Professional Documents
Culture Documents
SADRYANI M. SAID
K 111 15 702
i
ii
RINGKASAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MAKASSAR, JULI 2017
RIZKA HIDAYATI
DETERMINAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN KARYAWAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
MAKASSAR TAHUN 2017
(xiii + 86 Halaman +12 Tabel + 10 Lampiran)
iii
ABSTRACT
HASANUDDIN UNIVERSITY
PUBLIC HEALTH FACULTY
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
MAKASSAR, JULY 2017
RIZKA HIDAYATI
DETERMINANT OF EMPLOYEES FIRE EMERGENCY RESPONSE
PREPAREDNESS IN REGIONAL PUBLIC HOSPITAL OF MAKASSAR
CITY IN 2017
(xiii + 86 pages + 12 tables + 10 appendixes )
Bibliography : 67 (1996-2016)
Keywords : Fire emergency response preparedness, employees,
hospital
iv
KATA PENGANTAR
v
Andi Indahwaty Sidin, MHSM selaku wakil dekan II dan Bapak Sukri
Palutturi, SKM, M.Kes, M.Sc, Ph.D selaku wakil dekan III beserta seluruh
tata usaha, kemahasiswaan, akademik, asisten laboratorium FKM Unhas atas
bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Unhas.
3. Para dosen pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan
ilmu selama menempuh studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
4. Bapak Nur Alam (Alm.), Bapak Rahmat dan Ibu Fatmah selaku staf
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang membantu penulis
selama pengurusan administatif.
5. Karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar yang bersedia
menjadi responden dan juga kerjasamanya dalam penelitian ini.
6. Sahabat-sahabatku tercinta Ayuni, Lisa, Lifi, Mathilda, Nadila, Nia, Nunu,
Rahayu, Ratri dan Sukma atas motivasi, kebersamaan yang akrab, dukungan
dan dorongan untuk tetap bersemangat dalam mengerjakan skripsi ini.
7. Rachmat Setiawan yang selalu setia membantu, menemani dan juga
memotivasi penulis selama pengerjaan skripsi maupun perjalanan penulis
sampai saat ini.
8. Keluarga besar REMPONG 2013 dan OHSS FKM Unhas yang selalu
memberikan semangat dan dukungan selama menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman PBL posko Pallantikang dan teman-teman KKN Tematik Desa
Sehat Posko Desa Pattallassang, terima kasih atas kerjasama, dukungan serta
bantuannya selama menjalani PBL dan KKN.
10. Teman magang K3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang
Makassar (Ina) terima kasih atas kerjasama dan dukungan selama ini.
11. Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar.
12. Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar yang memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Makassar.
vi
13. Semua pihak Saudara, sahabat yang mungkin penulis tidak sebut namanya
satu persatu yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Terima Kasih.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik sangat dibutuhkan demi kesempurnaan penulisan
skripsi yang kelak dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dan sebagai
informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
RINGKASAN ........................................................................................................ iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................9
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kesiapsiagaan ..................................................11
B. Tinjauan Umum Tentang Tanggap Darurat ..............................................12
C. Tinjauan Umum Tentang Kebakaran........................................................15
D. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit ....................................................25
E. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan ....................................................29
F. Tinjauan Umum Tentang Sikap ................................................................32
G. Tinjauan Umum Tentang Sistem Proteksi Aktif Kebakaran ....................36
H. Tinjauan Umum Tentang Sistem Proteksi Pasif Kebakaran .....................41
I. Kerangka Teori .........................................................................................43
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ....................................................44
B. Kerangka Konsep......................................................................................47
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif...............................................47
viii
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................53
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .........................................................................................55
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................................55
C. Populasi dan Sampel .................................................................................55
D. Pengumpulan Data ....................................................................................61
E. Pengolahan dan Penyajian Data................................................................61
F. Analisis Data .............................................................................................62
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................64
B. Pembahasan .............................................................................................75
C. Keterbatasan Penelitian............................................................................84
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................85
B. Saran ........................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
Kota Makassar Tahun
2017................................................................................. 73
Tabel 5.10 Hubungan Antara Penilaian Fasilitas dengan Kesiapsiagaan
Tanggap Darurat Kebakaraan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Makassar Tahun
2017................................................................................. 74
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hasanuddin
Lampiran 8 Surat Selesai Penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Makassar
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
umumnya tidak terjadi begitu saja, namun faktor alam, manusia dan sosial
yang tidak ternilai dan dapat menghancurkan peradaban manusia. Maka dari
itu selama manusia hidup di muka bumi sudah semestinya selalu waspada dan
reaksi antara bahan bakar (fuel) dengan oksigen dari udara atas bantuan
sumber panas (heat). Ketiga unsur api tersebut sering disebut segitiga api (fire
triangle). Oleh karena itu bencana kebakaran selalu melibatkan bahan mudah
terbakar dalam jumlah besar baik berbentuk bahan padat seperti kayu, kertas
atau kain, atau bahan cair seperti bahan bakar dan bahan kimia (Ramli, 2010).
