Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi mau pun pikirannya.
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DaftarPustaka ........................................................................................................ 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam masalah ini adalah :
1. Pandangan Para Paus tentang Ilmu Pengetahuan (Sains).
2. Pandangan Paus Leo XIII (1810-1903
3. Pandangan Paus Pius XII (1939-1958)
4. Pandangan St. Paus Yohanes Paulus II (1920-2005)
5. Pandangan Paus Benediktus XVI (2005-2013)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Selanjutnya tentang hal Galileo, dapat dibaca di artikel ini. Nah, maka
Gereja Katolik tidak anti ilmu pengetahuan/ sains. Beberapa kutipan pengajaran
para Paus tentang ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
Gereja dan para pastornya tidak menentang ilmu pengetahuan yang sejati dan
solid, entah itu ilmu pengetahuan manusiawi ataupun ilahi, tetapi bahwa mereka
merangkulnya, mendorongnya dan memajukannya dengan dedikasi sepenuh
mungkin. (Ut Mysticam, March 14, 1891, dalam pendirian kembali Vatican
Observatory).
4
2. Paus Pius XII (1939-1958)
5
3. St. Paus Yohanes Paulus II (1920-2005)
Iman dan akal budi adalah seperti dua sayap yang atasnya roh manusia
naik menuju kontemplasi kebenaran; dan Allah telah menempatkan di dalam hati
manusia keinginan untuk mengenali kebenaran dengan kata lain, mengenali
dirinya sendiri- sehingga dengan mengenali dan mengasihi Allah, baik para pria
dan wanita juga dapat mendekati kepenuhan kebenaran tentang diri mereka
sendiri (lih. Kel 33:18; Mzm 27:8-9; 63:2-3; Yoh 14:8; 1Yoh 3:2- Fides et
Ratio,1)
Namun demikian, St. Paus Yohanes Paulus II juga memperingatkan kita akan
ancaman scientism:
6
[Scientism] adalah pandangan filosofis yang menolak untuk menerima
validitas dari bentuk-bentuk ilmu pengetahuan yang lain daripada ilmu
pengetahuan positif (positive science); dan [pandangan ini] membuang
pengetahuan religius, theologis, etis dan estetis ke ranah fantasi semata. Di masa
lalu, ide serupa muncul di positivism dan neo-positivism, yang menganggap
pernyataan-pernyataan metafisik sebagai sesuatu yang tidak berarti. Penilaian
epistemologi -cabang ilmu filosofi yang meneliti asal usul, kodrat, cara dan
batasan-batasan ilmu pengetahuan manusia- yang kritis telah menampik klaim
tersebut, tetapi sekarang kita lihat hal ini hidup kembali dalam nama samaran
scientism, yang membuang nilai-nilai [kebajikan] sebagai produk emosi dan
menolak pengertian being/ keberadaan, agar melapangkan jalan menuju
faktualitas -keadaan faktual- yang murni dan sederhana. Karena itu, ilmu
pengetahuan diposisikan untuk mendominasi semua aspek kehidupan manusia
melalui kemajuan teknologi
7
4. Paus Benediktus XVI (2005-2013)
5.
Hubungan yang benar antara ilmu pengetahuan dan iman juga adalah
berdasarkan interaksi yang berdayaguna antara pemahaman dan kepercayaan.
Penelitian ilmiah mengarahkan kepada pengetahuan akankebenaran-kebenaran
baru tentang manusia dan kosmos. Kebaikan sejati manusia, yang dapat dicapai
8
melalui iman, menunjukkan arah yang harus diikuti oleh jalan penyingkapannya.
Oleh karena itu, adalah penting untuk mendorong, misalnya, penelitian yang
melayani kehidupan dan yang berusaha memerangi penyakit. Penyelidikan
rahasia-rahasia planet kita dan alam semesta juga penting untuk alasan ini, dalam
pengetahuan bahwa manusia ditempatkan di puncak penciptaan, bukan untuk
mengeksploitasinya tanpa perasaan, tetapi untuk melindungi dan menjadikannya
dapat dihuni.
Dengan cara ini, iman tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan tetapi
bekerjasama dengannya, dengan menawarkan kriteria fundamental untuk
memastikan bahwa ilmu memajukan kebaikan universal, dan hanya meminta
bahwa ilmu pengetahuan berhenti dari inisiatif-inisiatif itu yang, bertentangan
dengan rencana awal Tuhan, dapat menghasilkan akibat-akibat yang menentang
manusia itu sendiri. Alasan lainnya yang masuk akal untuk dipercaya adalah ini:
jika ilmu pengetahuan adalah rekan pendukung yang bernilai bagi iman dalam
pemahaman kita akan rencana Tuhan bagi alam semesta, iman juga mengarahkan
kemajuan ilmu pengetahuan menuju kebaikan dan kebenaran tentang manusia,
yang setia kepada rencana awal itu. (General Audience, Nov 21, 2012)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gereja dan para pastornya tidak menentang ilmu pengetahuan yang sejati
dan solid,maka Gereja Katolik tidak anti ilmu pengetahuan/ sains. Hubungan
yang benar antara ilmu pengetahuan dan iman juga adalah berdasarkan interaksi
yang berdayaguna antara pemahaman dan kepercayaan.Ilmu pengetahuan dapat
memurnikan agama dari kesalahan dan tahyul; agama dapat memurnikan ilmu
pengetahuan dari pemberhalaan dan kemutlakan yang salah.Kebaikan sejati
manusia, yang dapat dicapai melalui iman, menunjukkan arah yang harus diikuti
oleh jalan penyingkapannya. Oleh karena itu, adalah penting untuk mendorong,
misalnya, penelitian yang melayani kehidupan dan yang berusaha memerangi
penyakit. Penyelidikan rahasia-rahasia planet kita dan alam semesta juga penting
untuk alasan ini, dalam pengetahuan bahwa manusia ditempatkan di puncak
penciptaan, bukan untuk mengeksploitasinya tanpa perasaan, tetapi untuk
melindungi9 dan menjadikannya dapat dihuni.
10
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini saya susun, penulis menyadari tentunya makalah ini
masih banyak keasalahan dan kekurangan. Untuk itu diharapkan kritik dan saran
yang membangun. Selanjutnya diharapkan makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.katolisitas.org/pandangan-para-paus-tentang-ilmu-pengetahuan-sains/
12