Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
a. Kondisi Geografis
Kabupaten Magelang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas
Kabupaten ini yaitu:
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) kami mengajukan lokasi di dua desa, yaitu Desa
Bandungrejo dan Desa Magersari, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Provinsi
Jawa Tengah. Kami mengajukan dua lokasi KKN tersebut karena pihak kecamatan
menyarankan bahwa tempat KKN sebaiknya dilakukan di desa yang masuk garis merah
(desa miskin). Selain itu, kedua desa tersebut memiliki berbagai potensi untuk
dikembangkan, baik dari segi kebudayaan lokal dan hasil alam.
Tim kami pun menyusun program kerja yang bergerak di bidang kebudayaan lokal
dan pengembangan hasil alam. Program utama berupa penyuluhan tentang usaha mikro,
pra-proses-pasca pertanian, desa cerdas, pelestarian kebudayaan lokal, penyuluhan
kesehatan, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Selain program utama, ada juga
1
program penunjang berupa sekolah alam, marketing communication, dan tata kelola
desa.
b. Kondisi Masyarakat
Desa Bandungrejo memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.452 warga yang terdiri
dari 1.841 pria dan 1.861 wanita. Mata pencaharian pada Desa Bandungrejo terdiri
dari petani sebanyak 1.770 warga, buruh tani 392 warga, buruh industri 12 warga,
buruh bangunan 105 warga, pedagang 20 warga, pegawai negeri empat warga, serta
pensiunan sebanyak empat warga. Budaya pada Desa Bandungrejo bermacam-macam.
Hampir setiap dusun memiliki budaya kesenian tersendiri. Desa Bandungrejo
memiliki tiga kesenian antara lain Topeng Ireng, Soreng dan Jaranan. Pertanian pada
Desa Bandungrejo meliputi, komoditas sayuran yaitu kubis, tomat, sawi, jagung, cabai
dan produk pertanian berupa cengkeh, kopi, dan tembakau.
Desa Magersari memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.829 warga yang terdiri dari
886 pria dan 943 wanita. Mata pencaharian penduduk Desa Magersari sebagian besar
adalah petani. Desa Magersari memiliki luas sawah 2.500 ha. Pertanian pada
kelurahan Desa Magersari meliputi, komoditas sayuran yaitu kubis, tomat, sawi,
jagung, cabai, dan produk pertanian yaitu cengkeh, kopi, dan tembakau. Ada juga
produk kerajinan dari bambu, seperti keranjang bambu.
Maksud dan tujuan dari pembuatan laporan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
adalah :
2
kepada mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret, Pengelola KKN Universitas Sebelas
Maret, Kepala Desa beserta perangkatnya dan tidak kalah pentingnya untuk Pemerintah
Kecamatan, Kabupaten, Dinas/Instansi serta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
1. Bandungrejo
3
3) Pembinaan TPQ / Kelompok Pengajian Remaja dan Ibu-ibu
4) Pemberdayaan Dasa Wisma dan Posyandu
5) Peningkatan kelompok wirausaha
2. Magersari
- PKK
- Kerja Bakti
- Pembangunan Masjid
1. Metode
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara
kepada pihak-pihak yang terkait, seperti wawancara kepada Kepala Desa, Kepala
Dusun, dan beberapa pamong desa lainnya.
2. Sistematika pembahasan
Laporan akhir ini terdiri dari 4 bab, yang terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:
a. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang keadaan umum lokasi KKN, kondisi geografis dan
kondisi demografi lokasi KKN, maksud dan tujuan penulisan laporan, program
pembangunan desa yang telah ada sebelumnya, dan metode dan sistematika
pembahasan.
b. Bab II Beberapa Bidang Permasalahan Desa
Pada bab II diuraikan tentang permasalahan-permasalahan yang ada saat dilakukan
survei
c. Bab III Realisasi Kegiatan Mahasiswa KKN
Pada bab ini diuraikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara mandiri dan
kelompok selama KKN berlangsung, yang terdiri dari kegiatan utama, penunjang,
dan tambahan. Selain menguraikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, juga
4
dijelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan, manfaat dan sasaran,
partisipasi masyarakat dan dinas terkait, peserta kegiatan, faktor pendukung dan
penghambat, hasil yang dicapai, rekapitulasi biaya, dan follow up kegiatan.
d. Bab IV Penutup
Bab IV merupakan penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran kepada Kepala
Desa beserta warga Desa Bandungrejo dan Desa Magersari, Pemerintah Kecamatan
Ngablak dan Kabupaten Magelang, instansi lain yang terkait, UPKKN, dan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
BAB II
BIDANG PERMASALAHAN DI LOKASI
A. Desa Bandungrejo
Desa Bandungrejo merupakan salah satu desa dari 16 desa yang berada di
wilayah Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Desa Bandungrejo memiliki luas
wilayah 375 Ha. Ketinggian tanah dari permukaan air laut 1293 meter. Desa
Bandungrejo terdiri dari 9 dusun. Setiap dusun dibagi menjadi beberapa RW yang
kemudian dibagi lagi menjadi beberapa RT. Dusun yang terdapat di Desa Bandungrejo
yaitu Dusun Bandungrejo, Dusun Noyogaten, Dusun Bakalan, Dusun Brongkol,
Dusun Citrogaten, Dusun Pendem, Dusun Kayuares, Dusun Soromayan dan Dusun
Kenanggan. Jumlah penduduk Desa Bandungrejo adalah 3452 orang.
Bidang keagamaan, penduduk Desa Bandungrejo mayoritas memeluk agama
Islam. Kegiatan keagamaan di Desa Bandungrejo rutin dilaksanakan. Beberapa
kegiatan keagamaan yang dilaksanakan adalah Tahlil lingkungan yang dilaksanakan
dirumah warga secara bergilir, tahlil di masjid setiap hari Kamis, Haul, dan pengajian
ketika hari besar Islam.
Kondisi ekonomi Desa Bandungrejo merupakan desa pertanian, karena
masyarakatnya sebagian bekerja dalam bidang pertanian, sedangkan yang lainnya
adalah PNS, buruh, pedagang, dan lain-lain, sebagaimana dalam tabel Struktur mata
pencaharian penduduk sebagai berikut :
5
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 1.770
4 Pedagang 20
5 PNS 4
7 Pensiunan 4
8 Buruh Industri 12
Desa Bandungrejo memiliki unsur budaya yang tinggi. Hampir semua dusun di
Desa Bandungrejo memiliki budaya kesenian tersendiri. Terdapat beberapa tarian di
6
Desa Bandungrejo, antara lain tari soreng, topeng ireng, jaranan dan werok. Kesenian
di Desa Bandungrejo ini di prakarsai oleh pemuda dan pemudi Desa Bandungrejo
dengan membentuk suatu organisasi kesenian.