Kesiapsiagaan tanggap darurat bencana kebakaran adalah serangkaian
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
darurat kebakaran harus seimbang antara kesiapan penghuni dan fasilitas yang
dimiliki.
Rumah sakit adalah suatu tempat yang terorganisasi dalam
(Adisasmito, 2007)
disebabkan oleh faktor biologi (virus, bakteri, jamur, parasit); faktor kimia
kerja dan posisi kerja yang salah); faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik,
getaran dan radiasi); faktor psikososial (kerja bergilir, beban kerja , hubungan
kerja. Sumber bahaya yang ada di rumah sakit harus diidentifikasi dan dinilai
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam hal ini kebakaran
merupakan salah satu dari bahaya potensial yang terdapat di rumah sakit
sehingga patut untuk diperhatikan. Hal inilah yang menyebabkan rumah sakit
sambungan pendek arus listrik. Selain dipicu oleh sambungan pendek arus
listrik kebakaran di rumah sakit juga dapat dipicu oleh penggunaan peralatan
listrik, penggunaan tabung gas bertekanan, serta penggunaan berbagai macam
bahan kimia baik cair maupun padat yang bersifat flammable, korosif, dan
orang sakit tersebut yang tidak mampu melayani dan menyelamatkan dirinya
sendiri apabila terjadi kebakaran. Oleh sebab itu, kesiapsiagaan rumah sakit
2015).
kebakaran, 15.700 warga sipil yang terluka, kerusakan properti senilai 14.3
per tahun, namun pada periode 2012-2015 melonjak hingga lebih dari 1.000
kasus per tahun atau hampir tiga kebakaran per hari. Pada data terbaru yang
hingga Oktober 2016 saja telah terjadi 949 kasus kebakaran permukiman yang
atau adanya hubungan pendek arus listrik. Penataan ruang dan minimnya
Surabaya tercatat terjadi 1298 kasus kebakaran dengan rata-rata 295 kejadian
kebakaran setiap tahunnya dalam kurun waktu tahun 2007-2011, dari kejadian
kebakaran yang terjadi tercatat 401 kejadian terjadi pada bangunan dengan
ada hubungan antara fasilitas rumah susun terhadap kesiapan tanggap darurat
kebakaran.
Korea Selatan pada 28 Mei 2014. Setidaknya 20 pasien dan seorang suster
Detiknews, 28 Mei 2014). Sementara itu salah satu kebakaran yang terjadi di
Indonesia yaitu di Rumah Sakit Sari Asih yang terletak di pinggir pintu tol
yang berada dalam kondisi parah terpaksa diletakkan di teras rumah sakit
Pada tanggal 3 juli 2010 terjadi kebakaran di Rumah Sakit Umum Haji
ruang radiologi di rumah sakit tersebut terbakar habis. Kebakaran lain juga
terjadi pada tanggal 29 juli 2009 di Rumah Sakit Sari Asih Serang Banten
akibat hubungan pendek arus listrik, meskipun tidak ada korban tetapi tujuh
pasien sempat dievakuasi ke RSUD Serang. Dan pada tanggal 6 agustus 2007
Agustus 2016. Diduga karena arus pendek listrik, sebuah rumah sakit umum
Akibat kebakaran ini, puluhan pasien panik dan berhamburan keluar rumah
sakit. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa itu, namun sejumlah arsip penting
kerugian materi maupun non materi seperti timbulnya korban jiwa, rusaknya
fasilitas bangunan, hilangnya jam kerja, harta benda dan lain-lain yang
pengetahuan, faktor lain juga menjadi penyebab yaitu minimnya sarana dan
dan bahan kimia mudah terbakar. Maka dari itu rumah sakit memerlukan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar adalah Rumah Sakit milik
Tipe B, dan juga merupakan Pusat Rujukan Pintu Gerbang Utara Makassar
Umum Daerah Kota Makassar merupakan rumah sakit rujukan baik rawat
lama ketika status Rumah Sakit masih menjadi Puskesmas. Rumah sakit ini
2016 lalu. Didapatkan pula informasi bahwa Rumah Sakit Umum Daerah
mumpuni.
