di Lab. Proses Produksi untuk bantuan dan
masukannya.
6. Perpustakaan Jurusan Teknik Mesin Undip.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang memerlukannya.
Penulis
ABSTRAK
Dalam proses belajar dan mengajar untuk mata kuliah getaran mekanis di
Jurusan Teknik Mesin Undip, mahasiswa hanya difokuskan pada analisa getaran
secara matematik. Seringkali mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami
fenomena getaran yang terjadi. Pengetahuan mahasiswa terhadap fenomena
getaran mekanik akan semakin jelas jika mahasiswa dapat secara langsung melihat
dan menganalisa fenomena getaran yang terjadi pada suatu sistem mekanik yang
sederhana. Disebabkan satu dan lain hal saat ini Jurusan Teknik Mesin belum
memiliki alat peraga ataupun alat pengujian getaran mekanik sebagai media untuk
praktikum getaran mekanis.
Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis menyadari perlu adanya alat
peraga yang dapat membenkan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa
Teknik Mesin UNDIP tentang getaran mekanis. Oleh sebab itu penulis mengajukan
Tugas Sarjana dengan topik bahasan Pembuatan Alat Peraga Getaran Mekanis Satu
Derajat kebebasan Tanpa Peredam.
Penulis berharap dengan adanya alat peraga getaran tersebut mahasiswa
yang memiliki kemampuan terbatas akan tetap mampu memahami fenomena
getaran, sedangkan mahasiswa yang memiliki kemampuan tinggi akan memahami
fenomena getaran tersebut dengan cara yang lebih mudah.
DAFTAR ISI
1.3. TUJUAN
Tujuan penulisan laporan adalah memberikan diskripsi dan spesifikasi
alat peraga getaran mekanis satu derajat kebebasan tanpa adanya peredam
yang telah dibuat. Serta memberikan analisis terhadap perfomance dari alat
peraga getaran tersebut.
x o 2
C = xo2 + ( )
n
xo n
= arc tg
n
subtitusi dari harga-harga ini ke dalam persamaan 2.5 memberikan :
x o 2 xo n
x = xo2 + ( ) sin {n t + arc tg } (2.7)
n x o
Persamaan 2.6 dan 2.7 menyatakan dua ekspresi matematika yang untuk
time-dependent motion yang sama.
berubah jika didefinisikan x sebagai perpindahan dari posisi keseimbangan.
Posisi keseimbangan sekarang melibatkan defleksi statis dari pegas Sst.
Dari diagram benda bebas pada gambar 2.4, hukum II newton memberikan -k
(st + x) + mg = mx
Pada posisi keseimbangan x=0, jumlah gaya haruslah nol sehingga
-k st + mg = 0
jadi diketahui bahwa pasangan dari gaya-gaya -kst dan mg pada sisi sebelah
kiri dari persamaan gerak akan saling menghilangkan, sehingga diperoleh :
m + kx = 0
yang identik terhadap persamaan 2.1. Uraian ini menyatakan bahwa
pendefinisian variabel perpindahan sama dengan nol pada posisi
keseimbangan yang melebihi dari posisi defleksi nol dari pegas, maka kita
dapat mengabaikan pengaruh gaya-gaya reaksi pada posisi keseimbangan. Hal
ini adalah benar untuk semua sistem yang linier. Untuk sistem non linier,
semua gaya, termasuk gaya statik yang berhubungan dengan keseimbangan,
sebaiknya harus dilibatkan.
dimana n = jumlah siklus
x0 = amplitudo awal
xn = amplitudo setelah n siklus
Dalam sistem pada gambar 2.7a , dimana benda dibebam gaya luar yang
harmonik F = F0 Sin t, dimana F0 merupakan aplitudo gaya dan adalah
frekuensi paksa (dalam radian/detik). Sebaiknya dibedakan antara n, yang
merupakan properti dari sistem, dan , yang merupakan properti dari gaya
yang diterapkan ke sistem. Harus diperhatikan juga bahwa gaya F = F0Cost,
hal ini juga mirip dengan memasukkan Cos cot untuk Sin cot pada hasil yang
hendak kita jabarkan ini. Dari diagram benda bebas pada gambar 2.7a,
diterapkan hukum II Newton guna memperoleh persamaan gerak
- kx - c + F0Sint = m (2.8)
Dalam bentuk baku, dengan mensubstitusikan variabel yang sama dari
sub bab 2.3, didapatkan bentuk persamaan gerak menjadi
F
- x + 2n x + 2n x = mo sin t (2.8)
Secara langsung terlihat bahwa persamaan 2.10 adalah tepat sama seperti
pada persamaan 2.9, yang mana F0 digantikan oleh kb. Konsekuensinya,
semua hasil penjabaran dapat diterapkan terhadap persamaan 2.9 atau 2.10.
