You are on page 1of 49

BAB I

PENDAHULUAN

1. Analisis Situasi
a. Kondisi Geografis
Kabupaten Magelang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas
Kabupaten ini yaitu:

- Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali


- Selatan : Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Purworejo
- Barat : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung
- Utara : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang
Kabupaten Magelang berada di cekungan sejumlah rangkaian pegunungan, yaitu:

- Timur : Gunung Merbabu dan Gunung Merapi


- Barat : Gunung Sumbing
- Barat Daya : Pegunungan Menoreh
Kabupaten Magelang terdiri dari 16 Desa, yaitu Bandungrejo, Genikan, Girirejo,
Jogonayan, Jogoyasan, Kanigoro, Keditan, Madyogondo, Magersari, Ngablak,
Pagergunung, Pandean, Selomirah, Seloprojo, Sumberejo, dan Tejosari. Selain itu,
kabupaten Magelang memiliki 21 Kecamatan, yaitu Bandongan, Borobudur,
Candimulyo, Dukun, Grabag, Kajoran, Kaliangkrik, Mertoyudan, Mungkid, Muntilan,
Ngablak, Ngluwar, Pakis, Salam, Salaman, Sawangan, Secang, Srumbung, Tegalrejo,
Tempuran, dan Windusari.

Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) kami mengajukan lokasi di dua desa, yaitu Desa
Bandungrejo dan Desa Magersari, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Provinsi
Jawa Tengah. Kami mengajukan dua lokasi KKN tersebut karena pihak kecamatan
menyarankan bahwa tempat KKN sebaiknya dilakukan di desa yang masuk garis merah
(desa miskin). Selain itu, kedua desa tersebut memiliki berbagai potensi untuk
dikembangkan, baik dari segi kebudayaan lokal dan hasil alam.

Tim kami pun menyusun program kerja yang bergerak di bidang kebudayaan lokal
dan pengembangan hasil alam. Program utama berupa penyuluhan tentang usaha mikro,
pra-proses-pasca pertanian, desa cerdas, pelestarian kebudayaan lokal, penyuluhan
kesehatan, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Selain program utama, ada juga

1
program penunjang berupa sekolah alam, marketing communication, dan tata kelola
desa.

Desa Bandungrejo, memiliki luas 375 ha, dengan pemanfaatan lahan


pekarangan/bangunan 52 ha dan ladang 292 ha. Di Desa Bandungrejo, terdapat sembilan
dusun yaitu: Dusun Noyogaten, Dusun Bakalan, Dusun Bandungrejo, Dusun Pendem,
Dusun Citrogaten, Dusun Brongkol, Dusun Kayuares, Dusun Kenanggan, dan Dusun
Soromayan. Adapun Desa Magersari memiliki luas wilayah 1,42 km2 dengan luas sawah
2.500 ha, serta terdapat enam dusun, yaitu Dusun Kedokan, Dusun Magersari, Dusun
Sawahan, Dusun Semare, Dusun Pagerjurang, dan Dusun Banjaran.

b. Kondisi Masyarakat
Desa Bandungrejo memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.452 warga yang terdiri
dari 1.841 pria dan 1.861 wanita. Mata pencaharian pada Desa Bandungrejo terdiri
dari petani sebanyak 1.770 warga, buruh tani 392 warga, buruh industri 12 warga,
buruh bangunan 105 warga, pedagang 20 warga, pegawai negeri empat warga, serta
pensiunan sebanyak empat warga. Budaya pada Desa Bandungrejo bermacam-macam.
Hampir setiap dusun memiliki budaya kesenian tersendiri. Desa Bandungrejo
memiliki tiga kesenian antara lain Topeng Ireng, Soreng dan Jaranan. Pertanian pada
Desa Bandungrejo meliputi, komoditas sayuran yaitu kubis, tomat, sawi, jagung, cabai
dan produk pertanian berupa cengkeh, kopi, dan tembakau.
Desa Magersari memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.829 warga yang terdiri dari
886 pria dan 943 wanita. Mata pencaharian penduduk Desa Magersari sebagian besar
adalah petani. Desa Magersari memiliki luas sawah 2.500 ha. Pertanian pada
kelurahan Desa Magersari meliputi, komoditas sayuran yaitu kubis, tomat, sawi,
jagung, cabai, dan produk pertanian yaitu cengkeh, kopi, dan tembakau. Ada juga
produk kerajinan dari bambu, seperti keranjang bambu.

B. Maksud dan Tujuan Laporan

Maksud dan tujuan dari pembuatan laporan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
adalah :

Memberikan informasi tentang kegiatan KKN Tematik yang telah terlaksana di


Desa Bandungrejo dan Desa Magersari, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang

2
kepada mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret, Pengelola KKN Universitas Sebelas
Maret, Kepala Desa beserta perangkatnya dan tidak kalah pentingnya untuk Pemerintah
Kecamatan, Kabupaten, Dinas/Instansi serta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

C. Program Pembangunan Yang Telah Ada Di Lokasi

1. Bandungrejo

a. Pimpinan desa sebelumnya


Desa Bandungrejo telah mengalami beberapa kali pergantian pemimpin,
tepatnya Desa Bandungrejo telah berganti kepimpinan sebanyak 4 kali. Pergantian
Kepala Desa dilaksanakan dengan pemilihan secara langsung dengan masa jabatan 5
tahun. Kepala Desa yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Bandungrejo adalah
Pak Sura Djaja, Pak Supriyo, Pak Ilham Fadholi, dan Pak Pujiyono (sekarang)
b. Program KKN sebelumnya
Desa Bandungrejo telah banyak menerima mahasiswa yang melakukan praktik
KKN. KKN pertama kali di Desa Bandungrejo diadakan pada tahun 1987 oleh
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kemudian, Universitas Diponegoro juga
melaksanakan KKN pada tahun 2013 dan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
pada tahun 2014. Selain 2 perguruan tinggi tersebut, ada perguruan tinggi lain yang
melaksanakan kegiatan KKN di Desa Bandungrejo, seperti Insttitusi Seni Indonesia.
Sedangkan, program KKN dari Unversitas Sebelas Maret (UNS), Desa Bandungrejo
telah menerima 4 kali periode. Periode pertama pada Januari-Februari 2015, periode
kedua pada Juli-Agustus 2015, periode ketiga pada Januari-Februari 2016, dan
periode keempat pada Juli-Agustus 2016.
c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
a. Bidang Pembangunan:
1) Betonisasi
2) Pembuatan Taman Pinggir Jalan
3) Normalisasi Lapangan Olahraga
4) Penyelesaian Infrastruktur Desa
b. Bidang Sosial Kemasyarakatan:
1) Perbaikan pembinaan masyarakat
c. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Generasi Muda:
1) Meningkatkan Kegiatan olahraga, seni dan budaya
2) Optimalisasi Karang Taruna

3
3) Pembinaan TPQ / Kelompok Pengajian Remaja dan Ibu-ibu
4) Pemberdayaan Dasa Wisma dan Posyandu
5) Peningkatan kelompok wirausaha

d. Rencana Pembangunan Jangka Panjang


a. Melengkapi fasilitas, gedung kelembagaan BPD, LPMD, Karang Taruna
b. Melengkapi fasilitas untuk kegiatan kesenian
c. Rehabilitasi gedung balai desa
d. Pengembangan bidang pertanian dan peternakan

2. Magersari

- PKK
- Kerja Bakti
- Pembangunan Masjid

D. Metode dan Sistematika Pembahasan

1. Metode
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara
kepada pihak-pihak yang terkait, seperti wawancara kepada Kepala Desa, Kepala
Dusun, dan beberapa pamong desa lainnya.
2. Sistematika pembahasan
Laporan akhir ini terdiri dari 4 bab, yang terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:
a. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang keadaan umum lokasi KKN, kondisi geografis dan
kondisi demografi lokasi KKN, maksud dan tujuan penulisan laporan, program
pembangunan desa yang telah ada sebelumnya, dan metode dan sistematika
pembahasan.
b. Bab II Beberapa Bidang Permasalahan Desa
Pada bab II diuraikan tentang permasalahan-permasalahan yang ada saat dilakukan
survei
c. Bab III Realisasi Kegiatan Mahasiswa KKN
Pada bab ini diuraikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara mandiri dan
kelompok selama KKN berlangsung, yang terdiri dari kegiatan utama, penunjang,
dan tambahan. Selain menguraikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, juga

4
dijelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan, manfaat dan sasaran,
partisipasi masyarakat dan dinas terkait, peserta kegiatan, faktor pendukung dan
penghambat, hasil yang dicapai, rekapitulasi biaya, dan follow up kegiatan.
d. Bab IV Penutup
Bab IV merupakan penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran kepada Kepala
Desa beserta warga Desa Bandungrejo dan Desa Magersari, Pemerintah Kecamatan
Ngablak dan Kabupaten Magelang, instansi lain yang terkait, UPKKN, dan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB II
BIDANG PERMASALAHAN DI LOKASI

A. Desa Bandungrejo

1. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya

Desa Bandungrejo merupakan salah satu desa dari 16 desa yang berada di
wilayah Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Desa Bandungrejo memiliki luas
wilayah 375 Ha. Ketinggian tanah dari permukaan air laut 1293 meter. Desa
Bandungrejo terdiri dari 9 dusun. Setiap dusun dibagi menjadi beberapa RW yang
kemudian dibagi lagi menjadi beberapa RT. Dusun yang terdapat di Desa Bandungrejo
yaitu Dusun Bandungrejo, Dusun Noyogaten, Dusun Bakalan, Dusun Brongkol,
Dusun Citrogaten, Dusun Pendem, Dusun Kayuares, Dusun Soromayan dan Dusun
Kenanggan. Jumlah penduduk Desa Bandungrejo adalah 3452 orang.
Bidang keagamaan, penduduk Desa Bandungrejo mayoritas memeluk agama
Islam. Kegiatan keagamaan di Desa Bandungrejo rutin dilaksanakan. Beberapa
kegiatan keagamaan yang dilaksanakan adalah Tahlil lingkungan yang dilaksanakan
dirumah warga secara bergilir, tahlil di masjid setiap hari Kamis, Haul, dan pengajian
ketika hari besar Islam.
Kondisi ekonomi Desa Bandungrejo merupakan desa pertanian, karena
masyarakatnya sebagian bekerja dalam bidang pertanian, sedangkan yang lainnya
adalah PNS, buruh, pedagang, dan lain-lain, sebagaimana dalam tabel Struktur mata
pencaharian penduduk sebagai berikut :

5
No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani 1.770

2 Buruh Tani 392

3 Buruh Bangunan 105

4 Pedagang 20

5 PNS 4

7 Pensiunan 4

8 Buruh Industri 12

Potensi unggulan Desa Bandungrejo dalam mengembangkan perekonomian


antara lain usaha pertanian berupa tanaman holtikultural, usaha industri pengolahan
pangan, usaha peternakan, dan usaha perdagangan. Tanaman hortilkultura yang
diproduksi dari Desa Bandungrejo berupa kubis, sawi, cabai, tomat, dan sayur-sayuran
lainnya. Usaha peternakan yang ada di Desa Bandungrejo adalah sapi, kambing, dan
ayam.
Bidang sosial dan budaya Desa Bandungrejo seperti halnya masih memiliki
unsur kejawen serta budaya yang terjadi di desa ini yaitu gotong-royong dan
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para leluhur. Sosial
masyarakat Desa Bandungrejo juga sangat terbuka terhadap hal-hal baru, terutama
segala hal yang dapat membantu perkembangan Desa Bandungrejo.

