You are on page 1of 19

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

TACTICAL GAMES

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Nilai Mata Kuliah
Model-model Pembelajaran

Dosen :
Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A
Dr. Nur Indri Rahayu, M.Ed

Oleh :
M. Nurul Fathoni 1707583
Mitta Pratama 1707128
Riyanti 1706964
Yoga Agung 1707588

PENDIDIKAN OLAHRAGA
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-

Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah mata kuliah Model-model Pembelajaran. Kemudian

shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW

yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk

keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah

Model-model Pembelajaran di program studi pendidikan olahraga di Universitas

Pendidikan Indonesia. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A selaku dosen

pembimbing mata kuliah Model-model Pembelajaran.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-

kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.

Bandung, 29 September 2017

Penulis,

Kelompok VII

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................ i

Daftar Isi.................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan .................................................................................. 1

Bab II Pembahasan .................................................................................. 2

a. Deskripsi Model Pembelajaran Taktis ........................................ 2


b. Dasar Pemikiran Pendekatan Taktis ........................................... 2
c. Karakteristik Pengajaran dan Pembelajaran................................ 4
d. Contoh Pembelajaran Model Taktis ............................................ 8

Bab III Kesimpulan dan Saran ................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................ 15

Daftar Pustaka ......................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Model mengajar adalah


Pengertian model menurut Fred Percipal (dalam Yunyun dkk, 2013:4) mengatakan
bahwa model is a physical or conceptual representation of an object or system,
incorporating certain specisic features of the original. Maksudnya dari pernyataan
tersebut, model adalah suatu penyajian fisik atau konseptual dari suatu objek atau
system yang mengkombinasikan/ menyatukan bagian-bagian khusus tertentu dari
objek aslinya.

Dalam konteks pembelajaran, model adalah suatu penyajian fisik atau konseptual
dari sistem pembelajaran, serta berupaya menjelaskan keterkaitan berbagai
komponen sistem pembelajaran ke dalam suatu pola/kerangka pemikiran yang
disajikan secara utuh. (Yunyun dkk, 2013:6).

Berdasarkan hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa model mengajar


adalah suatu system yang berisikan prosedur-prosedur seperti penilaian, pemilihan
media dan evaluasi yang dikaitkan terhadap sistem pembelajaran.

2. Pentingnya Model mengajar


Model digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur hubungan, serta
keseluruhan dari apa yang didesain. Menurut Joyce dan Weil (dalam Yunyun dkk,
2013:6), ada beberapa kegunaan dari model, antara lain:
a) Memperjelas hubungan fungsional di antara berbagai komponen, unsur atau
elemen sistem tertentu.
b) Prosedure yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dapat
diidentifikasi secara tepat.
c) Dengan adanya model maka berbagai kegiatan yang dicakupnya dapat
dikendalikan.
d) Model akan mempermudah para administratir untu mengidentifikasikan
komponen, elemen yang mengalami hambatan, jika kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan tidak efektif dan tidak produktif.
e) Mengidentifikasi secara tepat cara-cara untuk mengadakan perubahan jika
terdapat ketidaksesuaian dari apa yang telah dirumuskan.
f. Dengan menggunakan model, guru dapat menyusun tugas-tugas belajar siswa
menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.

1
BAB II
PEMBAHASAN

a. Deskripsi Model Pembelajaran Taktis


Pendekatan taktik dalam pembelajaran permainan merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran menekankan pada bermain dan belajar keterampilan
teknik dalam situasi bermain. Disamping itu, pendekatan taktik dalam pembelajaran
permainan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengetahui dan melihat
relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain yang sesungguhnya. Menurut
Toto Subroto (2001: 4-5) tujuan pendekatan pembelajaran permainan melaui
pendekatan taktik ini bagi siswa, diantaranya: (1) untuk meningkatkan kesadaran
siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan
masalah atau situasi dalam permainan, (2) memberikan penguasaan kemampuan
bermain melalui keterkaitan antara taktik permainan dengan perkembangan
keterampilan, (3) memberikan kesenangan dalam beraktivitas, dan (4) memecahkan
masalah-masalah dan membuat keputusan selama bermain.

