You are on page 1of 37

ANATOMI, FISIOLOGI, FISIKA, DAN BIOKIMIA SISTEM

MUSCULOSKELETAL

OLEH :
KELOMPOK 1

1. NI KADEK DWI CAHYANITA


2. KOMANG WIWIK ARISTIANI
3. NI MADE WAHYU NOPITA SARI
4. NI KOMANG WIDIYANTI
5. GUSTI AYU PUTU PRAMITA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
2017

i
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. SISTEM SKELET

1. Skeletal (Tulang)
Rangka manusia tersusun dari tulang tulang (206 tulang) yang membentuk
suatu rangka tubuh. Selain tersusun dari tulang rangka tubuh di sebagian
tempat juga dilengkapi dengan kartilago (tulang rawan).
Fungsi:
1. Menyokong struktur tubuh
2. Menjadi tempat melekatnya serat otot
3. Membentuk sel darah
4. Menyimpan ion anorganik(yaitu, kalsium dan fosfor)
5. Melindungi organ dalam dari trauma.

Rangka Aksial (Axial Skeleton)


Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang
melindungi dan menyangga organ-organ kepala, leher, dan dada. Bagian
rangka aksial meliputi tengkorak, tulang hiloid, osikel, auditori, kolumna vertebra,
sternum dan tulang iga.
A. Tengkorak
tersusun dari 22 tulang: 8 tulang karnial dan 14 tulang fasial
1) Kranium membungkus dan melindungi otak
a. Tulang frontal membentuk dahi, langit-langit rongga nasal, dan
langit-langit orbita (kantong mata).
1. Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio terbentuk menjadi
dua belahan yang pada masa kanak-kanak awal berfusi
dengan penuh.
2. Tuberositas frontal adalah dua tonjolan yang berbeda ukuran
dan biasanya lebih besar pada tengkorak muda.
3. Arkus supersiliar adalah dua lengkungan yang mencuat dan
menyatu secara medial oleh suatu elevasi halus yang disebut
glabela.

1
4. Tepi supraorbital yang terletak dibawah lengkungan supersiliar
dan membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen supraorbital
(takik pada beberapa tengkorak) merupakan jalan masuk arteri
dan saraf.
b. Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit kranium.
1. Sutura sagital yang menyatukan tulang kiri dan kanan adalah
sendi mati yang disatukan fibrokartilago.
2. Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal
3. Sutura lambdoidal menyambung tulang parietal ke tulang
oksipital
c. Tulang oksipital membentuk bagian dasar dan bagian belakang
kranium
1. Foramen magnum adalah pintu oval besar yang dikelilingi
tulang oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga kranial
dengan rongga spinal.
2. Protuberans oksipital eksternal adalah suatu proyeksi yang
mencuat diatas foramen magnum.
3. Kondilus oksipital adalah dua prosesus oval pada tulang
oksipital yang dengan berartikulasi vertebra serviks pertama,
atlas.
d. Tulang temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari kranium.
Setiap tulang temporal ireguler terdiri dari empat bagian.
1. Bagian skuamosa, bagian terbesar, merupakan lempeng pipih
dan tipis yang membentuk pelipis. Prosesus zigomatikus
menonjol dari bagian skuamosa pada setiap tulang temporal.
Tonjolan tersebut bertemu dengan bagian temporal dari setiap
tulang zigomatikus untuk membentuk arkus zigomatikus.
2. Bagian petrous terletak di dalam dasar tengkorak dan tidak
dapat dilihat dari samping. Bagian ini berisi stuktur telinga
tengah dan telinga dalam.
3. Bagian mastoid terletak di belakang dan di bawah liang telinga.
Prosesus mastoid adalah tonjolan membulat yang mudah
teraba di belakang telinga

2
a. Pada orang dewasa prosesus mastoideus mengandung
ruang-ruang udara, yang disebut sel-sel udara mastoid
mastoid (sinus), dan dipisahkan dari otak oleh sekat tulang
yang tipis.
b. Inflamasi pada sel udaara mastoid (mastoiditis) dapat
terjadi akibat infeksi telinga tengah yang tidak diobati.
4. Bagian timpani terletak disisi inferiorbagian squamosa dan sisi
anterior dari bagian mastoid. Timpani berisi saluran telinga
(meatus auditori eksternal dan memiliki prosesus stiloid yang
ramping untuk melekat pada ligamen stiloid.
e. Tulang etmoid adalah struktur penyangga penting dari rongga
nasal dan berperan dalam pembentukan orbita mata.
Tulang ini terdiri dari empat bagian.
1. Lempeng plate kribriform membentuk sebagian langit-langit
rongga nasal dan terperforasikan untuk jalur saraf olfaktori.
Bagian kristal galli (disebut demikian karena kemiripannya
dengan jengger ayam jantan) adalah prosesus halus triangular
yang menonjol ke dalam rongga kranial di atas lempeng
kribriformis dan berfungsi sebagai tempat pelekatan pelapis
otak.
2. Lempeng perpendikular menonjol ke arah bawah di sudut
kanan lempeng kribriform dan membentuk bagian septum nasal
yang memisahkan dua rongga nasal.
3. Massa lateral mengandung sel-sel udara atau sinus etmoid
tempat mensekresi mukus.
4. Konka nasal superior dan tengah atau turbinatum, menonjol
secara medial dan berfungsi untuk memperluas area
permukaan rongga nasal. (Konka nasal inferior merupakan
tulang tersendiri)
f. Tulang sfenoid berbentuk seperti kelelawar dengan sayap
terbentang. Tulang ini membentuk dasar anterior kranium dan
berartikulasi ke arah lateral dengan tulang temporal dan ke arah
anterior dengan tulang etmoid dan tulang frontal

3
(1) Badan sfenoid memiliki suatu lekukan lekukan, sela turkisa atau
pelana Turki yang menjadi tempat kelenjar hiposilis.
(2) Sayap besar dan sayap kecil menonjol kearah lateral dan
badan tulang.
(3) Prosesus pterigoid menonjol kearah inferior dari badan tulang
dan membentuk dinding rongga masal.
G. Osikel auditori tersusun dari maleus, inkus, dan stepes (tapal kuda).
H. Tulang wormian adalah tulang kecil, yang jumblahnya bervariabel,
dan terletak dalam sutura.
2. Tulang tulang wajah tidak bersentuhan dengan otak. Tulang tersebut
di satukan sutura yang tidak dapat bergerak kecuali pada mandibula
atau rahang bawah.
a. Tulang tulang nasal membentuk penyangga hidung dan berarti
kulasi dengan septum nasal.
b. Tulang tulang palatum membentuk bagian bagian posterior langit
langit mulut ( langit langit keras), bagian tulang orbital, dan
bagian rongga masal.
c. Tulang tulang zigomatik ( malar) membentuk tonjolan pada tulang
pipi. Setiap prosesus temporal berartikulasi dengan prosesus
nigomatikus pada tulang temporal.
d. Tulang tulang maksilar membentuk rahang atas
(1) Prosesus alveolar mengandung sogot gigi bagian atas
(2) Prosesus zigomatikus memanjang ke luar untuk bersatu dengan
tepi infraorbital pada orbita. foremen intr aorbital menperforasi
maksila di setiap sisi untuk mentransmisi saraf dan pembulu
darah ke wajah.
(3) Prosesus platinus membentuk bagian anterior pada langit
langit keras
(4) Sinus maksilar yang kosong sampai ke rongga masal,
merupakan bagian dari empat sinus paranasal.
e. Tulang lakrimal berukuran kecil dan tipis, serta terletak di antara
tulang etmoid dan maksila pada orbita. Tulang lakrima berisi suatu