Akses listrik juga sudah tersalurkan kepada semua warga di Desa Bandungrejo
tetapi masih dengan rata-rata daya yang kecil per rumah tangga. Tetapi untuk
penerangan jalan di Desa Bandungrejo masih sangat minim, sehingga kondisi di
hampir semua dusun masih gelap di malam hari. Sedangkan untuk akses air bersih
sudah tercipta dengan cukup baik karena letak geografis Desa Bandungrejo yang
berada di lereng pegunungan, sehingga air bersih berlimpah. Warga masyarakat
menggunakan bak penampungan bersama yang dibangun oleh pemerintah desa untuk
7
menyalurkan air bersih kepada semua rumah. Namun, kendala ketersediaan air bersih
sering terjadi ketika musim kemarau. Pada saat musim kemarau, keberadaan air
sangat terbatas sehingga kebutuhan air untuk pertanian tidak tercukupi. Hal ini
menyebabkan saat musim kemarau petani di Desa Bandungrejo tidak dapat menanam.
Manajemen air saat musim kemarau perlu dilakukan untuk mendukung kebutuhan air
di Desa Bandungrejo. Di sisi lain, ketika musim penghujan pun terjadi beberapa
kendala seperti adanya tanah longsor di beberapa titik yang menyebabkan pipa-pipa
air milik beberapa warga rusak. Bencana longsor ringan ini menyebabkan beberapa
pasokan air untuk beberapa rumah warga tidak lancar jika tidak di perbaiki dengan
segera.
3. Produksi
Hasil produksi dari Desa Bandungrejo mayoritas berupa hasil pertanian. Produk
pertanian yang dihasilkan adalah tanaman holtikultura seperti kubis, sawi, cabai,
tomat, dan sayur-sayuran lainnya. Selain terkenal dengan produksi tanaman
holtikultura. Desa Bandungrejo juga terkenal memiliki potensi dan sumberdaya di
bidang kesenian yang sangat kaya, di desa tersebut memiliki 9 dusun yang hampir
semua dusunnya memiliki kelompok kesenian dan berbagai macam tarian khas.
Contoh dari tarian khasnya adalah Tari Soreng, Topeng Ireng, Jaranan, selain itu juga
memiliki tarian akulturasi dari daerah lain yaitu Tari Leak yang notabenya adalah
tarian khas Bali namun dibungkus dengan suasana dan musik khas Jawa.
1. Kesehatan
Di Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak tersedia 1 Puskesmas Pembantu
(PUSTU) dan 9 posyandu untuk lansia dan balita. Untuk posyandu lansia dan
balita di masing-masing dusun sudah ada jadwalnya yang diadakan 35 hari sekali.
Pada pelaksanaanya, posyandu untuk balita sudah berjalan lancar setiap bulannya,
namun untuk posyandu lansia hanya berjalan dengan baik di dusun Bandungrejo
sedangkan di dusun lain kurang terlaksana karena kurangnya kesadaran dari
8
lansia tersebut akan pentingnya kesehatan. Pada pelaksanaannya, kegiatan
posyandu untuk balita dan lansia ini dilaksanakan oleh tenaga medis (bidan) dari
puskesmas pembantu dengan dibantu oleh kader yang ditunjuk dari setiap dusun.
2. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan di Desa Bandungrejo sangat dijaga oleh para warga, sering
mengadakan gotong royong untuk pembangunan jalan, kerja bakti setiap hari
minggu pagi untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan di jalan serta
membersihkan selokan di masing-masih RT yang dilakukan oleh ibu-ibu. Namun,
belum adanya tempat pembuangan akhir membuat para warga membuang sampah
yang telah menumpuk ke sungai terdekat atau membakar sampah tersebut.
B. Desa Magersari
9
rumah Bapak Kyai , acara ini biasanya tidak diikuti oleh warga Desa Magersari saja,
tetapi dari daerah lain biasanya juga mengikuti kegiatan tersebut.
a. Pendidikan
Fasilitas belajar mengajar di sekolah belum memenuhi standar.
Kurangnya antusiasme warga desa terhadap pendidikan
Kemampuan akademik siswa-siswi masih rendah.
Kurangnya tenaga pengajar di salah satu sekolah
Pengembangan minat bakat belum tersalurkan dengan baik dan benar karena
tidak adanya tenaga pembimbing.
b. Agama
Mayoritas penduduk Desa Magersari beragam Islam. Disini tidak terdapat
permasalahan yang terjadi untuk bidang agama di Desa Magersari.
Kondisi ekonomi di Desa Magersari merupakan desa pertanian, karena
masyarakatnya sebagian besar bekerja di ladang, dan sebagian Ibu-ibu di Desa
Magersari memperoleh pendapatan tambahan dengan membuat anyaman bambu
untuk dijadilan keranjang sayur, dan sekarang ini warga Desa Magersari terutama
Dusun Kedokan sedang melakukan pelatihan pembuatan tas yang berasal dari
bekas minuman kemasan untuk menambah penghasilan. Potensi yang unggul di
Desa Magersaeri adalah kubis dan cabai.
Secara umum sosial budaya di Desa Magersari baik dan tidak terdapat
permasalahan yang terjadi untuk bidang sosial budaya di Desa Magersari.
2. Prasarana dan Sarana
Sarana dan prasarana di beberapa jalan menuju ke dusun-dusun di Desa
Magersari dan di jalan utama masih sangat kurang, sehingga ketika malam hari hanya
ada sedikit sekali penerangan jalan, dan beberapa jalan di Dusun Magersari ada yang
rusak, tetapi sudah diperbaiki sebagian. Namun pada akses utama keadaan aspal sudah
cukup baik.
10
Sedangkan pendidikan spiritual dilaksanakan melalui TPA yang dilaksanakan
seminggu 3 (tiga) kali di Desa Magersari.
3. Produksi
Di Desa Magersari hanya terdapat produksi anyaman bambu yang dijadikan
sebagai keranjang sayur. Dan sekarang ini masyarakat Desa Magersari terutama
Dusun Kedokan sudah diadakan mengenai sosialisasi tentang usaha mikro pembuatan
tas dari barang bekas minuman kemasan.
4. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan
Kesehatan di Desa Magersari sudah baik dengan adanya PKD (Pusat Kesehatan
Desa) dan sudah ada kegiatan rutin untuk posyandu disetiap dusun bagi balita dan
lansia. Biasanya setiap satu bulan sekali dilakukan pemeriksaan untuk balita dan juga
lansia di setiap dusun, untuk lansia sendiri biasanya setelah dilakukan pemeriksaan
rutin setelah itu diadakan senam khusus untuk lansia. Untuk kebersihan lingkungan,
biasanya sering diadakan kerja bakti dan gotong royong pembangunan jalan di setiap
dusunnya.
5. Administrasi dan Pemerintahan Desa
Administrasi Desa Magersari dari tahun ke tahun cukup tertib karena
pengarsipannya juga dilakukan secara rutin dan teratur serta perbidang kesekretariatan
juga diatur sedemikian rupa. sehingga dapat membentuk database yang teratur tertib
administrasi.
Pemerintahan Desa Bandungrejo dipimpin oleh kepala desa dibantu dengan
sekretaris desa, kaur pembangunan,kaur kesra, kaur pemerintahan, kaur umum, kaur
keuangan, serta dibantu oleh 6 Kepala Dusun yang memimpin masing-masing dusun
di Desa Magersari.