Di dalam pendekatan taktik ini, kesadaran taktik merupakan kunci dalam


penampilan bermain, yang berupa kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai
masalah dalam taktik (tactical problem) yang muncul selama permainan
berlangsung dan meresponnya dengan cepat. Respon dapat berupa upaya
mempertahankan kepemilikan bola (ball posseson) dalam permainan sepakbola.
Melalui pendekatan taktik ini, siswa ditempatkan dalam situasi permainan yang
mengharuskan mereka mempertahankan ball possesion tersebut sebelum mereka
mengidentifikasi dan membuat kepustusan untuk melakukan passing atau shooting.
Hubungan antara keterampilan dan taktik memungkinkan siswa untuk belajar
permainan dan memperbaiki penampilan mereka, hal ini dikarenakan taktik
permainan memberi kemungkinan bagi penerapan keterampilan motorik yang
berkaitan dengan permainan, (Linda L. Griffin, 1997: 8).

b. Dasar Pemikiran Pendekatan Taktik


Griffith, Mitchell, dan Oslin (1997) menyajikan 3 alasan utama dibalik
model permainan taktis.
1. Ketertarikan dan Kegembiraan
Pembelajaran permainan melalui pendekatan taktis sebagai salah satu cara
yang memungkinkan siswa dapat belajar dalam situasi bermain. Berbeda dengan
pembelarajaran permainan dengan menggunakan pendekatan tradisional (teknik),

2
3

yang hanya menekankan penguasaan keterampilan teknik dasar. Di dalam


pendekatan tradisional (teknik) dapat menghilangkan nilai dari permainan. Hal ini
dikarenakan pembelajaran permainan dengan pendekatan teknik mengajarkan
keterampilan sebelum siswa dapat mengerti keterkaitannya dengan situasi bermain
yang sesungguhnya. Disamping itu di dalam pembelajaran permainan dengan
pendekatan tradisional (teknik), penyampaian materi teknik dasar disampaikan
secara terpisah dengan keterampilan bermain. Sebagai contohnya, dalam
pembelajaran permainan sepakbola, siswa sering ditugaskan untuk belajar
mengembangkan teknik dasar passing, dribbling, dan shooting secara terpisah
dengan keterampilan bermain. Pembelajaran tersebut di atas biasanya lebih
menekankan pada metode drill, dimana dengan menggunakan metode ini, akan
membuat siswa bertanya-tanya: mengapa kita melakukan latihan seperti ini ? atau
kapan kita dapat bermain ? Situasi semacam ini akan membuat siswa menjadi bosan
karena pembelajaran kurang sesuai dengan penampilan merekan saat bermain.
Melalui sebuah pendekatan taktik dalam pembelajaran permainan dapat membuat
siswa dan guru termotivasi untuk belajar keterampilan bermain yang lebih baik,
(Linda L. Griffin, 1997: 9).

2. Pengetahuan sebagai Upaya Pemberdayaan


Di dalam pembelajaran permainan melalui pendekatan taktik, pengambilan
keputusan sama pentingnya dengan skill execution. Menurut Fench dan Thomas
(1987) yang dikutip oleh (Linda L. Griffin, 1997: 9), bahwa kesalahan umum yang
terjadi pada siswa pemula dalam olahraga adalah kurang memahami situasi dan
kondisi permainan yang sesungguhnya. Proses pembuatan keputusan merupakan
sesuatu yang unik untuk melakukan suatu teknik dasar yang tepat dalam sebuah
permainan. Kondisi siswa yang mengalami kesulitan atau kurang memahami
kondisi permainan, maka kemampuan siswa tersebut dalam mengidentifikasi
teknik-teknik yang benar dalam suatu situasi tertentu akan terganggu. Menurut
Bunker dan Thorpe (1986) yang dikutip oleh (Linda L. Griffin, 1997: 9), bahwa
upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bermain, dapat ditingkatkan
melalui pembelajaran dengan pendekatan taktik.