4
celah untuk lintasan duktus lakrima, yang mengalirkan air mata ke
rongga nasal.
f. Tulang vomer membentuk bagian tengah dari langit langit keras
di antara pelatum dan maksila, serta turut membentuk septum nasal.
g. Konka nasal inferior ( turbinatum)
h. Mandibula adalah tulang rahang bagian bawah
(1) Bagian alveolar berisi soket gigi bawah
(2) Rumus mandibular yang terletak di ke dua sisi rahang memiliki
dua prosesus
(a) Prosesus kondiloid berfungsi untuk artikulasi dengan tulang
temporal pada fosa mandibular
(b) Prosesus koronoid berfungsi sebagai tempat perlekatan
otot temporal
3. Tulang hyoid adalah tulang berbentuk tapal kuda yang unik karena tida
berartikulasi dengan tulang lain. Tulang hiloid ini di topang oleh ligament
dan otot dari prosesus stiloideus temporal.
4. Sinus paranasal ( frontal, etmoidal, sfenoidal, dan maksilar) terdiri dari
ruang ruang udara dalam tulang tengkorak yang berhubungan
dengan rongga nasai. Sinus tersebut berfungsi sebagai berikut :
a. untuk memperingan tulang tulang kepala
b. untuk memberikan resonansi pada suara dan membantu dalam
proses berbicara.
c. untuk memproduksi mukus yang mengalir ke rongga nasal dan
membantu menghangatkan serta melembabkan udara yang masuk.

B. Vertebra
1. Kolumna vertebra menyangga berat tubuh dan melindungi medulla
spenalis. Kolumna ini terdiri dari vertebra vertebra yang di pisahkan
diskus fibrokartilago intervertebral.
a. Ada tujuh tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks. 5 vertebra
lumbal dan 5 tulang vertebra saktum yang menyatu menjadi saktum
dan tiga sampai lima tulang koksigeal yang menyatu menjadi tulang
koksiks.

5
b. Ke 13 pasang saraf spinal keluar melalui foraminal ( foramen)
intervertebralis di antara vertebra yang letaknya bersebelahan.

2. Struktur khas vertebra


a. badan atau lengkung menyangga sebagian berat tubuh.
b. lengkung saraf ( vertebra) yang berbentuk dari dua pedikel dan lamina
membungkus rongga sataf dan menjadi lintasa medulla spinalis.
c. sebuah prosesus spinosa menonjol dari lamina kearah posterior dan
inferior untuk tempat perlekatan otot.
d. prosesus transversa menjorok ke arah lateral.
e. prosesus pengartikulasi inferior dan prosesus pengartikulasi superior
menyangga faset untuk berartikulasi dengan vertebraatas dan
vertebra bawah.
3. Variasi regional pada karaktristik vertebra
a. semua vertebra serviks memiliki foramina tranversal untuk lintasan
arteri vertebra. Vertebra serviks pertama dan kedua dimodifikasi untuk
menyangga dan menggerakkan kepala.
(1) atlas adalah vertebra serviks pertama dan tidak memiliki badan .
(2) aksis adalah vertebra serviks kedua. Vertebra ini memiliki prosesus
odontoid yang menonjol ke atas dan bersandar pada tulang atlas.
(3) vertebrata serviks ketujuh memiliki prosesus spinosa yang
panjang sehingga dapat teraba dan terlihat pada pangkal leher.
Oleh karena itu, vertebra ini sering disebut sebagai vertebrata
prominen
b vertebrata toraks memiliki prosesus spinosa panjang, yang mengarah
ke bawah, dan memiliki faset artikular pada prosesus transversus,
yang digunakan umtuk artikulasi tulang iga.
c. vertebra lumbal merupakan vertebra terpanjang dan terkuat. Prosesus
spinosanya pendek dan tebal, serta menonjol hampir searah garis
horisontal.
d. sakrum adalah tulang triangular. Bagian dasar tulang ini berartikulasi
dengan vertebra lumbal kelima.

6
1) Di arah lateral, banyak terdapat foramen (lubang) pada sakrum
untuk lintasan arteri dan saraf
2) Tepi anterior bagian atas sakrum adalah promontorium sakrum,
suatu tanda obstetrik yang dipakai sebagai petunjuk untuk
menentukan ukuran pelvis.
e. koksiks (tulang ekor) menyatu dan berartikulasi dengan ujung sakrum,
yang kemudian membentuk sendi dengan sedikit pergerakan.
Pergerakan ini penting selama melahirkan untuk membentuk jalur
keluar kepala janin.
4. Lengkung pada kolumna vertebra
a. Lengkung primer yaitu konkaf/cembung (berbentuk C) terbentuk pada
area toraks dan pelvis selama pertumbuhan janin.
b. Loengkung sekunder yaitu konveks/cekung terebntuk pada spina
serviks setelah kelahiran saat bayi mulai mengangkat kepalanya, dan
pada spina lumbal saat bayi mulai berdiri dan berjalan.
c. Lengkung abnormal
1) Skoliosis, yang dapat muncul selam masa pertumbuhan yang
cepat (masa remaja), yaitu lengkungan lateral spina dengan rotasi
pada vertebra.
2) Kifosis, yang merupakan kasus kongenital (bawaan lahir) atau
akibat penyakit, merupakan lengkung posterior yang berlebihan
pada bidang toraks: biasanya disebut punggung bungkuk
3) Lordosis (swayback) adalah lengkung anterior yang beerlebihan
pada area lumbal.
5. Gangguan pada vertebra
a. Diskus terherniasi (keluar)
1) Diskus intervertebral terletak diantara dua badan tulang vertebra
yang berdekatan dan bertindak sebagai peredam stress diantara
kedua tulang tresebut
2) Setiap diktus mengandung suatu massa sentral, nukleus pulposus,
yang tersusun dari jaringan kartilago dan elastik yang diselimuti
oleh oleh lapisan fibrokartilago bagian luar, anulus fibrosus.

7
Anulus ini terdiri dari einein fibrosa konsentris yang menahan
nukleus pulposustetap ditempatnya.
3) Sejalan dengan pertambahan usia, atau akibat cedera, anulus
fibrosus kehilangan daya elastisitasnya sehingga nukleus
pulposus dapat keluar dari tempatnya dan menekan medulla
spinalis atau akar saraf, serta menimbulkan nyeri.
b. Spina bifida adalah suatu defek kongenital yang didalamnya dua
lamina pada lengkungan vertebra gagal menyatu di garis tengah,
sehingga menyebabkan jaringan pada medulla spinalis menonjol.
Defek ini paling sering terjadi di area lumbal.

C. Tulang sternum dan iga


1. Sternum (tulang dada) terbentuk dalan 3 bagian: manubrinum atas,
badan (gladiolus) dan prosesus sifoid.
a. Artikulasi manubrium dengan klavikula (tulang kolar) adalah pada
insisura (takik) jugular (suprasternal), yang merupakan salah satu
tanda khas tulang yang mudah dipalpasi. Dua takik kostal berartikulasi
dengan kartilago kostal dari tulang iga 1 dan 2 ke arah lateral.
b. Badan tulang membentuk bagian utama sternum. Takik kostal lateral
berartikulasi langsung dengan kartilago kostal tulang iga ke-6 sampai
ke-10.
c. bagian inferior prosesus sifoid adalah jaringan kartilago.
2. Tulang iga. Ke-12 pasang tulang iga berartikulasi ke arah poseterior
dengan faset tulang iga pada prosesusu transversa di vertebra toraks.
a. Tujuh pasang tulang yang pertama (1 sampai 7) adalah iga sejati dan
berartikulasi dengan sternum di sisi anterior.
b. Tiga pasang kemudian (8 sampai 10) adalah iga semu. Tulang-tulang
ini berartikulasi secara tidak langsung dengan sternum melalui
penyatuan kartilago tulang tersebut dengan iga di atasnya dan
kemudian menyatu dalam suatu persendian kartilago dengan kartilago
kostal ke-7.
c. Tulang iga ke-11 dan ke-12adalah iga melayang yang tidak memiliki
perlekatan di sisi anteriornya.