BAB III
A. Desa Bandungrejo
1. Kegiatan Utama
A. Program Pendidikan
Pada program kerja pendidikan dilaksanakan dua jenis program, yaitu program
pendidikan formal dan nonformal, sebagai berikut:
11
1. Sekolah Alam
Pendidikan formal bukan satu-satunya pendidikan yang dapat
meningkatkan kemampuan anak. Pendidikan pertama yang diperoleh anak
berasal dari lingkungan keluarga. Banyak aspek yang berhubungan dengan
moral yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa mempengaruhi
anak dalam mengambil sikap maupun berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Pola asuh keluarga dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak di
lingkungan sekitarnya. Setiap keluarga pasti mengharapkan anak-anaknya
kelak bisa berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat serta sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat sekitar.
Anak-anak mendapatkan pendidikan formal melalui sekolah, pendidikan
tersebut lebih mengarah pada bidang akademik. Terkadang aspek kognitif lebih
diutamakan dibanding dengan aspek afektif maupun psikomotorik. Padahal,
dalam kehidupan sehari-hari aspek afektif maupun psikomotorik juga
dibutuhkan di samping aspek kognitif yang diajarkan di sekolah. Pada zaman
sekarang, banyak generasi muda yang lebih mengutamakan aspek kognitif
dibanding aspek afektifnya. Banyak yang pandai dalam bidang akademik
namun mengesampingkan moral yang diharapkan oleh masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, Tim Pelaksana KKN UNS Desa Bandungrejo
melakukan upaya yang bertujuan untuk membentuk karakter anak sejak dini.
Pembentukan karakter pada anak perlu dilakukan agar anak dapat mengambil
sikap maupun berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan
sekolah alam.
a. Jenis Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada bulan Januari hingga Februari.
Kegiatan sekolah alam dilakukan seminggu sekali, yakni pada hari Jumat. Pada
setiap kegiatan diberikan materi yang berbeda-beda, yakni sosialisasi
menabung sejak dini, penyuluhan tentang kebersihan lingkungan sekitar,
penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang benar, dan pemberian materi
mengenai pembuatan tanaman gantung.
Sosialisasi menabung sejak dini
12
Kegiatan ini dilakukan di SDN Bandungrejodengan pemberian materi
mengenai menabung sejak dini. Setelah itu, para siswa diminta untuk
membuat celengan dari botol bekas yang dihias dengan cat warna. Proses
pembuatan celengan ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar rajin
menabung dan dapat pula meningkatkan kreativitas para siswa melalui
mengecat botol bekas.
Penyuluhan tentang kebersihan lingkungan sekitar
Kegiatan inidilakukan di SDN Bandungrejo denganmenanamkan
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya karena masih sering
dijumpai para siswa membuang sampah sembarangan. Para siswa
diberikan penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan, yang selanjutnya
mereka diminta untuk mengecat bak sampah yang telah disediakan oleh
tim KKN UNS. Bak sampah tersebut kemudian diletakkan di sepanjang
jalan desa Bandungrejo.
Penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang benar
Kegiatan ini dilakukan di MI Bandungrejo yang berkaitan dengan program
kerja kesehatan. Para siswa diberi penyuluhan mengenai cara mencuci
tangan yang benar. Sebelumnya para siswa diajak jalan-jalan sekaligus
memunguti sampah. Setelah kegiatan tersebut, mereka diminta untuk
mencuci tangan yang benar sesuai dengan penyuluhan yang telah
disampaikan di awal kegiatan.
Pembuatan tanaman gantung
Kegiatan ini dilakukan di MI Bandungrejo.Kegiatan ini merupakan upaya
penghijauan yang dilakukan di lingkungan sekolah. Para siswa diberikan
materi mengenai cara menanam yang benar, kemudian mereka disuruh
praktik.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
13
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Partisipasi instansi terkait dalam kegiatan ini sangat besar. Hal ini
disebabkan karena pihak sekolah SD Bandungrejo dan MI Bandungrejo sangat
mendukung adanya kegiatan ini. Hal ini ditunjukan dengan adanya izin dari
pihak sekolah yang memberikan izin kepada Tim KKN Tematik Kemitraan
UNS Desa Bandungrejo untuk mengadakan kegiatan sekolah alam di luar
sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung, Pihak sekolah sangat antusias
dengan dilaksanakannya kegiatan ini, karena dengan diadakannya kegiatan ini
maka aspek afektif dan juga psikomotorik siswa bisa terlatih dengan baik.
Begitu juga dengan siswa-siswi yang sangat antusias karena dengan
dilaksanakannya kegiatan ini, mereka mulai bisa saling bekerja sama dalam
kelompok yang di dalamnya mereka bisa menunjukkan nilai-nilai yang
dijunjung oleh masyarakat seperti kerjasama, kejujuran, tanggung jawab,
sportivitas, pantang menyerah, kedisiplinan, dan lain-lain.
14
kerangka tenda, pegetahuan umum, mengukur ketinggian, PBB, bowling.
Penyampaian materi dilakukan secara bergilir dari anggota tim KKN. Ketika
mendekati hari lomba, yaitu seminggu sebelum lomba, pelatihan dilakukan
lebih intensif dan dilaksanakan hampir setiap hari.
15
setiap pertemuan dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Proses belajar yang
aktif, kritis, dan menyenangkan tercipta dengan baik.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
3. Mengajar TPA
a. Jenis Kegiatan
Kegiatan mengajar TPA dari Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan
UNS Desa Bandungrejo dilaksanakan setiap hari Selasa. Penyampaian materi
dilaksanakan oleh tim KKN secara bergiliran. Materi yang diajarkan terdiri
dari tata cara Sholat, tajwid, baca tulis Al-Quran, dan tillawah. Kegiatan TPA
ini dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas besar untuk anak-anak di atas kelas 5
SD dan kelas kecil untuk anak-anak di bawah kelas 5 SD. Pembagian kelas
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memudahkan pemilihan materi yang
sesuai dengan usia anak.
16
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah kurang kondusifnya anak
anak TPA karena berasal dari usia yang berbeda- beda.
Partisipasi masyarakat sendiri untuk kegiatan ini sangat baik. Hal ini
dilihat dari tingginya antusiasme warga yang mendukung anaknya untuk
mengikuti kegiatan ini. Antusiasme ditunjukkan dengan banyaknyaorangtua
yang mengantar dan menjemput anaknyaketikaTPA. Sebanyak 40anak
Bandungrejo mengikuti kegiatan ini. Peran serta pemuka agama Bandungrejo
juga sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan disediakannya fasilitas berupa
tempat dan sarana prasarana TPA.
4. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan proses terus-menerus dalam membantu
mengembangkan kemampuan individu secara maksimal dalam mengarahkan
manfaat yang sebesar-besarnya baik pada dirinya maupun orang lain. Bimbingan
belajar ini diperuntukkan untuk jenjang sekolah dasar dari kelas satu hingga kelas
enam.
a. Jenis Kegiatan
Bimbingan belajar ini dilaksanakan oleh Tim KKN setiap hari Rabu
dan Jumat di Balai Desa. Sasaran dari kegiatan ini adalah anak-anak yang
17
tinggal di sekitar dusun Bandungrejo. Materi yang diajarkan adalah materi
yang telah disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Tujuan dari kegiatan ini
adalah mengembangkan kemampuan anak dalam bidang pendidikan.