3. Transfer Pemahaman dan Penampilan melalui Bermain


Fokus pembelajaran permainan melalui pendekatan taktik membantu siswa
mentrasnfer pemahaman bermain dari satu permainan ke permainan lainnya yang
sejenis. Didalan permainan yang saling menyerang atau invansion games, sebagai
contohnya: sepakbola dan bola basket pada dasarnya memilki taktik yang sama,
hanya saja keterampilan teknik yang digunakan berbeda. Transfer dalam proses
pembelajaran permainan dapat terjadi apabila permainan yang baru mirip dengan
permainan yang telah dimilikinya. Transfer yang dimaksud ini, merupakan
4

kesanggupan seseorang untuk menggunakan kecakapan, keterampilan,


pengetahuan, dan lainnya, yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan ke dalam
situasi yang baru.

Prioritas daerah Pembelajaran dan Wilayah Interasi


Wilayah Prioritas
Prioritas utama : Pembelajaran Kognitif
Prioritas kedua : Pembelajaran Psikomotor
Prioritas ketiga : Pembelajaran Afektif

Wilayah Interaksi
Murid mengutamakan mengatasi masalah taktis dengan wilayah kognitif,
kemudian menampilkan gerak yang sesuai dengan pemikiran kognitif memecahkan
masalah taktis, lalu wilayah afektif hadir saat bermain ketika murid belajar untuk
menggabungkan kesadaran taktis mereka dengan penampilan gerak untuk
menghasilkan hasil pembelajaran yang sebenarnya.

c. Karakteristik Pengajaran dan Pembelajaran


1. Pemilihan Isi
Isi dari model pembelajaran taktis adalah masalah yang diberikan kepada siswa
untuk dipecahkan atau diselesaikan di kelompoknya masing-masing. Setelah guru
menentukan permainan yang akan dijadikan materi pembelajaran dikelompok ,
guru lalu membuat daftar masalah praktikal dan perencanaan permainan seperti
situasi permainan sebenarnya, yang nantinya akan siswa gunakan untuk
mengembangkan masalah taktis dan pembuatan keputusan.
2. Kendali Manajerial
Guru menentukan manajemen rencana, kebijakan kelas dan prosedur tertentu pada
model permainan taktis. Membiarkan guru menentukan pengendalikan manajemen
akan meningkatkan efisiensi progres murid melalui rangkaian bentuk permainan
dan latihan.
3. Pemberian tugas
Pemberian tugas berpusat pada guru, dan beberapa interaksi dengan siswa seperti
pertanyaan dari mereka.
5

4. Bentuk Perjanjian
Bentuk perjanjian sangat berpusat pada guru, setelah itu murid bisa melatih diri
mereka dan diizinkan membuat beberapa keputusan yang menentukan bentuk
perjanjian mereka.
5. Interaksi Terarah
Inisiatif guru merupakan interaksi instruksi terbesar, pertama menggunakan
pertanyaan deduktif dalam membantu siswa menyelesaikan masalah taktis dan
kemudian menyediakan murid dengan umpan balik dan isyarat selama latihan dan
bentuk permainan.
6. Ritme
Setelah terlibat dalam bentuk permainan, siswa membuat keputusan sendiri tentang
kapan memulai dan mengakhiri uji coba praktik, memberi model pendekatan yang
sangat berpusat pada siswa dalam elemen profil ini.
7. Pengembangan Tugas
Guru menentukan kapan masing-masing aktivitas pembelajaran berkahir dan kapan
murid akan berpindah pada masalah taktis selanjutnya dan penugasan belajar. Oleh
karena itu, model ini berpusat kuat pada guru di dimensi ini.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan gaya belajar aktif, yang


memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Terpusat pada siswa
Pembelajaran terjadi dalam kelompok-kelompok kecil
Guru berperan sebagai fasilitator atau pemandu pembelajaran
Masalah adalah alat untuk pengemban keterampilan memecahkan masalah
Informasi baru dibutuhkan melalui pembelajaran-aturan-diri (self regulated
learning)
6

Adapun peran dan tanggung jawab siswa dan guru dalam model ini menurut
Metzler (2005:421) adalah.