8
d. Walaupun sebagian tulang iga memiliki karakteristik tersendiri. Semua
tulang memiliki beberapa ciri umum yang sama.
1) Bagian kepala dan tumberkel berartikulasi dengan faset dan
prosesus transversus dari vertebra
2) Bagian leher memiliki permukaan kasar yang berfungsi untuk
perlekatan ligamen.
3) Bagian batang atau badan, dari tulang iga memiliki permukaan
eksternal berbentuk konveks untuk perlekatan otot dan suatu
lintasan kostal untuk mengakomodasi saraf dan pembuluh darah
pada permukaan internal
4) Tulang iga mengandung sumsum tulang merah, demikian pula
dengan sternum.

D. Rangka Apendikular
Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis,
dan tulang lengan serta tungkai.
A. Setiap girdel pektoral memiliki dua tulang-klavikula dan skapula-dan berfungsi
untuk melekatkan tulang lengan ke rangka aksial.
1. Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi:
tepivertebra (medial)yang panjang terletak pararel dengan kolumna
vertebrata: tepi superior yang pendek melandai keujung bahu: tepi lateral
(merupakan tepi ketiga pelengkap segitiga) mengarah ke lengan.
a. Bagian spina pada skapula adalah bubungan tulang yang berawal dari
tepi vertebra dan melebar saat mendekati ujung bahu
b. Spina berakhir pada prosesus akromion, yang berartikulasi dengan
klavikula: bagian ini menggantung persendian bahu.
c. Prosesus koroid adalah tonjolan berbentuk kait pada tepi superior yang
berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagian otot dinding dada dengan
lengan.
d. Rongga glenoid (fosa glenoid) adalah suatu ceruk dangkal yang
ditemukan pada persendian tepi superior dan lateral. Bagian ini
mempertahankan letak kepala humerus (tulang lengan)

9
2. Klavikula (tulang kolar) adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral
berartikulasi dengan prosesus akromion pada skapula dan secara medial
dengan manubrium pada takik klavikular untuk membentuk sendi
sternoklavikular
a. Dua pertiga bagian medial dari tulang klavikula berbentuk konveks, atau
melengkung ke depan
b. Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf, atau
melengkung ke belakang
c. Klavikula berfungsi sebagai tempat pendekatan sebagian otot leher,
toraks, punggung dan lengan.
B. Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah dan tulang
tangan.
1. Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian
kepala membulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga glenoid, bagian
leher anatomis, dan bagian batang yang memanjang ke arah distal.
a. Dua elevasi, tuberkel besar dan tuberkel kecil, terletak di ujung atas
batang tulang dan memberikan tempat untuk pelekatan otot.
b. batang tulang di bawah tuberkel menyempit menuju suatu bidang yang
di sebut leher surgikal karena kecenderungan humerus untuk
mengalami fraktur di area ini.
c. bagian tengah batang tulang ke bawah adalah tuberositas deltoid kasar
yang berfungsi untuk tempat perlengkapan otot deltoid.
d. bagian ujung bawah dari tulang humerus melebar dan masuk ke dalam
tonjolan epikondilus medial dan lateral tempat asal otot otot lengan atas
dan tangan. Saraf ulnar memenjang di belakang epikondilus medial dan
responsive terhadap tiupan atau tekanan, sehingga mengakibatkan
sensasi kesemutan pada tulang.
e. permukaan artikuler tersusun dari kapitulum lateral (kepala kecil), yang
menerima tulang radius lengan bawah, dan troklea(pullet), tempat tulang
ulna lengan bawah bergerak.
f. prosesus koronoid terletak di atas troklea pada permukaan anterior,
sedang prosesus olekranom juga terletak di atas troklea, tetapi di

10
permukaan posterior. Indentasi ini berfungsi untuk menerima bagian
bagian dari tulang lengan bawah saat tulang-tulang tersebut bergerak.
2. Tulang tulang ari lengan bawah adalah ulna sisi medial dan tulang radius
disisi lateral ( sisi ibu jari) yang di hubungkan denagn suatu jaringan ikat
fleksibel, membrane interoseus.
a. Ulna
(1) Ujung proksimal ( ujung atas ) tulang ulna tampak seperti pilinan
yang terurai. Bagian atas pilinan tersebut adalah prosesus
elekranon, yang masuk dengan pas ke dalam fosa elekranon
humerus saat lengan bawah berekstensi penuh. Bagian bawah
pilinan adalah prosesus kolonoid,yang masuk dengan pas kedalam
fosa koronoid humerus saat lengan bawah berfleksi penuh.Takik
radial,yang terletak dibawah prosesus koronoid,mengakomudasi
bagian kepala dari tulang radius.
(2) Ujuang distal (Bawah) tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan
batang yang di sebut kepala. Bagian ini beratikulasi dengan
prosesus ulnar tulang radius.Bagian kepala memanjang keatas
prosesus stiloid tulang ulna.
b. Radius
(1) Ujung proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus yang
berarti kulasi dengan kapitulum humerus dan takik radial tulang
ulna.
(2) Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak pada
batang radius tepat dibawah bagian kepala
(3) Ujung distal tulang radius memiliki permukaan karpal konkaf yang
berarti kulasi dengan tulang pergelangan tangan,sebuah takik ulnar
pada permukaan medialnya untuk berartikulasi dengan tulang ulna,
dan sebuah prosesus stiloid disisi lateral.
3. Tulang pergelangan tangan (karpus). Pergelangan tangan terbentuk dari
delapan tulang karpal ireguler yang tersusun dalam dua baris,setiap baris
berisi empat tulang.
a. Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis
terdiri dari tulang berikut ini :

11
(1) Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya
menyerupai perahu
(2) Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bulan sabit
(3) Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudut
(4) Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran
dan bentuknya menyerupai kacang.
b. Barisan tulang karpal distal terdiri dari :
(1) Trapesium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena
permukaannya yang banyak
(2) Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi-sisi juga
(3) Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang bulat
dan besar
(4) Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan
menyerupai kait, yang meluas pada sisi medial pergelangan tangan.
4. Tangan (metacarpus) tersusun dari lima tulang metacarpal.
a. Semua tulang metakarpal sangat serupa, kecuali untuk ukuran panjang
metacarpal pertama pada ibu jari.
b. Setiap tulang metacarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang
berartikulasi dengan barisan distal tulang karpal pergelangan tangan.
Sebuah batang, dan sebuah kepala terpilin yang berartikualsi dengan
sebuah tulang falang, atau tulang jari, kepala tulang metacarpal
membentuk buku jari yang menonjol pada tangan.
5. Tulang-tulang jari disebut phalanges, tulang tunggalnya lebih sering disebut
tulang falang.
a. Setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu tulang falang proksimal, medial,
dan falang distal.
b. Ibu jari hanya memiliki tulang falang proksimal, dan medial

C. Girdel pelvis mentransmisikan berat trunkus ke bagian tungkai bawah dan


melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua tulang
panggul (disebut juga oksa kaksa, tulang tanpa nama, atau tulang pelvis) yang
bertemu pada sisi anterior simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior
dengan sacrum.