Partisipasi masyarakat sendiri untuk kegiatan ini sangat baik. Hal ini
dilihat dari tingginya antusiasme warga yang mendukung anaknya untuk
mengikuti kegiatan ini. Antusiasme ditunjukkan dengan banyaknyaorangtua
yang mengantar dan menjemput anaknya ketika bimbingan belajar.
B. Program Kesenian
1. Manajemen Pementasan
a. Jenis Kegiatan
18
orang dan warga desa Bandungrejo 11 orang. Selain kepanitiaan, Tim KKN
serta para warga membuat kebutuhan lain seperti : proposal sponsor, spanduk
pentas, co card panitia, dan pamflet. Puncak program ini adalah berupa
pentas dengan tema Pentas Seni dan Pelestarian Budaya Desa Bandungrejo
menuju Desa Wisata yang diisi oleh tarian tradisional khas Bandungrejo dan
diselenggarakan di Balai Desa Bandungrejo pada tanggal 22 Februari 2017.
19
Kedatangan Kepala Kecamatan Ngablak dan Dinas Pariwisata Kabupaten
Magelang ikut meramaikan jalannya pementasan. Diharapkan kedatangan dari
Pemda dan dinas setempat dapat mengembangkan kesenian daerah sehingga
dikenal oleh masyarakat luas.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
C. Program Pertanian
1. Penyuluhan tentang Budidaya Pascapanen Pemasaran Kopi
Pertanian merupakan mata pencaharian utama sebagian besar
masyarakat desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Produk pertanian yang dihasilkan di desa Bandungrejo sebagian besar adalah
cabai, kubis, sawi, dan tembakau. Menurut penuturan dari berbagai
masyarakat dan kelompok tani dari masing-masing dusun, terdapat berbagai
aspek yang menjadi kelemahan ketika menanam tanaman holtikultura ini,
sebagai contoh tenaga dan biaya ketika perawatan. Menanggapi keluhan
masyarakat tentang permasalahan tersebut, Tim Pelaksana KKN Tematik
Kemitraan UNS Desa Bandungrejo memberikan salah satu solusi tanaman
sekali tanam dengan hasil secara berkelanjutan, yaitu Kopi. Diawali dengan
penyuluhan tentang budidaya, proses penanaman, proses pascapanen sampai
dengan pemasaran dari kopi itu sendiri.
a. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan tentang budidaya,
penanaman, pascapanen, sampai dengan pemasaran kopi. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, 4-5 Februari 2017. Penyuluhan
dilaksanakan oleh Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa
Bandungrejo bekerjasama dengan petani Kopi dari daerah Suroloyo, Kulon
Progo sebagai narasumber serta ketua dari Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN) di desa Bandungrejo. Materi yang diberikan pada kegiatan ini
yaitu Budidaya-Pascapanen-Pemasaran Kopi yang dihadiri oleh anggota
GAPOKTAN desa Bandungrejo.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung kegiatan ini adalah adanya program dari Desa
Bandungrejo untuk mengembangkan pertanian desa dengan sistem sekali
20
tanam yang mana pada program ini diharapkan mampu untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat sehingga Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan
UNS Desa Bandungrejo berinisiatif untuk mengadakan penyuluhan. Faktor
penghambat yang ada adalah penyuluhan tidak berlangsung tepat waktu
karena terjadi keterlambatan yang cukup lama dari pihak narasumber
dikarenakan domisili narasumber dan lokasi penyuluhan cukup jauh.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Peserta sangat antusias mengikuti
penyuluhan karena tema yang disampaikan sesuai dengan fenomena yang
sedang terjadi dimasyarakat. Dari kegiatan ini, hasil yang diperoleh adalah
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta penyuluhan. Masyarakat memiliki
wawasan dan ilmu baru yang sebelumnya belum dimiliki oleh masyarakat
Desa Bandungrejo.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Antusiasme masyarakat terutama kelompok tani terhadap kegiatan ini
sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari terciptanya forum diskusi yang aktif
pada saat kegiatan penyuluhan . peserta yang mengikuti penyuluhan terlihat
kritis untuk bertanya beberapa hal dan mencari informasi sebanyak-
banyaknya.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
21
cara pergiliran tanaman, penanaman tumpang sari dengan tanaman yang tidak
disukai oleh jamur dan nematodase peti kenikir, memberikan pemupukan yang
berimbang, penambahan kapur/pengapuran serta eradikasi pada tanah. Pada
cabai, apabila bakteri yang menyerang diberikan bakteri sida sedangkan
apabila jamur yang menyerang diberikan fungisida dan pemberian insektisida
nabati serta cara terakhir adalah dengan eradikasi.
Tidak ada partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini, namun dari Pemda
terutama lurah maupun Camat mendapat apresiasi dan respon yang cepat.
22
labu yang terlalu murah bagi para petaninya. Selain itu juga untuk menambah
pendapatan bagi para ibu-ibu disamping kegiatan di ladang sebagai petani.
Tidak ada partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini, namun dari Pemda
terutama Lurah maupun Camat mendapat apresiasi dan respon yang cepat.
23
keperluan Desa Bandungrejo, pelatihan sablon ini diharapkan untuk bias
menambah penghasilan para warganya selain di bidang pertanian.
2. Kegiatan Penunjang
A. Program Tata Kelola Desa
1. Penerangan Jalan Desa
a. Jenis Kegiatan
Pra kegiatan pada program kerja bidang tata kelola desa salah satunya
yaitu penerangan jalan desa, kegiatan ini dimaksudkan agar penerangan dalam
24
desa Bandungrejo dapat dimaksimalkan khususnya dusun Bandungrejo. Pra
kegiatan dilakukan dengan membuat perencanaan program kerja tata kelola
desa penerangan jalan dengan melibatkan masyarakat terutama pemuda yang
ada di dusun Bandungrejo itu sendiri. Perencanaan yang dilakukan dilakukan
secara matang secara tidak langsung untuk meminimalisir kesalahan yang
terjadi saat hari pelaksanaan. Perencanaan yang dilakukan dengan melakukan
cek kondisi lampu penerangan jalan yang telah dipasang oleh warga di depan
rumah warga yang ditunjuk. Pengecekan ini secara tidak langsung juga
mengecek kondisi bilah bambu yang digunakan sebagai tiang pada lampu
penerangan jalan tersebut.
25
Tindak lanjut yang kami lakukan adalah ikut dalam pembuatan proposal
Perencanaan Pembangunan Desa Jangka Menengah sebagai bentuk tindak
lanjut kedepan hingga proposal dapat tembus ke Pemerintah Kabupaten.
Tidak ada partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini, namun dari Pemda
terutama Lurah maupun Camat mendapat apresiasi dan respon yang cepat.