Tahun 2017
B. Rumusan Masalah
yang akan diteliti yaitu apa saja determinan kesiapsiagaan tanggap darurat
kebakaran karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar Tahun 2017.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2017.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
kebakaran.
2. Manfaaat Bagi Rumah Sakit
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Kesiapsiagaan
kapasitas sendiri.
untuk dapat menghadapi bencana yang mungkin akan terjadi dengan cara
yang tepat guna dan berdaya guna. Membangun kesiagaan adalah unsur
2014).
tempat kerja serta bagaimana suatu keadaan darurat itu harus segera
beberapa jam pertama pada kondisi krisis. Sebagai contoh, evakuasi segera
Keadaan darurat adalah situasi atau kejadian tidak normal yang terjadi
ditanggulangi.
Keadaan darurat dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu (Fajri, 2009
normal dapat diatasi oleh personil jaga dan suatu instalasi / pabrik
minyak atau gas dan lain-lain, yang mengancam nyawa manusia atau
sekitar.
1. Definisi Kebakaran
kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil maupun besar pada tempat
tidak ada tempat kerja yang dapat dijamin bebas dari risiko bahaya
Kebakaran yaitu proses kimia reaksi antara bahan bakar (fuel) dengan
oksigen dari udara atas bantuan sumber panas (heat). Ketiga unsur api
tersebut sering disebut segitiga api (fire triangle). Oleh karena itu bencana
baik berbentuk bahan padat seperti kayu, kertas atau kain, atau bahan cair
bertemunya 3 buah unsur yaitu bahan yang dapat terbakar, oksigen yang
suatu bencana malapetaka atau musibah yang ditimbulkan oleh api yang
oleh alam. Api yang dapat memicu kebakaran juga memiliki berbagai
sumber penyalaan, tidak hanya berasal dari sumber api secara langsung
tetapi sumber api dapat disebabkan dari berbagai kegiatan manusia yang
secara tidak langsung dapat menimbulkan api (Seri LPPS, 2001 dalam
Adilla, 2016).
adanya nyala api yang tidak terkendali dan dapat mengancam keselamatan
api yang tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian (Sucipto, 2014).
sebagai hasil reaksi cepat dari material terbakar, oksigen dan energi awal.
Ketiga unsur tersebut adalah yang membentuk api. Api dengan cepat
flashover, dimana api tiba-tiba membesar dengan nyala yang besar pula
(Subagyo, 2015).
Menurut Ramli (2010) dalam Iswara (2011), api tidak terjadi begitu
saja tetapi merupakan suatu proses kimiawi antara uap bahan bakar dengan
dan bantuan panas. Teori ini dikenal dengan segituga api (fire triangle).
Menurut teori ini kebakaran terjadi karena adanya tiga faktor yang menjadi
a. Bahan bakar (Fuel), yaitu unsur bahan bakar baik padat, cair, atau gas
energi yang cukup untuk menyalakan campuran antara bahan bakar dan
empat tahapan, mulai dari tahap permulaan hingga menjadi besar, berikut
penjelasannya :
Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api, atau panas, tetapi
periode tertentu.
sebagai asap. Masih belum ada nyala api atau panas yang signifikan.
c. Flame Stage
Tercapai titik nyala, dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap mulai
d. Heat Stage
Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap dan gas beracun dalam
jumlah besar. Transisi dari flame stage ke heat stage biasanya sangat
3. Klasifikasi Kebakaran
Tabel 2.1
Klasifikasi Kebakaran di Indonesia
Kelas Jenis Contoh
Kelas A Bahan Kebakaran dengan bahan bakar padat bukan
Padat logam
Kelas B Bahan cair Kebakaran dengan bahan bakar cair atau gas
dan gas mudah terbakar
Kelas C Listrik Kebakaran instalasi bertegangan
Kelas D Bahan Kebakaran dengan bahan bakar logam
Logam
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 4,1980
beberapa hal antara lain puntung rokok, zat cair yang mudah terbakar,
nyala api terbuka, desain fasilitas kerja yang kurang tepat, mesin/peralatan
yang tidak terawat, instalasi listrik, kelistrikan statis dan alat-alat las.
itu juga dapat menyebabkan korban jiwa atau luka-luka, cacat fisik serta
tersebut.