Desa Bandungrejo memiliki unsur budaya yang tinggi. Hampir semua dusun di
Desa Bandungrejo memiliki budaya kesenian tersendiri. Terdapat beberapa tarian di

6
Desa Bandungrejo, antara lain tari soreng, topeng ireng, jaranan dan werok. Kesenian
di Desa Bandungrejo ini di prakarsai oleh pemuda dan pemudi Desa Bandungrejo
dengan membentuk suatu organisasi kesenian.

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Desa Bandungrejo Ngablak tergolong sudah cukup


baik. Akses jalan pada Desa Bandungrejo terbuat dari beton dan sudah mencakup
seluruh dusun yang ada di Desa Bandungrejo. Lebar badan jalan juga sudah cukup
untuk menunjang aktivitas masyarakat di Desa Bandungrejo, karena dapat dilewati
alat transportasi seperti truk dan mobil. Akses jalan tani juga menjadi perhatian utama
dalam pembangunan desa, karena sebagian besar penduduk di Desa Bandungrejo
bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga diharapkan dapat menunjang
peningkatan pendapatan petani oleh karena mempermudah akses pertanian.

Sarana dan prasarana lainnya untuk menunjang aktivitas masyarakat Desa


Bandungrejo juga tergolong sudah cukup baik yaitu seperti tempat beribadah, pos
kamling, balai desa, tempat olahraga yaitu lapangan sepak bola, lapangan badminton,
dan lapangan voli. Selain itu masih banyak lagi sarana dan prasarana yang diciptakan
oleh masyarakat secara swadaya untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan
oleh masyarakat sekitar. Seperti peralatan pesta pernikahan, sound system, panggung
untuk pentas seni dan peralatan dapur umum yang dapat digunakan oleh masyarakat
untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang ada di Desa. Untuk sarana dan prasarana
pendidikan, di Desa Bandungrejo terdapat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiah (MI), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan
pendidikan spiritual dilaksanakan melalui TPA yang ada di setiap dusun di Desa
Bandungrejo.

Akses listrik juga sudah tersalurkan kepada semua warga di Desa Bandungrejo
tetapi masih dengan rata-rata daya yang kecil per rumah tangga. Tetapi untuk
penerangan jalan di Desa Bandungrejo masih sangat minim, sehingga kondisi di
hampir semua dusun masih gelap di malam hari. Sedangkan untuk akses air bersih
sudah tercipta dengan cukup baik karena letak geografis Desa Bandungrejo yang
berada di lereng pegunungan, sehingga air bersih berlimpah. Warga masyarakat
menggunakan bak penampungan bersama yang dibangun oleh pemerintah desa untuk

7
menyalurkan air bersih kepada semua rumah. Namun, kendala ketersediaan air bersih
sering terjadi ketika musim kemarau. Pada saat musim kemarau, keberadaan air
sangat terbatas sehingga kebutuhan air untuk pertanian tidak tercukupi. Hal ini
menyebabkan saat musim kemarau petani di Desa Bandungrejo tidak dapat menanam.
Manajemen air saat musim kemarau perlu dilakukan untuk mendukung kebutuhan air
di Desa Bandungrejo. Di sisi lain, ketika musim penghujan pun terjadi beberapa
kendala seperti adanya tanah longsor di beberapa titik yang menyebabkan pipa-pipa
air milik beberapa warga rusak. Bencana longsor ringan ini menyebabkan beberapa
pasokan air untuk beberapa rumah warga tidak lancar jika tidak di perbaiki dengan
segera.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa untuk menunjang


pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat di Desa Bandungrejo sarana dan prasarana
sudah tersedia cukup baik, tetapi masih perlu untuk menambah dan memperbaiki guna
mendukung semua kegiatan masyarakat Desa Bandungrejo.

3. Produksi

Hasil produksi dari Desa Bandungrejo mayoritas berupa hasil pertanian. Produk
pertanian yang dihasilkan adalah tanaman holtikultura seperti kubis, sawi, cabai,
tomat, dan sayur-sayuran lainnya. Selain terkenal dengan produksi tanaman
holtikultura. Desa Bandungrejo juga terkenal memiliki potensi dan sumberdaya di
bidang kesenian yang sangat kaya, di desa tersebut memiliki 9 dusun yang hampir
semua dusunnya memiliki kelompok kesenian dan berbagai macam tarian khas.
Contoh dari tarian khasnya adalah Tari Soreng, Topeng Ireng, Jaranan, selain itu juga
memiliki tarian akulturasi dari daerah lain yaitu Tari Leak yang notabenya adalah
tarian khas Bali namun dibungkus dengan suasana dan musik khas Jawa.

4. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan

1. Kesehatan
Di Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak tersedia 1 Puskesmas Pembantu
(PUSTU) dan 9 posyandu untuk lansia dan balita. Untuk posyandu lansia dan
balita di masing-masing dusun sudah ada jadwalnya yang diadakan 35 hari sekali.
Pada pelaksanaanya, posyandu untuk balita sudah berjalan lancar setiap bulannya,
namun untuk posyandu lansia hanya berjalan dengan baik di dusun Bandungrejo
sedangkan di dusun lain kurang terlaksana karena kurangnya kesadaran dari

8
lansia tersebut akan pentingnya kesehatan. Pada pelaksanaannya, kegiatan
posyandu untuk balita dan lansia ini dilaksanakan oleh tenaga medis (bidan) dari
puskesmas pembantu dengan dibantu oleh kader yang ditunjuk dari setiap dusun.
2. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan di Desa Bandungrejo sangat dijaga oleh para warga, sering
mengadakan gotong royong untuk pembangunan jalan, kerja bakti setiap hari
minggu pagi untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan di jalan serta
membersihkan selokan di masing-masih RT yang dilakukan oleh ibu-ibu. Namun,
belum adanya tempat pembuangan akhir membuat para warga membuang sampah
yang telah menumpuk ke sungai terdekat atau membakar sampah tersebut.

5. Administrasi dan Pemerintahan Desa

Administrasi Desa Bandungrejo dari tahun ke tahun cukup tertib karena


pengarsipannya juga dilakukan secara rutin dan teratur serta perbidang kesekretariatan
juga diatur sedemikian rupa. sehingga dapat membentuk database yang teratur tertib
administrasi. Bidang-bidang dalam administrasi Desa Bandungrejo terbagi antara lain
PKK, Pembangunan Desa, Program pengembangan Sumber Daya Manusia yang
meliputi sosialisasi kepada masyarakat desa dengan memberikan pelatihan-pelatihan
keterampilan meliputi menjahit, membuat olahan produk lokal, dan lain sebagainya.
Pemerintahan Desa Bandungrejo dipimpin oleh kepala desa dibantu dengan
sekretaris desa, kasi pembangunan,kasi kesra, kasi pemerintahan, kasi umum, kasi
keuangan, serta dibantu oleh 9 Kepala Dusun yang memimpin masing-masing dusun
di Desa Bandungrejo.

B. Desa Magersari

1. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya


Desa Magersari terdiri dari 6 dusun, yaitu Dusun Kedokan, Dusun Magersari, Dusun
Sawahan, Dusun Semare, Dusun Pagerjurang, dan Dusun Banjaran. Jumlah penduduk
Desa Magersari adalah
Dalam bidang keagamaan, penduduk Desa Magersari mayoritas memeluk
agama Islam. Kegiatan keagamaan di Desa Magersari rutin setiap satu minggu sekali,
kegiatan tersebut antara lain yasinan yang dilaksanakan setiap malam Jumat di
Masjid, istighosah yang dilaksanakan setiap malam Senin bertempat di rumah warga
secara bergilir, dan acara selasan yang dilakukan setiap hari selasa bertempat din

9
rumah Bapak Kyai , acara ini biasanya tidak diikuti oleh warga Desa Magersari saja,
tetapi dari daerah lain biasanya juga mengikuti kegiatan tersebut.
a. Pendidikan
Fasilitas belajar mengajar di sekolah belum memenuhi standar.
Kurangnya antusiasme warga desa terhadap pendidikan
Kemampuan akademik siswa-siswi masih rendah.
Kurangnya tenaga pengajar di salah satu sekolah
Pengembangan minat bakat belum tersalurkan dengan baik dan benar karena
tidak adanya tenaga pembimbing.
b. Agama
Mayoritas penduduk Desa Magersari beragam Islam. Disini tidak terdapat
permasalahan yang terjadi untuk bidang agama di Desa Magersari.
Kondisi ekonomi di Desa Magersari merupakan desa pertanian, karena
masyarakatnya sebagian besar bekerja di ladang, dan sebagian Ibu-ibu di Desa
Magersari memperoleh pendapatan tambahan dengan membuat anyaman bambu
untuk dijadilan keranjang sayur, dan sekarang ini warga Desa Magersari terutama
Dusun Kedokan sedang melakukan pelatihan pembuatan tas yang berasal dari
bekas minuman kemasan untuk menambah penghasilan. Potensi yang unggul di
Desa Magersaeri adalah kubis dan cabai.
Secara umum sosial budaya di Desa Magersari baik dan tidak terdapat
permasalahan yang terjadi untuk bidang sosial budaya di Desa Magersari.
2. Prasarana dan Sarana
Sarana dan prasarana di beberapa jalan menuju ke dusun-dusun di Desa
Magersari dan di jalan utama masih sangat kurang, sehingga ketika malam hari hanya
ada sedikit sekali penerangan jalan, dan beberapa jalan di Dusun Magersari ada yang
rusak, tetapi sudah diperbaiki sebagian. Namun pada akses utama keadaan aspal sudah
cukup baik.

Sarana dan prasarana lain untuk menunjang aktivitas masyarakat Desa


Magersari tergolong cukup baik, sepserti tempat ibadah terdapat Masjid dan Mushola
yang cukup besar, pos kamling, balai desa, tempat olahraga seperti lapangan voli.
Untuk sarana dan prasarana pendidikan, di Desa Magersari terdapat Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) yang sedang dalam tahap renovasi, Taman Kanak-kanak (TK),
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiah (MI), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).

10
Sedangkan pendidikan spiritual dilaksanakan melalui TPA yang dilaksanakan
seminggu 3 (tiga) kali di Desa Magersari.

3. Produksi
Di Desa Magersari hanya terdapat produksi anyaman bambu yang dijadikan
sebagai keranjang sayur. Dan sekarang ini masyarakat Desa Magersari terutama
Dusun Kedokan sudah diadakan mengenai sosialisasi tentang usaha mikro pembuatan
tas dari barang bekas minuman kemasan.
4. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan
Kesehatan di Desa Magersari sudah baik dengan adanya PKD (Pusat Kesehatan
Desa) dan sudah ada kegiatan rutin untuk posyandu disetiap dusun bagi balita dan
lansia. Biasanya setiap satu bulan sekali dilakukan pemeriksaan untuk balita dan juga
lansia di setiap dusun, untuk lansia sendiri biasanya setelah dilakukan pemeriksaan
rutin setelah itu diadakan senam khusus untuk lansia. Untuk kebersihan lingkungan,
biasanya sering diadakan kerja bakti dan gotong royong pembangunan jalan di setiap
dusunnya.
5. Administrasi dan Pemerintahan Desa
Administrasi Desa Magersari dari tahun ke tahun cukup tertib karena
pengarsipannya juga dilakukan secara rutin dan teratur serta perbidang kesekretariatan
juga diatur sedemikian rupa. sehingga dapat membentuk database yang teratur tertib
administrasi.
Pemerintahan Desa Bandungrejo dipimpin oleh kepala desa dibantu dengan
sekretaris desa, kaur pembangunan,kaur kesra, kaur pemerintahan, kaur umum, kaur
keuangan, serta dibantu oleh 6 Kepala Dusun yang memimpin masing-masing dusun
di Desa Magersari.