Pada kasus getaran paksa tanpa peredaman, maka konstanta peredaman
c=0. persamaan gerak dasar dari persamaan 2.9 menjadi
- x + 2n x = Sin t (2.11)
m
Dari gambar dapat kita lihat bahwa posisi X dari sistem getaran bernilai
negatif pada saat sistem bergetar pada /u > 1, dan terjadi perubahan posisi
yang yang besar dari tak terhingga menjadi negatif tak terhingga, dalam hal ini
berarti terjadi perubahan beda fasa dan sebuah harga yang mendekati 0
menuju mendekati 180 dan pada saat frekuensi pribadi beda fasanya sebesar
90 . Rumus beda fasa cp ditunjukkan oleh
2
= 2
(2.16)
(1 2 )
Jika pada beam seperti pada gambar 2.9 ditarik sedikit dari posisi
keseimbangannya, maka persamaan keseimbangan momennya:
M0 = I0 0 :
-(kl Sin ) 1 Cos = ( 1/3 m2l2 + m1b2) (2.17)
jika amplitudo getaran cukup kecil, Sin 0, Cos 0 1, maka:
(l/3m2l2 + m1b2) + kl2 = 0,
kl2
n = m2l2
+ m1 b2
3
3kl2
= m (2.18)
2 l2 + 3m1 b2
3k(1)2
= m 2+
(2.19)
2l 3m1 b2
me .r.b.2
p = 2
Sin t (2.22)
k.12 (1 2 )
n
me .r.b.2
dan amplitudo Xp = Sin t (2.24)
2
2 2
.12 [1( 2 )] +[2 ]
BAB III
ELEMEN-ELEMEN GETARAN
3.1 MOTOR DC
Motor digunakan imtuk menggerakkan massa tak seimbang yang
digunakan untuk megeksitasi sistem massa pegas untuk bergetar secara paksa.
Karena motor yang digunakan harus dapat diatur kecepatan putarnya dengan
mudah dan dan cukup halus pertambahan kecepatannya, maka digunakan
motor DC.
3.2 BEAM
Sistem massa pegas pada alat peraga getaran harus dapat diatur
perubahan massa supaya sanggup menunjukkan perbedaan frekuensi pribadi
yang diakibatkan oleh perbedaan perbandingan antara kekakuan pegas dan
massanya. Dalam alat ini massa yang digunakan yaitu beam dengan
penampang bujur sangkar, pengatnran perbedaan massa dilakukan dengan
pergeseran posisi dimana pegas dikaitkan. Penggunaan profil bujur sangkar
dimjukan supaya motor dan pemegangnya bisa dipasang dengan mudah. Di
pasaran material dengan profil tersebut tersedia dua pilihan saja; kuningan dan
monel, karena harga kuningari jauli lebih murah dari monel, maka digunakan
beam dari kuningan.
3.3 PEGAS
Untuk bisa menghasilkan getaran, pegas harus mampu memberikan gaya
bolak-balik pada massa beam. Walaupun secara teori sebuah pegas mampu
memberikan gaya bolak-balik, namun dalam prakteknya pegas hanya
dirancang untuk satu arah gaya saja. Dan dikenal pegas tarik dan pegas tekan.
Pegas tarik didisain dengan gulungan rapat, sedangkan pegas tekan didisain
dengan gulungan renggang. Pegas tarik sama sekali tidak bisa menghasilkan
gaya tekan, sedangkan pegas tekan bisa menghasilkan gaya tarik, namun tak
sebaik apabila dibandingkan dengan gaya tekannya.
Pemikiran awal menghendaki alat peraga membutuhkan dua buah pegas
tarik untuk menimbulkan gaya bolak-balik tersebut. Namun, penggunaan dua
buah pegas tarik tersebut membuat penyetingan horisontal beam menjadi
cukup sulit. Apabila yang digunakan pegas tekan, selain memberikan gaya
bolak-balik, pegas tekan juga memiliki frekuensi pribadi internalnya sendiri.
Untuk menghinuari pengaruh frekuensi internal tersebut, frekuensi operasi
pegas harus lebih kecil dari seperlima frekuensi internal tersebut. Untuk
melakukan hal ini memerlukan perhitungan yang cukup rumit, yang setelah
itupun, akhirnya pegas tekan tersebut harus diberikan pembebanan awal atau
preload. Apabila harus bekerja sebagai pegas tekan, beam harus diberi
penyangga samping supaya tidak bergoyang kiri-kanan. Sementara apabila
harus bekerja sebagai pegas tarik, pegas tekan tidak akan bekerja bagus jika
bekerja untuk kerja tarik. Maka dari itu pegas yang digunakan adalah pegas
tarik. Supaya pegas tarik mampu memberikan gaya bolak-balik yang linier,
meka pegas harus diberikan preload atau pembebanan awal yang cukup.
