You are on page 1of 5

PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI

SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BIOGAS


PADA MASYARAKAT MADURA

Oleh : Kuntaryadi

Dengan semakin majunya peradaban manusia dan bertambahnya populasi manusia akan menuntut
semakin banyak aktifitas manusia yang akan dilakukan di muka bumi demi tujuan pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Hampir semua aktifitas tersebut menyebabkan peningkatan konsumsi energi secara global akibatnya
akan terjadi krisis energi dunia. Sudah saatnya Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak
dengan mengembangkan sumber-sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Salah satu
jenis sumber energi pengganti yang dimaksud adalah biogas. Energi alternatif biogas dari limbah ternak sapi ini,
selain termasuk energi yang bisa diperbaharui juga bersifat ramah lingkungan, dapat terurai, mampu
mengurangi efek rumah kaca serta bahan bakunya cukup melimpah terutama di pulau madura yang mempunyai
populasi ternak sapi cukup banyak. Energi biogas sangat potensial untuk dikembangkan kerena produksi biogas
peternakan ditunjang oleh kondisi yang memungkinkan dari perkembangkan dunia peternakan sapi di Indonesia
saat ini. Disamping itu, kenaikan tarif listrik, kenaikan harga LPG, premium, minyak tanah, minyak solar,
minyak diesel dan minyak bakar telah mendorong pengembangan sumber energi elternatif yang murah,
berkelanjutan dan ramah lingkungan

Kondisi saat ini sangat memprihatinkan, ketergantungan terhadap sumber energi listrik tidak dapat
dihindarkan, sementara masyarakat Madura masih belum memanfaatkan secara maksimal. Pada umumnya
limbah peternakan sapi di Madura hanya digunakan untuk pembuatan pupuk organik. Untuk itu sudah
selayaknya perlu adanya usaha pengolahan limbah peternakan menjadi suatu produk yang bisa dimanfaatkan
bagi manusia dan bersifat ramah lingkungan. Limbah peternakan khususnya ternak sapi merupakan bahan
buangan/sisa dari usaha peternakan sapi yang selama ini juga menjadi salah satu sumber masalah dalam
kehidupan manusia sebagai penyebab menurunnya mutu lingkungan melalui pencemaran lingkungan,
menggangu kesehatan manusia sebagai sumber penyakit.

Beberapa alasan mengapa teknologi biogas ini belum diminati penggunaannya di kalangan peternak
sapi Madura atau kalaupun sudah ada banyak yang tidak lagi beroperasi, yaitu

1.Kurang sosialisasi kepada masyarakat


2.Teknologi yang diterapkan kurang praktis dan perlu pemeliharaan yang seksama
3.Kurangnya SDM atau pengetahuan para peternak sapi tentang pengelolaan limbah kotoran.
Tulisan ini mencoba untuk memberikan informasi tentang pemanfaatan energi alternatif berupa
pengolahan limbah peternakan sapi melalui proses fermentasi yang dapat menghasilkan biogas yang
merupakan salah satu sumber energi alternatif untuk rumah tangga. Dengan pengolahan limbah peternakan sapi
menjadi sumber energi alternatif, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang
mahal dan terbatas, mengurangi pencemaran lingkungan dan menjadikan peluang usaha bagi peternak karena
produknya terutama pupuk kandang banyak dibutuhkan masyarakat. Teknologi biogas dapat dikembangkan
dengan menggunakan teknologi yang sederhana dengan bahan-bahan baku yang tersedia di lingkungan rumah
tangga. Selain kotoran hewan ternak bahan baku sumber energi alternatif biogas juga dapat diperoleh dari
kotoran manusia, air buangan rumah tangga, kotoran cair dari peternakan ayam, sampah organik dari pasar,
industri makanan dan lain sebagainya. Untuk menumbuhkan minat masyarakat Madura untuk menerima
teknologi baru dalam hal ini teknologi biogas maka perlua adanya sosialisasi yang intensif tentang pentingnya
sumber-sumber energi alternatif, selain itu perlunya dari yang berkompeten menjelaskan sedetil-detilnya
penerapan teknologi biogas ini kepada masyarakat, dan memberi penyuluhan kepada masyarakat peternak sapi
tentang pengelolaan limbah menjadi sumber energi alternatif berupa biogas.

Biogas

Biogas adalah gas metan yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan
organik seperti kotoran manusia dan hewan serta limbah domestik rumah tangga. Gas metan ini sudah lama
digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma kuno untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas.
Sedangkan proses fermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan gas metan ini pertama kali ditemukan oleh
Alessandro Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang dapat terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada
tahun (1806). Dan Becham (1868) murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882) adalah orang pertama yang
memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan gas metana. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah
organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui
proses fermentasi. Biogas yang terbentuk dapat dijadikan bahan bakar karena mengandung gas metan dalam
persentase yang cukup tinggi.