Operasi atau Tanggung Respon seseorang pada permainan


Jawab taktis
Memulai Kelas Guru biasanya memulai kelas secara
menyeluruh di bentuk permainan pertama
dan masalah taktis
Mempresentasikan Guru menyiapkan tugas, juga menyiapkan
bahan ajar media untuk menunjukan suatu taktik
kepada siswa
Menetapkan masalah Guru merancang suasana belajar,
taktis kemudian memberikan siswa tactical
problem kepada siswa
Memecahkan masalah Siswa dapat berkerja sendiri atau
taktis membentuk tim kecil untuk memecahkan
masalah
Membereskan Seluruh siswa
peralatan
Menyusun tugas Siswa merancang tugasnya sendiri sesuai
dengan arahan guru
Penilaian Merupakan peran guru

Beberapa tahapan dalam pengejaran menggunakan model taktis ini antara lain :
1. Pengantar permainan, termasuk klasifikasinya dan gambaran untuk
bagaimana permainan itu dimainkan, Melayani dan meyakinkan minat
siswa untuk bermain melalui pengajaran sejarah permainnanya dan
kebiasan-kebiasaannya yang sering terjadi.
2. Mengembangkan kesadaran taktikal siswa dengan cara menyuguhkan
masalah-masalah utama taktis dalam permainan,
3. Menggunakan aktivitas belajar menyerupai permainan untuk
membelajarkan siswa mengenali kapan dan bagaimana menerapkan
pengetahuan taktikal itu dilakukan dalam permainan itu,
4. Memulai kombinasi pengetahuan taktikal dengan pelaksanaan keterampilan
dalam aktivitas menyerupai permainan itu,
5. Siswa mengembangkan kemampuan penampilan secara benar dan tepat,
berdasarkan kombinasi pengetahuan taktikal dan keterampilan.
7

Pedoman Keterampilan Mengajar


Perencanaan
Model permainan taktis memerlukan beberapa perencanaan sebelum
dimulai, sebagian besar perencanaan akan terjadi setelah guru menilai pengetahuan
dan keterampilan taktis awal siswa, guru dapat merencanakan kedepan untuk
bentuk permainan pertama yang digunakan untuk menentukan pengetahuan taktis
siswa dan keterampilan.
Manajemen Waktu dan Kelas
Tugas belajar harus dirancang untuk mensimulasikan, guru perlu memperhatikan
secara khusus dalam merencanakan setiap latihan keterampilan permainan
modifikasi dan bentuk permainan. Perencanakan akan memfasilitasi tingkat
keterlibatan yang lebih tinggi dan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk
mempraktekkan keterampilan permainan mereka yang ada.
Struktur Tugas dan Presentasi
Presentasi tugas dalam model taktis sangat mirip dengan yang digunakan dalam
instruksi langsung, dengan menambahkan unsur pertanyaan deduktif untuk
membantu siswa menyelesaikan masalah taktis sebelum tugas dimulai. Presentasi
tugas harus mencakup penjelasan tentang pentingnya keterampilan atau situasi yang
harus ditangani dan keputusan taktis yang harus dibuat. Guru harus memberitahu
siswa dalam keputusan taktis yang benar. Sehingga siswa dapat mengatasi masalah
itu sendiri. Guru harus menelaah pedoman untuk teknik tanya jawab yang efektif.
Komunikasi
Keterampilan komunikasi sangat penting dalam model permainan taktis karena
banyaknya pembelajaran yang dilakukan siswa. Tugas tersebut mengharuskan guru
untuk memberikan penjelasan yang lengkap dan jelas untuk dipraktekkan serta
keputusan taktis yang perlu dilakukan. Jika siswa tidak memahami masalah taktis
mereka cenderung merencanakan solusi yang dapat diterima.
Informasi Instruksional
Sebagian besar informasi instruksional berasal dari guru dalam bentuk presentasi
tugas dan interaksi verbal saat siswa berlatih. Pedoman keterampilan untuk guru
adalah mengenali kapan harus bertanya tidak memberitahu siswa tentang solusi
untuk masalah taktis. Model ini mengharapkan siswa untuk menyelesaikan
solusinya sendiri.
Tinjauan dan Penutup
Masalah taktis yang disampaikan kepada siswa dalam sebuah pelajaran harus
menjadi vokal poin dalam kajian pembelajaran. Siswa menanggapi dengan solusi
yang benar sebagai pemahaman akhir pengecekan. Kajian ini juga dapat digunakan
untuk meninjau masalah taktis dan tugas belajar yang direncanakan untuk pelajaran
8

berikutnya. Guru bahkan bisa memilih untuk memberi siswa masalah taktis
berikutnya dan meminta mereka memikirikan solusi sebelum pembelajaran yang
akan datang.

d. Contoh Proses Pembelajaran Model Taktis

Contoh perencanaan pembelajaran taktis pada pendidikan jasmani.