BAB III

REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN

A. Desa Bandungrejo
1. Kegiatan Utama
A. Program Pendidikan

Pada program kerja pendidikan dilaksanakan dua jenis program, yaitu program
pendidikan formal dan nonformal, sebagai berikut:
11
1. Sekolah Alam
Pendidikan formal bukan satu-satunya pendidikan yang dapat
meningkatkan kemampuan anak. Pendidikan pertama yang diperoleh anak
berasal dari lingkungan keluarga. Banyak aspek yang berhubungan dengan
moral yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa mempengaruhi
anak dalam mengambil sikap maupun berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Pola asuh keluarga dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak di
lingkungan sekitarnya. Setiap keluarga pasti mengharapkan anak-anaknya
kelak bisa berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat serta sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat sekitar.
Anak-anak mendapatkan pendidikan formal melalui sekolah, pendidikan
tersebut lebih mengarah pada bidang akademik. Terkadang aspek kognitif lebih
diutamakan dibanding dengan aspek afektif maupun psikomotorik. Padahal,
dalam kehidupan sehari-hari aspek afektif maupun psikomotorik juga
dibutuhkan di samping aspek kognitif yang diajarkan di sekolah. Pada zaman
sekarang, banyak generasi muda yang lebih mengutamakan aspek kognitif
dibanding aspek afektifnya. Banyak yang pandai dalam bidang akademik
namun mengesampingkan moral yang diharapkan oleh masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, Tim Pelaksana KKN UNS Desa Bandungrejo
melakukan upaya yang bertujuan untuk membentuk karakter anak sejak dini.
Pembentukan karakter pada anak perlu dilakukan agar anak dapat mengambil
sikap maupun berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan
sekolah alam.

a. Jenis Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada bulan Januari hingga Februari.
Kegiatan sekolah alam dilakukan seminggu sekali, yakni pada hari Jumat. Pada
setiap kegiatan diberikan materi yang berbeda-beda, yakni sosialisasi
menabung sejak dini, penyuluhan tentang kebersihan lingkungan sekitar,
penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang benar, dan pemberian materi
mengenai pembuatan tanaman gantung.
Sosialisasi menabung sejak dini

12
Kegiatan ini dilakukan di SDN Bandungrejodengan pemberian materi
mengenai menabung sejak dini. Setelah itu, para siswa diminta untuk
membuat celengan dari botol bekas yang dihias dengan cat warna. Proses
pembuatan celengan ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar rajin
menabung dan dapat pula meningkatkan kreativitas para siswa melalui
mengecat botol bekas.
Penyuluhan tentang kebersihan lingkungan sekitar
Kegiatan inidilakukan di SDN Bandungrejo denganmenanamkan
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya karena masih sering
dijumpai para siswa membuang sampah sembarangan. Para siswa
diberikan penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan, yang selanjutnya
mereka diminta untuk mengecat bak sampah yang telah disediakan oleh
tim KKN UNS. Bak sampah tersebut kemudian diletakkan di sepanjang
jalan desa Bandungrejo.
Penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang benar
Kegiatan ini dilakukan di MI Bandungrejo yang berkaitan dengan program
kerja kesehatan. Para siswa diberi penyuluhan mengenai cara mencuci
tangan yang benar. Sebelumnya para siswa diajak jalan-jalan sekaligus
memunguti sampah. Setelah kegiatan tersebut, mereka diminta untuk
mencuci tangan yang benar sesuai dengan penyuluhan yang telah
disampaikan di awal kegiatan.
Pembuatan tanaman gantung
Kegiatan ini dilakukan di MI Bandungrejo.Kegiatan ini merupakan upaya
penghijauan yang dilakukan di lingkungan sekolah. Para siswa diberikan
materi mengenai cara menanam yang benar, kemudian mereka disuruh
praktik.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung dalam kegiatan sekolah alam yakni lapangan yang


digunakan sebagai tempat pelaksanaan sekolah alam. Lapangan yang
digunakan cukup memadai karena memiliki lahan yang luas dan terletak tidak
jauh dari sekolah. Sedangkan untuk faktor penghambat, tidak terdapat faktor
penghambat pada pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan berjalan dengan lancar
sejak awal dimulai hingga selesai.

13
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah membentuk karakter


kepribadian siswa agar siswa bisa mengambil sikap serta terbentuknya karakter
anak sejak dini diharapkan anak mampu memiliki karakter yang kuat, sesuai
dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat sekitar seperti memiliki
kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, kedisiplinan, percaya diri dan lain-lain
yang belakangan ini sudah mulai terlupakan oleh masyarakat.

d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi

Partisipasi instansi terkait dalam kegiatan ini sangat besar. Hal ini
disebabkan karena pihak sekolah SD Bandungrejo dan MI Bandungrejo sangat
mendukung adanya kegiatan ini. Hal ini ditunjukan dengan adanya izin dari
pihak sekolah yang memberikan izin kepada Tim KKN Tematik Kemitraan
UNS Desa Bandungrejo untuk mengadakan kegiatan sekolah alam di luar
sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung, Pihak sekolah sangat antusias
dengan dilaksanakannya kegiatan ini, karena dengan diadakannya kegiatan ini
maka aspek afektif dan juga psikomotorik siswa bisa terlatih dengan baik.
Begitu juga dengan siswa-siswi yang sangat antusias karena dengan
dilaksanakannya kegiatan ini, mereka mulai bisa saling bekerja sama dalam
kelompok yang di dalamnya mereka bisa menunjukkan nilai-nilai yang
dijunjung oleh masyarakat seperti kerjasama, kejujuran, tanggung jawab,
sportivitas, pantang menyerah, kedisiplinan, dan lain-lain.

e. Kegiatan yang Belum Terlaksana


Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
2. Kegiatan Pramuka
a. Jenis Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan selama Bulan Februari guna


persiapan pesta siaga. Kegiatan pelatihan dilakukan seminggu 5 kali, yakni
setiap hari kecuali hari Jumat dan Minggu. Pada setiap pertemuan diberikan
materi yang berbeda-beda, dimana materi yang diberikan telah disesuaikan
dengan kurikulum materi lomba yang telah diberikan dari sekolah kepada Tim
Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa Bandungrejo 2017 Desa
Bandungrejo. Materi yang diberikan adalah kepramukaan, tali temali,

14
kerangka tenda, pegetahuan umum, mengukur ketinggian, PBB, bowling.
Penyampaian materi dilakukan secara bergilir dari anggota tim KKN. Ketika
mendekati hari lomba, yaitu seminggu sebelum lomba, pelatihan dilakukan
lebih intensif dan dilaksanakan hampir setiap hari.

Maksud dan Tujuan pelatihan pelatihan pramuka ini adalah untuk


mendidik dan membina siswa SD Bandungrejo dalam persiapan lomba latihan
tingkat kecamatan dan menambah keterampilan kepramukaan pada siswa SD
Bandungrejo. Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh peserta lomba latihan
tingkat dari SD Negeri Bandungrejo yang telah lolos tahap seleksi yang
dilaksanakan oleh pihak sekolah.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor yang menjadi pendukung adalah peserta (siswa SD) antusias


dengan program ini, hal ini dibuktikan dengan tingginya semangat peserta
untuk belajar pramuka dengan rajin dan sungguh-sungguh. Sedangkan yang
menjadi faktor penghambat adalah ada beberapa siswa yang bukan anggota
regu ikut menonton saat pemberian materi sehingga mengganggu konsentrasi
anggota regu. Hambatan lainnya yaitu waktu latihan yang terpaksa harus
mengambil jam pelajaran karena beberapa anggota regu ada yang rumahnya
jauh sehingga tidak memungkinkan untuk latihan sore hari.

c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut

Adapun hasil yang telah dicapai dari kegiatan pelatihan kepramukaan


ini adalah siswa dapat memahami dengan baik materi tentang kepramukaan
yang akan digunakan untuk lomba latihan tingkat kecamatan. Hasil lain yang
dicapai adalah, siswa dari SD Negeri Bandungrejo mendapatkan total nilai
yang cukup baik pada lomba pesta siaga tingkat kecamatan.

d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi


Pada program kerja pelatihan kepramukaan ini, Tim Pelaksana KKN
Tematik Kemitraan UNS Desa Bandungrejo bekerjasama dengan pihak
sekolah SD Negeri Bandungrejo. Antusiasme pihak sekolah dalam kegiatan
ini cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan disediakannya fasilitas berupa
tempat untuk proses belajar kepramukaan. Selain itu, antusiasme peserta
(siswa) juga sangat tinggi, hal ini dibuktikan dengan siswa selalu hadir di

15
setiap pertemuan dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Proses belajar yang
aktif, kritis, dan menyenangkan tercipta dengan baik.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

3. Mengajar TPA

Pendidikan spiritual perlu dilaksanakan sejak dini kepada anak-anak guna


meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Desa Bandungrejo merupakan desa
dengan mayoritas masyarakatnya beragama islam. Pendidikan spiritual untuk
anak-anak di Desa Bandungrejo dilaksanakan melalui keberadaan TPA di setiap
dusun di Desa Bandungrejo. Pelaksanaan TPA dusun Bandungrejo dilaksanakan
dirumah Bapak Nurdin selaku pengelola. Dalam rangka mendukung
keberlangsungan TPA, Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa
Bandungrejo berperan serta sebagai tenaga pengajar di TPA Dusun Bandungrejo.

a. Jenis Kegiatan
Kegiatan mengajar TPA dari Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan
UNS Desa Bandungrejo dilaksanakan setiap hari Selasa. Penyampaian materi
dilaksanakan oleh tim KKN secara bergiliran. Materi yang diajarkan terdiri
dari tata cara Sholat, tajwid, baca tulis Al-Quran, dan tillawah. Kegiatan TPA
ini dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas besar untuk anak-anak di atas kelas 5
SD dan kelas kecil untuk anak-anak di bawah kelas 5 SD. Pembagian kelas
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memudahkan pemilihan materi yang
sesuai dengan usia anak.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang


agama Islam sejak dini kepada anak-anak di Bandungrejo sehingga
diharapkan tercipta generasi muda yang tidak hanya cerdas dalam
pendidikan formal tetapi juga dalam pendidikaan spiritual. Sasaran dari
kegiatan ini adalah anak-anak Bandungrejo yang beragama islam.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor yang menjadi pendukung kegiatan mengajar TPA adalah


semangat dan kemauan anak-anak Bandungrejo serta dukungan dari orang
tua dan pemuka agama di Bandungrejo untuk keberlangsungan TPA.