Langkah pembuatan biogas


1. Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak
penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang
ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak
keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai
digester penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah
potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh,
kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas
CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai
menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau
kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu
terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur
kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
(http://www.sumbarprov.go.id/details/news/6643)

Instalasi Biogas

(http://petanitop.blogspot.com/2016/05/cara-membuat-instalasi-biogas-sederhana.html)

Demikian informasi sederhana ini penulis sampaikan dengan harapan semoga kedepannya menjadi
referensi untuk mengembangkan teknologi terbarukan. Sehingga ketergantungan terhadap sumber energi listrik
dapat dihindarkan, sementara masyarakat Madura bisa memanfaatkan konversi energi dari kotoran ternak sapi
menjadi sumber energi alternatif berupa biogas. Dengan demikian limbah peternakan sapi di Madura tidak
hanya digunakan untuk pembuatan pupuk organik saja, tetapi sudah selayaknya perlu adanya usaha untuk
mengolah limbah peternakan sapi tersebut menjadi suatu produk inovasi yang bisa dimanfaatkan bagi manusia
dan bersifat ramah lingkungan. Yang pada gilirannya limbah peternakan sapi yang semula menjadi penyebab
penurunan mutu lingkungan akan berubah menjadi nilai plus bagi kehidupan masyarakat Madura ke depan yang
sehat dan sejahtera.
Keterangan :

Idealita : Dengan semakin majunya peradaban manusia dan bertambahnya populasi manusia akan
menuntut semakin banyak aktifitas manusia yang akan dilakukan di muka bumi demi tujuan pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Hampir semua aktifitas tersebut menyebabkan peningkatan konsumsi energi secara global
akibatnya akan terjadi krisis energi dunia. Sudah saatnya Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar minyak dengan mengembangkan sumber-sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Salah satu jenis sumber energi pengganti yang dimaksud adalah biogas. Energi alternatif biogas dari limbah
ternak sapi ini, selain termasuk energi yang bisa diperbaharui juga bersifat ramah lingkungan, dapat terurai,
mampu mengurangi efek rumah kaca serta bahan bakunya cukup melimpah terutama di pulau madura yang
mempunyai populasi ternak sapi cukup banyak. Energi biogas sangat potensial untuk dikembangkan kerena
produksi biogas peternakan ditunjang oleh kondisi yang memungkinkan dari perkembangkan dunia peternakan
sapi di Indonesia saat ini. Disamping itu, kenaikan tarif listrik, kenaikan harga LPG, premium, minyak tanah,
minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar telah mendorong pengembangan sumber energi elternatif yang
murah, berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Realita : Kondisi saat ini sangat memprihatinkan, ketergantungan terhadap sumber energi listrik tidak
dapat dihindarkan, sementara masyarakat Madura masih belum memanfaatkan secara maksimal. Pada
umumnya limbah peternakan sapi di Madura hanya digunakan untuk pembuatan pupuk organik. Untuk itu
sudah selayaknya perlu adanya usaha pengolahan limbah peternakan menjadi suatu produk yang bisa
dimanfaatkan bagi manusia dan bersifat ramah lingkungan. Limbah peternakan khususnya ternak sapi
merupakan bahan buangan/sisa dari usaha peternakan sapi yang selama ini juga menjadi salah satu sumber
masalah dalam kehidupan manusia sebagai penyebab menurunnya mutu lingkungan melalui pencemaran
lingkungan, menggangu kesehatan manusia sebagai sumber penyakit

Masalah : Beberapa alasan mengapa teknologi biogas ini belum diminati penggunaannya di kalangan
peternak sapi Madura atau kalaupun sudah ada banyak yang tidak lagi beroperasi, yaitu:
1.Kurang sosialisasi kepada masyarakat
2.Teknologi yang diterapkan kurang praktis dan perlu pemeliharaan yang seksama 3.Kurangnya SDM atau
pengetahuan para peternak sapi tentang pengelolaan limbah kotoran

Penyelesaian Masalah :Untuk menumbuhkan minat masyarakat Madura untuk menerima teknologi
baru dalam hal ini teknologi biogas maka perlua adanya sosialisasi yang intensif tentang pentingnya
sumber-sumber energi alternatif, selain itu perlunya dari yang berkompeten menjelaskan sedetil-detilnya
penerapan teknologi biogas ini kepada masyarakat, dan memberi penyuluhan kepada masyarakat
peternak sapi tentang pengelolaan limbah menjadi sumber energi alternatif berupa biogas.

You might also like