a. Faktor Manusia
b. Faktor Teknis
2013):
a. Faktor Manusia
b. Faktor Teknis
1) Fisik atau mekanis, yaitu peningkatan suhu (panas) atau adanya api
terbuka
prosedur yang benar dan standar yang telah ditetapkan oleh LMK
berupa petir, gunung meletus, gempa bumi dan sebagainya. Petir juga
dapat menyebabkan kebakaran. Petir ini merupakan faktor alam yang
sebagai berikut:
j. Bila akan menutup tempat kerja, periksa dahulu hal-hal yang dapat
menyebabkan kebakaran
b. Jika api tidak padam, panggil teman terdekat dan segera hubungi kepala
gedung) melalui pintu darurat dan segera lakukan pemadam dengan alat
sumber air
membangun rumah sakit yang aman, terutama pada situasi bencana dan
keadaan darurat, yang mana rumah sakit tersebut harus mampu untuk
menyelamatkan jiwa dan dapat terus menyediakan pelayanan kesehatan
kesehatan.
diselenggarakan oleh :
a) Departement Kesehatan
b) Pemerintah Daerah
c) ABRI
d) BUMN
diselenggarakan oleh:
a) Yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum.
Pusat.
1. Definisi Pengetahuan
2. Tingkat Pengetahuan
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
seorang anak akan melakukan gosok gigi setiap hari ketika ia telah
d. Analisis (Analysis)
dalam stuktur yang sama dan berkaitan satu sama lain. Ia mampu
f. Evaluasi (Evaluation)
3. Jenis Pengetahuan
a. Pengetahuan Implisit
b. Pengetahuan Eksplisit
1. Definisi Sikap
(Rinandanto, 2015)
suka atau setuju sampai tidak setuju pada sesuatu objek (Azwar, 2012)
2. Komponen Sikap
a. Komponen kognitif
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan itu
dan keteraturan.
b. Komponen afektif
atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek
termaksud.
c. Komponen konatif
terhadap objek.
1) Rumah
Tingkah laku anak dan sikap anak tidak hanya dipengaruhi oleh
orang-orang di luar rumah. Dalam hal ini, peranan orang tua penting
orang tua dapat memenuhinya (Singgih, 2004). Dalam hal ini, orang
2) Sekolah
anak.
3) Pekerjaan
b. Pengalaman
dalam bersikap.
c. Pendidikan
1. Definisi
1) Detektor kebakaran
2) Alarm kebakaran
3) Hidran kebakaran
2. Detektor Kebakaran
alarm bila terdapat asap diruangan tempat alat ini dipasang. Karena
kepekaannya, alat deteksi ini akan langsung aktif bila terdapat asap
rokok. Asap deteksi asap memberi sinyal ke alarm bahaya dengan cara
mendeteksi adanya asap yang berasal dari nyala api yang tidak
terkendali.
tinggi diatas nilai ambang batas yang ditetapkan dan kemudian akan
besar yaitu:
didasarkan pada gaya renggang suatu spiral dan kotak metal yang
normal.
3. Alarm Kebakaran
Menurut NFPA 72, alarm dibagi menjadi dua yaitu, alarm yang
bekerja dengan manual yang bisa ditekan melalui tombol dalam kotak
alarm (break glass), ada juga sistem alarm yang diaktifkan oleh sistem
b. Sirine, fungsi sama dengan bel, namun jenis suara yang dikeluarkan
c. Horn, horn juga berupa suara yang cukup keras namun lebih rendah
dibanding sirine.
d. Pengeras suara, dalam suatu bangunan yang luas dimana penghuni tidak
nitrogen bertekanan yang bila terjadi kebakaran akan membuka dry pipe
value.
b. Wet pipe system, sistem sprinkler yang bekerja secara otomatis
tergabung dengan sistem pipa yang berisi air dan terhubung dengan
suplai air.
dan sangat tepat untuk memadamkan bahan padat yang terbakar karena
dapat menembus sampai bagian dalam. Alat media pemadaman air
sesak nafas dan mata menjadi kering. Ukuran serbuk sangan halus
c. Karbondioksida (CO2)
fase cair bertekanan tinggi. CO2 dapat memadamkan api dari kelas B,
dan C.