2. Penghijauan
a. Jenis Kegiatan
26
telah dipinjam dari saudara Simon. Kegiatan ini dilaksanakan pada jam 13.55
WIB pada hari Kamis, 9 Februari 2017 dengan melibatkan seluruh RT di
dusun Bandungrejo dengan terlebih dahulu berkumpul di Balai Desa
Bandungrejo.
Hasil yang dicapai pada kegiatan penghijaun ini yaitu suksesnya proker
ini sesuai dengan perencanaan dan juga adanya antusias yang tinggi dari
masyarakat sekitar. Tindak lanjutnya yaitu ikut memberikan sosialisasi tentang
rumput gajah mini dan juga memberikan pemahaman tentang rumput gajah
mini ini.
Faktor pendukung dari kegiatan ini yaitu adanya perhatian dan dukungan
dari masyarakat sehingga proker penghijauan dapat berjalan dengan lancar.
Faktor cuaca yang berubah ubah saat melakukan proker ini membuat
sedikit terhambat, karena para warga berteduh saat hujan sehingga memakan
waktu yang cukup lama saat proker dilaksanakan.
27
dini. Kegiatan Penyuluhan PHBS dilakukan sebagai upaya untuk memberikan
pengetahuan kepada siswa-siswi SD/MI mengenai bagaimana perilaku hidup
bersih dan sehat untuk menjaga kesehatan dimulai dari diri sendiri dan hal
yang paling sederhana. Tim Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa
Bandungrejo membuat penyuluhan dan praktik cara mencuci tangan yang baik
dan benar.
1. Jenis Kegiatan
Bentuk kegiatan Kegiatan ini dilakukan untuk mengajarkan siswa-siswi
SD untuk mencuci tangan dengan bersih dan benar. Diawali dengan
penyuluhan bagaimana cara mencuci tangan menggunakan sabun, lalu
mempraktekkan bersama siswa-siswi SD.
Tujuan setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi dapat
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk dirinya sendiri dan dapat
menularkan kebiasaan tersebut ke dalam keluarganya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan pentingnya mencuci tangan
kepada anak-anak di desa Bandungrejo. Kegiatan ini diharapkan mampu
mengajak anak-anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan dengan selalu
mencuci tangan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak masih dini diharapkan
terus berlanjut hingga mereka dewasa dan meningkatkan taraf kesehatan di
Desa Bandungrejo. Manfaat dari kegiatan ini adalah anak-anak di Desa
Bandungrejo dapat membiasakan diri untuk membiasakan anak-anak untuk
mencuci tangan setiap setelah dan sebelum makan, sehabis main, setelah
membuang sampah dan lain-lain.
2. Faktor pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung acara tersebut dapat terselenggara dengan baik karena
ada kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik dari mahasiswa Tim
Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa Bandungrejo, pihak dan pihak
Mi Maarif Bandungrejo. Hal ini dapat dilihat dengan disediakan sarana dan
prasarana yang mendukung keberlangsungan acara seperti halaman, air bersih,
sabun, dll Secara keseluruhan acara tersebut telah terselenggara dengan baik
tanpa mendapatkan hambatan dalam pelaksanaannya.
3. Hasil yang dicapai dan Tindak lanjut
28
Kegiatan Penyuluhan PHBS diisi dengan memberikan materi tentang
pentingnya kebersihan lingkungkan dan kesehatan tubuh, cara menjaga
kesehatan dan kebersihan tangan, sehingga diberikan cara-cara mencuci
tangan yang baik dan benar kemudian dilanjutkan dengan praktik membuang
sampah dan cuci tangan bersama.
B. Desa Magersari
1. Kegiatan Utama
A. Desa Cerdas
1. Kelas Motivasi
a. Jenis Kegiatan
Kelas motivasi merupakan salah satu program utama dalam kegiatan
KKN UNS 2017 Periode Juli-Agustus di Desa Magersari kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang. Kegiatan ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu SD Negeri
Magersari dan MI Maarif NU Magersari. Adanya kegiatan ini bertujuan untuk
menumbuhkan motivasi siswa tentang pentingnya pendidikan guna menuju
masa depan yang lebih cerah dan mempermudah terwujudnya cita-cita siswa.
Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam kelas motivasi ini adalah antusiasme siswa
SD Magersari dan MI Maarif NU Magersari dalam mengikuti kelas
motivasi. Kegiatan ini juga didukung dengan adanya sarana dan prasarana
yang memadai di Sd N Magersari dan MI Maarif NU Magersari. Dalam
hal ini siswa mudah diajak untuk bekerja sama sehingga kegiatan tersebut
dapat terlaksana dengan baik.
- Faktor Penghambat
29
Faktor penghambat dalam kelas motivasi ini adalah kurangnya
semangat dalam diri siswa untuk mencapai cita cita, hal ini dikarenakan
siswa lebih memilihh membantu pekerjaan orang tua sebagai petani
dimana tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi. Selain itu dari segi
siswanya di SD N Magersari yang terlalu hiperaktif sehingga kurang bisa
dikondisikan.
b. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil dari kelas motivasi yang dilaksanakan yaitu siswa dapat lebih
termotivasi untuk belajar lebih giat dan mencapai cita cita yang diinginkan
diwujudkan dengan kemauan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
c. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Peran serta seluruh staff pengajar sangatlah mendukung kegiatan
tersebut dimana kegiatan yang dilakukan dapat membantu dalam memotivasi
dan mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
d. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
30
Faktor yang mendukung terlaksanakannya kegiatan ini sudah cukup
memadai. Kebutuhan sarana dan prasarana seperti meja, kursi, LCD,
proyektor, sound system dapat terpenuhi. Antusiasme petani juga terlihat
cukup dengan jumlah partisipan yang hadir.
- Faktor Penghambat
Hal yang menghambat dalam kegiatan ini berupa kelompok tani atau
gapoktan yang sudah tidak aktif. Hal tersebut menjadikan kurangnya
diskusi antar petani mengenai masalah yang sedang dihadapi.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Penyuluhan hama dan penyakit tanaman cabai dan kubis ini setidaknya
memberikan pengetahuan yang lebih bagi petani dan juga memberi solusi
terhadap masalah tersebut. Dengan saran yang diberikan diharapkan petani
mampu melakukan budidaya tanaman cabai dan kubis dengan menekan
masalah yang ditimbulkan akibat hama dan penyakit sehingga menghasilkan
produksi tanaman yang maksimal. Pada tanaman cabai, masalah yang dihadapi
yaitu penyakit kuning. Virus kuning disebabkan oleh Gemini virus TYLCV
(Tomato Yellow Leaf Curl Virus) yang menyebabkan daun menguning dan
keriting menggulung sehingga tanaman tidak dapat melalkukan fotosintesis
dengan maksimal kemudian menjadikan tanaman kerdil dan produksi tidak
maksimal. Pengendalian virus kuning pada cabai dilakukan dengan cara
sanitasi lingkungan, penanaman tanaman border, penyemprotan vektor dengan
insektisida dan pergiliran tanaman. Pada tanaman kubis, masalah yang
dihadapi berupa akar gada (menthol). Akar gada pada kubis disebabkan oleh
jamur Plasmodiophora brassicae. Jamur tersebut menyebabkan akar tanaman
kubis mengalami pembengkakan sehingga akar tanaman tidak dapat menyerap
unsur hara, tanaman menjadi tidak berkembang (stagnan) dan tidak dapat
menghasilkan produksi yang maksimal.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi dari berbagai kalangan dalam kegiatan ini sudah cukup baik.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Desa, Perangkat Desa, dan 20 petani di Desa
Magersari. Terpenuhinya sarana dan prasarana kegiatan tak lepas dari bantuan
warga masyarakat dan peran serta perangkat desa setempat.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
31
B. Pendidikan
1. Kelas Motivasi
a. Jenis Kegiatan
Kelas Motivasi merupakan salah satu dari rangkaian program kerja
utama KKN UNS 2017 di Desa Magersari, Kecamatan Ngablak, Kabupaten
Magelang. Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa lokasi yang merupakan
sarana belajar anak-anak di Desa Magersari, yaitu SD Magersari dan MI
Maarif NU Magersari
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Kebutuhan sarana dan prasarana cukup memadai. Anak-anak dalam
mengikuti kegiatan ini pun sangat antusias dan kooperatif.