Pembebanan awal yang tidak cukup akan memberikan gaya bolak-balik seperti
sinusoidal yang terpotong pada puncaknya, dan ini tidak boleh terjadi.
Sedangkan pembebanan awal yang terlalu besar menyebabkan jangkauan
frekuensinya terlalu rendah, karena Frekuensi pribadi yang terjadi terlalu
rendah. Pembebanan awal dikatakan cukup apabila pada saat beam mencapai
pembatas atasnya, pembebanan awal masih ada, tetapi sekecil mungkin.
Pemilihan pegas tarik didasarkan pada dua kriteria; pertama, pada saat
beam berada pada kedudukan tertinggi (1 di atas posisi keseimbangannya),
masih terdapat pembebanan awal pada pegas tarik tersebut; kedua, pada saat
beam berada pada kedudukan terendah (1 di bawah posisi keseimbangnnya),
tingkat pembebanan pegas masih cukup jauh dari pembebanan maksimumnya.
Pemilihan konstanta kekakuan pegas adalah kombinasi antara beam dan
pegas tercipta kondisi seperti paragraf di atas. Sebelumnya digunakan pegas
dengan kekakuan 350 N/m. Namun pada saat getaran bebas, energi gerak dari
beam terlalu kecil sehingga peredaman yang terjadi pada sistem peraga sangat
berpengaruh terhadap getaran. Dan akhirnya pegas diganti yang lebih kuat
(1215 N/m) dan konsekuensinya beam harus diberi pemberat di tengah
untuk memberikan pembebanan awal yang cukup.
J
3.4 MASSA TAK SEIMBANG
Gaya pengeksitasi untuk getaran paksa sistem massa pegas
menggunakan massa tak seimbang. Massa tak siembang ini dipasang pada
motor DC yang kecepatannya bisa diatur. Massa tak seimbang menyebabkan
gaya sentrifugal naik turun yang akan mengeksitasi beam naik turun. Besarnya
gaya ini berbanding kuadrat terhadap kecepatan putarnya.
3.5 AMPLITUDO
Amplitudo perpindahan yang besar dari sudut batang alat peraga getaran
membuat pengamatan lebih mudah dilakukan namun memiliki tingkat
kesalahan yang makin besar pula, begitu pula sebaliknya, amplitudo kecil
membuat kesalahan makin kecil, namun pengamatan lebih susah. Berdasarkan
3 5 7
persamaan deret Mc - Claurin, untuk sin = + + Dengan
3 5! 7!
sin
kesalahan pendekatan nilai sin = adalah | | 100%
sin
Dari tabel di atas nilai kesalahan untuk simpangan sebesar 2 masih cukup
kecil, maka dipilih 2.
3.6 SPESIFIKASIELEMEN GET ARAN DARIALAT YANG DIBUAT
Beam : 1,91 Kg, kuningan, l = 63 cm
Motor+pemegang : 2,07 Kg, Motor DC
Busur derajad : 0,20 Kg, plat
Pena+pemegang : 0,08 kg
Platina+pemegang : 0,02 kg
Pegas : k = 1214,88 N/m
Penggulung kertas : kec =100 cm/menit (s)
Pemberat : 3,05 Kg
3
= .21
3
= 21
3k. l2
n =
(m2 l2 + 3m1 b 2 )
3.1215.0,632
n =
(1,91.0,632 + 3. (2,27 + 3,05). 0,3752 )
3k. (l x)2
n =
(m2 l2 + 3m1 b 2 )
3k. (l x)2
n =
(m2 l2 + 3m1 b 2 )
Pada saat getaran bebas pada ujung beam dipasang pena dan pemegang seberat
0,08 kg, dan titik berat 0,68m maka, Frekuensi pribadi saat pegas berada di
ujung;
3k. l2
n =
(m2 l2 + 3m1 b 2 + 3mc 2 )
3.1215.0,632
n =
(1,91.0,632 + 3. (2,27 + 3,05). 0,3752 + 3.0,08.0,682 )
3k. (l x)2
n =
(m2 l2 + 3m1 b 2 + 3mc 2 )
3k. (l x)2
n =
(m2 l2 + 3m1 b 2 + 3mc 2 )
Pada saat getaran paksa pada ujung beam dipasang mekanisme seberat 0,02 kg,
dan titik berat 0,63m maka, Frekuensi pribadi saat pegas berada di uiung;
3k. l2
n =
(m2 l2 + 3m1 b 2 + 3mc 2 )
3.1215.0,632
n =
(1,91.0,632 + 3. (2,27 + 3,05). 0,3752 + 3.0,02.0,632 )
n = 21,86 rad/s 209 rpm
3k. (l x)2
n =
(m2 l2 + 3m1 b 2 + 3mc 2 )
3k. (l x)2
n =
