You are on page 1of 8

Pengertian, Teknik dan Komplikasi Anestesi Umum

Anestesi dikenal sehari-hari sebagai bius. Obat atau agen anestesi akan

menghilangkan sebagian atau seluruh perasaan. Ada tiga jenis anestesi:

umum, regional dan lokal. Ketika seorang pasien diberikan anestesi umum,

mereka akan sepenuhnya kehilangan kesadaran.

Anestesi umum dapat diberikan dalam beberapa metode. Metode yang

paling umum adalah dengan menyuntikkan obat ke dalam pembuluh darah,

dan dengan gas anestesi yang diberikan melalui masker. Terkadang juga dua

metode ini diterapkan secara bersamaan pada pasien.

Pertimbangan anestesi umum


Dokter anestesi memeriksa Anda guna menilai apakah Anda cocok untuk

diberikan anestesi umum atau untuk dilakukan operasi. Beberapa hal yang

dipertimbangkan dalam pemberian anestesi umum, antara lain:

Riwayat kesehatan, termasuk kondisi kesehatan Anda saat ini, seperti

diabetes atau masalah jantung.

Riwayat pembedahan (operasi) sebelumnya.

Alergi, misalnya apakah Anda alergi terhadap makanan atau obat-

obatan tertentu.

Obat yang Anda konsumsi saat ini, termasuk rokok dan alkohol.

Beberapa hal lain yang mungkin akan diterapkan pada Anda sebelum

menjalani operasi antara lain:

Makan dan minum - biasanya Anda diminta untuk tidak makan atau

minum beberapa jam sebelum operasi.

Shaving (pencukuran) - rambut atau bulu di sekitar lokasi operasi

mungkin perlu dicukur.

Prosedur lain - mungkin Anda diminta untuk menerapkan beberapa

hal atau prosedur pra operasi lainnya.

Prosedur anestesi umum


Beberapa jam sebelum operasi dimulai, mungkin Anda akan diberikan obat

"pra-med," yaitu suntikan atau obat tablet yang akan membuat Anda

mengantuk atau lebih rileks. Obat ini juga akan membantu mengurangi air

liur yang berlebihan (proses operasi menjadi tidak terganggu karena

banyaknya air liur yang keluar).

Kemudian Anda dibawa ke ruang operasi. Dokter anestesi akan

menyuntikkan obat bius secara intravena (ke aliran darah) atau dengan

menggunakan masker gas, atau keduanya. Dalam hitungan detik, Anda akan

merasa mengantuk dan kemudian kehilangan kesadaran sepenuhnya.

Selanjutnya, dokter anestesi memasukkan sebuah tabung kecil yang

terhubung ke ventilator ke dalam saluran napas Anda. Dokter anestesi akan

mengontrol berapa lama waktu Anda akan "tidur", dan terus memonitor

denyut nadi atau keadaan vital Anda, seperti pernapasan dan tekanan darah.

Umumnya dokter anestesi akan memberikan transfusi (infus) sebelum,

selama dan setelah operasi. (Suntikan anestesi umum bisa dilakukan dari

selang infus).

Setelah operasi selesai, mungkin Anda akan disuntikkan obat-obat lain yang

akan membalikkan efek dari obat anestesi atau obat-obatan lain yang

digunakan selama proses operasi (seperti obat perelaksasi otot). Ketika


dokter anestesi puas dengan stabilnya pernapasan dan sirkulasi darah Anda,

Anda akan dibawa ke ruang pemulihan di mana disana ada petugas khusus

yang akan menangani Anda.

Pasca anestesi umum

Setelah proses operasi dilakukan, petugas rumah sakit akan:

Merekam pernapasan, denyut nadi dan tekanan darah Anda.

Memantau tingkat kesadaran, serta pengamatan khusus lainnya pasca

operasi.

Mencatat semua cairan intravena yang diberikan untuk Anda.

Tergantung dari jenis operasi apa yang dilakukan, pada saat Anda sadar

mungkin Anda akan melihat atau disarankan untuk:

Adanya selang atau tabung dari lokasi operasi Anda untuk

mengalirkan cairan yang berlebih.

Adanya kateter yang dimasukkan ke kandung kemih Anda.

Disarankan oleh petugas untuk melakukan latihan pernapasan dalam

dan menggerakkan kaki Anda atau anggota tubuh lain, atau menjawab

pertanyaan.