dan akan lebih efisien untuk memadamkan api kelas B tetapi berbahaya
2011)
Tempat Kerja
Bencana Kecelakaan
Kerja
Kecelakaan Transportasi
Kebakaran Bencana Alam dan Buatan Manusia
Lainnya
Keadaan Darurat
Pengendalian dan
pengurangan risiko
kebakaran:
1. Pengawasan bahan
mudah terbakar Tanggap Darurat
2. Mengurangi potensi
penyalaan
3. Identifikasi cepat dari
kebakaran Kesiapsiagaan
4. Prosedur dan ketetapan
darurat yang efektif
5. Pengawasan kebakaran
Manajemen risiko Kesiapsiagaan Faktor-Faktor yang
kebakaran tanggap darurat Mempengaruhi:
6. Informasi, pelatihan 1. Pengetahuan
dan edukasi 2. Sikap
3. Fasilitas Bangunan
Manajemen
Bencana yang
Baik
KERANGKA KONSEP
menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman dan tujuan akhirnya adalah
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
lingkungan kerja yang aman, nayaman dan sehat, sehingga diharapkan tenaga
kerja yang bekerja di tempat tersebut dapat terhindar dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dan perusahaan dapat terhindar dari kerugian. Hasil
infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang dapat mempengaruhi situasi
potensi bahaya tersebut, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para
karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada
Lingkungan.
Rumah Sakit.
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Tata
Rumah Sakit.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan
sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali
dimana unsur keselamatan dan kesehatan kerja termasuk sebagai salah satu
hal yang dinilai di dalam akreditasi rumah sakit. Oleh karena itu, untuk
berkesinambungan.
SMK3RS ini dilakukan untuk melihat sejauh mana dan apakah faktor
berasal dari beberapa sumber. Berikut ini beberapa dasar pemikiran mengapa
1. Pengetahuan
penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2015) bahwa ada hubungan antara
2. Sikap
(Rinandanto, 2015).
B. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Penerapan
SMK3RS
Sikap
= Variabel independen
= Arah hubungan
1. Pengetahuan
Kriteria objektif :
Berdasarkan kuesioner, variabel ini menggunakan skala Guttman,
yang terdiri dari 25 pertanyaan dengan dua kategori. Skor satu (1)
diberikan untuk jawaban yang dinyatakan benar, skor nol (0) diberikan
= 25 x 1
= 25 (100%)
= 25 x 0
= 0 (0%)
= 100% - 0%
= 100%
d. Interval
I = R/K
100%
Maka, Interval = = 50 %
2
= 50%
50
= x 25
100
= 12,5
2. Sikap
Kriteria objektif :
Sangat Tidak Setuju. Untuk pernyataan negatif, skor lima (5) diberikan
jika responden menjawab Sangat Tidak Setuju, skor empat (4) jika
dan skor satu (1) jika responden menjawab Sangat Setuju. Untuk
= 10 x 5
= 50 (100%)
= 10 x 1
= 10 (20%)
= 80%
d. Interval
I = R/K
80%
Maka, Interval = = 40 %
2
= 60%
60
= x 50
100
= 30
3. Penilaian Fasilitas
rumah sakit.
Kriteria objektif :
pernyataan dengan tiga kategori yaitu Sesuai diberi skor tiga (3) ,
Kurang Sesuai diberi skor dua (2) dan Tidak Sesuai diberi skor satu
(1).
a. Skor tertinggi = Jumlah pernyataan x skor tertinggi
= 14 x 3
= 42 (100%)
= 14 x 1
= 14 (33.3%)
= 100% - 33.3%
= 66.7%
d. Interval
I = R/K
66.7%
Maka, Interval = = 33.35 %
2
= 66.65%
66.65
= x 42
100
= 27.99
hal yang perlu dilakukan agar tetap aman dari bahaya kebakaran, cara
kebakaran.
Kriteria objektif :
menjawab Sangat Tidak Sesuai, skor tiga (3) jika responden menjawab
Tidak Sesuai, skor dua (2) jika responden menjawab Sesuai, skor satu
= 12 x 4
= 48 (100%)
= 12 x 1
= 12 (25%)
= 100% - 25%
= 75%
h. Interval
I = R/K
75%
Maka, Interval = = 37.5 %
2
= 62,5%
62,5
= x 48
100
= 30
D. Hipotesis Penelitian
kebakaran.
kebakaran.
kebakaran.
kebakaran.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
desain penelitian cross sectional yaitu pengambilan data dalam suatu waktu
1. Populasi
honor) RSUD Taman Husada Bontang baik petugas medis maupun non
2. Sampel
2004:112)
N.z2.p (1-p)
n=
d2. (N-1) + z2.p (1-p)
Keterangan:
n = Besar sampel
= 82 orang
proporsional, yaitu :
= .