(m2 l2 + 3m1 b 2 + 3mc 2 )
5. Saklar kontak platina atas kita turunkan dengan memutar pemutamya searah
putaran jarum jam dan pemutaran harus perlahan-lahan saat kedua platina
kontak akan bersentuhan, dan saat lampu monitor menyala dengan intensitas
minimum kita hentikan penurunan platina. Mikrometer kita turunkan hingga
menyentuh saklar dan kita catat posisi mikrometer pada posisi tersebut dan
kita notasikan dengan XI, didapat 36,26 mm
6. Kita berikan pembebanan dengan pemberat yang akan digunakan untuk
peredaman dinamis yang telah diketalmi beratnya (1,4 Kg) pada bagian
bawah pengait pegas,
Gambar 4.8. Grafik gelaran bebas untuk posisi pegas pada L-10 cm
Penurunan logaritmik = xn
= 7
= 1,109. 102
n 24
1,109.102
Faktor peredaman = 42 = 42 +(1,109.102 )2 = 2,365.103
+2
4.4. PENGUJIAN GETARAN PAKSA
Untuk pengujian getaran paksa pemegang pena dilepas kemudian diganti
dengan platina kontak seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini,
Tabel 4.1. Data pengukuran getaran paksa untuk posisi pegas pada ujung beam
Putaran Simpangan Beda Putaran Simpangan Beda
(Rpm) (mm) fasa () (Rpm) (mm) fasa ()
0 27,23 0 217 30,27 180
97 27,26 30 223 28,05 180
118 27,25 355 237 27,64 170
128 27,25 330 243 27,48 150
132 27,27 330 250 27,48 170
147 27,33 340 258 27,48 170
161 27,36 0 267 27,48 175
172 27,46 10 272 27,48 170
186 28,03 10 286 27,48 190
191 27,46 20 292 27,36 170
197 28,00 20 306 27,36 160
203 29,64 30 315 27,36 170
206 35,81 o 324 27,36 160
212 31,45 140 330 27,36 130
Data tersebut di atas kita plotkan pada Microsoft Excel untuk mendapatkan
graflk simpangan dan beda fasa terbadap putaran motor pengesksitasi, yang
akan tampak seperti gambar di bawah ini,
4.1.1. PEGAS DIPOSISIKAN PADA 5 CM DARIUJUNG BEAM
Pengujian kedua untuk getaran paksa adalah menggeser kedudukan
pegas pada posisi 5 cm dari ujung, penyetingan horisontal dilakiikan dengan
menaikkan posisi pegas dan platina berkontak pada posisi datum yang kira-kira
sama dengan posisi datum dari pengujian pertama kemudian kita lakukan
pengujian seperti pada pengujian pertama.
Berikut ini data dari pengujian kedua;
Tabel 4.2. Tabel pengukuran imtuk pegas berada 5cm dari ujung beam
Putaran Simpangan Beda Putaran Simpangan Beda
(Rpm) (mm) fasa () (Rpm) (mm) fasa ()
0 27,10 0 189 33,79 20
97 27,21 300 191 35,03 0
109 27,18 320 192 36,48 20
115 27,17 320 198 30,31 150
121 27,17 330 208 28,50 180
132 27,19 330 217 27,76 180
137 27,21 325 223 27,52 180
148 27,31 345 230 27,39 190
155 27,30 350 236 27,31 190
160 27,49 350 244 27,31 190
165 27,45 0 251 27,31 180
174 27,53 10 264 27,31 200
178 28,79 10 275 27,31 200
187 30,71 10
Data tersebut di atas kita plotkan pada Microsoft Excel untuk mendapatkan
grafik simpangan dan beda fasa terhadap putaran motor pengesksitasi, yang
akan tampak seperti gambar di bawah ini,
4.1.2. PEGAS DEPOSISIKAN PADA 10 CM DARI UJUNG BEAM
Pengujian ketiga adalah pergeseran posisi pegas pada posisi 10 cm dari ujung
beam. Sedangkan pelaksanaannya seperti pada prosedur sebeliimnya. Berikut
im data untuk pengujian ketiga getaran paksa;
Tabel 4.3. Tabel pengukuran pada saat pegas berada 10 cm dari ujung
Putaran Simpangan Beda Putaran Simpangan Beda
(Rpm) (mm) fasa () (Rpm) (mm) fasa ()
0 27,21 0 188 29,01 150
98 27,25 330 197 28,98 165
106 27,28 340 208 28,00 170
113 27,28 350 216 27,65 180