Permainan Bola Tangan
Cakupan Pembelajaran : Tim Bola Tangan
Usia : 10 Tahun
Siswa : 28 orang, jumlah yang seimbang antara laki-laki
dan perempuan
Lama Pertemuan : 12 Pertemuan
Waktu di kelas : 50 menit
Fasilitas : Lapangan Bola tangan, dan gawang
Peralatan : Bola Tangan
Kun
Rompi
Media : Video Instruksi dari Asosiasi Tim Bola Tangan
U.S

DAFTAR ISI DAN JADWAL


Pertemuan Masalah Taktis Aktivitas Pembelajaran
1 1. Identifikasi 1. Lihat video Instruksi Tim Bola
klasifikasi Tangan Amerika
permainan a. Apa permainan lain yang
2. Taktik Utama sejenis untuk bola tangan?
b. Apa kesamaannya?
c. Kategori permainan apa yang
dimiliki pada bola tangan?
d. Apa karakteristik permainan
itu?
2. Murid ditempatkan menjadi
kelompok kecil. Setiap
kelompok membuat daftar apa
9

yang mereka pikir taktik utama


dan membutuhkan banyak skil
untuk bola tangan. Kelompok
membagikan daftar mereka dan
guru menulis masing-masing
taktik dan skill di papan
2 Lempar dan tangkap Bentuk Permainan :
sambil bergerak Modifikasi situasi serangan balik, tanpa
penjaga gawang
Latihan keterampilan:
Pasing dan tangkap secara berpasangan
sambil bergerak didalam pola lingkaran
Kembali ke bentuk permainan
3 Penjaga gawang Bentuk permainan:
menghadapi serangan Modifikasi situasi serangan balik,
balik dengan penjaga gawang
Latihan keterampilan:
Tembakan satu lawan satu, dengan
pertahanan penjaga gawang
Kembali ke bentuk permainan

4 Pertahanan penjaga Bentuk permainan:


gawang melawan 3 lawan 3, setengah lapangan, dengan
penyerangan teratur penjaga gawang.
Latihan keterampilan:
Pemain menyerang berdiri pada garis 6
meter dan menembak ke gawang satu
per satu dalam urutan acak. Ada yang
melakukan tembakan keras dan ada
yang pelan.
Kembali ke bentuk permainan
5-6 Menembak ke gawang Bentuk permainan:
3 lawan 3, separuh lapangan, tanpa
penjaga gawang. Penyerang harus
menembak dalam 10 detik
Latihan Keterampilan:
Latihan tembakan terarah dan tembakan
melompat ke gawang atau sasaran,
tanpa pemain bertahan dan tanpa
penjaga gawang
Bergantian antara bentuk permainan dan
latihan keterampilan
7 Penempatan posisi Bentuk permainan:
bertahan 3 lawan 3, setengah lapangan jaga
jarak. Tanpa diikuti tembakan. Pemain
10

bertahan bergerak ke posisi dimana bola


berada.
8 Taktik penyerangan Bentuk permainan:
menyerang 3 lawan 3, separuh lapangan, dengan
penjaga gawang
Latihan keterampilan:
Demonstrasikan dan gerak lambat
latihan dari :
-Mengoper dan berlari
-pilih dan berguling
-penjagaan
(Guru menghubungkan ini dengan taktik
yang sama di bola basket, yang semua
murid mengetahuinya)
Kembali ke bentuk permainan. Tim
yang menyerang merintih pada
masing-masing kepemilikan untuk
merancang satu set permainan. Tanpa
diikuti bermain-main bola
9 Taktik menyerang- Bentuk permainan:
serangan balik 3 lawan 3, lapangan penuh, tanpa
perpindahan. Tim menyerang
mengambil bola dari gawang sendiri dan
harus menembak dalam 8 detik.
Mengembangkan keputusan:
Guru menampilkan video bentuk
permainan dan menggunakan milik
masing-masing sebagai saat mengajar
untuk menjelaskan taktik pada serangan
balik.
Kembali ke bentuk permainan.
10 Pergerakan tanpa bola Bentuk permainan 1:
(mengatur serangan 3 vs 3, setengah lapangan. Guru
dan serangan balik) menggunakan arahan bahasa kepada
pemain tanpa bola pada posisi yang
benar dalam prakteknya. Permainan
dihentikan pada moment mengajar
yang berfokus pada posisi tanpa bola.
Bentuk permainan 2:
3 lawan 3, lapangan penuh,. Guru
menggunakan arahaan bahasa kepada
pemain yang bergerak tanpa bola pada
posisi yang benar dalam prakteknya.
Permainan dihentikan pada moment
mengajar yang berfokus pada posisi
tanpa bola.
11