12
1) Setiap tulang panggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan
sebuah poros pemegang serta dua baling-baling.
a. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir, disebut
asetabulum, yang menerima kepala femur, atau tulang paha, di
persendian panggul.
b. Ilium adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang ke atas dan keluar
asetabulum. Bagian ini naik posisinya sampai mencapai Kristal iliaka
tebal yang dapat teraba pada posisi tangan di panggul.
1. Ujung anterior Krista adalah pada spina iliaka anterior superior dan
ujung posteriornya pada spina iliaka posterior superior. Spina ini
menjadi tempat pelekatan otot dan ligament.
2. Spina iliaka anterior inferior adalah suatu tonjolan besar di bawah
spina iliaka anterior superior. Sedangkan yang tepat berada di
bawah spina iliaka posterior superior adalah spina iliaka posterior
inferior.
3. Dibawah spina iliaka posterior inferior, tepi posterior tulang ilium
membentuk lekukan yang dalam disebut takik skiatik besar.
c. Tulang iskium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas.
Tepi medialnya turut membentuk takik skiatik besar.
1. Pada sisi inferior takik skiatik besar adalah bagian spina iskial yang
menonjol, yang menjadi tempat melekatnya ligamen dari sacrum.
2. Bagian inferior dari spina iskial adalah takik skiatik kecil.
3. Tuberositas iskial adalah tonjolan besar tulang iskium yang
menyongkong tubuh dalam posisi duduk. Tulang ini berfungsi
sebagai tempat perlekatan otot paha posterior.
4. Dibagian anterior tuberositas iskial, terdapat ramus iskial ramping
yang memanjang kea rah depandan ke atas untuk menyatu dengan
ramus pubis inferior, yang memanjang ke bawah dari tulang pubis.
d. Tulang pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang
panggul. Bagian ini terutama terdiri dari dua batang tulang ramus pubis
superior dan inferor.
1. Ramus pubis superior dan ramus pubis inferior menyatu dengan
pasangannya dari sisi lain di garis tengah simfisis pubis.

13
2. Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada persambungan
tulang pubis dibawah simfisis.
3. Foramen obturator adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus
isikal, ramus pubis inferior, dan ramus pubis superior. Foramen ini
merupakan foramen terbesar pada rangka dan selama hidup dilapisi
dengan membrane obturator.

D. Tangkai bawah, Secara anatomis, bagian proksimal dari tungkai bawah antara
girdel pelvis dan lutut adalah paha; bagian antara lutut dan pergelangan kaki
adalah tungkai.
1. Femur, bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat
dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh (Gambar 7-14)
a. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk artikulasi
dengan asetabulum. Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami
depresi, fovea kapitis, untuk tempat perlekatan ligamen yang
menyangga kepala tulang agar tetap di tempatnya dan membawah
pembuluh darah ke kepala tersebut.
(1) Femur tidak berada pada garis vetrikel tubuh. Kepala femur masuk
dengan pas ke asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125
derajat dari bagian femur, dengan demikian, batang tulang paha
dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat bergerak.
(2) Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125
derajat) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.
b. Di bawah bagian kepala yang terus adalah bagian leher yang tebal
yang terus memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada
permukaan posterior tulang membatasi bagian leher dan bagian batang.
c. Ujung atas batang memliki dua prosesus yang menonjol trokanter
besar dan trokanter kecil, sebagai tempat perlekatan otot untuk
menggerakkan persendian panggul.
d. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja linea
aspera yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot.
e. Ujung bawah batang melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus
lateral

14
1. Pada permukaan posterior, dua kondilus tersebut membesar
dengan fosa Interkondilar yang terletak diantara keduanya. Area
triangular di atas fosa interkondilar disebut permukaan popliteal.
2. Pada permukaan anterior, epikondilus medial dan lateral berada di
atas dua kondilus besar. Permukaan artikular halus yang terdapat
diantara kledua kondilus adalah permukaan patelar, yang
berbentuk konkaf untuk menerima patela (tempurung lutut)
2. Tulang Tungkai adalah tulang tibia medial dan tulang fibula lateral
a. Tibia adalah tulang medial yang besar : tulang ini membagi berat tubuh
dari femur ke bagian kaki.
1. Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral,
yang berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.
2. Kartilago pipih berbentuk baji, kartilago semilunar (meniskus)
medial dan lateral (meniskus), barada di pinggir kondilus untuk
memperdalam permukaan artikular.
3. Tonjolan interkondilar terletak diantara dua kondilus.
4. Kondilus lateral menonjol untuk membentuk faset fibula, yang
menerima bagian kepala fibula
5. Tuberositas tibial, yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligamen
patela, menonjol pada permukaan anterior diantara dua kondilus.
6. Krista Tibial (anterior), lebih umum disebut tulang kering, adalah
punggung batang tulang dengan permukaan anterior yang tajam
dan melengkung ke bawah.
7. Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus
pergelangan kaki. Maleolus medial adalah tonjolan yang
membentuk benjolan (mata kaki) pada sisi medial pergelangan kaki.
b. Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh. Panjangnya
proporsional, dan tidak turut menopang berat tubuh. Kegunaan tulang
ini adalah untuk menambah area yang tersedia sebagai tempat
perlekatan otot pada tungkai.
1. Bagian kepala fibula berartikulasi dengan faset fibular di bawah
kondilus lateral tulang tibia.

15
2. Ujung bawah batang berartikulasi secara medial dengan takik fibular
pada tulang tibia, dan memanjang ke arah leteral menjadi maleolus
lateral, yang seperti maleolus tibia lateral, dapat di raba di
pergelangan kaki.
3. Pergelangan kaki dan kaki tersusun dari 26 tulang yang diatur
dalam tiga rangkaian. Tulang Tarsal menyerupai tulang karpal
pergelangan tangan, tetapi berukuran lebih besar : tulang
metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal tangan, dan falang
pada jari kaki juga menyerupai falang jari tangan.
a. Ada tujuh tulang tarsal
1. Tulang Talus berartikulasi dengan maleolus medial tibia
dan dengan maleolus lateral fibula untuk membentuk
persendian pergelangan kaki. Oleh karena itu, bagian ini
menopang seluruh berat tungkai, yang tersebar setengah
kebawah ke arah tumit dan setengah lagi kedepan pada
tulang tulang pembentuk lengkung kaki.
2. Tulang kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol di
belakang talus menjadi tulang tumit. Tulang ini menopang
talus dan meredam goncangan saat tumit menginjak tanah.
3. Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk
konkaf untuk berartikulasi dengan talus dan permukaan
arterior berbentuk konveks untuk berartikulasi dengan tiga
tulang tarsal.
4. Ketriga tulang kuneiform yang berbentuk baji, diberi nomor
dari sisi medial ke sisi lateral, sebagai kuneiform pertama,
kedua, dan ketiga. Masing masing tulang berartikulasi
dengan tulang tarsal bernomor sama: tulang kunieform
ketiga juga berartikulasi denga tulang tarsal ketujuh, yaitu
tulang kuboid. Tulang kuneiform ini berbentuk arkus
transversa yang terdapat di bawah permukaan kaki.
5. Tulang kuboid berartikulasi di sisi anterior dengan tulang
metatarsal keempat dan kelima: di sisi posterior, tulang ini
berartikulasi dengan kalkaneus.