- Faktor Penghambat
Adanya beberapa anak yang kesulitan untuk menulis sehingga
harus dibantu saat menulis. Ada beberapa anak pula yang hiperaktif
sehingga perlu penanganan khusus dan kesabaran.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Setelah mengikuti kegiatan ini, siswa dapat termotivasi untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan meraih cita-cita yang
diinginkan.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Instansi yang terlibat dalam kegiatan ini adalah seluruh guru dari SD
Magersari dan MI Maarif NU Magersari, dimana mereka sangat mendukung
penuh kegiatan tersebut.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
32
Magersari dan SD MI Maarif. Yang di ikuti oleh siswa/siswi SD magersari
berjumlah 92 dan siswa/siswi SD MI Maarif berjumlah 90. Acara tersebut
berisikan Pengenalan bagaimana Menanam Vertikultur.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini cukup memadai. Kebutuhan dapat
terpenuhi seperti Botol Platik 1,5 liter, tali tambang/tali kur, tanah, pupuk
dan tanaman hias.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah adanya beberapa siswa
yang kurang aktif cenderung takut kotor dalam melakukan kegiatan ini
3. Ruang Belajar
a. Jenis Kegiatan
Program kerja pengajaran PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) adalah
suatu program yang di lakukan oleh TIM KKN untuk mengajar di PAUD Al-
Hidayah Desa Magersari. PAUD Al-Hidayah ini baru dirintas selama tiga
bulan dan memiliki guru sebanyak tiga orang. PAUD di Desa Magersari
dilaksanakan seminggu tiga kali yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat.
33
Pembelajaran di mulai pukul 08.00 09.30. Kegiatan yang dilakukan setiap
kali pertemuan adalah belajar tahap awal membaca, menulis, berhitung,
menggambar, bernyanyi, dan senam untuk menjaga tubuh siswa agar tetap
sehat.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pengajaran PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini) adalah antusias para murid dan wali murid dalam pembelajaran.
Sarana dan prasarana yang di gunakan juga lengkap seperti adanya alat
peraga, balok, pensil warna, dan permainan-permainan edukatif.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pengajaran PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini) adalah malasnya siswa untuk datang sekolah karena umur mereka
masih berkisar antara 2,5 tahun 4 tahun jadi orang tua tidak boleh
memaksa jika anak tidak mau berangkat. Selain itu, ketika pembelajaran
masih ada campur tangan orang tua sehingga menjadikan siswa tidak
mandiri.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dalam program pengajaran PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) adalah para siswa dapat berhitung, bernyanyi, membaca, menulis,
mewarna tahap awal. Mereka juga lebih mandiri dan tidak malu-malu seperti
sebelum bersekolah.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi instansi yang terkait dalam program ini sangat banyak seperti
pemberian bantuan alat-alat tulis, alat-alat mewarna, permainan edukatif, dan
sarana prasarana lain yang menunjang pembelajaran PAUD. Peran masyarakat
sangat baik yaitu mereka yang memiliki anak usia 2,5 tahun 4 tahun mau
mengantarkan anaknya untuk bersekolah di PAUD Al-Hidayah Desa
Magersari.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
4. Stencils Art
a. Jenis Kegiatan
34
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak akan terlepas dari
aspek kesenian. Seni tumbuh berdampingan dengan kehidupan manusia ,pada
kegiatan yang dilaksanakan oleh TIM KKN UNS yaitu kegiatan Stencil Art
atau Seni Stensil sederhana untuk anak-anak TK RA Muslimat NU Desa
Magersari. Kegiatan Seni Stensil pada dasarnya adalah alternatif lain dalam
menggambar melalui media cat yang di semprotkan pada kertas/media gambar.
Melalui teknik yang sederhana diharapkan anak anak mampu berekspresi
sesuai keinginannya melalui pembelajaran seni yang anti-mainstream.
Kegiatan seni stensil dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2017 di
halaman TK RA Muslimat NU Magersari yang diikuti oleh semua anak. Inti
dari kegiatan ini adalah mengenalkan ragam kesenian lain yang belum pernah
dilakukan oleh anak-anak dan mengajarkan kepada anak agar mampu
meluapkan ekspresi imajinasinya melalui seni stensil.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Stencil art atau Seni stensil yang dilaksanakan di TK RA Muslimat
NU desa Magersari tak lepas dari beberapa factor pendukung dan
penghambat. Faktor pendukung terlaksananya kegiatan seni stensil adalah
besarnya antusias anak-anak TK Magersari, rasa ingin tahu anak-anak
untuk belajar berkesenian sangat besar, serta praktik berkarya yang
sederhana memudahkan anak-anak untuk berkreasi membuat karya seni.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
salah satunya adalah anak-anak masih bingung dalam mengekspresikan
kreasinya dalam bentuk karya seni.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Indikator keberhasilan kegiatan Seni Stensil yang telah terlaksana di
TK RA Magersari adalah anak mampu mengembangkan kreasinya dalam
berkesenian khususnya dalam hal menggambar melalui teknik stensil
sederhana. Anak-anak dengan sedikit bimbingan dari TIM KKN UNS dapat
berkreasi dengan maksimal sesuai apa yang ada dalam imajinasi anak-anak,
mampu mengkomposisikan objek-objek yang ada dalam hasil kreasinya
berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh. Pembelajaran seni stensil dirasa
35
mampu meningkatkan minat anak-anak dalam hal kesenian ,karena teknik
yang bervariasi lebih cenderung mampu menarik minat anak-anak.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Kegiatan ini diikuti oleh semua anak TK RA Muslimat NU, guru dan
TIM KKN UNS serta dibantu oleh orang tua anak agar terlaksana sesuai apa
yang diharapkan. Peran guru dalam kegiatan tersebut adalah mengkondisikan
anak-anak agar tetap focus selama kegiatan berlangsung, dan pihak orang tua
anak juga ikut berpartisipasi mengarahkan anaknya agar tetap kondusif dan
mampu berkarya dengan baik.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
36
6. Pelatihan Menanam
a. Jenis Kegiatan
Pelatihan menanam di pot bertujuan untuk melatih softskill
(keterampilan) anak-anak dalam merangkai beberapa objek menjadi sesuatu
yang bernilai estetika. Manfaat dari kegiatan ini juga dapat menumbuhkan
rasa menyayangi terhadap tanaman yang ditanam dengan merawatnya setiap
hari agar tanaman tetap tumbuh dan berkembang. Kegiatan ini dilalukan
pada hari Selasa, 21 Februari 2017 di RA Muslimat NU Magersari. Kegiatan
ini dimulai dari menyiapkan dan membagikan pot, mengisi pot dengan tanah
yang dicampur pupuk, dan mulai menanam tanaman pada media tersebut.