122 27,30 355 224 27,47 180
135 27,35 350 237 27,42 180
146 27,54 0 246 27,42 180
154 27,68 0 256 27,42 190
162 28,28 10 262 27,35 190
172 29,71 0 277 27,35 170
174 35,34 20 284 27,35 165
179 31,16 145 292 27,35 175
Data tersebut di atas kita plotkan pada Microsoft Excel untuk mendapatkan
grafik simpangan dan beda fasa terhadap putaran motor pengesksitasi, yang
akan tampak seperti gambar di bawah ini,
90 90 90 0 20 20
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi pribadi dari teori dan
pengujian tidak sama, yang masing-masing sebesar 3 rpm untuk posisi pegas di
ujung beam, 1 rpm untuk posisi pegas 10 cm dari ujung beam sedangkan pada
saat posisi pegas berada 5 cm frekuensi pribadi antara teori dan pengujian
sama. Penyebab perbedaan ini sama seperti pada getaran bebas, secara teori
frekuensi pribadi dihitung dengan asumsi bahwa pemberat dan motor dianggap
terpusat di satu titik, sedangkan pada data hasil pengujian sirnpangan yang
tertinggi mungkin belum tentu menunjukkan frekuensi pribadi, hal ini
ditunjukkan dari beda fasanya, 0 untuk posisi pegas di ujung beam, 20 untuk
posisi L-5, dan 20 untuk L-10.
Frekuensi pribadi pada saat pegas berada di ujung beam semestinya
sedikit di atas data pengujian yang ditunjukkan dari posisi sirnpangan
tertingginya, karena beda fasa pada saat frekuensi pribadi semestinya adalah
90, mendekati 0 jika frekuensi sedikit saja diturunkan dan mendekati 180
jika frekuensi sedikit saja dinaikkan.
Beda fasa antara gaya pengeksitasi dan beam secara teoritis tidak pernah
lebih kecil dari 0 dan tidak pernah lebih besar daril80, tetapi pada pengujian
dengan alat peraga yang dibuat, kedua hal ini terjadi. Hal tersebut terjadi karena
ketidakstabilan putaran motor pengeksitasi.
Ketika motor berputar di bawah frekuensi pribadi dan putaran motor
tiba-tiba naik menyebabkan posisi massa tak seimbang lebih cepat
meninggalkan beam dan pembacaan beda fasa terlihat akan lebih besar dari 0,
dan sebaliknya apabila putaran motor tiba-tiba turun akan menyebabkan beda
fasa terlihat lebih kecil dari 0.
Sedangkan ketika motor berputar di atas frekuensi pribadi dan kecepatan
motor tiba-tiba naik akan menyebabkan massa tak seimbang t bergerak lebih
cepat meninggalkan beam yang akan menyebabkan pembacaan beda fasa lebih
besar dari 180, dan sebaliknya bila kecepatan motor tiba-tiba turun akan
menyebabkan pembacaan beda fasa terlihat lebih kecil dari 180.
Perbedaan antara beda fasa teoritis dan beda fasa yang diperoleh dari
pengujian dapat dilihat pada Gb.4.15. Dari pengujian yang telah dilakukan
ketidakstabilan putaran motor pengeksitasi mencapai 10 rpm.
5.1. KESIMPULAN
1. Berdasarkan data teoritis dan dats pengujian getaran bebas diperoleh tabel
sebagai berikut
Tabel 5.1 Tabel perbandingan data teori dan data pengujian getaran bebas
Berdasarkan teori Berdasarkan pengujian
L-0 L-5 L-10 L-0 L-5 L-10
0 0 0 6,69 x10-4 1,42 x10-3 2,37 x10-3
n
206 189 173 203 188 175
(rpm)
Tabel 5.2 Tabel perbandingan data teori dan pengujian getaran paksa
Berdasarkan teori Berdasarkan pengujian
L-0 L-5 L-10 L-0 L-5 L-10
209 192 176 206 192 174
n 90 90 90 0 20 20
(rpm)
Beda fasa yang ditunjukkan pengujian dengan teori bedanya cukup banyak
pada saat frekuensi pribadi, karena frekuensi pribadi yang terlihat tidak tepat
sama dengan frekuensi pribadi yang sebenarnya.