16
b. Telapak kaki dan arkus longitudinal terbentuk dari lima tulang
metatarsal yang ramping. Setiap metatarsal memiliki bagian
dasar batang, dan bagian kepala.
1. Tulang tulang metatarsal dikenali dengan urutan nomor
dari satu sampai lima, mulai dari sisi medial ibu jari kaki.
2. Bagian dasar metatarsal berartikulasi dengan tarsal.
Bagian kepalanya berartikulasi degan falang.
3. Bagian kepala dari dua metatarsal pertama membentuk
tumit kaki.
4. Bagian kepala metatarsal pertama memiliki dua tulang
sesamoid yang melekat pada permukaan platarnya.
c. Ke-14 falang pada jari jari kaki, seperti halnya falang jari
tangan, tersusun dalam barisan proksimal, medial, dan distal.
Ibu jari kaki hanya memiliki falang proksimal dan distal.

2. Otot ( Musculus )

Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang


memungkinkan tubuh dapat bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi
organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk. Pada sel
sel, sitoplasma ini merupakan benang benang halus yang panjang
disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan
memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah
tertentu (berkontraksi).

Ciri Ciri Otot


a. Kontraktilitas
b. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak
melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terolongasi karena kontraksi pada
setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan
pemendekan yang terbatas.
c. Eksitabilitas
d. Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.
17
e. Ekstensibilitas
f. Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat
relaks.
g. Elastilitas
h. Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau
meregang.

Klasifikasi Jaringan Otot


Otot diklasifikasikan secara struktural berdasarkan ada tidaknya striasi silang
(lurik), dan secara fungsional berdasarkan kendali konstruksinya, volunter (sadar) atau
involunter (tidak sadar), dan juga berdasarkan lokasi, seperti otot jantung, yang hanya
ditemukan di jantung.

Jenis Jenis Otot


1. Otot Rangka adalah otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
a. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris. Dengan lebar
berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b. Setiap serabut memiliki banyak inti, yang tersusun di bagian parifer.
c. Konstraksinya cepat dan kuat.
2. Otot Polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan
pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada
dinding tuba. Seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,
dan sistem sirkulasi darah.
a. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral yang terengolasi.
b. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh
darah) sampai 0,5 mm pada uterus orang hamil.
c. Kontraksinya kuat dan lamban.
3. Otot Jantung adalah otot lurik, involunter, dan hanya ditemukan pada jantung.
a. Serabut terengolasi dan membentuk cabang dengan satu nukleus sentral.
b. Panjangnya berkisar antara 85 mikron sampai 100 mikron dan diameternya
sekitar 15 mikron.
c. Diskus terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang
bersentuhan dengan sel-sel otot tetangga.
18
d. Kontraksi otot jantung kuat dan berirama.

Struktur Otot Tubuh


A. Otot Kepala
Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian :
1. Otot pundak kepala, fungsinya sebagian kecil membentuk gales
aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2
bagian :
a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke
belakang
2. Otot wajah terbagi atas :
a. Otot mata (Muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah.
b. Muskulus oblikus okuli / otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya
memutar mata.
c. Muskulus orbikularis okuli / otot lingkar mata terdapat di sekeliling mata,
fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata.
d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata.
Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu
membuka mata.
3. Otot mulut / bibir dan pipi, terbagi atas :
a. Muskulus triangualis dan muskulus orbikularis oris / otot sudut mulut,
fungsinya menarik sudut mulut ke bawah.
b. Muskulus quadrates labi superior, otot bibir atas mempunyai origo
pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan nasal.
c. Maskulus quadrates labi inferior, terdapat pada dagu merupakan
kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau
membentuk mimik muka ke bawah.
d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo
pada prosesus sifoid mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris.
Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
4. Otot pengunyah / otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas :

19
a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu
mulut terbuka.
b. Muskulus temporalis , fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke
belakang.
c. Muskulus pterigoid interus dan eksternus, fungsinya menarik rahang
bawah ke depan.
5. Otot lidah sangat berguna dalam membantu panca indra untuk mengunyah,
terbagi atas :
a. Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan.
b. Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang.

B. Otot Leher
Bagian otot ini dibagi menjadi 3 bagian :
1. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian
dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan
mengerutkan kulit bibir.
2. Muskulus sternokleidomstoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo
sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri dan ke kanan,
memutar kranium dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi
kranium ke depan di samping itu sebagai alat bantu pernapasan.
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis.
Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kranium
ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kranium ke
belakang, menggelengkan cranium.
4. Muskulus Trapesius menarik bahu ke belakang ketika digunakan secara
menyeluruh dan juga menarik skapula ke atas dan ke bawah, ketika bagian
atas dan bagian bawah digunakan secara terpisah.

C. Otot Bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal
lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.

20
1. Muskulus deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan
berpangkal di bagian sisi tulang selangka lengan. Diantara otot ini dan taju
besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir. Fungsinya
mengangkat lengan sampai mendatar.
2. Muskulus subskapularis (otot depan tulang belikat) Otot ini mulai dari
bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di
bawah ototnya terdapat kantung lender. Fungsinya menengahkan dan
memutar tulang humerus kedalam.
3. Muskulus supraspinatus (otot atas tulang belikat). Otot ini berpangkal
dilekuk sebelah atas menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan.
Fungsinya mengangkat lengan.
4. Muskulus infraspinatus (otot bawah tulang belikat). Otot ini berpangkal di
lekuk sebelah bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar
tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
5. Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku
bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid kecil tulang pangkal
lengan. Diantara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat
kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar
lengan ke dalam.
6. Muskulus teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal di siku
sebelah luar tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang
pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.

D. Otot Dada
Terdiri atas :
1. Otot dada besar (muskulus pektoralis mayor). Pangkalnya terdapat di ujung
tengah tulang selangka, korpus dan rawan kosta. Fungsinya dapat memutar
lengan ke dalam dan menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada,
merapatkan lengan ke dalam.
2. Otot dada kecil (muskulus pektoralis minor). Terdapat di bawah otot dada
besar, berpangkal di kosta III, IV dan V menuju prosesus korakoid.
Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu.

21
3. Otot bawah selangka (muskulus subklavikula). Terdapat di antara klavikula
dan ujung kosta I, bagian dada atas sebelah bawah os klavikula. Fungsinya
menetapkan tulang selangka di sendi sebelah korpus dan menekan sendi
bahu ke bawah dan ke depan.
4. Otot gergaji depan (muskulus seratus anterior). Berpangkal di kosta I
sampai IX dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak
menuju ke bawah.
5. Otot dada sejati yaitu otot-otot sela kosta dalam.
Fungsinya mengangkat dan menurunkan kosta waktu bernafas. Otot dada
bagian dalam disebut juga dada sejati, otot dada yang membantu
pernafasan terdiri dari:
a. Muskulus interkostalis eksternal dan internal terdapat di antara tulang-
tuang kosta. Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang kosta ke
atas dan ke bawah pada waktu bernafas.
b. Muskulus diafragmatikus,merupakan alat istimewa yang di tengahnya
mempunyai aponeourosis yang disebut sentrum tendieum. Bentuknya
melengkung ke atas menghadap ke rongga toraks, mempunyai lobang
tempat lalu aorta vena dan esophagus. Fungsinya menjadi batas antara
rongga dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksasinya
memperkecil serta memperbesar rongga toraks waktu bernafas.