Antusiasme anak-anak RA Muslimat NU Magersari sangat besar
menjadikan kegiatan ini diikuti oleh semua siswa RA sebanyak 40 anak.
37
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi dalam kegiatan ini sangat besar dari pihak sekolah maupun
dari orang tua siswa yang saat kegiatan itu mendampingi anak-anaknya.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
7. TPA
a. Jenis Kegiatan
Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) merupakan salah satu jenis
kegiatan dalam hal bidang keagamaan. Kegiatan ini menjadi salah satu
program kerja Kuliah Kerja Nyata Tematik Kemitraan UNS Periode 2017 di
Desa Magersari, Kec. Ngablak, Kab. Magelang. Kegiatan ini diadakan
setiap tiga hari dalam seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu
selama 4 minggu. Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu sore hari. Ustadzah
dan ustad yang mengajar, rata-rata berusia masih sangat muda. Kegiatan
TPA ini dilaksanakan di Masjid Kedokan.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dari kegiatan tersebut adalah adanya dukungan
dari ustad maupun ustadzah serta tamir masjid. Orang tua di daerah
setempat juga menyukai kegiatan TPA ini sebab dapat mendidik ilmu
keagamaan anak-anaknya. Dalam kegiatan ini, pihak masjid sudah
menyiapkan beberapa papan tulis, meja-meja, serta tikar untuk
membantu berlangsungnya kegiatan tersebut.
- Faktor Penghambat
Dalam kegiatan TPA ini, dapat dirasakan hambatannya yaitu ketika
mengajar, karena anak-anak di sana sangatlah ramai dan kurang kondusif
ketika diberikan materi.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari program ini diharapkan dapat menambahkan
pengetahuan tentang ilmu agama kepada anak-anak magersari khususnya
kedokan serta dapat membentuk pribadi anak-anak untuk menjadi pribadi
yang sholeh sholehah, bertanggung jawab, dan adil.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
38
Partisipasi instansi terkait dalam kegiatan ini sangat besar yaitu
antusias dari ustad, Ustadzah, dan tamir masjid setempat yang sangat
mendukung program ini. Berbagai peralatan yang memadai sudah
disediakan di dalam masjid.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
2. Kegiatan Penunjang
A. Tata Administrasi Desa
a. Jenis Kegiatan
Kegiatan ini merupakan kegiatan dimana tim KKN unit Desa Magersari
memperbaharui informasi yang berkaitan dengan desa, seperti informasi tentang
data kependudukan, informasi sumber daya alam, kegiatan masyarakat, dan seni
yang ada dan berkembang di Desa Magersari. Kegiatan ini bertujuan agar
masyarakat desa dan masyarakat luar desa mengetahui informasi terbaru tentang
desa Magersari.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dari berjalannya kegiatan pembaharuan profil desa
ini adalah adanya fasilitas sarana prasarana, informasi baru tentang desa
Magersari, dan tokoh masyarakat yang membantu dalam pemberian
informasi tersebut.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari kegiatan pembaharuan profil desa ini adalah
keterbatasan sumber daya manusia yang dapat mendesign layout profil desa
tersebut.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah Desa Magersari memiliki profil
desa terbaru yang dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat
dalam desa maupun masyarakat diluar desa.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi instansi terkait dalam kegiatan ini sangat besar, dengan adanya
tim KKN para perangkat dan masyarakat merasa antusias dan sangat mendukung
dalam terlaksananya kegiatan ini.
39
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
40
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
C. Penyuluhan PHBS
Jenis Kegiatan
1. Cuci Tangan
Bentuk kegiatan Kegiatan ini dilakukan untuk mengajarkan siswa-siswi
SD/MI untuk mencuci tangan dengan bersih dan benar. Diawali dengan
penyuluhan bagaimana cara mencuci tangan menggunakan sabun, lalu
mempraktekkan bersama siswa-siswi SD/MI.
Tujuan setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi dapat
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk dirinya sendiri dan dapat
menularkan kebiasaan tersebut ke dalam keluarganya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan pentingnya mencuci tangan
kepada anak-anak di desa Bandungrejo. Kegiatan ini diharapkan mampu
mengajak anak-anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan dengan selalu
mencuci tangan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak masih dini diharapkan
terus berlanjut hingga mereka dewasa dan meningkatkan taraf kesehatan di
Desa Magersari. Manfaat dari kegiatan ini adalah anak-anak di Desa
Magersari dapat membiasakan diri untuk membiasakan anak-anak untuk
mencuci tangan setiap setelah dan sebelum makan, sehabis main, setelah
membuang sampah dan lain-lain.
41
1. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung acara tersebut dapat terselenggara dengan baik karena
ada kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik dari mahasiswa Tim
Pelaksana KKN Tematik Kemitraan UNS Desa Magersari, pihak dan pihak
SD/MI Magersari. Hal ini dapat dilihat dengan disediakan sarana dan
prasarana yang mendukung keberlangsungan acara seperti halaman, air bersih,
dan sabun. Secara keseluruhan acara tersebut telah terselenggara dengan baik
tanpa mendapatkan hambatan dalam pelaksanaannya.
2. Hasil yang dicapai dan Tindak lanjut
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan pentingnya menggosok gigi 2 (dua) kali
sehari kepada anak-anak di desa Magersari. Kegiatan ini diharapkan mampu
mengajak anak-anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan dengan selalu
menggosok gigi 2 (dua) kali sehari dan setelah makan. Kebiasaan yang ditanamkan
42
sejak masih dini diharapkan terus berlanjut hingga mereka dewasa dan meningkatkan
taraf kesehatan di Desa Magersari.