16
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah kurang kondusifnya anak
anak TPA karena berasal dari usia yang berbeda- beda.

c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut

Hasil yang telah dicapai dari kegiatan TPA adalah bertambahnya


pengetahuan anak-anak terkait agama islam. Antusiasme dari anaka-anak ini
terlihat saat proses belajar mengajar yang proaktif dan sigap . Anak-anak
cenderung kritis dan bersemangat belajar dalam TPA, dapat terlihat saat buku
anak-anak berisi tulisan arab yang rapi dan semua anak bisa membacanya.
Anak-anak juga terlibat aktif ketika Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan
UNS Desa Bandungrejo memberikan pertanyaan atau meminta mereka untuk
maju membaca kitab/ Al Quran.

d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi

Partisipasi masyarakat sendiri untuk kegiatan ini sangat baik. Hal ini
dilihat dari tingginya antusiasme warga yang mendukung anaknya untuk
mengikuti kegiatan ini. Antusiasme ditunjukkan dengan banyaknyaorangtua
yang mengantar dan menjemput anaknyaketikaTPA. Sebanyak 40anak
Bandungrejo mengikuti kegiatan ini. Peran serta pemuka agama Bandungrejo
juga sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan disediakannya fasilitas berupa
tempat dan sarana prasarana TPA.

e. Kegiatan yang Belum Terlaksana


Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

4. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan proses terus-menerus dalam membantu
mengembangkan kemampuan individu secara maksimal dalam mengarahkan
manfaat yang sebesar-besarnya baik pada dirinya maupun orang lain. Bimbingan
belajar ini diperuntukkan untuk jenjang sekolah dasar dari kelas satu hingga kelas
enam.
a. Jenis Kegiatan

Bimbingan belajar ini dilaksanakan oleh Tim KKN setiap hari Rabu
dan Jumat di Balai Desa. Sasaran dari kegiatan ini adalah anak-anak yang

17
tinggal di sekitar dusun Bandungrejo. Materi yang diajarkan adalah materi
yang telah disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Tujuan dari kegiatan ini
adalah mengembangkan kemampuan anak dalam bidang pendidikan.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat

Kemauan dan semangat anak-anaklah yang menjadi faktor pendukung


utama dari kegiatan ini. Orangtua dari anak-anakpun juga sangat mendukung
kegiatan ini, terbukti ketika hujan, mereka bersedia mengantarkan anaknya
untuk tetap mengikuti kegiatan bimbingan belajar ini. Tidak ada faktor yang
menghambat kegiatan ini.

c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut


Hasil yang dicapai dari kegiatan bimbingan belajar ini adalah termotivasinya
anak-anak untuk terus melanjutkan sekolah melalui motivas-motivasi yang
diberikan serta meningkatkan semangat belajar anak-anak di luar sekolah.

d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi

Partisipasi masyarakat sendiri untuk kegiatan ini sangat baik. Hal ini
dilihat dari tingginya antusiasme warga yang mendukung anaknya untuk
mengikuti kegiatan ini. Antusiasme ditunjukkan dengan banyaknyaorangtua
yang mengantar dan menjemput anaknya ketika bimbingan belajar.

e. Kegiatan yang Belum Terlaksana


Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

B. Program Kesenian
1. Manajemen Pementasan
a. Jenis Kegiatan

Manajemen pementasan merupakan suatu bentuk pengelolaan


pementasan yang menjadi program kerja utama dari Kuliah Kerja Nyata
Tematik Kemitraan UNS periode 2017 di desa Bandungrejo, Kab. Magelang.
Program ini memiliki tujuan untuk tim KKN serta para warga dapat belajar
bersama bagaimana proses persiapan hingga pelaksanaan pentas. Dalam
persiapan sebelum pentas, dibentuk panitia yang terdiri dari tim KKN 11

18
orang dan warga desa Bandungrejo 11 orang. Selain kepanitiaan, Tim KKN
serta para warga membuat kebutuhan lain seperti : proposal sponsor, spanduk
pentas, co card panitia, dan pamflet. Puncak program ini adalah berupa
pentas dengan tema Pentas Seni dan Pelestarian Budaya Desa Bandungrejo
menuju Desa Wisata yang diisi oleh tarian tradisional khas Bandungrejo dan
diselenggarakan di Balai Desa Bandungrejo pada tanggal 22 Februari 2017.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat.


1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini adalah para warga masyarakat desa
Bandungrejo yang antusias untuk memajukan desa melalui Kesenian dan
budaya lokal asli desa Bandungrejo, tersedianya bahan baku dari alam untuk
membuat dekorasi panggung dan perlengkapan pentas seperti; panggung,
lampu, tratak, dll.
2. Faktor Penghambat
- Beberapa pemuda yang enggan untuk ikut serta dalam kepanitiaan.
- Pembentukan kepanitiaan yang terlalu mepet dengan tanggal pentas.
- Kurangnya partisipasi warga dalam pelaksanaan persiapan sebelum pentas.
c. Hasil yang dicapai dan Tindak Lanjut
Pementasan ini memberikan hasil yang cukup memuaskan. Dengan
adanya kegiatan manajemen pementasan ini, mahasiswa dan masyarakat yang
ikut serta mendapatkan pelajarannya masing-masing. Mahasiswa menjadi
mengerti bagaimana masyarakat menjaga dan melestarikan budaya dengan
tarian-tarian tradisisonal. Masyarakat Desa Bandungrejo menjadi mengerti
bagaimana proses persiapan pentas yang biasa dilakukan mahasiswa di
kampus. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa dapat ikut serta
melestarikan budaya asli Indonesia dan masyarakat dapat membawa tarian
Bandungrejo ke kota-kota besar dan menaikkan perekonomian desa bukan
hanya dalam bidang pertanian tetapi juga melalui kesenian.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Warga desa Bandungrejo yang berpartisipasi dalam kepanitiaan
sebanyak 11 orang, meliputi para ketua kesenian dan para pemuda desa
Bandungrejo, selanjutnya dalam pelaksanaan pentas seluruh pemuda gotong
royong untuk membuat panggung serta dekorasi kebutuhan pentas.

19
Kedatangan Kepala Kecamatan Ngablak dan Dinas Pariwisata Kabupaten
Magelang ikut meramaikan jalannya pementasan. Diharapkan kedatangan dari
Pemda dan dinas setempat dapat mengembangkan kesenian daerah sehingga
dikenal oleh masyarakat luas.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

C. Program Pertanian
1. Penyuluhan tentang Budidaya Pascapanen Pemasaran Kopi
Pertanian merupakan mata pencaharian utama sebagian besar
masyarakat desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Produk pertanian yang dihasilkan di desa Bandungrejo sebagian besar adalah
cabai, kubis, sawi, dan tembakau. Menurut penuturan dari berbagai
masyarakat dan kelompok tani dari masing-masing dusun, terdapat berbagai
aspek yang menjadi kelemahan ketika menanam tanaman holtikultura ini,
sebagai contoh tenaga dan biaya ketika perawatan. Menanggapi keluhan
masyarakat tentang permasalahan tersebut, Tim Pelaksana KKN Tematik
Kemitraan UNS Desa Bandungrejo memberikan salah satu solusi tanaman
sekali tanam dengan hasil secara berkelanjutan, yaitu Kopi. Diawali dengan
penyuluhan tentang budidaya, proses penanaman, proses pascapanen sampai
dengan pemasaran dari kopi itu sendiri.
a. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan tentang budidaya,
penanaman, pascapanen, sampai dengan pemasaran kopi. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, 4-5 Februari 2017. Penyuluhan
dilaksanakan oleh Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa
Bandungrejo bekerjasama dengan petani Kopi dari daerah Suroloyo, Kulon
Progo sebagai narasumber serta ketua dari Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN) di desa Bandungrejo. Materi yang diberikan pada kegiatan ini
yaitu Budidaya-Pascapanen-Pemasaran Kopi yang dihadiri oleh anggota
GAPOKTAN desa Bandungrejo.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung kegiatan ini adalah adanya program dari Desa
Bandungrejo untuk mengembangkan pertanian desa dengan sistem sekali

20
tanam yang mana pada program ini diharapkan mampu untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat sehingga Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan
UNS Desa Bandungrejo berinisiatif untuk mengadakan penyuluhan. Faktor
penghambat yang ada adalah penyuluhan tidak berlangsung tepat waktu
karena terjadi keterlambatan yang cukup lama dari pihak narasumber
dikarenakan domisili narasumber dan lokasi penyuluhan cukup jauh.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Peserta sangat antusias mengikuti
penyuluhan karena tema yang disampaikan sesuai dengan fenomena yang
sedang terjadi dimasyarakat. Dari kegiatan ini, hasil yang diperoleh adalah
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta penyuluhan. Masyarakat memiliki
wawasan dan ilmu baru yang sebelumnya belum dimiliki oleh masyarakat
Desa Bandungrejo.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Antusiasme masyarakat terutama kelompok tani terhadap kegiatan ini
sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari terciptanya forum diskusi yang aktif
pada saat kegiatan penyuluhan . peserta yang mengikuti penyuluhan terlihat
kritis untuk bertanya beberapa hal dan mencari informasi sebanyak-
banyaknya.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

2. Survei Hama dan Penyakit Tanaman


a. Jenis Kegiatan

Hasil dari pengecekan lahan dan dikonsultasikan dengan salah seorang


tokoh pertanian di Bandungrejo dan dosen pertanian Universitas Sebelas
Maret. Hasil dari konsultasi dengan tokoh pertanian Bandungrejo dan dosen
pertanian Universitas Sebelas Maret yaitu adanya beberapa langkah
pencegahan untuk masalah hama dan penyakit tanaman di Bandungrejo.
Penyelesaian untuk permasalahan akargada (pentol) pada kubis adalah dengan

21
cara pergiliran tanaman, penanaman tumpang sari dengan tanaman yang tidak
disukai oleh jamur dan nematodase peti kenikir, memberikan pemupukan yang
berimbang, penambahan kapur/pengapuran serta eradikasi pada tanah. Pada
cabai, apabila bakteri yang menyerang diberikan bakteri sida sedangkan
apabila jamur yang menyerang diberikan fungisida dan pemberian insektisida
nabati serta cara terakhir adalah dengan eradikasi.

b. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut

Pelaksanaan kegiatan ini memberikan hasil dimana masyarakat semakin


mengerti cara mengatasi berbagai penyakit yang muncul dan masyarakat juga
semakin kreatif dalam berinovasi membuat obat untuk berbagai penyakit yang
menyerang pada tanaman. Tindak lanjut yang kami lakukan adalah terus
memantau perkembangan masyarakat Bandungrejo dalam setiap tahap
budidayanya.

c. Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah adanya kemudahan dalam


berkonsultasi dengan tokoh pertanian di desa Bandungrejo maupun dengan
dosen pertanian Universitas Sebelas Maret dapat memberikan tanggapan baik
kritikan maupun saran. Tidak ada factor penghambat dalam kegiatan ini.

d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi

Tidak ada partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini, namun dari Pemda
terutama lurah maupun Camat mendapat apresiasi dan respon yang cepat.

e. Kegiatan yang Belum Terlaksana


Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
D. PROGRAM KEWIRAUSAHAAN
1. Pelatihan Pembuatan Brownies Labu
a. Jenis Kegiatan

Pembuatan brownies ini dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di


Desa Bandungrejo yang biasanya ditanam sendiri oleh sebagian warganya.
Pelatihan ini dilakukan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK Desa Bandungrejo.
Pembuatan brownies ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi harga

22
labu yang terlalu murah bagi para petaninya. Selain itu juga untuk menambah
pendapatan bagi para ibu-ibu disamping kegiatan di ladang sebagai petani.

