Professional Documents
Culture Documents
6 1998-1999 2,91
7 1999-2000 4,98
8 2000-2001 3,71
9 2001-2002 4,03
10 2002-2003 3,90
Sumber : RPJM Kabupaten Rembang Tahun 2006 - 2010
Pertumbuhan nilai PDRB ini dipengaruhi oleh kenaikan yang pesat pada
sektor-sektor unggulan, yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian,
angkutan dan komunikasi,sektor-sektor lain juga mengalami kenaikan
namun nilainya secara keseluruhan masih terlalu kecil untuk
meningkatkan nilai PDRB. Kebutuhan mendasar tindakan untuk memacu
pertumbuhan ekonomi adalah dengan memacu nilai investasi
pembangunan.
III.1.3Kebijakan Tata Ruang
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Tahun
2005-2014, struktur tata ruang wilayah Kabupaten Rembang dibagi
menjadi lima Sub
Wilayah Pembangunan (SWP) yaitu: 1.Sub Wilayah Pengembangan I
dengan pusat di kota Rembang, meliputi Kecamatan Rembang dan Kaliori.
Wilayah pengembangan ini mengutamakan pengembangan sektor
perhotelan, perdagangan, restoran dan industri serta pariwisata;
2.Sub Wilayah Pengembangan II dengan pusat di kota Lasem, meliputi
Kecamatan Lasem, Sluke, dan Pancur. Sektor potensial yang
dikembangkan adalah perdagangan, perhotelan, restoran dan industri;
3.Sub Wilayah Pengembangan III dengan pusat di kota Sulang, meliputi
Kecamatan Sulang, Sumber dan Bulu. Pengembangan wilayah didukung
sektor pertanian dan kehutanan;
4.Sub Wilayah Pengembangan IV dengan pusat di kota Pamotan,
mencakup :Kecamatan Pamotan, Gunem Sedan dan Sale. Sektor yang
dikembangkan: pertanian, kehutanan, sumber air dan irigasi,
pertambangan dan industri kecil.
5.Sub Wilayah Pengembangan V dengan pusat di kota Kragan, mencakup
Kecamatan Kragan dan Sarang. Sektor yang dikembangkan meliputi
pertanian lahan basah, perkebunan, permukiman dan transportasi
III.2
Potensi Wilayah
III.2.1
Penduduk
Pada akhir tahun 2004 penduduk Kabupaten Rembang berjumlah 585.446
jiwa. Dari jumlah tersebut 35,62% (208.536 jiwa) merupakan penduduk
miskin, dengan kepadatan rata-rata 558 jiwa/km serta laju pertumbuhan
rata-rata pada dasawarsa terakhir adalah 1,22%. Dari tingkat kepadatan ini
82,6% penduduk tinggal di daerah pedesaan dan sisanya 17,4% berada di
daerah perkotaan. Kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan
Bulu sebesar 250 jiwa/km dan
tertinggi di Kecamatan Rembang sebesar 1.344 jiwa/km.Angka
ketergantungan penduduk di Kabupaten Rembang pada tahun 2003 cukup
tinggi, berkisar antara 56,4 56,7. Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk
usia non produktif cukup tinggi. Besarnya angka ketergantungan penduduk
di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada tabel III.4. Dari data tersebut
terlihat bahwa tingkat ketergantungan penduduk di Kabupaten Rembang
cenderung meningkat sehingga perlu upaya atau tindakan untuk
menurunkan angka ketergantungan tersebut. Komposisi penduduk menurut
pekerjaan di
Kabupaten Rembang terus bertambah dari tahun ke tahun seiring dengan
semakin bertambahnya jumlah penduduk.Jumlah tenaga kerja bertambah
dari 437,7 ribu jiwa pada tahun 1996 menjadi 476,2 ribu jiwa pada tahun
2003.
Tabel III.2 Kontribusi Masing
-Masing Komponen Pendapatan
Terhadap Total Pendapatan Daerah
NO URAIAN 2002 2003 2004 2005
I. PENDAPATAN 6,99% 7,07% 6,76% 7,45%
NASIONAL
1.1 PAJAK DAERAH 22,89% 24,28% 26,00% 22,25%
1.2 RETRIBUSI 59,24% 58,24%
DAERAH
1.3 BAGIAN LABA 59,24% 58,45% 66,21% 59,11%
PERUSAHAAN
1.4 LAIN-LAIN PAD 1,75% 2,42% 3,96% 3,65%
II DANA 93,01% 86,53% 86,98% 88,55%
PERIMBANGAN
2.1 BAGI HASIL 5,02% 7,20% 5,75% 5,30%
PAJAK DAN
BUKAN PAJAK
2.2 DANA ALOKASI 90,08% 86,59% 84,80% 85,45%
UMUM
2.3 DANA ALOKASI 0,00% 2,25% 3,51% 4,49%
KHUSUS
2.4 DANA BANTUAN 4,90% 3,97% 5,94% 4,76%
PS& Ingub Sektoral
&Provinsi