43
Magersari dan PAUD Al-Hidayah Magersari), serta antusiasme dari
para siswa dan siswi.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari kegiatan ini adalah keterbatasan waktu
dari MI Maarif Magersari sehingga tidak dapat dilaksanakan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah keaktifan dari para siswa
dan siswi SD N Magersari, RA Muslimat NU Magersari dan PAUD Al-
Hidayah Magersari dalam melakukan senam penguin. Dan diharapkan
dengan senam penguin yang sederhana, swluruh siswa dan siswi, terutama
RA Muslimat NU Magersari dan PAUD Al-Hidayah Magersari dapat secara
rutin melaksanakannya karena senam yang sederhana dan mudah diingat
untuk siswa dan siswi seusia RA dan PAUD.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Patisipan dari kegiatan senam penguin adalah para siswa dan siswi
dari SD N Magersari, RA Muslimat NU Magersari dan PAUD Al-Hidayah
Magersari. Para guru khususnya guru dari RA Muslimat NU Magersari dan
PAUD Al-Hidayah Magersari sangat antusias dengan adanya senam penguin
bersama ini, karena senam yang dilaksanakan sangat sederhana sehingga
para siswa dan siswi mudah untuk mengikutinya.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
4. Minum Susu
a. Jenis Kegiatan
Program kerja yang dilakukan TIM KKN UNS untuk meningkatkan
gizi yaitu minum susu. Minum susu ini dilakukan di SD Magersari, MI
Maarif Magersari, RA Muslimat Magersari, dan PAUD Al-Hidayah
Magersari. Para siswa diberi satu kotak susu dan di minum bersama-sama di
sekolah.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam kegiatan minum susu ini adalah antusias
para siswa karena mereka suka dengan susu.
44
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam kegiatan peningkatan gizi adalah
kurangnya pengetahuan siswa dan orang tua tentang pentingnya
makanan empat sehat lima sempurna.
D. Kegiatan Posyandu
a. Jenis Kegiatan
Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting dalam kehidupan
masyarakat. Pada desa Kedokan, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat
dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya melalui Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu). Posyandu merupakan unit kegiatan rutin yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan tingkat desa (bidan desa), di dalamnya mencakup
pengecekan berkala gizi balita, status ibu hamil, pemberiaan imunisasi, dan
pemeriksaan antropometri pada lansia. Mahasiswa memberikan bantuan
pelaksanaan posyandu seperti memberikan konseling, membantu mencatat
berbagai data-data yang diperlukan ketika seseorang sedang memeriksa
kesehatan, dan membantu mempersiapkan berbagai peralatan yang diperlukan
untuk proses pemeriksaan/ pengecekan kesehatan.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
- Faktor Pendukung
45
Faktor pendukung dari kegiatan Posyandu ini adalah kerjasama yang
baik serta antusias yang sangat mendukung antar warga, pihak Puskesmas
Ngablak, Bu Bidan yang senantiasa berjasa, dan mahasiswa KKN UNS.
- Faktor Penghambat
Fasilitas yang masih kurang memadai untuk pelaksanaan pelayanan
kesehatan seperti tidak tersedianya alat pengukur tinggi badan dan
peralatan kotak obat. Selain itu, kurangnya jasa seorang bidan, sehingga
apabila bidan sedang berhalangan hadir, maka pelaksanaan posyandu juga
tidak jadi dilaksanakan.
c. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Dalam hal ini, hasil yang diinginkan oleh masyarakat dan mahasiswa
KKN UNS tahun 2017 adalah hasil yang maksimal mengenai program
kesehatan Posyandu ini, seperti misalnya pemberian konseling berupa
kesehatan anak dan ibu seperti ASI, imunisasi, gizi dan penyakit-penyakit yang
sering diderita balita dan lansia. Masyarakat juga berbondong-bondong
mengikuti kegiatan posyandu di setiap waktunya. Tindak lanjut dalam kegiatan
ini adalah diharapkan masyarakat Desa Kedokan mampu berperan serta secara
aktif dalam meningkatkan kesehatan anggota keluarganya dan juga memiliki
kesadaran yang tinggi tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan bagi
keluarganya.
d. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Warga desa Kedokan cukup antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan
ini selain karena kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang diadakan perangkat
desa setempat, warga desa juga semakin antusias dengan kehadiran peserta
KKN UNS Magelang 2016.
e. Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak ada aspek kegiatan yang belum terlaksana dari program kerja ini.
46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Bandungrejo dan Magersari termasuk bagian desa dari 16 desa di
wilayah Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Desa Bandungrejo dibagi
menjadi 9 dusun yang dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Jumlah penduduk Desa
Bandungrejo adalah 3.459 orang dengan tingkat pendidikan yang beragam dari SD
sampai dengan SMA. Mayoritas mata pencaharian dari warga Desa Bandungrejo
adalah sebagai petani.
Sarana dan prasarana di Desa Bandungrejo cukup lengkap. Sarana umum Desa
Bandungrejo seperti Balai Desa, Pos Kamling, Masjid, Mushola, lapangan sepak bola,
lapangan voli, dan lapangan badminton telah tersedia dan keadaannya masih layak.
Kegiatan di Desa Bandungrejo cukup berkembang ada beberapa kegiatan yang rutin
dilaksanakan oleh para warga misalnya kerja bakti, tahlilan, pengajian, pertemuan
rutin antar warga (arisan), pertemuan organisasi kesenian maupun kelompok tani dan
olahraga rutin yang dilaksanakan oleh pemuda.
Program KKN di Desa Bandungrejo dirancang untuk melakukan
pendampingan terhadap Desa Bandungrejo agar dapat berkembang lebih maju.
Beberapa program yang dilakukan oleh Tim Pelaksana KKN Magelang pada periode
ini meliputi empat kegiatan utama, yaitu:
1. Program Pertanian
2. Program Kesenian
3. Program Kewirausahaan
4. Program Pendidikan
Sedangkan untuk kegiatan penunjang berjumlah dua kegiatan, yaitu:
1. Program Tata Kelola Desa
2. Program Kesehatan
B. Saran
47
Dalam waktu satu setengah bulan kami melaksanakan salah satu Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian. Pengabdian tersebut terwujud dalam progam
KKN di Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Banyak
progam yang direncanakan dengan tujuan untuk mengembangkan Desa Bandungrejo
dan Magersari. Dalam waktu satu setengah bulan kami melakukan KKN Tematik
Kemitraan di Desa Bandungrejo dan Magersari, Kecamatan Ngablak Kabupaten
Magelang, kami telah berhasil membentuk suatu fondasi baru bagi kelompok
kesenian untuk mengembangkan pendapatan dari hasil produksi souvenir khas
Bandungrejo, memberi pengetahuan baru tentang pertanian, gaya hidup sehat, dan
pengelolaan lingkungan sehat di Desa Bandungrejo dan Magersari. Kami
mengharapkan bantuan bagi semua pihak untuk tetap mendukung keberlangsungan
keberhasilan tersebut di Desa Bandungrejo.
Kami mengharap kepada dinas-dinas terkait untuk terus memperhatikan dan
mengayomi kesenian yang ada di Desa Bandungrejo karena merupakan kekayaan dari
Desa tersebut. Dukungan yang besar baik dari segi materi maupun non-materi sangat
dibutuhkan untuk menunjang perkembangan kesenian di Desa Bandungrejo.
Peninjauan berkala dari dinas terkait sangatlah diperlukan untuk menjaga stabilitas
dan eksistensi dari kesenian khas Bandungrejo.
Kamipun mengharapkan adanya keberlanjutan dari tim KKN periode
berikutnya untuk ikut serta dalam pengembangan Desa Bandungrejo menjadi desa
wisata yang berbasis kesenian dengan meningkatkan sumber daya manusia dari Desa
Bandungrejo.
48
49