You are on page 1of 3

Patofisiologi narasi Amenore

Amenore atau tidak terjadinya menstruasi dapat dibagi menjadi amenore primer dan
amenore sekunder. Amenore primer menunjukkan bahwa massa menstruasi belum terjadi
sama sekali sedangkan amenore sekunder merupakan terhentinya menstruasi selama lebih dari
tiga bulan setelah siklus menstruasi yang teratur berlangsung.
Amenore primer
Amenore primer dapat disebabkan oleh faktor genetik yaitu berupa kelainan
kromosom atau masalah pada gonat seperti disgenesis gonat primer, sindroma tripel X,
ketidaknormalan isokromosom yang dimanifestasikan dengan peningkatan kadar FSH dan LH
dan tidak terjadinya anovulasi.
Bila amenore primer muncul pada akhir perkembangan puberitas, harus dicurigai
adanya anomali struktur sistem saluran mullerian seperti himen imperforata, abnormal uterus
atau vagina yang disertai dengan nyeri perut bulanan yang setelah beberapa waktu akan
berlalu dengan sendirinya. Kadar gonadotropin serum tampak normal pada penderita seperti
ini.
Amenore primer juga mungkin disebabkan oleh penyakit kronis terutama yang
berhubungan dengan malnutrisi dimana pada keadaan ini terjadi pengurangan deposit kalori,
sehingga perkembangan seksual terhenti dan penurunan metabolisme streroid akibat deposit
lemak yang sedikit sehingga menyebabkan timbul amenore.
Thermoterapi menyebabkan ovarium prematur sehingga tidak terjadi perkembangan
folikel dan ovulasi.
Kelainan kelenjer tiroid terutama hipertiroidsm mungkin hal pertama yang dicurigai
pada keterlambatan kematangan seksual atau amenore. Hipertiroidm menyebabkan gangguan
metabolisme sehingga produksi kalori menurun, nutrisi tubuh tidak terpenuhi/malnutrisi dan
terjadi hipogonadotropisme.
Pada seseorang dengan abnormalitas hipotalamus menyebabkan gangguanm sekresi
releasing hormon, sehingga tidak ada stimulus pada hipofisis untuk mensekresi hormon
gonadotropin.

Amenore sekunder
Diagnosis pertama yang dipertimbangkan pada remaja dengan amenore sekunder
adalah kehamilan. Meskipun jarang kemungkinan itu juga ada.
Sebagaimana amenore primer, amenore sekunder juga dapat disebabkan oleh penyakit
kronis yang berhubungan dengan malnutrisi sehingga terjadi pengurangan kalori dan
perkembangan seksual terhenti.
Disfungsi endometrium mengakibatkan endomertium tidak mengalami pengelupasan
pada fase proleferasi walaupun ada rangsangan estrogen, tidak terjadi menstruasi.
Tumor/disfungsi hipotalamus, hipofisis ataupun stress merupakan penyebab terjadinya
penurunan sekresi hormon hipofisis yang merangsang pematangan filokel sehingga tidak
terjadi proliferasi endomertium.
Kista ovarium menyebabkan gangguan perkembangan folikel dan menghambat
ovulasi. Sedangkan hipotiroidsm memberikan sinyal pada hipofisis untuk menurunkan
produksi FSH, tidak terjadi pematangan folikel baru.
Semua kondisi diatas meyebabkan tidak terjadinya proleferasi dan peluruhan
endometrium.
Patofisiologi Premenstrual Sindrom
Sindroma premenstrual merupakan tanda-tanda fisik yang komplekdan gejala yang
berhubungan dengan perilaku akan muncul selama separuh akhir dari siklus menstruasi.
Defesiensi vitamin B6 dan nutrisi menyebabkan sintesa neurotransmiter terganggu
sehingga area hipotalamik lateral juga terganggu yang nantinya akan memicu
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron.
Ketidak seimbangan hormon estrogen dan progesteron ini juga dipicu oleh penurunan
kadar prolaktin. Sekresi tiroid dan prolaktan menyebabkan peningkatan sekresi hormon T3
dan T4, menyebabkan peningkatan penggantian hormon metabolik, penigkatan produksi
estradiol sehingga keseimbangan estrogen dan progensteron terganggu.
Peningkatan sensitifitas terhadap hormon ovarium menyebabkan peningkatan sedikit
hormon ovarium akan menimbulkan respon gejala berupa premenstrual sindrom.
Faktor sosial seperti gangguan emosional dapat menyebabkan peningkatan pelepasan
ACTH, kemudian merangsang kekenjer target yaitu adrenal dan gonat.
Manifestasi klinis dapat berupa perasaan penuh pada payudara, terasa nyeri,
bengkak,keletihan sakit kepala , peningkatan nafsu makan , iritabilitas ,ketidakstabilan
perasaan dan emosi. Ketidak stabilan emosi yang berlanjut dapat menimbulkan refrel
vasospasme beberapa pembuluh darah arteri, sehingga beberapa bagian otak akan mengalami
iskemia sehingga timbul nyeri kepala. Akumuilasi lemak tubuh terutama pada mammae dan
panggul, akibat nya terjadi berat badan. Penurunan libido dapat dapat terjadi akibat
rangsangan area hipotalamusbagian anterior dan posterior.
Jika hipotalamus lateral terangsang nafsu makan meningkat berat badan akan
meningkat sehingga bisa muncul masalah klinis perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.

You might also like