Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Lenggang Mamitu Krisdahasti
NIM : 15/379677/PN/14131)
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
I. PENDAHULUAN
II. ISI
A.6 Pendederan
- Mula-mula kolam dikeringkan selama 2-3 hari
- Perbaikan pematang, pembuatan caren/saluran
- Dasar kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea dan SP 36 10 gr/m2 dan
pupuk kandang 1 - 1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya.
- Setelah kolam dipupuk kemudian diairi setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari
- kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman 50 cm
- Kemudian benih ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2
- Pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu - 1 bulan.
- Selanjutnya dapat dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi dikolam
pendederan II.
B. Manajemen Pakan
Manajemen pemberian pakan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk
mendukung keberhasilan usaha budidaya, dengan manajemen pemberian pakan diharapkan agar
pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh ikan secara efektif dan efisien sehingga
menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal. Pada masa perawatan larva, selama 3 hari larva
tidak diberi pakan karena masih memiliki cadangan makanan berupa yolk sack atau kuning
telur.setelah cadangan makanan habis kemudian larva tawes diberi pakan buatan yang memiliki
kandungan protein tinggi. Pakan buatan yang diberikan pada larva tawes menggunakan kuning
telur ayam, dengan cara telur ayam direbus terlebih dahulu hingga matang, kemudian diambil
kuning telurnya, selanjutnya kuning telur dicampur dengan air dan kemudian disaring
menggunakan kassa atau kain untuk mengambil sari kuning telur. Pengambilan sari kuning telur
agar tidak terjadi penurunan kualitas air dan kekeruhan yang mengakibatkan ikan stress ( Didik,
2015). Pemberian pakan dilakukan selama 8 jam sekali. Ada pun pemberian pakan larva
menggunakan pakan alami berupa plankton seperti Daphnia spp. pada saat proses pendederan
dikolam tanah. Keunggulan dari pakan alami seperti ukuran sesuai dengan bukaan mulut benih
ikan, mudah dicerna oleh benih ikan, nilai nutrisi yang tinggi, kandungan asam amino esensial
dan asam lemak esensial Daphnia sp. hampir sama dengan Artemia sp. dan pemberian pakan
dilakuakan dengan menebar langsung kedalam kolam pemeliharaan pada pagi dan sore. Dan
metode pemberian pakan yang sosok untuk ikan tawas menurut Hanief et al. (2014) metode at
satiation bertujuan agar setiap pakan yang diberikan habis termakan oleh ikan, hal ini
menyebabkan pakan akan dapat dikonsumsi secara optimal dan mencegah menumpuknya sisa-
sisa pakan yang tak termakan oleh ikan sehingga diharapkan menghasikan pertumbuhan yang
optimal. Pembudidaya pada umumnya memberikan pakan pada ikan budidaya hanya menurut
kebiasaan, tanpa mengetahui tentang kebutuhan nutrisi masing-masing ikan budidaya, baik itu
kualitas, kuantitas dan waktu pemberian pakan yang tepat. menyebabkan pakan yang diberikan
kurang memberikan pertumbuhan yang optimal bagi ikan karena tidak sesuai dengan kebutuhan
ikan. Manajemen pemberian pakan mengharuskan pakan yang diberikan kepada ikan harus tepat
secara kualitas, kuantitas dan tepat waktu pemberiannya demi keberhasilan usaha budidaya.
Konsumsi pakan ikan dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya adalah ukuran tubuh, stadia,
ketersediaan pakan, laju pengosongan lambung, suhu air, aktifitas dan kesehatan tubuh ikan.
Wardhani et al. (2011) berpendapat bahwa pemilihan pakan untuk ikan air tawar tidak hanya
melibatkan kriteria nilai gizi dan efisiensi biaya saja namun juga harus mempertimbangkan
kriteria lainnya seperti kecernaan, kandungan racun dan ketersediannya
C. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor luar yang mempengaruhi kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Nilai kualitas air kolam pemeliharaan benih tawes optimum bagi
pertumbuhan ikan yaitu pada suhu 23-33 oC (Evi,2001). Suhu air mempengaruhi tingkat
metabolisme dalam tubuh ikan, semakin tinggi suhu maka tingkat metabolisme juga semakin
tinggi. Suhu air juga dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap biota air, suhu
mempengaruhi kelarutan oksigen di perairan. Semakin tinggi suhu maka tingkat kelarutan
oksigen semakin rendah (Kordi danTancung, 2007). Kadar oksigen terlarut optimumnya nya >4
ppm (Andrianto,2005); pH berkisar 6,7-8,6 (Evi,2001); dan ammonia < 1 ppm (Boyd,1979
dalam Hanief et al.,2014).
DAFTAR PUSTAKA
Amri dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia. Jakarta
Andrianto, T. T. 2005. Pedoman Praktis Budidaya Ikan Nila. Absolut, Yogyakarta,
Dani, Ning Praban, Agung Budiharjo, Dan Shanti Listyawati.2005. Komposisi Pakan Buatan
Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Protein Ikan Tawes (Puntius javanicus
Blkr.). BioSMART 7( 2) : 83-90.
Didik, Moch Arianti. 2015.Teknik Pemeliharaan Ikan Tawes. ADLN Perpustakaan Universitas
Airlangga. Jakarta.
Evi, R. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Penerbit Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
Hanief M.A.R, Subandiyono dan Pinandoyo. 2014. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan
Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Tawes. Journal of Aquaculture
Management and Technology 3(4) : 67-74.
Hanief, Muhammad Ahda Rifqi, Subandiyono, Pinandoyo. Pengaruh Frekuensi Pemberian
Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Benih Tawes (Puntius javanicus).
Journal of Aquaculture Management and Technology 3(4): 67-74
Junior, M. Zairin , R. K. Sari dan M. Raswin.2005. Pemijahan Ikan Tawes Dengan Sistem Imbas
Menggunakan Ikan Mas Sebagai Pemicu. Jurnal Akuakultur Indonesia 4 (2): 103108
Kordi, K.M. G danTancung A. B. (2007). Pengelolaan Kualitas Air Dan Tanah Dalam Budidaya
Perairan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Wardhani, L.K, M. Safrizal dan A. Chariri. 2011.Optimasi Komposisi Bahan Pakan pada Ikan
Air Tawar menggunakan metode multi-objective genetic algorithm. Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) di Yogyakarta Tanggal 17-18 Juni 2011. pp. 112-
117.