E. Otot Perut
Terdiri dari atas :
1. Muskulus abdominis internal (dinding perut). Garis di tengah dinding perut
dinamakan linea alba, otot sebelah luar (muskulus abdominis eksternal).
Otot yang tebal dinamakan apeneurosis, membentuk kandung otot yang
terdapat di sebelah kiri dan kanan linea itu.
2. Lapisan sebelah luar sekali dibentuk otot miring luar (muskulus obliqus
eksternus abdominis). Berpangkal pada kosta V sampai kosta yang bawah
sekali. Serabut ototnya yang sebelah belakang menuju ke tepi tulang
panggul (Krista iliaka). Serabut yang depan menuju linea alba. Serabut
yang tengah membentuk ikat yang terbentang dari spina iliaka anterior
superior ke simfisis.
22
3. Lapisan ke dua di bawah otot di bentuk oleh otot perut dalam (muskulus
obliqus internus abdominis). Serabut miring menuju ke atas dank e tengah.
Apeneurosis terbagi 2 dan ikut membentuk kandung otot perut lurus
sebelah depan dan belakang muskulus rektus abdominis, otot perut lurus
mulai dari pedang rawan kosta III di bawah dan menuju ke simfisis. Otot ini
mempunyai 4 buah urat melintang.
4. Muskulus transverses abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke
kosta III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah otot yang bentuknya
melintang dibungkus oleh muskulus abdominis dan otot vagina.
Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dindig
abdominal posterior :
a. Muskulus psoas, terletak di belakang diafragma bagian bawah
mediastinum, berhubungan dengan quadratus lumborum di dalamnya
terdapat arteri, vena dan kelenjar limfe
b. Muskulus iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang
berfungsi menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon
desendens.

F. Otot Punggung
Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini di bagi menjadi 3 bagian :
1. Otot yang ikut menggerakkan lengan
a. Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang vertebra.
Berpangkal di tulang oksipital. Fungsinya mengangkat dan menarik
sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian medial dan yang
bawah menarik ke bawah lateral.
b. Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas
tulang vertebra yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang
vertebra dan kosta III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian
belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
c. Muskulus lumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari ujung prosesus
sifoid, dari tulang leher V, ruas tulang vertebra V, di sini menuju ke
pinggir tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat ke
atas dan ke tengah.
23
2. Otot antara ruas vertebra dan kosta
Otot yang bekerja menggerakkan kosta atau otot bantu pernapasan, terdiri
dari dua otot yaitu :
a. Muskulus seratus inferior superior (otot gergaji belakang bawah).
Terletak di bawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia
lumbodorsalis dan menuju ke kosta V dari bawah. Gunanya menarik
tulang kosta ke bawah pada waktu bernapas.
b. Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah
ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ke tujuh dari
ruas os vertebra yang kedua. Gunanya menarik os kosta ke atas waktu
inspirasi.
3. Otot punggung sejati
a. Muskulus interspinalis transversi dan Muskulus semispinalis, terdapat
di antara kiri kanan prosesus transversus dan prosesus spina.
Fungsinya untuk sikap dan pergelangan vertebra.
b. Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina), terletak disamping
ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan
menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas os
vertebra.
c. Muskulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta,
terdiri dari dua lapisan : fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu
juga merupakan dinding bagian belakang rongga perut.

G. Otot Pangkal Lengan Atas


1. Otot otot ketul (fleksor):
a. Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2). Otot ini meliputi dua
buah sendi dan mempunyai dua buah kepala (kaput). Kepala yang
panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek melekatnya
disebelah luar dan yang kedua disebelah dalam. Otot itu ke bawah
menuju ke tulang pengumpil. Di bawah uratnya terdapat kandung
lender. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan
hasta dan mengangkat lengan.

24
b. Muskulus brakialis (otot lengan dalam). Otot ini berpangkal dibawah
otot segitiga di tulang pangkal lengan dean menuju prosesus sifoid di
pangkal tulang radius. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku.
c. Muskulus korakobrakialis. Otot ini berpangkal di prosesus korakoid dan
menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
2. Otot kedang (ekstensor):
Muskulus triseps braki (otot lengan berkepala 3)
a. Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan
menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain.
b. Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.
c. Kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya
mempunyai sebuah otot yang melekat di olekrani.

H. Otot Lengan Bawah


1. Otot-otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengetulang di atas
sendi siku, sendi tangan, sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang
radius :
a. Muskulus ekstensor karpi radialis longus
b. Muskulus ekstensor karpi radialis brevis
c. Muskulus ekstensor karpi ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai
ekstensi lengan (menggerakkan lengan)
d. Digitonum karpi radialis, fungsinya ekstensi falang kecuali ibu jari
e. Muskulus ekstensor policis, fungsinya ekstensi ibu jari
2. Otot-otot ketul yang mengedangkan sikudan tangan serta ibu jari dan
meratakan radius. Otot-otot ini berkumpul sebagai berikut :
a. Otot-otot di sebelah metacarpal. Otot-otot ini ada 4 lapis. Lapis yang
pertama ke 2 di sebelah luar berpangkal di tulang pangkal lengan.
Didalam lapis yang pertama terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku,
sendi antara radius dan tulang pengumpil sendi pergelangan.
Fungsinya dapat membengkokkan falang. Lapis yang ke 4 ialah otot-
otot untuk sendi antara tulang radius dan tulang pengumpil.
b. Otot otot di sebelah tulang ulna, berfungsi membengkokkan lengan di
siku, membengkokkan tangan ke arah tulang ulna atau tulang radius.

25
c. Kedang Otot otot di sebelah punggung atas, disebut otot kedang
jari bersama yang meluruskan jari tangan. Otot yang lain meluruskan
ibu jari (telunjuk). Otot otot lengan bawah mempunyai otot yang
panjang di bagian bawah di dekat pergelangan dan di tangan. Otot
otot tersebut menpunyai kandung otot.

H. Otot Otot Tangan


Di tangan terdapat otot otot tangan pendek terdapat di antara tulang tulang
telapak tangan atau membantu ibu jari tangan (thenar) dan anak jantung tangan
(hipothenar).

B. Penyembuhan Tulang

Umumnya patah tulang sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang


mengalami cidera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut,, namun
tulang mengalami regenerasi sendiri. Mengutip pendapat Smeltzer (2002), tahapan
penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus,
penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.
1. Tahap Inflamasi.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya
pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan
pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang
mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera
kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan
membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
2. Tahap Proliferasi Sel.
Kira-kira lima hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-
benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi,
dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoklast (berkembang dari
osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan
26
proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan
ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan
melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal
pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak
sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial
elektronegatif.
3. Tahap Pembentukan Kalus.
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai
sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang
digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara
langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu
waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang
rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi
digerakkan.
4. Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi).
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga
minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang
panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai
empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah
bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
5. Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling).
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan
reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling
memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun tahun tergantung
beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus
yang melibatkan tulang kompak dan kanselus stres fungsional pada tulang.
Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat
daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung. Selama
pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami
remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi
batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses
antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses

27
remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak
dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif,
sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative.
Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur. (Rasjad. C, 1998)