Keterangan :
sebagai berikut:
No Unit Kerja RSUD Bontang Jumlah Jumlah Sampel
1 Direktur dan Manajemen 17 3
2 Umum 8 1
3 Kepegawaian dan Perencanaan 5 1
4 Akuntansi 3 1
5 Verifikasi dan Perbendaharaan 22 3
6 Pelayanan Medik 3 1
7 Penunjang Medik 6 1
8 IPCN dan Penunjang Keperawatan 3 1
9 IPSRS 18 2
10 LH 5 1
11 Rekam Medik 18 3
12 Gizi 24 3
13 Farmasi 37 5
14 Laboratorium 13 2
15 Rehab Medik 7 1
16 CSSD 7 1
17 Laundry 9 1
18 Radiologi 8 1
19 Dokter Spesialis 20 3
20 Dokter Umum 21 3
21 Perawat Poli 19 3
22 IGD 23 4
23 Bidan IGD 6 1
24 OK 20 3
25 Flamboyan 26 4
26 NICU 19 3
27 ICU 21 3
28 PICU 19 3
29 Bougenvile 21 3
30 Edelweis 21 3
31 Hemodialisa 9 1
32 Cempaka 20 3
33 Seruni 18 3
34 Informasi Teknologi dan Humas 3 1
35 Operator 4 1
36 Security 17 3
37 Driver 7 1
38 Parkir 2 1
TOTAL 529 82
D. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
peneliti.
2. Data Sekunder
diklat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar yaitu berupa data
1. Pengolahan Data
sebelumnya.
Hal ini dimaksudkan karena pada saat entry data peneliti mungkin
analisis data.
e. Pengolahan data
2. Penyajian Data
dengan narasi.
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
dari hasil penelitian ini untuk melihat distribusi frekuensi dan presentase
sakit.
2. Analisis Bivariat
( )2
2 =
Keterangan:
2 = Chi Square
O = Nilai Observasional
Rawat Inap Bontang Baru menjadi Rumah Sakit Umum Tipe C berdasarkan
RSUD Taman Husada Bontang baru tercantum dalam Peraturan Daerah Kota
Jusuf Kalla pada tanggal 13 Desember 2006 dan mulai difungsikan untuk
kegiatan rawat jalan, rawat inap dan rawat darurat pada tanggal 22 Januari
2007.
Tahun 2009 dan merupakan Rumah Sakit tipe B berdasarkan Surat Keputusan
dari KARS Kementerian Kesehatan pada tahun 2010 dan 12 Pelayanan sejak
tahun 2012 - 2015, Proper Biru dari Gubernur Kalimantan Timur 2011, ISO
pelayanan kesehatan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) terbaik.
Motto rumah sakit yaitu Melayani Sepenuh Hati, dengan tata nilai
meliputi gawat darurat, triage, gawat darurat kebidanan, rawat jalan, medical
check up, rawat inap, bedah sentral, persalinan, intensif (ICU, PICU, dan
farmasi, gizi dan beberapa pelayanan lainnya. RSUD Taman Husada Bontang
B. Hasil Penelitian
Husada Kota Bontang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 Juni 16 Juni
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pengumpulan data
1. Karakteristik responden
a. Umur
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
di RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2017
Frekuensi
Kelompok Umur (Tahun )
N %
20-24 3 3,7
25-29 15 18,3
30-34 21 25,6
35-39 27 32,9
40-44 4 4,9
45-49 8 9,8
50-54 2 2,4
55-59 2 2,4
Total 82 100,0
Sumber: Data Primer
terdapat pada kelompok umur 50-54 tahun dan kelompok umur 55-59
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2017
Frekuensi
Jenis Kelamin
N %
Laki-Laki 24 29,3
Perempuan 58 70,7
Total 82 100,0
Sumber: Data Primer
responden.
c. Masa Kerja
kerja baru jika pekerja bekerja selama < 5 tahun dan masa kerja lama
apabila pekerja bekerja selama 5 tahun. Data mengenai distribusi
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja
di RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2017
Frekuensi
Masa Kerja
N %
Baru 21 25,6
Lama 61 74,4
Total 82 100,0
Sumber: Data Primer
2. Analisis Univariat
baik jika skor total responden 18 dan pengetahuan kurang jika skor
berikut :
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
di RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2017
Karyawan
Kategori Pengetahuan
Jumlah Persen
Pengetahuan Kurang 35 42,7
Pengetahuan Baik 47 57,3
Total 82 100,0
Sumber: Data Primer
(42,7%).