Diberikan obat penghilang rasa sakit.


Merasa mengantuk dan mual, sakit kepala dan sakit tenggorokan.

Efek samping ini biasanya berlangsung singkat.

Komplikasi anestesi umum

Beberapa komplikasi anestesi umum di bawah ini termasuk jarang sekali

terjadi. Kemungkinan efek samping dari anestesi umum antara lain:

Cedera di lokasi penyuntikan

Infeksi

Gangguan pernapasan

Kerusakan saraf jangka pendek

Reaksi alergi, misalnya serangan asma

Masih memiliki kesadaran atau rasa sakit selama operasi

Cedera pada mulut, gigi, bibir atau lidah

Kerusakan pita suara atau laring

Kerusakan paru-paru

Serangan jantung

Kerusakan otak

Stroke
Gagal ginjal

Gagal hati

Paraplegia (ekstremitas bawah mengalami kelumpuhan)

Quadriplegia (kelumpuhan pada 4 anggota tubuh).

Merawat diri sendiri pasca anestesi umum/operasi

Dengan dibimbing oleh dokter atau dokter anestesi, beberapa hal yang

disarankan untuk Anda antara lain:

Jangan mengendarai mobil atau melakukan pekerjaan berisiko yang

membutuhkan konsentrasi minimal 24 jam setelah operasi

(kemungkinan efek obat anestesi masih ada).

Tetap beristirahat dirumah minimal selama 2 hari setelah operasi.

Ingat, mungkin akan diperlukan waktu hingga beberapa hari agar

Anda kembali merasa normal.

Dalam beberapa hari atau minggu, hindari penggunaan obat-obatan

(termasuk obat herbal) di luar saran dokter. Ada baiknya tanyakan

dulu ke dokter sebelum mengonsumsinya.

Prospek jangka panjang pasca anestesi umum


Komplikasi fatal dari anestesi umum sangat jarang terjadi. Diperkirakan

hanya sekitar satu dari 10.000 orang meninggal dunia akibat komplikasi dari

anestesi umum, seperti karena reaksi alergi dan serangan jantung.

Anestesi regional dan lokal

Tergantung dari jenis operasinya, alternatif dari anestesi umum adalah:

Anestesi regional - pemblokan saraf. Contoh, bisa dilakukan pada

wanita yang melahirkan dengan operasi caesar atau operasi usus

buntu. Suntikan pada tulang belakang akan "mematikan" tubuh dari

pinggang ke bawah.

Anestesi lokal - anestesi disuntikan ke daerah yang akan dioperasi.

Contoh, dokter gigi akan menyuntikkan anestesi ke dalam gusi

sebelum mencabut gigi Anda.

Mobilisasi Dini pada Pasien dengan Anestesi Spinal dan Anestesi

Umum

Perbedaan mobilisasi dini antara pasien dengan anstesi spinal dan

anestesi umum adalah waktu pelaksanaannya. Mobilisasi dini pada pasien

dengan anestesi spinal dapat dilakukan pada 24 jam setelah operasi


sedangkan pada pasien dengan anestesi umum dapat dilakukan sedini

mungkin mulai dari 6-12 jam setelah operasi.

a. Mobilisasi dini pada pasien dengan anestesi spinal :


1) Setelah operasi berbaring di tempat tidur, tetapi dapat melakukan

pegerakan ringan seperti menggerakkan ekstremitas atas dan

ekstremitas bawah
2) Pada hari kedua pasien dapat duduk di tempat tidur dan duduk dengan

kaki menjuntai di pinggir tempat tidur


3) Pada hari ketiga pasien dapat berjalan di kamar seperti ke kamar

mandi dan bisa juga berjalan ke luar kamar


b. Mobilisasi dini pada pasien dengan anestesi umum :
1) Pada saat awal (6 sampai 12 jam pertama) pasien dapat melakukan

pergerakan fisik seperti menggerakkan ekstremitas seperti

mengangkat tangan, menekuk kaki, dan menggerakkan telapak kaki


2) Pada hari kedua pasien dapat duduk di tempat tidur ambil makan, atau

duduk dengan kaki menjuntai di pinggir tempat tidur. Jika pasien

sudah berani, pasien dapat berjalan di sekitar kamar seperti ke kamar

mandi
3) Pada hari ketiga pasien dapat berjalan ke lua kamar dengan dibantu

atau secara mandiri

You might also like