C. Sistem Persendian

1. Klasifikasi umum persendian. Suatu artikulasi atau persendian, terjadi saat


permukaan dari dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak
bergantung pada sambungannya. Persendian dapat diklasifikasi menurut
struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang tulang
yang berartikulasi dan jenis jaringan yang berhubungan dengan persendian
tersebut): dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang
mungkin dilakukan pada persendian).
2. Klasifikasi struktural persendian
a. Persendian Fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
jaringan ikat fibrosa.
b. Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
jaringan kartilago.
c. Persendian sinovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul
dan ligamen artikular yang membungkusnya.
3. Klasifikasi fungsional persendian
a. Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara struktural, persendian ini di
bungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
1). Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat
fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh
sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal.
2). Sinkondrosis adalah sendi yang tulang tulangnya dihubungkan
dengan kartilago hialin. Salah satu contohnya adalah lempeng epifisis
sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang seorang
anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka bagian tersebut
dimanakan sinostosis.
28
b. Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi
dan kompresi.
1). Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan
diskus kartilago. Yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis
antara tulang tulang pubis dan diskus intervebralis antar badan
vertebra yang berdekatan.
2). Sindesmosis terbentuk saat tulang tulang yang berdekatan
dihubungkan dengan serat serat jaringan ikat kolagen. Contoh
sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak bersisian dan
dihubungkan dengan membran interoseus, seperti pada tulang radius
dan ulna, serta tibia dan fibula.
3). Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk
dengan pas dalam kantong tulang. Seperti pada gigi yang tertanam
pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada contoh tersebut, jaringan
ikat fibrosa yang terlihat adalah ligamen peridontal.
C. Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas , disebut juga sendi
sinovial (berasal dari kata yunani yang berarti dengan telur). Sendi ini
memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovia, suatu kapsul sendi
(artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi
sinovial dilapisi kartilago artikular.
1. Lapisan terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat
berwarna putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang
yang menyatu pada sendi.
a. Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk
menopang kapsul sendi dan memberikan stabilitas.
b. Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul
melalui envaginasi kapsul.
2. Lapisan terdalam kapsula sendi adalah membran sinovial yang
melapisi keseluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.
a. Membran synovial mensekresi cairan sinovial, materi kental yang
jernih seperti putih telur. Materi ini terdiri dari 95% air dengan Ph

29
7,4 dan merupakan campuran polisakarida (sebagian besar asam
hialuronat), protein, dan lemak.
b. Cairan Sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi
pada kartilago artikular. Cairan ini juga mengandung sel fagosit
untuk mengeluarkan fragmen jaringan mati (debris) dari rongga
sendi yang cidera atau terinfeksi.
c. Pada beberapa sendi synovial, seperti persendian lutut, terdapat
diskus artikular (meniskus) fibrokartilago.
1). Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang
berartikulasi untuk mempermudah gerakan, memperbesar
stabilitas atau untuk meredam goncangan
2). Cedera pada diskus artikular lutut biasanya disebut robekan
kartilago
d. Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membran synovial,
dan ditemukan diluar rongga sendi. Kantong ini terletak dibawah
tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area
percabangan tendon atau otot diatas tulang yang menonjol atau
secara subkutan jika kulit terpapar pada friksi, seperti pada siku
atau tempurung lutut.
4. Klasifikasi persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan yang
berartikulasi.
a. Sendi sferoidal terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat
yang masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang
lain. Sendi ini yang dikenal sebagaisendi traksial atau multiaksial,
memungkinkan rentang gerak yang lebih besar, menuju ketiga arah.
Contoh sendi sferoidal adalah sendi panggul serta sendi bahu.
b. Sendi engsel, permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada
permukaan konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu
arah saja dan dikenal sebagai sendi uniaksial. Contohnya adalah
persendian pada lutut dan siku.
c. Sendi kisar (pifot joint) adalah tulang berbentuk kerucut yang masuk
dengan pas ke dalam cekungan tulang kedua, dan dapat berputar ke
semua arah. Sendi ini merupakan sendi uniaksial yang memungkinkan

30
terjadinya berotasi di sekitaar prosesus odontoid aksis, dan persendian
antara bagian kepala proksimal tulang radius dan ulna.
d. Persendian Kondiloid terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang
masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi
ini merupakan sendi blaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah
disudut kanan setiap tulang. Contohnya adalah sendi antara tulang radius
dan tulang karpal serta sendi antara kondilus oksipital tengkorak dan atlas.
e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf
disatu sisi dan konveks pada sisi lainnya: sehingga tulang tersebut akan
masuk dengan pas kedalam permukaan tulang kedua yang berbentuk
konveks dan konkafnya berada pada sisi berlawanan, seperti dua pelana
yang saling menyatu. Persendian ini adalah sendi kondiloid yang
termodifikasi sehingga memungkinkan gerakan yang sama. Satu-satunya
sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang
karpal dan metacarpal pada ibu jari.
f. Sendi Peluru adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang yang
berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur
antara satu tulang terhadap tulang lainnya. Sedikit gerakan ke segala arah
mungkin terjadi dalam batas prosesus atau ligamen yang membungkus
persendian. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksial: misalnya,
persendian intervertebra, dan persendian antar tulang-tulang karpal dan
tulang-tulang tarsal.
5. Pergerakan pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang
melekat pada tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut
memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai pengungkit, dan sendi berfungsi
sebagai penumpu.

D. Sistem Otot Skelet


Anatomi otot skelet. Seperti yang disebutkan diatas bahwa Otot skelet (otot
lurik) berperan dalam gerakan tubuh, mempertahankan sikap/postur dan fungsi
produksi panas. Otot dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat fibrus) atau

31
aponeurosis (gambaran jaringan ikat fibrus yang lebar dan pipih) ke tulang, jaringan
ikat, atau kulit. Kontraksi otot menyebabkan dua titik perlekatan mendekat satu sama
lain. Otot berpariasi ukuran dan bentuknya bergantung aktifitas yang dibutuhkan. Otot
akan berkembang dan terpelihara bila digunakan secara aktif . proses penuaan dan
disuse menyebabkan kehilangan fungsi otot sehingga jaringan otot kotraktil akan
diganti oleh jaringan fibrotik.
Otot tubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang parallel (fasikuli) yang
terbungkus dalam jaringan fibrus dinamakan epimesium atau fasia. Semakin banyak
fasikuli yang terdapat dalam otot semakin rinci gerakan yang ditimbulkan. Kecepatan
kontraksi otot berbeda-beda Mioglobulin merupakan pigmen protein yang serupa
Hemoglobin yang terdapat dalam otot lurik. Mioglobin bermanfaat sebagai transpor
oksigen untuk memenuhi kebutuhan metabolic sel dari kapiler darah ke mitokondria
sel otot. Otot mengandung sejumlah besar mioglobulin (otot merah) yang ternyata
berkotraksi lebih lambat dan lebih kuat (mis. Otot pernafasan dan postur) otot yang
sedikit mengandung mioglobulin (otot putih) berkontraksi cepat dan dalam waktu yang
lama (mis. Otot eksraokuler di mata). Kebanyakan otot tubuh mengandung baik serat
otot merah maupu serat otot putih.
Tiap sel otot (serabu otot) mengandung miofibril, yang pada giliranya tersusun
atas sekelompok sarkomer, yang merupakan unik kontraktil otot skelet yang
sebenarnya. Komponen sarkomer dikenal sebagai filamen tebal dan tipis. Filamen tipis
tersusun terutama oleh protein yang dikenal sebagai aktin. Filamen tebal tersusun
terutama oleh protein myosin.

