Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Gus Dinda Marsella
110.2012.102
(Kelompok 8)
Pembimbing
DR. Kholis Ernawati, S.SI, M.Kes
Laporan studi kasus yang berjudul Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Lansia Dilihat
Dari Aspek Psikososial Keluarga Berdasarkan Pendekatan Holistik Di
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian
Kedokteran Keluarga.
1
KATA PENGANTAR
2
6. Semua staf pengajar di bagian Kesehatan Masyarakat Universitas Yarsi
yang telah memberikan ilmunya selama stase IKM
7. Teman-teman sejawat 1 angkatan stase IKM yang namanya tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Penulis
3
BAB I
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 50 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Suku : Betawi
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Jalan Bunder RT 002/ RW 014 No. 63, Jakarta Pusat
No. CM : 0005497
Tanggal Berobat : 26 April 2017
B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 26 April 2017 pukul 08.45 WIB
1. Keluhan Utama: Kesemutan dan kebas pada telapak tangan
2. Keluhan Tambahan: Badan lemas
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasein datang ke puskesmas untuk kontrol rutin diabetes. Pasien
mengeluh kesemutan dan kebas pada talapak tangan sejak kurang lebih satu
minggu yang lalu. Pasien mengaku kesemutan sudah dirasakan sejak kurang
lebih dua tahun yang lalu namun dirasakan makin lama makin berat. Pasien
juga mengaku cepat mengantuk akhir-akhir ini disertai dengan badan terasa
lemas. Terkadang pasien suka merasa mual. Gejala panas, batuk, pilek
disangkal. Nafsu makan baik, BAK tidak ada masalah dan BAB teratur. Nyeri
dada disangkal. Keluhan mata kabur disangkal. Luka pada kaki disangkal.
Pasien pertama kali didiagnosis menderita diabetes mellitus tipe 2
sekitar 2 tahun yang lalu. Pasien mengaku beberapa tahun yang lalu badannya
gemuk yaitu sekitar 70kg. Lalu makin lama pasien merasa badannya semakin
4
kurus dan merasa malas beraktivitas. Pasien mengaku sering buang air kecil,
sering merasa haus dan merasa badannya sering lemas. Lalu, pasien
memeriksakan diri ke Puskesmas Tanah Abang dan dokter menyarankan
pasien untuk melakukan pemeriksaan gula darah. Gula darah puasa pasien
mencapai 240 mg/dl, sedangkan gula darah sewaktu pasien mencapai 330
mg/dl.
Pasien mempunyai harapan untuk sembuh ketika ia pergi berobat ke
Puskesmas. Ny. T yakin akan sembuh jika beliau rutin berobat ke Puskesmas.
Beliau juga yakin apabila ia rajin beribadah kepada Allah SWT, ia akan
mendapatkan umur yang panjang.
5
7. Riwayat Kebiasaan:
Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan
pasien dalam sehari adalah 3 kali/hari. Mengkonsumsi minuman dan
makanan yang manis seperti minum teh manis lebih dari tiga gelas sehari
dan kue jajanan pasar yang manis. Selain itu pasien juga sering
mengonsumsi makanan yang asin-asin seperti ikan asin dan tidak
memperhatikan konsumsi garam dalam sehari.
Pasien biasa bangun jam 4 subuh dan kembali tidur pada malam hari
jam 10 atau jam 11. Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga karena
menurut Ny. T mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari sudah
merupakan aktivitas fisik yang menguras keringat dan tenaga.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda vital
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
Tek. Darah : 160/90 mmHg
Frek. Nadi : 84 x/menit
Frek Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6 C
3. Status Gizi
Berat Badan : 64 kg
Tinggi Badan : 151 cm
Indeks Massa Tubuh : 28,07 kg/m2
Status Gizi : Obesitas
3. Status Generalis:
Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam keputihan tidak
mudah dicabut
Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
6
Thoraks : Pergerakan dada simetris bilateral dalam keadaan
statis dan dinamis
Cor : BJ I BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),wheezing (-/-)
Abdomen : Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas Superior : Sianosis (-/-), Edema (-/-)
Ekstremitas Inferior : Sianosis (-/-), Edema (-/-)
4. Status neurologis:
GCS : 15 (E4 M6 V5)
Pupil : Di Tengah, bulat, isokor, ukuran 3mm/3mm
a. Anggota gerak atas
Kekuatan : 5/5
Tonus : (+) / (+)
Atrofi : (-) / (-)
Refleks fisiologis
Biceps :(+) / (+)
Triceps : (+)/ (+)
Refleks Patologis
Refleks Hoffman : (-) / (-)
Refleks Trommer : (-) / (- )
Sensibilitas
Taktil : normal/normal
Nyeri : normal/normal
Suhu : Tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan
Getar : Tidak dilakukan
b. Anggota gerak bawah
Kekuatan : 5/5
Tonus : (+) / (+)
Atrofi : (-) / (-)
7
Refleks fisiologis
Patella : (+) / (+)
Achilles : (+) / (+)
Refleks Patologis
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : (-) / (-)
Gordon : (-) / (-)
Oppenheim : (-) / (-)
Sensibilitas
Taktil : +/ +
Nyeri :+/+
Suhu : Tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan
Getar : Tidak dilakukan
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan gula darah kapiler tanggal 28 Februai 2017
GDP : 197 mg/dL
Pasien pernah memeriksa kolestrol dan asam urat sekitar 3 bulan yang lalu,
hasilnya dalam batas normal.