11-12 Bermain Penuh Murid bermain di lapangan yang penuh


dengan tim yang lengkap. Guru
memantau tim bola tangan dengan alat
instrumen penilaian performa permainan
(Griffin, Mikcel, dan oslin, 1997)
Rencana Pembelajaran Sederhana untuk permainan taktis pada pendidikan
jasmani
Pertemuan ke 7
Masalah taktis: Posisi bertahan untuk Tim bola tangan
Konsep Taktik: Sikap bertahan
Posisi tergantung pada bola dan pemain menyerang
menjadi terjaga
Peralatan: Bola Tangan
Rompi warna-warni (satu warna tiap tim)
Fasilitas: 3 Lapangan bola tangan, dibagi dua (6 area permainan)

Segmen Pelajaran Waktu Deskripsi


Bentuk 10 menit Jaga jarak
Permainan Murid-murid ditempatkan pada 3 orang per
tim, tanpa penjaga gawang. Dua tim pada
tiap lapangan dengan rompi warna yang
berbeda. Pemain bertahan memposisikan diri
mereka dalam garis 6 meter untuk
permulaan. Pemain penyerang menyebar
diluar garis 6 meter, jarak yang sama masing-
masing pada lingkaran lari, sayap kiri dan
kanan.

Sasaran pada permainan ini adalah untuk


pemain penyerang melakukan sebanyak-
banyaknya umpan sebisa mungkin dalam 30
detik, tanpa menjatuhkan bola atau diikuti
perebutan bola dari pemain bertahan. Pemain
bertahan berusaha untuk membatasi jumlah
umpan yang dibuat dalam 30 detik dan
mencoba untuk merebut semua umpan.
Pengajaran untuk 10 menit Guru menghentikan permainan jaga jarak
mengerti dan bertanya:

Kepada Penyerang:
12

dimana lebih baik dengan pasing pendek,


datar, atau passing melambung?
bisakah kamu bergerak berkeliling untuk
membuka ruang? Jika iya, bagaimana kamu
melakukannya?

Kepada Bertahan:
bagaimana kamu memposisikan dirimu?
apa yang terjadi ketika kamu terlalu
agresif?

Guru kemudian menjelaskan prinsip posisi


bertahan pada tim bola tangan, termasuk
berdiri, meluncur, antisipasi, dan waktu yang
tepat.
Latihan untuk 20 menit Latihan 1:Berdiri dan meluncur
mengembangkan Guru memberikan penjelasan dan
keterampilan memperlihatkan cara berdiri bertahan yang
layak pada kelas. Guru menjelaskan bahwa
langkah pertama untuk berdiri adalah
berpikir dan mengambil keputusan dengan
cepat.

Murid menanggapi cara berdiri mereka disaat


guru bergerak disekitar untuk memberikan
umpan balik.

Pada contoh guru, para murid membuat


latihan langkah utama yang cepat dengan
benar disemua arah.

Latihan 2: Latihan cermin


Semua murid menghadap ke guru dan
menanggapi berdii bertahan yang benar.
Guru menunjuk sebuah arah, dan para murid
bergerak diam dengan cepat di arah tersebut.
Guru mengubah arahnya secepat dan
sesering mungkin.