Program kerja ini dimaksudkan dan ditujukan untuk memberikan solusi


kepada masyarakat dalam menambah pendapatan mereka disamping pekerjaan
sebagai petani. Sasaran kegiatan dalam program kerja (proker) pelatihan
pembuatan brownies labu adalah ibu-ibu PKK yang ada di Desa Bandungrejo.

b. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut

Pelaksanaan kegiatan ini memberikan hasil dimana ibu-ibu PKK


mengerti cara mengolah labu yang harganya terlalu murah bagi mereka, dan
bias menambah pendapatan mereka. Tindak lanjut yang kami lakukan adalah
membantu awal pemasaran brownies labu agar kedepannya mereka bisa
menjadikan brownies labu tersebut menjadi salah satu penghasilan mereka.

c. Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah adanya kemudahan dalam


berkonsultasi dengan ibu-ibu PKK di Desa Bandungrejo maupun dengan
warga lainnya dapat memberikan tanggapan baik kritikan maupun saran.
Tidak ada faktor penghambat dalam kegiatan ini.

d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi

Tidak ada partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini, namun dari Pemda
terutama Lurah maupun Camat mendapat apresiasi dan respon yang cepat.

e. Kegiatan yang Belum Terlaksana


Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

2. Pelatihan Sablon Kaos


a. Jenis Kegiatan

Pelatihan sablon kaos merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


memberikan atau menambah skill seseorang terutama dalam hal ini adalah
warga Desa Bandungrejo khususnya para pemudanya. Pelatihan ini dilakukan
mulai dari cara pemotongan kain sampai penyablonan selesai. Selain untuk

23
keperluan Desa Bandungrejo, pelatihan sablon ini diharapkan untuk bias
menambah penghasilan para warganya selain di bidang pertanian.

Program kerja ini dimaksudkan dan ditujukan untuk memberikan


menambah skill dan semoga bias menjadi salah satu penghasilan bagi warga
desa Bandungrejo. Sasaran kegiatan dalam program kerja (proker) pelatihan
sablon kaos adalah para warga Desa Bandungrejo khususnya para pemudanya.

b. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut

Pelaksanaan kegiatan ini memberikan hasil dimana para pemuda desa


Bandungrejo mengerti cara pemotongan kain hingga cara penyablonan kaos.
Tindak lanjut yang kami lakukan adalah kain atau kaos yang mereka sablon
sendiri saat pelatihan bias dipakai sendiri dan jika nanti ada acara atau
kegiatan di desa Bandungrejo mereka bias membuat kaos sendiri tanpa harus
memesan di tempat pembuatan kaos.

c. Faktor pendukung dan penghambat

Faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah adanya kemudahan dalam


berkonsultasi dan berkomunikasi dengan para pemuda di desa Bandungrejo,
sehingga mereka dapat memberikan tanggapan baik kritikan maupun saran.
Tidak ada faktor penghambat dalam kegiatan ini.

d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi


Partisipasi masyarakat sangat antusias dalam kegiatan sablon kaos ini,
terutama para pemuda dan anak-anak yang sangat antusias dalam belajar cara
pembuatan kaos mulai dari menggunting kain, menyablon, sampai masuk ke
tukang jahit.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

2. Kegiatan Penunjang
A. Program Tata Kelola Desa
1. Penerangan Jalan Desa
a. Jenis Kegiatan

Pra kegiatan pada program kerja bidang tata kelola desa salah satunya
yaitu penerangan jalan desa, kegiatan ini dimaksudkan agar penerangan dalam
24
desa Bandungrejo dapat dimaksimalkan khususnya dusun Bandungrejo. Pra
kegiatan dilakukan dengan membuat perencanaan program kerja tata kelola
desa penerangan jalan dengan melibatkan masyarakat terutama pemuda yang
ada di dusun Bandungrejo itu sendiri. Perencanaan yang dilakukan dilakukan
secara matang secara tidak langsung untuk meminimalisir kesalahan yang
terjadi saat hari pelaksanaan. Perencanaan yang dilakukan dengan melakukan
cek kondisi lampu penerangan jalan yang telah dipasang oleh warga di depan
rumah warga yang ditunjuk. Pengecekan ini secara tidak langsung juga
mengecek kondisi bilah bambu yang digunakan sebagai tiang pada lampu
penerangan jalan tersebut.

Hasil dari pengecekan dikonsultasikan dengan Lurah Bandungrejo


maupun dengan Camat Ngablak. Hasil dari konsultasi dengan Lurah
Bandungrejo maupun dengan Camat Ngablak, dari pihak kecamatan
memberikan dua pilihan dalam penerangan jalan ini yaitu secara swadana
masyarakat atau dari PLN, pihak kecamatan juga memberikan petunjuk bahwa
sebaiknya program kerja penerangan jalan desa dapat dimasukkan ke dalam
Perencanaan Pembangunan Desa Jangka Menengah yang akan dilaksanakan
pada akhir Februari dengan mengajukan proposal pembangunan yang akan
ditindak oleh kecamatan dan ditembuskan kepemerintah Kabupaten.

Program kerja ini dimaksudkan dan ditujukan untuk memberikan


pelayanan masyarakat dalam bentuk penerangan jalan umum. Sasaran kegiatan
dalam program kerja (proker) penerangan jalan ini adalah masyarakat yang
berada dalam lingkup wilayah Kelurahan Bandungrejo.

b. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut

Pelaksanaan kegiatan ini berjalan diluar perencanaan namun tetap


dilakukan dengan ikut dalam pembuatan proposal Perencanaan Pembangunan
Desa Jangka Menengah bersama perangkat Desa Bandungrejo.

25
Tindak lanjut yang kami lakukan adalah ikut dalam pembuatan proposal
Perencanaan Pembangunan Desa Jangka Menengah sebagai bentuk tindak
lanjut kedepan hingga proposal dapat tembus ke Pemerintah Kabupaten.

c. Faktor pendukung dan penghambat

Faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah adanya kemudahan dalam


berkonsultasi dengan pihak kecamatan maupun pihak kelurahan sehingga
pihak kelurahan maupun kecamatan dapat memberikan tanggapan baik
kritikan maupun saran. Tidak ada faktor penghambat dalam kegiatan ini.

d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi

Tidak ada partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini, namun dari Pemda
terutama Lurah maupun Camat mendapat apresiasi dan respon yang cepat.

e. Kegiatan yang Belum Terlaksana


Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

2. Penghijauan
a. Jenis Kegiatan

Kegiatan penghijaun merupakan salah satu program kerja yang dipilih


oleh tim KKN UNS 2017 bagian tata kelola desa sebagai tanaman penunjang
pucuk merah. Rumput yang dipilih adalah rumput gajah mini yang
didatangkan dari daerah Yogyakarta. Penanaman rumput tidak lain dan tidak
bukan sebagai bentuk penghijauan disekitar jalan utama pada dusun
Bandungrejo, karena pada bagian samping jalan atau median jalan dusun
Bandungrejo terdapat beberapa tanah yang belum tergarap. Tanaman pucuk
merah yang menjadi ikon disamping kiri dan kanan jalan dusun Bandungrejo
ditambah dengan rumput gajah mini sehingga menambah kesan hijau dan asri
disamping jalan utama dusun Bandungrejo. Penanaman dilakukan
berkoordinasi dengan kadus Bandungrejo, kadus memberikan bantuan dengan
mengerahkan 3 orang setiap RT, dengan jumlah 9 RT maka total yang ikut
dalam proker ini terdapat 27 orang dan dibantu oleh 2 orang dari KKN.
Pengerahan 3 orang ini dengan sistem 3 orang menurunkan tanah, 3 orang
menggarap tanah, 3 orang menanam rumput, dan dibagi menjadi 2 kelompok.
Sisa dari kelompok itu mengambil tanah dengan menggunakan pick up yang

26
telah dipinjam dari saudara Simon. Kegiatan ini dilaksanakan pada jam 13.55
WIB pada hari Kamis, 9 Februari 2017 dengan melibatkan seluruh RT di
dusun Bandungrejo dengan terlebih dahulu berkumpul di Balai Desa
Bandungrejo.

Program kerja ini dimaksudkan dan ditujukan untuk memberikan


pelayanan masyarakat dalam bentuk penghijauan. Sasaran kegiatan dalam
program kerja (proker) penghijauan ini adalah masyarakat yang berada di
sekitar jalan utama dusun Bandungrejo.

b. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut

Hasil yang dicapai pada kegiatan penghijaun ini yaitu suksesnya proker
ini sesuai dengan perencanaan dan juga adanya antusias yang tinggi dari
masyarakat sekitar. Tindak lanjutnya yaitu ikut memberikan sosialisasi tentang
rumput gajah mini dan juga memberikan pemahaman tentang rumput gajah
mini ini.

c. Faktor pendukung dan penghambat

Faktor pendukung dari kegiatan ini yaitu adanya perhatian dan dukungan
dari masyarakat sehingga proker penghijauan dapat berjalan dengan lancar.

Faktor cuaca yang berubah ubah saat melakukan proker ini membuat
sedikit terhambat, karena para warga berteduh saat hujan sehingga memakan
waktu yang cukup lama saat proker dilaksanakan.

d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan penghijauan ini sangat tinggi hal


ini dikarenakan adanya peran serta kadus dalam memberikan teladan dan juga
ikut terjun kedalam kegiatan penghijauan ini.

e. Kegiatan yang Belum Terlaksana


Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
B. Program Kesehatan
1. Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan terutama kebersihan


diri sangat penting. Menjaga kebersihan diri sangat berpengaruh terhadap
kesehatan. Kebiasaan untuk menjaga kebersihan diri perlu ditanamkan sejak

27
dini. Kegiatan Penyuluhan PHBS dilakukan sebagai upaya untuk memberikan
pengetahuan kepada siswa-siswi SD/MI mengenai bagaimana perilaku hidup
bersih dan sehat untuk menjaga kesehatan dimulai dari diri sendiri dan hal
yang paling sederhana. Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa
Bandungrejo membuat penyuluhan dan praktik cara mencuci tangan yang baik
dan benar.

1. Jenis Kegiatan
Bentuk kegiatan Kegiatan ini dilakukan untuk mengajarkan siswa-siswi
SD untuk mencuci tangan dengan bersih dan benar. Diawali dengan
penyuluhan bagaimana cara mencuci tangan menggunakan sabun, lalu
mempraktekkan bersama siswa-siswi SD.
Tujuan setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi dapat
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk dirinya sendiri dan dapat
menularkan kebiasaan tersebut ke dalam keluarganya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan pentingnya mencuci tangan
kepada anak-anak di desa Bandungrejo. Kegiatan ini diharapkan mampu
mengajak anak-anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan dengan selalu
mencuci tangan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak masih dini diharapkan
terus berlanjut hingga mereka dewasa dan meningkatkan taraf kesehatan di
Desa Bandungrejo. Manfaat dari kegiatan ini adalah anak-anak di Desa
Bandungrejo dapat membiasakan diri untuk membiasakan anak-anak untuk
mencuci tangan setiap setelah dan sebelum makan, sehabis main, setelah
membuang sampah dan lain-lain.
2. Faktor pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung acara tersebut dapat terselenggara dengan baik karena
ada kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik dari mahasiswa Tim
Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa Bandungrejo, pihak dan pihak
Mi Maarif Bandungrejo. Hal ini dapat dilihat dengan disediakan sarana dan
prasarana yang mendukung keberlangsungan acara seperti halaman, air bersih,
sabun, dll Secara keseluruhan acara tersebut telah terselenggara dengan baik
tanpa mendapatkan hambatan dalam pelaksanaannya.
3. Hasil yang dicapai dan Tindak lanjut

28
Kegiatan Penyuluhan PHBS diisi dengan memberikan materi tentang
pentingnya kebersihan lingkungkan dan kesehatan tubuh, cara menjaga
kesehatan dan kebersihan tangan, sehingga diberikan cara-cara mencuci
tangan yang baik dan benar kemudian dilanjutkan dengan praktik membuang
sampah dan cuci tangan bersama.

4. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi


Dalam pelaksanaannya, kegiatan sosialisasi dan praktik cara cuci tangan
yang baik di bantu oleh Pihak sekolah menyediakan berbagai perlengkapan
yang menunjang keberlangsungan acara.
5. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek dari kegiatan ini yang belum terlaksana.

B. Desa Magersari
1. Kegiatan Utama
A. Desa Cerdas
1. Kelas Motivasi
a. Jenis Kegiatan
Kelas motivasi merupakan salah satu program utama dalam kegiatan
KKN UNS 2017 Periode Juli-Agustus di Desa Magersari kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang. Kegiatan ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu SD Negeri
Magersari dan MI Maarif NU Magersari. Adanya kegiatan ini bertujuan untuk
menumbuhkan motivasi siswa tentang pentingnya pendidikan guna menuju
masa depan yang lebih cerah dan mempermudah terwujudnya cita-cita siswa.
Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam kelas motivasi ini adalah antusiasme siswa
SD Magersari dan MI Maarif NU Magersari dalam mengikuti kelas
motivasi. Kegiatan ini juga didukung dengan adanya sarana dan prasarana
yang memadai di Sd N Magersari dan MI Maarif NU Magersari. Dalam
hal ini siswa mudah diajak untuk bekerja sama sehingga kegiatan tersebut
dapat terlaksana dengan baik.
- Faktor Penghambat

29
Faktor penghambat dalam kelas motivasi ini adalah kurangnya
semangat dalam diri siswa untuk mencapai cita cita, hal ini dikarenakan
siswa lebih memilihh membantu pekerjaan orang tua sebagai petani
dimana tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi. Selain itu dari segi
siswanya di SD N Magersari yang terlalu hiperaktif sehingga kurang bisa
dikondisikan.
b. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil dari kelas motivasi yang dilaksanakan yaitu siswa dapat lebih
termotivasi untuk belajar lebih giat dan mencapai cita cita yang diinginkan
diwujudkan dengan kemauan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
c. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Peran serta seluruh staff pengajar sangatlah mendukung kegiatan
tersebut dimana kegiatan yang dilakukan dapat membantu dalam memotivasi
dan mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
d. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

2. Penyuluhan Hama dan Penyakit Tanaman Cabai dan Kubis


a. Jenis Kegiatan
Penyuluhan hama dan penyakit tanaman cabai dan kubis sangat
dibutuhkan oleh masyarakat di desa Magersari karena sebagian besar
bermatapencaharian sebagai petani. Kurangnya pemahaman mengenai hama
dan penyakit pada tanaman cabai dan kubis menjadi masalah dalam budidaya
tanaman tersebut, hingga menjadikan produksi tanaman menurun. Oleh karena
itu, berdasarkan hal tersebut TIM KKN UNS desa Magersari mengadakan
penyuluhan hama dan penyakit tanaman cabai dan kubis di Desa Magersari.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari 21 Februari 2017 dengan dihadiri
kepala desa, perangkat desa, dan 20 petani di Desa Magersari. Penyuluhan
dilakukan oleh salah satu mahasiswa KKN UNS 2017 Desa Magersari.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung

30
Faktor yang mendukung terlaksanakannya kegiatan ini sudah cukup
memadai. Kebutuhan sarana dan prasarana seperti meja, kursi, LCD,
proyektor, sound system dapat terpenuhi. Antusiasme petani juga terlihat
cukup dengan jumlah partisipan yang hadir.
- Faktor Penghambat
Hal yang menghambat dalam kegiatan ini berupa kelompok tani atau
gapoktan yang sudah tidak aktif. Hal tersebut menjadikan kurangnya
diskusi antar petani mengenai masalah yang sedang dihadapi.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Penyuluhan hama dan penyakit tanaman cabai dan kubis ini setidaknya
memberikan pengetahuan yang lebih bagi petani dan juga memberi solusi
terhadap masalah tersebut. Dengan saran yang diberikan diharapkan petani
mampu melakukan budidaya tanaman cabai dan kubis dengan menekan
masalah yang ditimbulkan akibat hama dan penyakit sehingga menghasilkan
produksi tanaman yang maksimal. Pada tanaman cabai, masalah yang dihadapi
yaitu penyakit kuning. Virus kuning disebabkan oleh Gemini virus TYLCV
(Tomato Yellow Leaf Curl Virus) yang menyebabkan daun menguning dan
keriting menggulung sehingga tanaman tidak dapat melalkukan fotosintesis
dengan maksimal kemudian menjadikan tanaman kerdil dan produksi tidak
maksimal. Pengendalian virus kuning pada cabai dilakukan dengan cara
sanitasi lingkungan, penanaman tanaman border, penyemprotan vektor dengan
insektisida dan pergiliran tanaman. Pada tanaman kubis, masalah yang
dihadapi berupa akar gada (menthol). Akar gada pada kubis disebabkan oleh
jamur Plasmodiophora brassicae. Jamur tersebut menyebabkan akar tanaman
kubis mengalami pembengkakan sehingga akar tanaman tidak dapat menyerap
unsur hara, tanaman menjadi tidak berkembang (stagnan) dan tidak dapat
menghasilkan produksi yang maksimal.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi dari berbagai kalangan dalam kegiatan ini sudah cukup baik.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Desa, Perangkat Desa, dan 20 petani di Desa
Magersari. Terpenuhinya sarana dan prasarana kegiatan tak lepas dari bantuan
warga masyarakat dan peran serta perangkat desa setempat.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

31
B. Pendidikan
1. Kelas Motivasi
a. Jenis Kegiatan
Kelas Motivasi merupakan salah satu dari rangkaian program kerja
utama KKN UNS 2017 di Desa Magersari, Kecamatan Ngablak, Kabupaten
Magelang. Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa lokasi yang merupakan
sarana belajar anak-anak di Desa Magersari, yaitu SD Magersari dan MI
Maarif NU Magersari
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Kebutuhan sarana dan prasarana cukup memadai. Anak-anak dalam
mengikuti kegiatan ini pun sangat antusias dan kooperatif.
- Faktor Penghambat
Adanya beberapa anak yang kesulitan untuk menulis sehingga
harus dibantu saat menulis. Ada beberapa anak pula yang hiperaktif
sehingga perlu penanganan khusus dan kesabaran.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Setelah mengikuti kegiatan ini, siswa dapat termotivasi untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan meraih cita-cita yang
diinginkan.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Instansi yang terlibat dalam kegiatan ini adalah seluruh guru dari SD
Magersari dan MI Maarif NU Magersari, dimana mereka sangat mendukung
penuh kegiatan tersebut.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

2. Berlajar Menanam Vertikultur


a. Jenis Kegiatan
Teknik vertikultur bercocok tanam secara vertikal dengan menyusun
tanaman secara bertingkat dari bawah keatas. Teknik menanam vertikal dengan
tujuan untuk memanfaatkan lahan terbatas agar lebih optimal. Belajar
menanam vertikultur merupakan salah satu program yang dilaksanakan di SD

32
Magersari dan SD MI Maarif. Yang di ikuti oleh siswa/siswi SD magersari
berjumlah 92 dan siswa/siswi SD MI Maarif berjumlah 90. Acara tersebut
berisikan Pengenalan bagaimana Menanam Vertikultur.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini cukup memadai. Kebutuhan dapat
terpenuhi seperti Botol Platik 1,5 liter, tali tambang/tali kur, tanah, pupuk
dan tanaman hias.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah adanya beberapa siswa
yang kurang aktif cenderung takut kotor dalam melakukan kegiatan ini

c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut


Hasil yang di capai dari program kerja ini diharapakan siswa/siswi dapat
menerapkan menanam dengan teknik vertikultur di rumah nya sebagai hiasan
dirumah memanfaatkan lahan yang terbatas untuk belajar menanam. Dengan
ada pembelajaran ini vertikultur ini juga dapat membantu penghijauan di area
sekolah dan dapat membantu menambah nilai dalam penilaian akreditasi
sekolah.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi instansi terkait dalam kegiatan ini sangat besar yaitu
dukungan penuh dari para guru SD dan SD MI Maarif dalam pelaksanaan
program tersebut.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

3. Ruang Belajar
a. Jenis Kegiatan
Program kerja pengajaran PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) adalah
suatu program yang di lakukan oleh TIM KKN untuk mengajar di PAUD Al-
Hidayah Desa Magersari. PAUD Al-Hidayah ini baru dirintas selama tiga
bulan dan memiliki guru sebanyak tiga orang. PAUD di Desa Magersari
dilaksanakan seminggu tiga kali yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat.

33
Pembelajaran di mulai pukul 08.00 09.30. Kegiatan yang dilakukan setiap
kali pertemuan adalah belajar tahap awal membaca, menulis, berhitung,
menggambar, bernyanyi, dan senam untuk menjaga tubuh siswa agar tetap
sehat.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pengajaran PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini) adalah antusias para murid dan wali murid dalam pembelajaran.
Sarana dan prasarana yang di gunakan juga lengkap seperti adanya alat
peraga, balok, pensil warna, dan permainan-permainan edukatif.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pengajaran PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini) adalah malasnya siswa untuk datang sekolah karena umur mereka
masih berkisar antara 2,5 tahun 4 tahun jadi orang tua tidak boleh
memaksa jika anak tidak mau berangkat. Selain itu, ketika pembelajaran
masih ada campur tangan orang tua sehingga menjadikan siswa tidak
mandiri.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dalam program pengajaran PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) adalah para siswa dapat berhitung, bernyanyi, membaca, menulis,
mewarna tahap awal. Mereka juga lebih mandiri dan tidak malu-malu seperti
sebelum bersekolah.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi instansi yang terkait dalam program ini sangat banyak seperti
pemberian bantuan alat-alat tulis, alat-alat mewarna, permainan edukatif, dan
sarana prasarana lain yang menunjang pembelajaran PAUD. Peran masyarakat
sangat baik yaitu mereka yang memiliki anak usia 2,5 tahun 4 tahun mau
mengantarkan anaknya untuk bersekolah di PAUD Al-Hidayah Desa
Magersari.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

4. Stencils Art
a. Jenis Kegiatan
34
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak akan terlepas dari
aspek kesenian. Seni tumbuh berdampingan dengan kehidupan manusia ,pada
kegiatan yang dilaksanakan oleh TIM KKN UNS yaitu kegiatan Stencil Art
atau Seni Stensil sederhana untuk anak-anak TK RA Muslimat NU Desa
Magersari. Kegiatan Seni Stensil pada dasarnya adalah alternatif lain dalam
menggambar melalui media cat yang di semprotkan pada kertas/media gambar.
Melalui teknik yang sederhana diharapkan anak anak mampu berekspresi
sesuai keinginannya melalui pembelajaran seni yang anti-mainstream.
Kegiatan seni stensil dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2017 di
halaman TK RA Muslimat NU Magersari yang diikuti oleh semua anak. Inti
dari kegiatan ini adalah mengenalkan ragam kesenian lain yang belum pernah
dilakukan oleh anak-anak dan mengajarkan kepada anak agar mampu
meluapkan ekspresi imajinasinya melalui seni stensil.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Stencil art atau Seni stensil yang dilaksanakan di TK RA Muslimat
NU desa Magersari tak lepas dari beberapa factor pendukung dan
penghambat. Faktor pendukung terlaksananya kegiatan seni stensil adalah
besarnya antusias anak-anak TK Magersari, rasa ingin tahu anak-anak
untuk belajar berkesenian sangat besar, serta praktik berkarya yang
sederhana memudahkan anak-anak untuk berkreasi membuat karya seni.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
salah satunya adalah anak-anak masih bingung dalam mengekspresikan
kreasinya dalam bentuk karya seni.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Indikator keberhasilan kegiatan Seni Stensil yang telah terlaksana di
TK RA Magersari adalah anak mampu mengembangkan kreasinya dalam
berkesenian khususnya dalam hal menggambar melalui teknik stensil
sederhana. Anak-anak dengan sedikit bimbingan dari TIM KKN UNS dapat
berkreasi dengan maksimal sesuai apa yang ada dalam imajinasi anak-anak,
mampu mengkomposisikan objek-objek yang ada dalam hasil kreasinya
berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh. Pembelajaran seni stensil dirasa