Kontraksi otot skelet


Kontraksi otot diakibatkan oleh kontraksi masing-masing komponen sarkomer.
Konraksi sarkomer di sebabkan oleh interaksi antara myosin dalam filamen tebal dan
aktin dalam filamen tipis. Yang saling mendekat dengan adanya peningkatan local
kadar ion kalsium. Filamen tebal dan tipis saling meluncur satu sama lain. Ketika kadar
kalsium dalam sarkomer menurun, filamen myosin dan aktin berhenti berinteraksi dan
sarkomer kembali panjang istirahat awalnya (relaksasi). Aktin dan miosin tidak dapat
berinteraksi bila tak ada kalsium.
Serabut otot akan berkonraksi sebagai respon terhadap rangsangan listrik. Bila
terangsang, sel otot akan membangkitkan suatu potensial aksi dengan cara serupa

32
denga yang terlihat pada sel saraf. Potensial aksi ini akan menjalar sepanjang
membran sel dan mengakibatkan pelepasan ion kalsium kedalam sel otot yang
sebelumnya tersimpan dalam organel khusus yang dinamakan retikulum
sarkoplasmikum. Adalah kalsium yang memungkinkan interaksi antara aktin dan
miosin dalam sarkomer. Setelah membran sel mengalami depolarisasi, membran ini
akan kembali ketegangan membran istirahat. Kalsium dengan cepat diambil dari
sarkomer oleh reakumulasi aktif dalam retikulum sarkoplasmikum, dan otot kembali
relaks.

Jenis-jenis kontraksi otot


Kontraksi serabut otot dapat menghasilkan kontraksi isotonic maupun isometric.
Pada kontraksi isometric, panjang otot tetap konstan tetapi tenaga yang dihasilkan
oleh otot meningkat : contoh adalah bila kita mendorong dinding yang tak dapat
digerakkan. konraksi isotonic, sebaliknya ditandai dengan pemendekan otot tampa
peningkatan tegangan dalam otot contoh fleksi lengan atas.

Tonus otot
Otot yang sedang relaksasi yang sedang menunjukkan suatu keadaan yang
selalu siap untuk merespon setiap rangsangan kontraksi. Organ indra dalam otot
(spindle otot) selalu memantau tonus otot. Tonus otot menjadi minimal saat tidur dan
meningkat dalam keadaan cemas. Tonus otot yang kurang normal disebut flatsid yang
lebih tinggi dari normal dinamakan spastik. Pada kerusakan lower motor neuoran ( mis.
Polio) otot yang mengalami denerfasi akan menjadi atonik (lunak dan memggelambir)
dan atrofi.

Kekuatan Otot
Gunakan penentuan tingkat kekuatan otot dengan skala Lovetts (memiliki nilai
0 5)
0 = Bila lengan/tungkai diangkat lalu dilepaskan, maka akan jatuh 100%
pasif atau tidak ada kontraksi sama sekali.
1 = Tanpak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu
jatuh.

33
2 = Mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gaya grvitasi saja,
tapi dengan sentuhan akan jatuh.
3 = Mampu menahan tegak walau sedikit didorong tapi tidak mampu
melawan tekanan/dorongan dari pemeriksa.
4 = Cukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh atau kekuatan kurang
dibanding sisi yang lain.
5 = Kekuatan kontraksi yang penuh.

Kerja otot
Otot mampu melakukan gerakan hanya dengan cara kontraksi melalui
koordinasi kelompok-kelompok otot, tubuh mampu melakukan berbagai macam
gerakan. Penggerak utama adalah otot yang menyebabkan gerakan tertentu. Otot
yang membantu penggerak utama dinamakan sinergis. Otot yang menyebebkan
gerakan berlawanan dengan penggerak utama disebut sebagai antagonis.
Latihan, disuse, dan perbaikan. Otot selalu dilatih untuk menjaga fungsi dan
kekuatannya. Bila otot berulang-ulang mencapai tegangan maksimum atau mendekati
maksimum selama waktu yang lama, seperti pada latihan beban teratur, maka irisan
melintang otot akan membesar (hipertropi) ini disebabkan karena penambahan ukuran
masing-masing serat otot tanpa peningkatan jumlah serat otot. Hipertropi hanya bisa
dipertahankan selama latihan dilanjutkan.
Fenomena sebaliknya terjadi bila terjadi disuse otot dalam waktu yang lama.
Pengecilan ukuran otot dinamakan atrofi. Tirah baring dan imobilisasi akan
menyebabkan kehilangan masa dan kekuatan otot. Bila imobilisasi karena suatu
modelitas penanganan (mis. Gibs dan traksi), kita dapat menggurangi efek imobilitas
pasien dengan latihan isometric otot otot dibagian yang diimobilisasi. Latihan
kuadriseps (mengencangkan otot paha) dan latihan gluteal (megencangkan otot
bokong) dapat membantu mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk
berjalan. Latihan aktif dan beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak
mengalami cedera dapat mencegah terjadinya atrofi otot.
Ketika otot mengalami cedera , harus diistirahatkan dan di imbolisasi sampai terjadi
perbaikan.

34
E. Fenomena Listrik dan Ion

Sifat-sifat listrik otot rangka


Peristiwa-peristiwa listrik di otot rangka dan keluar masuknya ion yang
mendasarinya serupa dengan yang terjadi di saraf, meskipun berbeda kuantitasnya
dalam hal waktu dan amplitude. Potensial membrane otot rangka adalah sekitar -90
mV. Potensial aksi berlangsung 2-4 mdet dan dihantarkan di sepanjang serat otot
dengan kecepatan kira-kira 5m/det. Masa refrakter absolutnya 1-3 mdet, dan polarisasi
ikutan yang berkaitan dengan perubahan ambang terhadap rangsangan listrik, relative
lebih panjang.
Walaupun perbedaan sifat-sifat listrik antara tiap-tiap serat otot tidak cukup
besar untuk menghasilkan peristiwa listrik, seperti potensial aksi gabungan, tetapi ada
perbedaan-perbedaan kecil pada ambang rangsan gserat-serat otot. Di samping
itu,pada setiap pemberian rangsang, ada serat-serat otot yang letaknya lebih jauh dari
elektroda perangasang dibandingkan dengan serat-serat otot yang lain. Oleh karena
itu, besarnya potensial aksi yang terekam dari suatu sediaan berkas otot utuh
seebanding dengan kuat rangsang yang diberikan, antara ambang rangsang sampai
ke rangsang maksimal.

Sebaran dan lalu lintas ion


Sebaran ion di ruang ekstrasel dan intrasel yang dibatasi oleh membrane serat
otot, serupa dengan yang terdapat di sel saraf. Nilai kadar berbagai ion dan potensial
ekuilibriumnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Ion Konsentrasi (mmol/L) Potensial
Cairan intrasel Cairan ekstrasel ekuilibrium (mV)
Na+ 12 145 +65
K+ 155 4 -95
H+ 13x10-5 3,8x10-5 -32
Cl- 3,8 120 -90
HCO3- 8 27 -32

35
A- 155 0 .
Potensial membrane= 90 mV

Seperti juga pada saraf, depolarisasi merupakan manifestasi influks ion Na +,


dan repolarisasi terjadi oleh efluks ion K+.

Daftar Pustaka

Amk.H,syaifuddin.2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta: EGC
http://athoenk46.wordpress.com/2010/02/26/anatomi-tubuh-manusia/
Slonae, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Jakarta : EGC
Syaifudin.2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Watson Roger.2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat.Edisi 10.Jakarta: ECG
Ganong, William.2003. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

36

You might also like