Kembali ke 8 menit Para murid bermain jaga jarak kembali


bentuk permainan
Evaluasi dan 2 menit Guru mengevaluasi konsep kunci termasuk
penutupan pada memposisikan bertahan pada tim bola
tangan.
13

Lesson Plan

NO Kegiatan Waktu Keterangan


I Pendahuluan : 10 menit
Baris
Doa
Presensi
Apersepsi
Warming Up
II Inti : 30 menit
Jaga jarak
Murid-murid ditempatkan pada 3 orang per
tim, tanpa penjaga gawang. Dua tim pada tiap
lapangan dengan rompi warna yang berbeda.
Pemain bertahan memposisikan diri mereka
dalam garis 6 meter untuk permulaan. Pemain
penyerang menyebar diluar garis 6 meter, jarak
yang sama masing-masing pada lingkaran lari,
sayap kiri dan kanan.

Sasaran pada permainan ini adalah untuk


pemain penyerang melakukan sebanyak-
banyaknya umpan sebisa mungkin dalam 30
detik, tanpa menjatuhkan bola atau diikuti
perebutan bola dari pemain bertahan. Pemain
bertahan berusaha untuk membatasi jumlah
umpan yang dibuat dalam 30 detik dan
mencoba untuk merebut semua umpan.

Guru menghentikan permainan jaga jarak


dan bertanya:

Kepada Penyerang:
dimana lebih baik dengan pasing pendek,
datar, atau passing melambung?
bisakah kamu bergerak berkeliling untuk
membuka ruang? Jika iya, bagaimana kamu
melakukannya?

Kepada Bertahan:
bagaimana kamu memposisikan dirimu?
apa yang terjadi ketika kamu terlalu agresif?

Guru kemudian menjelaskan prinsip posisi


bertahan pada tim bola tangan, termasuk
14

berdiri, meluncur, antisipasi, dan waktu yang


tepat.

Latihan 1:Berdiri dan meluncur


Guru memberikan penjelasan dan
memperlihatkan cara berdiri bertahan yang
layak pada kelas. Guru menjelaskan bahwa
langkah pertama untuk berdiri adalah berpikir
dan mengambil keputusan dengan cepat.

Murid menanggapi cara berdiri mereka disaat


guru bergerak disekitar untuk memberikan
umpan balik.

Pada contoh guru, para murid membuat latihan


langkah utama yang cepat dengan benar
disemua arah.

Latihan 2: Latihan cermin


Semua murid menghadap ke guru dan
menanggapi berdii bertahan yang benar. Guru
menunjuk sebuah arah, dan para murid
bergerak diam dengan cepat di arah tersebut.
Guru mengubah arahnya secepat dan sesering
mungkin.

Para murid bermain jaga jarak kembali

Guru mengevaluasi konsep kunci termasuk


pada memposisikan bertahan pada tim bola
tangan.
III Penutup : 10 menit
Pendinginan
Merangkum
Refleksi
Umpan balik
Penugasan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Model Pembelajaran Taktik ini memiliki tujuan agar siswa
mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai masalah dalam
taktik (tactical problem) yang muncul selama permainan berlangsung dan
meresponnya dengan cepat. Dasar pemikiran model ini berupa ketertarikan dan
kegembiraan, pengetahuan sebagai upaya pemberdayaan, dan transfer pemahaman.
Karakter model ini berpusat pada siswa, sedangkan guru sebagai fasilitator dalam
memberikan masalah yang harus diselesaikan oleh siswa. Guru yang menjadi
sumber pemberian tugas dan ketentuan dan dalam proses pembelajaran.
Guru yang menggunakan model ini harus sadar bahwa mereka bukan hanya
mengajarkan isi permainan dengan sedikit sentuhan baru. Model permainan taktis
memulai proses isi pengajaran permainan kepada siswa dari pandangan yang sangat
berbeda, dengan objek dan strategi pembelajaran yang sangat berbeda. Model ini
menjadi cara yang kreatif dan segar kepada guru senior menginstruksikan isi yang
mereka ajarkan selama ini. Bagi guru baru, model permainan taktis bisa menjadi
cara mereka untuk mengajar isi permainan pada murid segala usia.
B. Saran
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan.
Semoga ke depan bisa menjadi rujukan perbaikan dari para pembaca yang bergelut
dibidang pendidikan, dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para
pembaca. Kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

15
Daftar Pustaka

Metzler, M. W. (2005). Instructional Models For Physical Education. Scottdale:


Holcomb Hathaway.
Yunyun, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.

16

You might also like