Kategori sikap dalam penelitian ini yaitu sikap positif jika skor
total responden 68 dan sikap negatif jika skor total responden <68.
berikut:
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
di RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2017
Karyawan
Kategori Sikap
N %
Sikap Negatif 47 57,3
Sikap Positif 35 42,7
Total 82 100,0
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 82 responden,
memenuhi syarat jika skor total responden < 12. Distribusi responden
berikut:
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Penerapan SMK3RS
di RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2017
Husada Bontang.
3. Analisis Bivariat
Tabel 5.7
Hubungan Antara Pengetahuan dengan Penerapan SMK3RS
di RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2017
Penerapan SMK3RS
Tidak Total Hasil Uji
Pengetahuan Diterapkan Statistik
diterapkan
N % n % N %
Pengetahuan
26 74,3 9 25,7 35 100,0
Kurang
P = 0,000
Pengetahuan
11 23,4 36 76,6 47 100,0
Baik
Total 37 45,1 45 54,9 82 100,0
Sumber: Data Primer
dengan Fishers Exact Test maka diperoleh nilai p = 0.000 ( p< 0.05 )
Bontang.
tabel berikut:
Tabel 5.8
Hubungan Antara Sikap dengan Penerapan SMK3RS
di RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2017
Penerapan SMK3RS
Kategori Tidak Total Hasil uji
Diterapkan
Sikap diterapkan statistik
N % n % N %
Sikap Negatif 26 55,3 21 44,7 47 100,0
P = 0,032
Sikap Positif 11 31,4 24 68,6 35 100,0
dengan Fishers Exact Test maka diperoleh nilai p = 0.032 ( p < 0.05)
C. Pembahasan
Bontang.
hubungan antara kedua variabel ini karena jumlah karyawan yang tidak
Bontang.
K3. Dari uji statistik, nilai Oldd Ratio= 9,133 (95% CI = 3,143-26,539)
artinya responden yang mempunyai pengetahuan rendah memiliki resiko
(Notoatmojo;2003).
aplikasi dari sikap seseorang (Berkowitz, 1972 dalam Azwar, 2012). Sikap
dalam penelitian ini adalah kesiapan untuk menyesuaikan diri dan bereaksi
terhadap objek dilingkungan kerjanya, yaitu dalam hal ini adalah Sistem
kerja maupun penyakit akibat kerja, respon terhadap fasilitas sarana dan
yaitu sikap positif bila skor total responden 68 dan sikap negatif apabila
skor total responden < 68. Dari 82 responden karyawan RSUD Taman
68,6% dan kategori sikap negatif yaitu 21 responden atau sebanyak 44,7%
0.032) karena nilai p <0.05, maka terdapat hubungan antara sikap dengan
Hal ini sejalan dengan hasil yang telah diperoleh oleh peneliti,
SMK3 yang berlaku di rumah sakit. Mereka merasa SMK3 sebagai sebuah
tanggung jawab bersama dan kerjasama antara pekerja dan pihak tempat
memiliki pengetahuan yang baik dan pengetahuan yang baik itu membawa
pekerja untuk berpikir dan berusaha untuk ikut menerapkan Sistem
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif dan hal itulah yang disebut
D. Keterbatasan Penelitian
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Tanggal: / / 2017
Petunjuk Pengisian Kuesioner : Beri tanda X atau pada salah satu pilihan jawaban dan
mengisi titik pada poin yang menjadi pilihan anda. Tanyakan kepada peneliti jika terdapat
pertanyaan yang masih kurang jelas atau tidak dimengerti. Atas kejujuran anda dalam
mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih..
A. Identitas Responden
A01 Nama
A06 ...............................................................................................................
Alamat
...............................................................................................................