35
mampu meningkatkan minat anak-anak dalam hal kesenian ,karena teknik
yang bervariasi lebih cenderung mampu menarik minat anak-anak.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Kegiatan ini diikuti oleh semua anak TK RA Muslimat NU, guru dan
TIM KKN UNS serta dibantu oleh orang tua anak agar terlaksana sesuai apa
yang diharapkan. Peran guru dalam kegiatan tersebut adalah mengkondisikan
anak-anak agar tetap focus selama kegiatan berlangsung, dan pihak orang tua
anak juga ikut berpartisipasi mengarahkan anaknya agar tetap kondusif dan
mampu berkarya dengan baik.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

5. Pelatihan Marching Band


a. Jenis Kegiatan
Pengenalan seni musik melalui seni Marching Band untuk
meningkatkan kemampuan motorik dan kemampuan mengenali tempo pada
siswa
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Tingginya antusiasme siswa dalam mengikuti pelatihan marching
band. Sehingga pelatihan Marching Band dapat berjalan dengan tertib.
- Faktor Penghambat
Minimnya alat Marching Band (hanya tersedia setengah set alat).
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Siswa mendapatkan pengetahuan tentang marching band dan
pengalaman baru memainkan alat marching band. Sehingga, meningkatkan
kemampuan motorik siswa dan kemampuan mengenali tempo.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Orang tua yang turut serta dalam mengarahkan putra putrinya sangat
membantu dalam pelaksanaan pelatihan Marching Band.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

36
6. Pelatihan Menanam
a. Jenis Kegiatan
Pelatihan menanam di pot bertujuan untuk melatih softskill
(keterampilan) anak-anak dalam merangkai beberapa objek menjadi sesuatu
yang bernilai estetika. Manfaat dari kegiatan ini juga dapat menumbuhkan
rasa menyayangi terhadap tanaman yang ditanam dengan merawatnya setiap
hari agar tanaman tetap tumbuh dan berkembang. Kegiatan ini dilalukan
pada hari Selasa, 21 Februari 2017 di RA Muslimat NU Magersari. Kegiatan
ini dimulai dari menyiapkan dan membagikan pot, mengisi pot dengan tanah
yang dicampur pupuk, dan mulai menanam tanaman pada media tersebut.
Antusiasme anak-anak RA Muslimat NU Magersari sangat besar
menjadikan kegiatan ini diikuti oleh semua siswa RA sebanyak 40 anak.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat


- Faktor Pendukung
Faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan ini yaitu
antusiasme dari berbagai kalangan mulai dari Kepala Sekolah, Guru,
Orang tua siswa, serta anak-anak yang sangat besar. Sarana dan
prasarana berupa pot, tanah dan pupuk, bibit tanaman didapatkan tidak
jauh dari Desa Magersari dan mudah diakses transportasi.
- Faktor Penghambat
Faktor yang menghambat dalam kegiatan ini hanya dalam
mengatur anak-anak RA yang sangat ingin segera menanam tanaman di
pot sehingga situasi kurang kondusif menjadikan anak-anak berdesak-
desakan dan menjadi gaduh. Selain itu saat hari pelaksanaan kegiatan
dalam keadaan hujan sehingga kegiatan tidak dapat dilaksanakan di luar
ruangan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini diharapkan anak-anak RA
Muslimat NU Magersari dapat belajar menanam dimulai dalam skala kecil
yaitu di pot dan dapat melatih kreatifitas anak-anak. Hasil dari menanam di
pot tersebut dapat digunakan sebagai tanaman hias di sekitar RA Muslimat
NU Magersari.

37
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi dalam kegiatan ini sangat besar dari pihak sekolah maupun
dari orang tua siswa yang saat kegiatan itu mendampingi anak-anaknya.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

7. TPA
a. Jenis Kegiatan
Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) merupakan salah satu jenis
kegiatan dalam hal bidang keagamaan. Kegiatan ini menjadi salah satu
program kerja Kuliah Kerja Nyata Tematik Kemitraan UNS Periode 2017 di
Desa Magersari, Kec. Ngablak, Kab. Magelang. Kegiatan ini diadakan
setiap tiga hari dalam seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu
selama 4 minggu. Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu sore hari. Ustadzah
dan ustad yang mengajar, rata-rata berusia masih sangat muda. Kegiatan
TPA ini dilaksanakan di Masjid Kedokan.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dari kegiatan tersebut adalah adanya dukungan
dari ustad maupun ustadzah serta tamir masjid. Orang tua di daerah
setempat juga menyukai kegiatan TPA ini sebab dapat mendidik ilmu
keagamaan anak-anaknya. Dalam kegiatan ini, pihak masjid sudah
menyiapkan beberapa papan tulis, meja-meja, serta tikar untuk
membantu berlangsungnya kegiatan tersebut.
- Faktor Penghambat
Dalam kegiatan TPA ini, dapat dirasakan hambatannya yaitu ketika
mengajar, karena anak-anak di sana sangatlah ramai dan kurang kondusif
ketika diberikan materi.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari program ini diharapkan dapat menambahkan
pengetahuan tentang ilmu agama kepada anak-anak magersari khususnya
kedokan serta dapat membentuk pribadi anak-anak untuk menjadi pribadi
yang sholeh sholehah, bertanggung jawab, dan adil.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
38
Partisipasi instansi terkait dalam kegiatan ini sangat besar yaitu
antusias dari ustad, Ustadzah, dan tamir masjid setempat yang sangat
mendukung program ini. Berbagai peralatan yang memadai sudah
disediakan di dalam masjid.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

2. Kegiatan Penunjang
A. Tata Administrasi Desa
a. Jenis Kegiatan
Kegiatan ini merupakan kegiatan dimana tim KKN unit Desa Magersari
memperbaharui informasi yang berkaitan dengan desa, seperti informasi tentang
data kependudukan, informasi sumber daya alam, kegiatan masyarakat, dan seni
yang ada dan berkembang di Desa Magersari. Kegiatan ini bertujuan agar
masyarakat desa dan masyarakat luar desa mengetahui informasi terbaru tentang
desa Magersari.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dari berjalannya kegiatan pembaharuan profil desa
ini adalah adanya fasilitas sarana prasarana, informasi baru tentang desa
Magersari, dan tokoh masyarakat yang membantu dalam pemberian
informasi tersebut.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari kegiatan pembaharuan profil desa ini adalah
keterbatasan sumber daya manusia yang dapat mendesign layout profil desa
tersebut.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah Desa Magersari memiliki profil
desa terbaru yang dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat
dalam desa maupun masyarakat diluar desa.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi instansi terkait dalam kegiatan ini sangat besar, dengan adanya
tim KKN para perangkat dan masyarakat merasa antusias dan sangat mendukung
dalam terlaksananya kegiatan ini.

39
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

B. Tata Kelola Desa


a. Jenis Kegiatan
Pembuatan plang penunjuk jalan, pembaharuan denah/peta per dusun dan
perbaikan lapangan voli dusun. Pembuatan plang jalan dilaksanakan dibeberapa
persimpangan jalan yang belum terdapat petunjuk. Pembaharuan denah/peta per
dusun dilaksanakan karena dalam kurun beberapa tahun terdapat perubahan-
perubahan letak di dusun seperti terdapat rumah baru, pergantian fungsi sebuah
bangunan dan sebagainya. Kemudian perbaikan lapangan voli dusun
dilaksanakan karena terdapat minat yang besar pada olah raga voli namun
lapangan voli yang tersedia perlu mendapatkan perbaikan.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat


- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dari kegiatan ini adalah terdapat dukungan dari
masyarakat akan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan, dan bantuan
dari aparat desa dalam pengarahan.
- Faktor Penghambat
Faktor pengambat dari kegiatan ini adalah terdapat kekhawatiran
tentang perawatan dari barang-barang yang telah dihasilkan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Mempermudah masyarakat menemukan tempat yang akan didatangi.
Denah yang terbaharui akan mempermudah untuk mengetahui tata letak dari
dusun-dusun di Desa Magersari. Kemudian perbaikan dari lapangan voli
diharapkan dapat menambah semangat bagi warga dusun untuk melakukan
olahraga.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Dalam program tata kelola desa ini, peran masyarakat dan
pemda/dinas/instansi adalah membantu dalam pengarahan dimana saja tempat
yang memerlukan petunjuk jalan dan sebagainya. Serta terdapat peran dari
kepala dusun dalam pelaksanaan update dari denah dusun. Kemudian peran serta
masyarakat dalam pemasangan jaring voli dalam perbaikan lapangan voli dusun.

40
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

C. Penyuluhan PHBS

Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan terutama kebersihan


diri sangat penting. Menjaga kebersihan diri sangat berpengaruh terhadap
kesehatan. Kebiasaan untuk menjaga kebersihan diri perlu ditanamkan sejak
dini. Kegiatan Penyuluhan PHBS dilakukan sebagai upaya untuk memberikan
pengetahuan kepada siswa-siswi SD/MI mengenai bagaimana perilaku hidup
bersih dan sehat untuk menjaga kesehatan dimulai dari diri sendiri dan hal
yang paling sederhana. Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa
Magersari membuat penyuluhan dan praktik cara mencuci tangan, gosok gigi
yang baik dan benar, serta sosialisasi jajanan sehat.

Jenis Kegiatan
1. Cuci Tangan
Bentuk kegiatan Kegiatan ini dilakukan untuk mengajarkan siswa-siswi
SD/MI untuk mencuci tangan dengan bersih dan benar. Diawali dengan
penyuluhan bagaimana cara mencuci tangan menggunakan sabun, lalu
mempraktekkan bersama siswa-siswi SD/MI.
Tujuan setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi dapat
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk dirinya sendiri dan dapat
menularkan kebiasaan tersebut ke dalam keluarganya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan pentingnya mencuci tangan
kepada anak-anak di desa Bandungrejo. Kegiatan ini diharapkan mampu
mengajak anak-anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan dengan selalu
mencuci tangan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak masih dini diharapkan
terus berlanjut hingga mereka dewasa dan meningkatkan taraf kesehatan di
Desa Magersari. Manfaat dari kegiatan ini adalah anak-anak di Desa
Magersari dapat membiasakan diri untuk membiasakan anak-anak untuk
mencuci tangan setiap setelah dan sebelum makan, sehabis main, setelah
membuang sampah dan lain-lain.