Pasien tidak pernah di rekam jantung (EKG)
E. Diagnosis Klinis
Diabetes Tipe 2 Terkontrol Tanpa Kompli
Hipertensi Grade II
F. Terapi Klinis
Metformin 2x500 mg
Amlodipin 1x10 mg
Vitamin B Complex 3xI tablet
8
BAB II
BERKAS KELUARGA
9
b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik, peralatan
rumah tangga)
- 1 Sepeda motor
- 1 TV (21 inch)
- 2 Telepon genggam
- 1 Kulkas
- 1 Kompor gas
- 1 Mesin cuci
- 1 Setrika
- 2 kipas angin
10
2.1.4 Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan:
Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi. Menu makanan yang
biasa dihidangkan Ny. T terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Sebelum
didiagnosis diabetes, cita rasa makanan yang paling sering dihidangkan
adalah manis. Hampir setiap hari pasti pasien harus minum the manis
hangat saat pagi hari sebelum beraktivitas dan sore hari saat sedang
bersantai dirumahnya. Sayur yang sering dimasak cukup bervariasi
antara lain sayuran hijau baik direbus atau ditumis. Lauk yang
dihidangkan bervariasi seperti ayam, Ikan asin, telur, tahu maupun
tempe. Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh keluarga
ini. Pola makan keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan pagi,
makan siang dan makan malam.
11
Tabel 2.3 Food Record Pasien dalam Tiga Hari
Jumat, 24 Maret 2017
Jadwal Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak
(gr) (kKal) (gr) (gr) (gr)
Makan Roti 70 gr 122,5 28 2,8 -
Pagi Air putih - - - - -
Nasi putih 100 175 40 4 -
Sayur Sop 100 50 10 3 -
Makan
Ikan Mas 1/3 ekor 50 - 7 2
Siang
sedang
Teh Tawar - - - - -
Nasi putih 100 175 40 4 -
Sayur Asem 100 50 10 3 -
Makan
Ikan Mas 1/3 ekor 50 - 7 2
Malam
sedang
Teh Tawar - - - - -
Total 672,5 128 30,8 4
Minggu, 26 Maret 2017
Jadwal Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak
(gr) (kKal) (gr) (gr) (gr)
Makan Kue Pasar 50 87,5 20 2 2
Pagi Susu 1 gelas 250 - 35 10
Nasi putih 100 175 40 4 -
Sayur buncis 100 25 5 1 -
Makan
Oncom 1 potong besar 40 4 - 1,5
Siang
Ikan asin 2 potong kecil 37,5 - 5,25 1,5
Teh tawar - - - - -
Nasi putih 100 175 40 4 -
Sayur buncis 100 25 5 1 -
Makan Ayam goreng 1 potong 150 - 7 13
Malam sedang
Tempe 1 potong 40 4 3 1,5
Teh tawar - - - - -
Total 1005 118 62,25 29,5
12
Selasa, 28 Maret 2017
Jadwal Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak
(gr) (kKal) (gr) (gr) (gr)
Makan Bubur ayam 1 porsi 372 36 27 12
Pagi Air putih - - - - -
Nasi putih 100 175 40 4 -
Sayur 100 25 5 1 -
Makan Kangkung
Siang Tempe 1 potong 40 4 3 1,5
Ikan Pindang ekor sedang 50 - 7 2
Teh tawar - - - - -
Makan Nasi Goreng 1 porsi 250 32 9 9
Malam Air putih - - - - -
Total 999,5 137 53 26,5
13
2.2. Genogram
2.2.1 Bentuk keluarga
Keterangan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan sakit
Gambar 2.1 Family Map
14
U
Kamar
Mandi
Ruang Tamu Kamar Tidur
Dapur
15
Puskesmas untuk kontrol penyakitnya. Namun usaha pasien dalam merubah
pola makan dan gaya hidup masih kurang.
16
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien)
Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Keluarga pasien kurang memerhatikan kondisi penyakit pasien, kurangnya
komunikasi antara pasien dan anggota keluarga dikarenakan kesibukan
masing-masing dalam memperhatikan pola diet pasien.
17
2.2.6 Rencana Pelaksanaan
18
2.2.7 Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad functionam : dubia ad bonam
3. Ad sanationam : dubia ad bonam
19
Lampiran 1
Dokumentasi Kunjungan Rumah Pasien
20