Jawaban
No. Pernyataan Sangat Ragu- Tidak Sangat
Setuju
Setuju Ragu Setuju Tidak
Setuju
C1 Puntung rokok yang dibuang sembarangan dapat
menyebabkan kebakaran
C2 Penggunaan listrik berlebihan tidak menyebabkan
korsleting listrik dan kebakaran
C3 Memahami penggunaan sarana penyelamatan
kebakaran dapat membantu menyelamatkan diri
ketika kebakaran terjadi
C4 Jangan menumpuk beberapa stop kontak pada satu
titik sumber listrik
C5 Panik pada saat kebakaran adalah hal yang perlu
dilakukan
C6 Tidak mendahulukan karyawati/wanita pada saat
dilakukan evakuasi
C7 Mendahulukan anak-anak pada saat dilakukan
evakuasi
C8 Berjalan dengan perlahan-lahan saat terjadi kebakaran
C9 Memadamkan kebakaran kecil dengan menggunakan
alat pemadam api pertama/ringan yang tersedia sekitar
anda diperlukan pada saat kebakaran awal
C10 Menuruni tangga darurat ketika kebakaran dengan
cara berjajar berturut turut sesuai lebar kapasitas
tangga.
KUESIONER PENELITIAN
DETERMINAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
KARYAWAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MAKASSAR
TAHUN 2017.
D. Fasilitas
Jawaban
No. Pernyataan Kurang
Sesuai Tidak Sesuai
Sesuai
Jawaban
No. Pernyataan
Sangat Tidak Tidak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai
Sesuai
E1 Saya berhati-hati saat berada di tempat-tempat yang
berpotensi menimbulkan kebakaran.
Seperti: UGD, ICU, IGD
E2 Saya berhati-hati dalam menggunakan bahan-bahan
yang berpotensi menyebabkan kebakaran
Seperti: alkohol
E3 Saya berhati-hati dalam menggunakan peralatan yang
berpotensi menyebabkan kebakaran, Seperti : peralatan
listrik
E4 Saya akan membiarkan orang didekat saya
menggunakan beban listrik yang berlebihan yang dapat
menyebabkan korsleting
E5 Saya akan keluar melalui jalan keluar yang aman ketika
terjadi kebakaran
E6 Saya mampu keluar menyelamatkan diri dari keadaan
darurat saat terjadi kebakaran
E7 Saya akan menghubungi petugas rumah sakit ketika
terjadi kebakaran
E8 Saya akan menghubungi dinas pemadam kebakaran jika
terjadi kebakaran
E9 Saya bisa menggunakan sarana pemadaman api
KUESIONER PENELITIAN
DETERMINAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
MAKASSAR TAHUN 2017.
Kondisi Aktual
No. Elemen
Sesuai Tidak Sesuai
B. Sprinkler
Kondisi Aktual
No. Elemen
Sesuai Tidak Sesuai
C. APAR
Kondisi Aktual
No. Elemen
Sesuai Tidak Sesuai
D. Hidran
Kondisi Aktual
No. Elemen
Sesuai Tidak Sesuai
Kondisi Aktual
No. Elemen
Sesuai Tidak Sesuai
*Karakteristik responden
Kelompok umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Masa Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kategori pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kategori sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid negatif 20 23,8 23,8 23,8
kategori fasilitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
pengetahuan *
kesiapsiagaan tanggap 84 100.0% 0 .0% 84 100.0%
darurat kebakaran
kesiapsiagaan
% within kategori
58,8% 41,2% 100,0%
pengetahuan
baik Count 8 59 67
% within kategori
11,9% 88,1% 100,0%
pengetahuan
Total Count 18 66 84
% within kategori
21,4% 78,6% 100,0%
pengetahuan
Chi-Square Tests
Cases
sikap * kesiapsiagaan
84 100,0% 0 0,0% 84 100,0%
tanggap darurat kebakaran
kesiapsiagaan
positif Count 5 59 64
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,29.
b. Computed only for a 2x2 table
Cases
kesiapsiagaan
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,57.
b. Computed only for a 2x2 table
DOKUMENTASI PENELITIAN
Bekasi
Suku : Bima
Riwayat Pendidikan :
Hasanuddin
DIBUANG SAYANG
Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan SMK3RS
di RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2017
Responden yang tidak siap berasal dari beberapa unit kerja atau
orang.
Darurat Kebakaran
berikut:
Tabel 5.10
Hubungan Antara Penilaian Fasilitas dengan Kesiapsiagaan
Tanggap Darurat Kebakaran di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Makassar Tahun 2017
Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat Kebakaran
Total
Penilaian Hasil uji
Fasilitas Tidak Siap Siap statistik
N % n % n %
Tidak
Memenuhi 2 16,7 10 83,3 12 100,0
Syarat P= 1,000
Memenuhi
16 22,2 56 77,8 72 100,0
Syarat
Total 18 21,4 66 78,6 84 100,0
Sumber: Data Primer
syarat 2 karyawan(16.7%).
square dengan Fishers Exact Test maka diperoleh nilai p = 1.00 ( p>