41
1. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung acara tersebut dapat terselenggara dengan baik karena
ada kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik dari mahasiswa Tim
Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa Magersari, pihak dan pihak
SD/MI Magersari. Hal ini dapat dilihat dengan disediakan sarana dan
prasarana yang mendukung keberlangsungan acara seperti halaman, air bersih,
dan sabun. Secara keseluruhan acara tersebut telah terselenggara dengan baik
tanpa mendapatkan hambatan dalam pelaksanaannya.
2. Hasil yang dicapai dan Tindak lanjut

Kegiatan Penyuluhan PHBS diisi dengan memberikan materi tentang


pentingnya kebersihan lingkungkan dan kesehatan tubuh, cara menjaga
kesehatan dan kebersihan tangan, sehingga diberikan cara-cara mencuci
tangan yang baik dan benar kemudian dilanjutkan dengan praktik membuang
sampah dan cuci tangan bersama.

3. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi


Dalam pelaksanaannya, kegiatan sosialisasi dan praktik cara cuci tangan
yang baik di bantu oleh Pihak sekolah menyediakan berbagai perlengkapan
yang menunjang keberlangsungan acara.
4. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek dari kegiatan ini yang belum terlaksana.
2. Gosok Gigi

Bentuk kegiatan Kegiatan ini dilakukan untuk mengajarkan siswa-siswi SD/MI


untuk menggosok gigi dengan cara yang benar. Diawali dengan sosialisasi bagaimana
cara menggosok gigi yang benar, lalu mempraktekkan bersama siswa-siswi SD/MI.

Tujuan setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi dapat menerapkan


perilaku hidup bersih dan sehat untuk dirinya sendiri dan dapat menularkan kebiasaan
tersebut ke dalam keluarganya.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan pentingnya menggosok gigi 2 (dua) kali
sehari kepada anak-anak di desa Magersari. Kegiatan ini diharapkan mampu
mengajak anak-anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan dengan selalu
menggosok gigi 2 (dua) kali sehari dan setelah makan. Kebiasaan yang ditanamkan

42
sejak masih dini diharapkan terus berlanjut hingga mereka dewasa dan meningkatkan
taraf kesehatan di Desa Magersari.

a. Faktor Pendukung dan Penghambat


- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dari berjalannya kegiatannya penyuluhan ini
adalah anak-anak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat terdapat di MI, karena waktu itu tidak
tersedianya air bersih di MI, sehingga harus mencari air bersih terlebih
dahulu di tempat lain.
b. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai setelah dilaksanakannya kegiatan penyuluhan ini
adalah anak-anak menjadi paham dan dapat mempraktikkan menggosok gigi
dengan benar.
c. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Anak-anak RA Magersari sangat antusias untuk berpartisipasi dalam
kegiatan ini. Terbukti dari banyaknya anak-anak desa Magersari yang
mengikuti kegiatantersebut dan memperhatikan serta mempraktekan materi
kegiatan dengan seksama.
d. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

3. Olah Raga (Senam Pinguin) (TINON)


a. Jenis Kegiatan
Pengadaan senam penguin yang dilaksanakan ini untuk mengajak
seluruh siswa-siswi dari SD N Magersari, MI Maarif Magersari, RA
Muslimat NU Magersari dan PAUD Al-Hidayah Magersari untuk
berolahraga dengan senam penguin. Karena dengan berolahraga, tubuh akan
begerak dan menjadi lebih sehat.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dari kegiatan ini adalah dukungan dari para
guru dari masing-masing instansi (SD N Magersari, RA Muslimat NU

43
Magersari dan PAUD Al-Hidayah Magersari), serta antusiasme dari
para siswa dan siswi.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari kegiatan ini adalah keterbatasan waktu
dari MI Maarif Magersari sehingga tidak dapat dilaksanakan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah keaktifan dari para siswa
dan siswi SD N Magersari, RA Muslimat NU Magersari dan PAUD Al-
Hidayah Magersari dalam melakukan senam penguin. Dan diharapkan
dengan senam penguin yang sederhana, swluruh siswa dan siswi, terutama
RA Muslimat NU Magersari dan PAUD Al-Hidayah Magersari dapat secara
rutin melaksanakannya karena senam yang sederhana dan mudah diingat
untuk siswa dan siswi seusia RA dan PAUD.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Patisipan dari kegiatan senam penguin adalah para siswa dan siswi
dari SD N Magersari, RA Muslimat NU Magersari dan PAUD Al-Hidayah
Magersari. Para guru khususnya guru dari RA Muslimat NU Magersari dan
PAUD Al-Hidayah Magersari sangat antusias dengan adanya senam penguin
bersama ini, karena senam yang dilaksanakan sangat sederhana sehingga
para siswa dan siswi mudah untuk mengikutinya.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

4. Minum Susu
a. Jenis Kegiatan
Program kerja yang dilakukan TIM KKN UNS untuk meningkatkan
gizi yaitu minum susu. Minum susu ini dilakukan di SD Magersari, MI
Maarif Magersari, RA Muslimat Magersari, dan PAUD Al-Hidayah
Magersari. Para siswa diberi satu kotak susu dan di minum bersama-sama di
sekolah.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam kegiatan minum susu ini adalah antusias
para siswa karena mereka suka dengan susu.

44
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam kegiatan peningkatan gizi adalah
kurangnya pengetahuan siswa dan orang tua tentang pentingnya
makanan empat sehat lima sempurna.

c. Hasil yang Dicapai danTindak Lanjut


Hasil yang dicapai setalah kegiatan minum susu dilakukan adalah
siswa dapat mengetahui pentingnya hidup sehat dengan makan dan minum
yang bergizi seperti minum susu. Harapan TIM KKN UNS adalah siswa
dapat menerapkan setiap hari minum susu walau hanya satu gelas agar gizi
anak dapat terpenuhi.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi instansi yang terkait yaitu pemberian gizi kepada
masyarakat ketika posyandu anak maupun posyandu lansia.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

D. Kegiatan Posyandu
a. Jenis Kegiatan
Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting dalam kehidupan
masyarakat. Pada desa Kedokan, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat
dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya melalui Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu). Posyandu merupakan unit kegiatan rutin yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan tingkat desa (bidan desa), di dalamnya mencakup
pengecekan berkala gizi balita, status ibu hamil, pemberiaan imunisasi, dan
pemeriksaan antropometri pada lansia. Mahasiswa memberikan bantuan
pelaksanaan posyandu seperti memberikan konseling, membantu mencatat
berbagai data-data yang diperlukan ketika seseorang sedang memeriksa
kesehatan, dan membantu mempersiapkan berbagai peralatan yang diperlukan
untuk proses pemeriksaan/ pengecekan kesehatan.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung

45
Faktor pendukung dari kegiatan Posyandu ini adalah kerjasama yang
baik serta antusias yang sangat mendukung antar warga, pihak Puskesmas
Ngablak, Bu Bidan yang senantiasa berjasa, dan mahasiswa KKN UNS.
- Faktor Penghambat
Fasilitas yang masih kurang memadai untuk pelaksanaan pelayanan
kesehatan seperti tidak tersedianya alat pengukur tinggi badan dan
peralatan kotak obat. Selain itu, kurangnya jasa seorang bidan, sehingga
apabila bidan sedang berhalangan hadir, maka pelaksanaan posyandu juga
tidak jadi dilaksanakan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Dalam hal ini, hasil yang diinginkan oleh masyarakat dan mahasiswa
KKN UNS tahun 2017 adalah hasil yang maksimal mengenai program
kesehatan Posyandu ini, seperti misalnya pemberian konseling berupa
kesehatan anak dan ibu seperti ASI, imunisasi, gizi dan penyakit-penyakit yang
sering diderita balita dan lansia. Masyarakat juga berbondong-bondong
mengikuti kegiatan posyandu di setiap waktunya. Tindak lanjut dalam kegiatan
ini adalah diharapkan masyarakat Desa Kedokan mampu berperan serta secara
aktif dalam meningkatkan kesehatan anggota keluarganya dan juga memiliki
kesadaran yang tinggi tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan bagi
keluarganya.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Warga desa Kedokan cukup antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan
ini selain karena kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang diadakan perangkat
desa setempat, warga desa juga semakin antusias dengan kehadiran peserta
KKN UNS Magelang 2016.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.

46
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Desa Bandungrejo dan Magersari termasuk bagian desa dari 16 desa di
wilayah Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Desa Bandungrejo dibagi
menjadi 9 dusun yang dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Jumlah penduduk Desa
Bandungrejo adalah 3.459 orang dengan tingkat pendidikan yang beragam dari SD
sampai dengan SMA. Mayoritas mata pencaharian dari warga Desa Bandungrejo
adalah sebagai petani.
Sarana dan prasarana di Desa Bandungrejo cukup lengkap. Sarana umum Desa
Bandungrejo seperti Balai Desa, Pos Kamling, Masjid, Mushola, lapangan sepak bola,
lapangan voli, dan lapangan badminton telah tersedia dan keadaannya masih layak.
Kegiatan di Desa Bandungrejo cukup berkembang ada beberapa kegiatan yang rutin
dilaksanakan oleh para warga misalnya kerja bakti, tahlilan, pengajian, pertemuan
rutin antar warga (arisan), pertemuan organisasi kesenian maupun kelompok tani dan
olahraga rutin yang dilaksanakan oleh pemuda.
Program KKN di Desa Bandungrejo dirancang untuk melakukan
pendampingan terhadap Desa Bandungrejo agar dapat berkembang lebih maju.
Beberapa program yang dilakukan oleh Tim Pelaksana KKN Magelang pada periode
ini meliputi empat kegiatan utama, yaitu:
1. Program Pertanian
2. Program Kesenian
3. Program Kewirausahaan
4. Program Pendidikan
Sedangkan untuk kegiatan penunjang berjumlah dua kegiatan, yaitu:
1. Program Tata Kelola Desa
2. Program Kesehatan
B. Saran

47
Dalam waktu satu setengah bulan kami melaksanakan salah satu Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian. Pengabdian tersebut terwujud dalam progam
KKN di Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Banyak
progam yang direncanakan dengan tujuan untuk mengembangkan Desa Bandungrejo
dan Magersari. Dalam waktu satu setengah bulan kami melakukan KKN Tematik
Kemitraan di Desa Bandungrejo dan Magersari, Kecamatan Ngablak Kabupaten
Magelang, kami telah berhasil membentuk suatu fondasi baru bagi kelompok
kesenian untuk mengembangkan pendapatan dari hasil produksi souvenir khas
Bandungrejo, memberi pengetahuan baru tentang pertanian, gaya hidup sehat, dan
pengelolaan lingkungan sehat di Desa Bandungrejo dan Magersari. Kami
mengharapkan bantuan bagi semua pihak untuk tetap mendukung keberlangsungan
keberhasilan tersebut di Desa Bandungrejo.
Kami mengharap kepada dinas-dinas terkait untuk terus memperhatikan dan
mengayomi kesenian yang ada di Desa Bandungrejo karena merupakan kekayaan dari
Desa tersebut. Dukungan yang besar baik dari segi materi maupun non-materi sangat
dibutuhkan untuk menunjang perkembangan kesenian di Desa Bandungrejo.
Peninjauan berkala dari dinas terkait sangatlah diperlukan untuk menjaga stabilitas
dan eksistensi dari kesenian khas Bandungrejo.
Kamipun mengharapkan adanya keberlanjutan dari tim KKN periode
berikutnya untuk ikut serta dalam pengembangan Desa Bandungrejo menjadi desa
wisata yang berbasis kesenian dengan meningkatkan sumber daya manusia dari Desa
Bandungrejo.

48
49

You might also like